26 Feb 2014

Profesi Promosi Kesehatan Dimata Bidan Desa

PROFESI sebagai bidan tak menghalangi Aminah merangkap tugas sebagai Koordinator Promosi Kesehatan (Promkes) di Puskesmas Mandalawangi. Gadis kelahiran Cigeulis 25 tahun lalu itu telah menjadi Koordinator Promkes sejak tahun 2011. Dia mengaku menikmati tugas tambahannya itu, terlebih sebagai tenaga Promkes di Puskesmas sangat mendukung profesi utamanya sebagai bidan desa Curug Lemo, Kecamatan Mandalawangi.
“Dengan menjadi pemegang program Promkes, pengetahuan dan wawasan saya semakin luas, bahkan sangat menunjang tugas pokok dan fungsi sebagai bidan,” ungkap Bd. Aminah disela acara pelatihan peningkatan kapasitas petugas Promkes Puskesmas, kemarin.
Aminah memaparkan, lingkup promosi kesehatan bukan semata-mata pendidikan, penyuluhan, atau serangkaian kampanye mengenai masalah kesehatan. Menurut alumnus D-III Kebidanan STIKIM Jakarta 2011 ini, pendidikan atau penyuluhan kesehatan memang memiliki sasaran yang sama, yakni perubahan perilaku individu atau kelompok untuk peningkatan derajat kesehatan.
“Promosi kesehatan mencakup baik kegiatan promosi (promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif), maupun rehabilitasi,” ujar Aminah yang curhat hingga kini masih menyandang status kepegawaian sebagai Tenaga Kerja Sukarela (TKS) ini.
Diakui dirinya tertarik mendalami program Promkes, oleh karena ia bisa lebih berinteraksi dengan orang-orang yang sehat maupun mereka yang terkena penyakit.  “Semuanya merupakan sasaran kegiatan promosi kesehatan. Selain itu, promosi kesehatan dapat dilakukan di berbagai ruang kehidupan, dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum, dan tentu saja di Poskesdes maupun Puskesmas atau Rumah Sakit,” pungkasnya.

25 Feb 2014

Kadinkes Pandeglang Ajak Nakes Up Date Iptek Kesehatan



KEPALA Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang H. Deden Kuswan mengajak para tenaga kesehatan (Nakes) untuk senantiasa mengupdate ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) kesehatan yang dimiliki, agar mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.
Hal itu diungkapkan Deden saat membuka pelatihan peningkatan kapasitas tenaga promosi kesehatan (promkes) Puskesmas se Kabupaten Pandeglang yang digelar di Aula Kharisma, Labuan, Pandeglang, Senin (24/2) sore.
Deden mengingatkan, peran nakes terutama petugas Promosi Kesehatan baik di Puskesmas maupun Dinkes sangat strategis merubah perilaku masyarakat.
”Sebagai petugas promkes dituntut banyak hal, pengetahuan harus di up date, ditambah terus dan jangan lupa penampilan juga harus menarik,” ungkapnya.
Menurut Kadinkes, menanamkan ide yang baik kepada masyarakat itu sangat sulit. “Dengan demikian untuk merubah pola perilaku hidup bersih dan sehat dimasyarakat juga membutuhkan waktu yang panjang,” tegas Deden.
Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara pelatihan Yudi Hermawan, SKM dalam laporannya mengatakan, petugas promkes merupakan salah satu ujung tombak sekaligus pendukung utama program pelayanan kesehatan ditingkat Puskesmas.
“Untuk memaksimalkan hasil yang ingin dicapai, maka kita butuh sumber daya yang handal diantaranya melalui peningkatan sumberdaya tenaga promkes di Puskesmas,” terangnya.
Yudi menjelaskan, kegiatan pelatihan akan dilaksanakan selama tiga hari (24-26/2) diikuti 36 koordinator Promkes se Kabupaten Pandeglang.
“Dengan kegiatan ini, petugas promkes yang ada di Puskesmas Kabupaten Pandeglang akan lebih meningkat pengetahuan dan wawasan tentang pemberdayaan masyarakat,” jelas Yudi.
Dalam pelatihan ini, tambah Yudi, pihaknya mengundang nara sumber dari Dinkes Provinsi Banten serta Tim Empowering Brand Training (EBT) Kabupaten Pandeglang.

8 Feb 2014

Inspirasi Itu Bisa Datang Dari Mana Saja


INSPIRASI itu bisa datang dari mana saja. Tak jarang ide memulai peluang usaha muncul dari hal-hal sepele yang mungkin tak pernah disangka sebelumnya. Bahkan, ketika menghadapi masalah dan berupaya mencari solusinya seringkali ide baru itu tiba-tiba muncul.
Rupanya ini dialami dr. Hj. Dian Anggraeni, dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi), Jakarta angkatan 1995 yang beberapa tahun belakangan ini menggeluti  bidang Aesthetic (keahlian kecantikan red) selain sebagai dokter umum.
Dia sendiri tak pernah menyangka, karena idenya menekuni Aesthetic itu sebetulnya berawal dari masalah kesehatan para pasien yang kebanyakan keluhan kaum perempuan. “Awalnya karena banyak  pasien dengan kasus jerawat dan flek hitam di wajah. Mereka meminta diberikan obat dan cream penyembuhan,” ujarnya, Kamis (30/1).
Dari situlah, lanjut ibu dua putra dari Suami dr. Edwin Afrian kelahiran Menes 9 Mei 1977 ini akhirnya membuat keputusan untuk memperdalam bidang ini. “Saya juga mengikuti pelatihan perawatan kecantikan dan ditunjang dengan seminar/workshop, tanpa mengesampingkan pasien umum,” kata pemilik Menes Medical Center (MMC) yang mengaku sudah tiga tahun mendalami Aesthetic itu.

7 Feb 2014

Antisipasi Penyakit Musim Penghujan

MUSIM hujan khususnya dengan intensitas tinggi dapat berdampak pada kesehatan. Beberapa penyakit yang biasa muncul pada masa ini diantaranya adalag Diare, DBD, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut, penyakit kulit, Penyakit saluran cerna lain, dan Perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingering (P2PL) Kemenkes Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, menimbau masyarakat agar tetap sehat dengan senantiasa menjaga Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), antara lain dengan makan/minum yang baik dan bersih (selalu makanan yang sudah dimasak), jangan jajan sembarangan, istirahat yang cukup, tetap upayakan kebersihan diri dan lingkungan, jangan buang sampah sembarangan, senantiasa melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). 

Prof. Tjandra Yoga menyebutkan lima titik kritis CTPS, yaitu Sebelum makan, Sebelum mengolah makanan, Setelah BAB, setelah menceboki anak, dan Setelah memegang lingkungan yang kotor dan hewan. 

Pada musim banjir, banyak warga harus mengungsi. Di pengungsian ini Prof. Tjandra Yoga mengimbau agar warga menjaga kebersihan lokasi pengungsian, baik dari sisi pengolahan sampah, pengolahan limbah cair dan BAB serta BAK ditempat yang sudah disediakan. Anak Balita dan orang tua perlu mendapat prioritas tempat yang lebih baik dan sehat. 

Sebaiknya makanan segar agar segera dikonsumsi. Selain itu, kalau ada keluhan kesehatan berkepanjangan maka hubungi petugas kesehatan yang ada, ujar Prof. Tjandra.

Ditambahkan, bila banjir telah surut dan akan membersihkan sisa lumpur / air kotor di rumah, gunakan sepatu boot dan pelindung tangan, agar kulit tangan dan kaki sesedikit mungkin kontak dengan kotoran / lumpur sisa banjir 

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email kontak@depkes.go.id

Dinkes Pandeglang Siagakan Seluruh Puskesmas

SEKRETARIS Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, dr. Hj. Asmani Raneyanti, MHA meminta kepada para kepala Puskesmas yang tersebar di 35 kecamatan siap siaga dalam menghadapi cuaca buruk dan musim banjir, khusunya dalam penanganan penyakit yang disebabkan kondisi cuaca.
“Kami sudah sampikan himbauan kepada seluruh kepala puskesmas untuk siaga dalam kondisi saat ini, baik yang rawat inap atau juga yang tidak karena bagimanapun saat ini kondisi cuaca masih belum bersahabat,” ungkap Asmani, kemarin.
Menurut dia, kesiapan ini bukan hanya pada saat ini saja, karena kata Asmani, melayani warga sudah menjadi kewajiban khusunya dalam bidang kesehatan masyarakat, apa lagi saat ini yang kondisinya memang harus siaga.
“Biasanya kalau ada bencana penyakit juga banyak menyebar, apa lagi bencana banjir, penyakit yang ada itu biasanya, kulit diare dan lainya, apa lagi bagi daerah-daerah yang berlangganan banjir,” katanya.
Terpisah Kepala Puskesmas Saketi, Yani Sastranegara mengatakan, perintah siaga itu memang sudah jelas harus dan bukan hanya pada saat kondisi sekarang saja. Karena melayani warga dalam bidang kesehatan itu tidak bisa di duga-duga peristiwanya.
“Mau kapan atau jam berapa jelas kami harus siaga, apa lagi saat ini cuaca yang kurang bersahabat dan biasanya menyebabkan bencana banjir atau lainya,” katanya.

6 Feb 2014

Sudah Waktunya 'Melek' Bahaya Rokok


BEBERAPA orang mengenakan kostum  hitam dan baju  bertuliskan "Sudah  Waktunya Indonesia Melek Bahaya  Rokok"  dan berbagai pesan lainnya  tentang bahaya merokok, Minggu  (2/2) di  Bundaran Hotel Indonesia. Inilah  sosialisasi tentang  bahaya merokok  yang dimotori oleh Komunitas  Pengendalian  Tembakau. Ada yang unik  dari sosialisasi ini, yaitu penggunaan  kotak menyerupai box rokok dengan gambar-gambar penyakit  akibat merokok dengan peserta yang memakainya berdandan  ala zombie. Selain itu, beberapa aktivis komunitas membagi- bagikan brosur dan mewawancarai masyarakat yang sedang  olah raga di sekitar lokasi acara.
Melalui kampanye ini, diharapkan dukungan masyarakat untuk membangun kesadaran mereka akan bahaya rokok, juga memotivasi mereka agar berhenti merokok.
Untuk meningkatkan perlindungan masyarakat Indonesia, pemerintah sudah mengeluarkan Permenkes No 28 Tahun 2013 yang mewajibkan perusahaan rokok mencantumkan salah satu dari lima gambar bahaya merokok dalam bungkus rokok. Peraturan inilah yang diharapkan melalui kampanye ini sudah diterapkan pada 24 Juni 2014 mendatang.
Berdasarkan hasil survei Global Adult Tobacco Survey tahun 2011, Indonesia memiliki prevalansi perokok aktif tertinggi dimana 67,4 persen pria dewasa dan 4,5 perempuan dewasa atau secara keseluruhan sebanyak 36,1 persen orang dewasa mengkonsumsi tembakau baik dengan asap (merokok) maupun tanpa asap. Bahkan kebiasaan merokok di kalangan anak meningkat pesat dalam 10 tahun terakhir, dimana anak usia 13-15 tahun merupakan perokok aktif, demikian dicantumkan dalam rilis yang dikeluarkan Komunitas Pengendali Tembakau.
Dengan kondisi konsumsi rokok di Indonesia yang sudah sangat mengkhawatirkan ini, kampanye bertemakan "Sudah Waktunya Melek Bahaya Rokok" adalah sebagian kecil dari usaha-usaha guna menanggulangi gempuran strategi merketing rokok yang sangat agresif. Tentunya diharapkan kegiatan serupa yang lebih besar dan menyeluruh untuk menaggulangi masalah merokok di Indonesia.(sat) Sumber : Pusat Promkes

Tetap Cantik dan Sehat ala Dr. Dian

PROFESI sebagai dokter umum tak menghalangi dr. Hj. Dian Anggraeni untuk menekuni dunia Aesthetic (perawatan kecantikan red). Bahkan, kini ia menggabungkan tindakan medis dan perawatan kecantikan yang dilakukannya di Menes Medical Center (MMC) sejak tiga tahun lalu.
Dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi), Jakarta 2002 ini mulanya tak pernah menyangka, karena idenya menekuni Aesthetic itu sebetulnya berawal dari masalah kesehatan para pasien yang kebanyakan keluhan kaum perempuan. “Awalnya karena banyak  pasien dengan kasus jerawat dan flek hitam di wajah. Mereka meminta diberikan obat dan cream penyembuhan,” ujar dr. Hj. Dian Anggraeni yang kini tengah menuntut ilmu sebagai Mahasiswa Program S-2 Uneversitas Respati Indonesia (Urindo) Jakarta jurusan Administrasi Rumah Sakit itu, Kamis (30/1).
Dari situlah, kata ibu dua putra dari Suami dr. Edwin Afrian kelahiran Menes 9 Mei 1977 ini akhirnya ia membuat keputusan untuk memperdalam bidang ini. “Saya juga ikut banyak mengikuti pelatihan perawatan kecantikan dan ditunjang dengan seminar/workshop, tanpa mengesampingkan pasien umum,” kata Dian yang juga dokter Puskesmas Kaduhejo, Pandeglang itu.
Diapun tak pelit memberikan saran praktis agar kulit tetap cantik dan sehat. “Tips kulit cantik dan sehat itu relatif mudah, murah dan alami diantaranya minum air putih minimal 8 gelas sehari, makan sayur dan buahan, hindari strees serta lindungi kulit terutama wajah dari sengatan terik matahari,”
pungkasnya.

5 Feb 2014

Banyak Keluhan soal JKN, Kemenkes "Turun" ke Daerah


Kementerian Kesehatan RI bersama Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) Daerah akan meningkatkan sosialisasi dan memantau pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di setiap dearah. Upaya ini sebagai respons atas hasil evaluasipelaksanaan JKN di bulan pertama. Berbagai keluhan pasien, tenaga kesehatan, dan pengelola rumah sakit  mewarnai sebulan pelaksanaan program.
"Selain dengan BPJS Daerah, kita juga bekerja sama dengan fasilitas kesehatan dan pemerintah daerah. Pelaksanaan JKN adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya Kementrian Kesehatan," kata Sekertaris Jenderal Kementrian Kesehatan RI, Supriyantoro, pada monitoring dan evaluasi satu bulan pelaksanaan JKN di Jakarta, (Senin, (3/2/2014).
Terkait sosialisasi, Supriyantoro tak menampik sampai saat ini memang masih ada beberapa pihak yang belum mengenal JKN. Akibatnya, mereka juga tidak mengetahui mekanisme JKN yang menggunakan sistem rujuk berjenjang dan rujuk balik. Ketidaktahuan ini pada akhirnya membingungkan masyarakat, dalam memperoleh penanganan.
Sedangkan untuk pelayanan, fasilitas kesehatan diharapkan bisa memperbaiki standar yang ada. Apabila fasilitas kesehatan memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang baik, maka lambatnya penanganan dan antrean tidak perlu ada. Apalagi mekanisme JKN dan asuransi kesehatan terdahulu tidak terlalu berbeda.
Hal senada dikatakan Direktur Pelayanan BPJS Daerah, Fajriadinur. "Untuk pelayanan pasti ada campur tangan fasilitas kesehatan, misal menyatukan loket. Akibatnya antrian menjadi panjang, dibanding bila loketnya banyak. Kalau sesuai standar mekanisme, maka antrean dan lamanya pelayanan tidak perlu ada, " ujarnya.
Beberapa masalah pelayanan yang kerap dikeluhkan adalah, masyarakat yang masih dibebani biaya untuk pembelian obat, tes darah, dan pemeriksaan penunjang. Untuk peserta PNS obat gratis yang diberikan ternyata hanya sampai hari ke-3 dan 7, tidak sampai hari ke-30 seperti asuransi kesehatan sebelumnya. Sedangkan untuk pelayanan rujukan, peserta harus membawa surat rujukan berulang untuk kasus yang sama.
Untuk kasus peserta yang masih harus mengeluarkan biaya, Kemenkes akan mengeluarkan teguran kepada fasilitas kesehatan yang melakukannya. Sementara untuk PNS yang tidak mendapat pengobatan gratis untuk satu bulan, Kemenkes sudah mengekuarkan surat edaran bernomor HK/MENKES/32/I/2014, yang mengatur pemberian obat hingga 30 hari untuk kasus kronis. Surat edaran yang sama juga mengatur surat rujukan berlaku untuk satu episode pelayanan.
Meski masih tersandung berbagai masalah program JKN masih harus berlanjut. Program ini diyakini membawa standar pelayanan kesehatan yang lebih baik untuk masyarakat. Program ini juga mendapat sambutan positif dari masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari data BPJS yang menyatakan, jumlah peserta per Januari 2014 mencapai 358.890 jiwa.

Pengumuman CPNS K2 Honorer Hari Ini Bisa Diakses di Situs BKN, Menpan & JPNN


Pengumuman CPNS K2 Honorer hari ini, Rabu 5 Februari 2014 resmi diumumkan. Peserta seleksi CPNS K2 yang mengikuti tes tahun lalu bisa melihat hasilnya di situs BKNMenpan, dan JPNN.
Wakil Kepala BKN Bima Haria Wibisana menuturkan yang dikutip dari Liputan6Rabu (05/02/14), Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) hanya akan umumkan nama dan nomor peserta yang lolos. Sebab ada sekitar 600 ribu peserta. “Karena ada sebanyak 600 ribu tenaga honorer kategori II. Tidak mungkin diumumkan semua,” tuturnya.
Ia melanjutkan jika kemungkinan besar hasil seleksi CPNS K2 baru bisa dilihat pada Rabu siang. Selanjutnya, semua dokumen yang ada bakal diserahkan ke instansi dan daerah masing-masing.
Sementara itu, terkait pengumuman hasil seleksi CPNS K2 ini Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) CPNS 2013 telah lakukan koordinasi dengan beberapa pihak, khususnya Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg). “Lemsaneg memasang watermark, agar hasilnya tidak dapat diutak-atik oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,” ujar Azwar Abubakar, MenPAN-RB pada JPPN.
Sedangkan hasil seleksi CPNS K2 2014 itu sendiri nantinya bersifat final dan akan dimuat di situs Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) dalam format PDF.
Situs JPPN.com juga digandenga sebagai media partner untuk website yang merilis pengumuman hasil seleksi CPNS K2 hari ini. Simak pengumuman CPNS K2 2014 di salah satu dari tiga situs berikut :
Sumber berita : SIDOMINEWS

Sukseskan Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kabupaten Pandeglang


PROGRAM Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) per 1 Januari 2014 sudah mulai dijalankan.
Dinkes Pandeglang menyatakan siap menyukseskan sistem jaminan sosial nasional (SJSN) yang diyakini mampu memberikan pemerataan jaminan kesehatan masyarakat itu.
Berbagai upayapun telah dilakukan untuk menyosialisasikan kebijakan baru program pembangunan kesehatan itu agar diketahui dan dipahami oleh seluruh masyarakat Kabupaten Pandeglang. Diantaranya melakukan penyebarluasan informasi melalui sosialisasi kepada semua pemangku kepentingan dan masyarakat pada umumnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Deden Kuswan mengatakan Program JKN merupakan bentuk perlindungan kesehatan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
"Melalui JKN, secara bertahap seluruh anggota masyarakat wajib mengikuti program ini dengan membayar iuran atau dibayarkan oleh pemerintah yang dikelola BPJS," kata Kadinkes didampingi Sekretaris Dinkes Pandeglang dr. Hj. Asmani Raneyanti, MHA, Jumat (31/1).
Menurut Kadinkes, sesuai prosedur JKN, semua masyarakat miskin dijamin oleh negara. Sementara bagi yang mampu diwajibkan mendaftar dan membayar iuran di BPJS setempat.
"Dengan terdaftar dan membayar iuran setiap bulan masyatakat atau orang tersebut akan mendapat akses jaminan kesehatan jika berobat," jelasnya.
Sementara itu dr. Hj. Asmani Raneyanti, MHA  menambahkan prinsip program JKN adalah gotong royong. “Dalam Program JKN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi,” terang Asmani.
Asmani menerangkan, meskipun kepesertaan JKN wajib bagi masyarakat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan serta kelayakan penyelenggaraan program. “Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya semuanya tercakup,” katanya.
Ditegaskan peserta JKN ada dua kelompok yakni penerima bantuan iuran (PBI) masyarakat miskin (peserta jamkesmas red) dan bukan PBI jaminan kesehatan seperti pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya serta bukan pekerja dan anggota keluarganya.
“Untuk tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014, peserta Pogram JKN paling sedikit meliputi PBI Jaminan Kesehatan, Anggota TNI/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pertahanan dan anggota keluarganya, Anggota Polri/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Polri dan anggota keluarganya, Peserta asuransi kesehatan Perusahaan Persero (Persero) Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES) dan anggota keluarganya, Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Perusahaan Persero (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan anggota keluarganya,” ungkapnya.
Sementara untuk tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk Program JKN paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.

4 Feb 2014

Genap Sebulan BPJS Mulai 'Dihujani' Masalah, Apa Sajakah?

Tak terasa sudah genap sebulan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan dilaksanakan di Indonesia. Tepatnya sejak 1 Januari 2014 silam. Memasuki bulan kedua, BPJS mulai harus menghadapi berbagai masalah baik dari kepesertaan, pelayanan kesehatan, hingga pendanaan.

"Upaya-upaya persiapan sudah dilakukan, tapi PR (pekerjaan rumah) yang ada masih sangat complicated. Memang masih ada hal-hal yang masih belum berjalan seperti yang diharapkan," ujar dr Supriyantoro, Sekretaris Jenderal Kemenkes RI, dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Gedung Kemenkes RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (3/2/2014).

Dari sisi kepesertaan, beberapa masalah yang paling sering dilaporkan di antaranya terkait minat masyarakat pendaftar yang sebagian besar sudah dalam kondisi sakit. Menanggapi hal ini, Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan, drg Fadjriadinur, menegaskan hal tersebut akan diatasi dengan sosialiasi kepada perusahaan untuk segera mendaftarkan pekerjanya ke BPJS.

"BPJS juga memperluas pembukaan pendaftaran melalui website," lanjut drg Fadjriadinur, ditemui dalam kesempatan yang sama.

Masalah lain yang juga kerap dikeluhkan adalah tarif INA-CBG's yang dinilai terlalu rendah dan belum mengakomodir real cost dari rumah sakit. Beberapa paket dianggap tak cukup untuk membiayai pengobatan.

"Sebetulnya bukan semua, cuma yang belum terbiasa saja, baik dokter maupun rumah sakitnya. INA-CBG's itu tarif grup, tentu ada yang lebih mahal dan ada yang lebih sedikit. Tapi tetap akan disusun kembali dan akan direvisi, maksimal ada hasilnya 2 pekan dari sekarang, yang kompleks mungkin baru selesai di akhir Maret," terang dr Supriyantoro.

Sejauh ini perkembangan kepesertaan JKN per 21 Januari 2014 sudah sejumlah 116.346.662 jiwa. Termasuk di antaranya 236.627 peserta mandiri dan 86.400.000 peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Perkembangan kerja sama dengan fasilitas kesehatan tingkat I per 1 Februari 2014 juga telah meningkat. Sebanyak 9.133 puskesmas, 3.715 dokter umum, 620 praktik dokter gigi, 1.724 klinik swasta, 799 klinik TNI, 558 klinik Polri, dan 19 RS Pratama telah bergabung.

"Masih banyak yang perlu disempurnakan. Belum bisa 100 persen, tapi akan diperbaiki. Sosialisasi pun akan diperbanyak," lanjur drg Fadjriadinur. Sumber : Detik.Com

Ratusan Warga Pandeglang Antusias Periksa Kandungan Gratis di RSB Permata Ibunda


DUA kali menggelar bakti sosial (Baksos), sebanyak 258 ibu hamil mendapatkan pelayanan pemeriksaan kandungan ultra sonografi (USG) gratis yang diselenggarakan Rumah Sakit Bersalin (RSB) Permata Ibunda, Kecamatan Majasari, Pandeglang,  sepekan kemarin.
Baksos pertama dilaksanakan di Klinik Dokter Kandungan Kecamatan Labuan pada Selasa (28/1/2014) memberikan pelayanan bagi 136 ibu hamil yang berdomisili di wilayah Pandeglang selatan. Acara serupa digelar di RSB Permata Ibunda melayani 122 ibu hamil pada Sabtu (1/2) kemarin.
Manajer RSB Permata Ibunda Hj. Mei Wijaya mengatakan, baksos tersebut digelar sebagai rangkaian menyambut hari jadi RSB Permata Ibunda yang kedua pada 11 Maret 2014 mendatang.  “Kegiatan ini bentuk kepedulian kami kepada warga Pandeglang dalam rangka turut mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi,” ujar Mei, Sabtu (1/2).
Adapun pelayanan gratis yang berikan dijelaskan Mei yakni pemeriksaan USG 4 dimensi, pemeriksaan detak janin (CTG), pemeriksaan laboratorium meliputi tes gula darah sewaktu dan hemoglobin darah (Hb), serta deteksi penyakit dan kelainan kandungan.
“Kita dalam baksos ini bekerja sama dengan puskesmas untuk mengantarkan ibu hamil tua yang mempunyai risiko tinggi dan warga tidak mampu untuk dilakukan pemeriksaan dokter spesialis kebidanan dan ahli penyakit kandungan di RSB Permata Ibunda,” jelasnya.
Menurut Mei warga yang ingin mendapatkan pemeriksaan kandungan gratis sangat antusias diikuti ibu hamil mulai dari Labuan sampai Kecamatan Sumur di Pandeglang selatan, hingga ke Pandeglang kota dari mulai Bangkonol, Karangtanjung, Majasari , Kaduhejo, Saketi , Bojong, Cipeucang .
Direktur RSB Permata Ibunda dr. H. Suradal, SpOG mengungkapkan, kondisi kesehatan ibu hamil yang datang dan diperiksa saat baksos dinilainya sebagian besar kondisi kehamilan yang normal. “Keluhan ibu hamil terbanyak yaitu sudah lewat bulan dari tanggal lahir yang seharusnya,” ungkapnya.
Untuk deteksi dini kelainan dalam kandungan, dia menyarankan pentingnya ibu hamil diperiksakan secara lengkap dengan peralatan USG minimal dua kali selama kehamilan. “Sekali di 3 bulan pertama kehamilan untuk memastikan perkembangan janin dalam perut ibu dan sekali pada 3 bulan sebelum lahir untuk melihat berat badan janin dan hari perkiraan lahir,” katanya.
Manfaat lainnya dari USG jelas dokter asal Yogyakarta yang telah mengabdi di Pandeglang selama 20 tahun itu antara lain mengetahui jenis kelamin, melihat posisi plasenta (ari-ari red) bayi maupun mendeteksi dini kelainan kandungan ibu hamil.
Suradal juga menambahkan, RSB Permata Ibunda telah membuka pelayanan konsultasi kepada pasangan suami istri (pasutri) yang sudah lama menikah, namun belum memiliki keturunan untuk mengikuti program pemeriksaan pasutri yang ingin memiliki anak.

3 Feb 2014

Dinkes Imbau Warga Waspadai Penyakit Dampak Banjir


MASIH dalam suasana musim penghujan, Dinas Kesehatan (Dinkes) meminta masyarakat selalu waspada terhadap munculnya berbagai penyakit terutama di sejumlah lokasi pasca banjir. Menurut Sekretaris Dinkes Pandeglang dr. Hj. Asmani Raneyanti, MHA sejumlah penyakit  dapat ditimbulkan tersebut antara lain, penyakit yang ditularkan makanan dan minuman diare, muntah berak, mules saat BAB dan BAB ada darah. “Waspadai potensi menularan penyakit, itu bisa juga menjadi kejadian luar biasa (KLB) saat banjir atau pasca banjir,” tutur Asmani usai mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pendopo Pandeglang, Rabu (29/1).
Sejauh ini, sambung Asmani, langkah penanganan kesehatan saat banjir maupun pasca banjir yang dilakukan melalui penempatan Posko Kesehatan baik di lokasi penampungan sementara korban banjir maupun kesiapsiagaan Posko di Puskesmas setempat.
"Sampai dengan saat ini, Posko Kesehatan masih terus disiagakan di wilayah puskesmas rawan banjir, untuk antisipasi penyakit pasca banjir,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, untuk beberapa penyakit yang diantisipasi persediaan stok obat dinilai cukup. “Kami juga menyiapkan kaporit di Puskesmas untuk mengantisipasi sumur warga yang terendam banjir tercemar," katanya.
Selain itu, Asmani menambahkan Dinkes juga telah melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit Demam Berdarah dengan menginstruksikan Puskesmas untuk mengajak masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menguras, menutup dan mengubur tempat penampungan air jernih yang berpotensi menjadi perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.

122 Bumil Dapatkan Layanan USG Gratis di RSB Permata Ibunda


SEBANYAK 122 ibu hamil mendapatkan pelayanan pemeriksaan ultra sonografi (USG) gratis yang diselenggarakan Rumah Sakit Bersalin (RSB) Permata Ibunda yang terletak di Kawasan Saruni Kecamatan Majasari, Pandeglang,  Sabtu (1/2).
Manajer RSB Permata Ibunda Hj. Mei Wijaya mengatakan, baksos ini bentuk kepedulian pihaknya kepada warga Pandeglang sekaligus dalam rangka turut mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Menurut Mei warga yang memeriksaan kandungan gratis sangat antusias. “Diikuti ibu hamil mulai dari warga Majasari, Pandeglang kota hingga Bangkonol, Karangtanjung, Majasari , Kaduhejo, Saketi , Bojong, dan Cipeucang.
“Kita dalam baksos ini bekerja sama dengan puskesmas untuk mengantarkan ibu hamil tua yang mempunyai risiko tinggi dan warga tidak mampu untuk dilakukan pemeriksaan dokter spesialis kebidanan dan ahli penyakit kandungan di RSB Permata Ibunda,” katanya.
Direktur RSB Permata Ibunda dr. H. Suradal, SpOG mengungkapkan, kondisi kesehatan ibu hamil yang datang dan diperiksa saat baksos dinilainya sebagian besar kondisi kehamilan yang normal. “Keluhan ibu hamil terbanyak yaitu sudah lewat bulan dari tanggal lahir yang seharusnya,” ungkapnya.
Untuk deteksi dini kelainan dalam kandungan, dia menyarankan pentingnya ibu hamil diperiksakan secara lengkap dengan peralatan USG minimal dua kali selama kehamilan. “Sekali di 3 bulan pertama kehamilan untuk memastikan perkembangan janin dalam perut ibu dan sekali pada 3 bulan sebelum lahir untuk melihat berat badan janin dan hari perkiraan lahir,” katanya.
Manfaat lainnya dari USG jelas dokter asal Yogyakarta yang telah mengabdi di Pandeglang selama 20 tahun itu antara lain mengetahui jenis kelamin, melihat posisi plasenta (ari-ari red) bayi maupun mendeteksi dini kelainan kandungan ibu hamil.
Suradal juga menambahkan, RSB Permata Ibunda telah membuka pelayanan konsultasi kepada pasangan suami istri (pasutri) yang sudah lama menikah, namun belum memiliki keturunan untuk mengikuti program pemeriksaan pasutri yang ingin memiliki anak.