24 Jan 2013

Puskesmas Majasari Siaga Antisipasi Longsor



KENDATI belum dapat diprediksi, intensitas curah hujan yang tinggi berpotensi menimbulkan bencana lain di daerah dengan dataran tinggi diantaranya longsor. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang menyebut  sedikitnya ada 15 kecamatan rawan longsor yakni Mandawangi, Jiput, Saketi, Bojong, Cisata, Cimanggu, Pagelaran, Munjul, Pulosari, Cibaliung, Karangtanjung, Kaduhejo, Banjar, Pandeglang, dan Majasari.
Hal tersebut patut diwaspadai warga Pandeglang terutama yang bermukim di sekitar kawasan Gunung Aseupan, Gunung Karang, dan Gunung Pulosari (Akarsari) karena sewaktu-waktu bisa terjadi longsor.
Menurut Kepala Puskesmas Majasari Hj. Mei Wijaya, potensi terjadinya bencana longsor perlu diantisipasi. “Kalau longsor itu terjadi memang sangat mungkin menimbulkan korban jiwa warga sekitar. Puskesmas Majasari sudah menyiagakan tim kesehatan untuk itu, kami sudah siaga, termasuk stok logistik obat, tandu evakuasi sederhana dan persediaan kantong mayat,” tutur Hj. Mei Wijaya, kemarin.
Diakui, Puskesmas Majasari termasuk salah satu kecamatan rawan bencana longsor karena berlokasi di kaki Gunung Karang. Oleh karena itu, puskesmas terus melakukan komunikasi dengan pihak kecamatan untuk memperoleh informasi segala kejadian dan koordinasi kegiatan yang diperlukan. (red)***

23 Jan 2013

Korban Bencana Longsor Dapat Santunan



BERBAGAI musibah akibat curah hujan yang begitu deras mengguyur sejak awal tahun ini tak hanya merendam sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang bagian selatan (Pansel).
Sejumlah titik lokasi rawan bencana longsor juga terdapat di wilayah perkotaan kecamatan
Pandeglang yang menimpa rumah beberapa keluarga hingga roboh.
Hal itu tak luput dari perhatian Pemkab Pandeglang. Melalui Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) para korban mendapat bantuan sembako.
“Bantuan ini sifatnya hanya sementara, adapun untuk bantuan fisik berupa penggantian untuk rumah yang roboh, kita akan coba berkoordinasi dengan fihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),” tutur Ketua TP PKK Kabupaten Pandeglang  Hj. Siti Erna Erwan disela menyalurkan bantuan kemanusiaan, kepada sejumlah korban bencana di Kelurahan Pandeglang, Kamis (17/1) lalu.
Menurut Istri Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi ini, setiap warga yang terkena bencana perlu mendapat bantuan untuk menopang kehidupan disaat darurat.
“Kita bersyukur saat ini Pemkab Pandeglang bersama LSM, Ormas serta semua elemen masyarakat sedang terus berusaha untuk membantu masyarakat meringankan penderitaan warga yang tertimpa musibah,” katanya.
Mengantisipasi cuaca ekstrim yang dalam waktu dekat belum akan reda, Hj. Siti Erna Erwan juga meminta setiap warga tetap waspada memperhatikan kondisi lingkungannya masing-masing. “Segera melaporkan kepada aparat setempat atau BPBD Kabupaten Pandeglang bila menemukan potensi bencana yang akan terjadi,” tegasnya.


22 Jan 2013

Dinkes Pantau Masalah Kesehatan Masyarakat Pascabanjir



BANJIR mulai surut, namun hal itu tak serta merta membuat warga di sekitar lokasi pascabanjir menjadi lega. Pasalnya, banjir yang sempat menggenangi dua pertiga wilayah kecamatan di Kabupaten Pandeglang berisiko terjadi penularan penyakit infeksi. Hal itu karena umumnya sumber air bersih menjadi tercemar. Genangan-genangan air yang tersisa juga memaksa tikus untuk keluar dan mencemari lingkungan, serta menjadi tempat perindukan nyamuk penyebab demam berdarah.
Karenanya, masyarakat yang menjadi korban bencana banjir diminta waspada terhadap serangan penyakit yang muncul pascabanjir seperti  inspeksi saluran pernapasan atas (ISPA), dermatitis, gastritis, diare, myalgia, pebris, asma, anemia, influenza, batuk, hipertensi, dan penyakit lainnya yang biasa terjadi pascabanjir.
“Penanganan kepada para korban pada pascabanjir juga tidak kalah penting. Jika pada saat banjir biasanya prioritas yang dilakukan itu evakuasi, maka pascabanjir biasanya akan timbul gangguan kesehatan atau serangan penyakit yang biasa terjadi setelah banjir,” ungkap Kadinkes Pandeglang, H. Deden Kuswan.
Untuk mengantisipasi masalah kesehatan masyarakat, saat ini Dinkes melalui puskesmas setempat terus mengaktifkan posko kesehatan guna melayani keluhan yang diderita warga pascabanjir. Begitupun dari berbagai organisasi kemasyarakat (ormas, LSM dan swasta) maupun aktivis dan partai politik (parpol) bahu membahu memberikan pelayanan pengobatan gratis. Upaya yang dilakukan pemerintah bersama komponen masyarakat tersebut tentu sangat membantu warga yang sedang tertimpa musibah.
Pencegahan penyakit
Upaya kesehatan yang tidak kalah penting yakni mencegah penularan penyakit antar warga di lokasi pascabanjir. Oleh karena itu, Dinkes melalui bidang penanggulangan penyakit telah mendistribusikan kaporit untuk menetralisir sumber air tercemar agar tidak menjadi sumber masalah kesehatan masyarakat.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit, dr. Firmansyah mengatakan Dinkes Pandeglang memantau secara ketat timbulnya masalah kesehatan akibat banjir, dan meminta puskesmas untuk melaporkan berbagai kasus penyakit setelah banjir reda.
“Untuk itu kita sudah memeriksa ketersediaan logistik, tenaga kesehatan dan meyiagakan tim reaksi cepat jika diperlukan," ungkapnya
Lebih lanjut, dr. Firmansyah mengingatkan bahwa penyakit infeksi bisa dihindari dengan meningkatkan kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari puskesmas diketahui hingga kini ketersediaan layanan kesehatan dan obat-obatan masih cukup baik. Menurutnya, walaupun ada beberapa puskesmas yang sempat terendam banjir, ia memastikan seluruh puskesmas sampai saat ini masih beroperasi normal seperti biasa.





21 Jan 2013

Kadinkes Pandeglang "Waspadai Penyakit Pascabanjir"

PANDEGLANG, (KB).- Masyarakat yang menjadi korban bencana banjir diminta waspada terhadap serangan penyakit yang muncul pascabanjir. Meski banjir sudah surut, namun serangan penyakit bisa muncul setelah banjir terjadi dan menyerang masyarakat.
“Penanganan kepada para korban pada pascabanjir juga tidak kalah penting. Jika pada saat banjir biasanya prioritas yang dilakukan itu evakuasi, maka pascabanjir biasanya akan timbul gangguan kesehatan atau serangan penyakit yang biasa terjadi setelah banjir,” ungkap Kepala Dinkes Pandeglang, Deden Kuswan, Jumat (18/1).
Dia mengatakan, penyakit yang dikeluhkan masyarakat pascabanjir yaitu inspeksi saluran pernapasan atas (Ispa), dermatitis, gastritis, diare, myalgia, pebris, amsa, anemia, influenza, batuk, hipertensi, dan penyakit lainnya yang biasa terjadi pascabanjir.
“Berdasarkan data yang kami terima dari sejumlah puskesmas di Pandeglang yang daerahnya terkena dampak banjir yakni 1.565 orang mulai mengalami gangguan kesehatan pascabanjir. Bahkan adapula yang terkena gigitan ular,” katanya.
Dinkes Pandeglang, ungkap dia, mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan tubuh dan lingkungan. Biasanya, setelah banjir masih ada genangan air, sampah maupun material lainnya terbawa arus dan mengotori lingkungan. (H-18)***

PMI Ajak Warga Donor Darah Sukarela



SEMAKIN meningkatnya permintaan darah terkadang menyebabkan Palang Merah Indonesia (PMI) mengalami kekurangan stok darah.
Padahal dengan melakukan donor darah selain dapat bermanfaat bagi orang lain ternyata juga memiliki manfaat bagi tubuh diantaranya melancarkan sirkulasi darah dan diperiksakan kesehatannya secara teratur.
“Saat ini, banyak masyarakat yang belum sadar bahwa mendonorkan darah juga dapat bermanfaat positif bagi kesehatan. Badan akan terasa lebih segar bila donor dilakukan secara rutin,” ujar  Kepala Puskesmas Pagadungan Hj. Eni Rohaniah, SSiT usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pelaksanaan Bulan Dana PMI di aula Gedung MUI Pandeglang, Selasa (15/1) awal pekan kemarin.
Oleh karena itu, sambung salah seorang pengurus PMI Pandeglang ini, salah satu upaya yang dilakukan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mengatasi kekurangan darah yakni dengan mengajak menyosialisasikan mengenai manfaat menjadi donor darah sukarela kepada masyarakat.
“PMI melalui unit donor darah (UDD) sudah mengagendakan untuk melakukan pelayanan donor darah keliling setiap kecamatan mulai bulan Februari ini,” ungkapnya.
Dijelaskan, syarat teknis menjadi pendonor sebenarnya tidak terlalu susah yaitu berusia antara 17-60 tahun dan berat badan minimal 45 kilogram, denyut nadi teratur sekitar 60/100 kali permenit, kadar
Hemoglobin baik pria maupun perempuan minimal 12,5 gram serta tidak menderita penyakit kronis.
“Dalam kondisi sehat dan memenuhi persyaratan teknis setiap orang bisa melakukan donor darah setiap tiga bulan sekali, kecuali bagi perempuan memang tidak boleh ketika sedang menyusui atau menstruasi,” katanya.

18 Jan 2013

Kader Kesehatan Ujung Tombak Pelayanan Posyandu



POSYANDU merupakan bagian dari pembangunan untuk mencapai keluarga yang berkualitas. Sasaran utamanya adalah balita dan orangtuanya, ibu hamil, ibu menyusui dan bayi, serta wanita usia subur. Sedangkan yang bertindak sebagai pelaksana posyandu yakni kader sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan.
Hal itu disampaikan Kepala Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) Dinkes Pandeglang Yudi Hermawan, SKM saat memberikan pembekalan kepada ratusan kader dalam acara pembinaan kader Posyandu yang digelar Forum Kader Posyandu (FKP) Kabupaten Pandeglang, kemarin.
Yudi memaparkan, Pos pelayanan terpadu yang biasa dikenal sengan sebutan Posyandu salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan masyarakat. “Kegiatan Posyandu sudah dilaksanakan oleh masyarakat sejak tahun 1970, dulu namanya kelompok penimbangan,” tuturnya.
Seiring dengan kebutuhan masyarakat setempat kata Yudi, saat ini kegiatan Posyandu sudah berkembang tidak hanya kegiatan kesehatan ibu dan anak, gizi, KB saja. “Misalnya, bina keluarga balita (BKB), Pendidikan Anakan Usia Dini (PAUD), Ekonomi keluarga, keagamaan dan penyuluhan,” katanya.
Diungkapkan, sekarang jumlah Posyandu di Kabupaten Pandeglang  ada 1.746 pos, dengan 23 persen diantaranya sudah masuk kategori purnama dan mandiri. “Posyandu yang seperti ini berarti sudah mantap karena jumlah kader aktif memadai dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan lima program utama sudah bagus, serta ada program tambahan yang dikelola kader,” tegas Yudi.