- KESEHATAN merupakan hak fundamental setiap manusia. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab semua pihak agar hak ini dapat diperoleh semua rakyat, tanpa terkecuali. Dalam masyarakat, terdapat berbagai potensi yang dapat mendukung keberhasilan program-program kesehatan. Kelompok masyarakat yang paling potensial dalam pembangunan kesehatan adalah kelompok usia remaja-muda, karena kelompok usia ini menerima dan mengolah informasi dengan cepat dan tanggap, mudah mengembangkan keterampilan, serta dapat menggerakkan orang lain. Oleh karena itu, pemerintah membidik Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) sebagai mitra potensial dalam pembangunan kesehatan, ujar Menteri Kesehatan.
Pada tanggal 17 Juli 1985, Departemen Kesehatan bersama dengan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, membina sekelompok generasi muda di Indonesia dalam bidang kesehatan melalui pembentukan Satuan Karya Pramuka Bakti Husada (Saka Bakti Husada). Tujuan pembentukan Saka Bakti Husada adalah untuk mewujudkan kader pembangunan di bidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma hidup sehat bagi semua anggota Gerakan Pramuka dan masyarakat di lingkungannya. Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-21 pada tanggal 12 November 1985 di Magelang dijadikan momentum untuk meresmikan Saka Bakti Husada.
Pada awal terbentuknya Saka Bakti Husada terdapat 5 krida, yaitu Krida Bina Obat, Krida Pengendalian Penyakit, Krida Keluarga Sehat, Krida Bina Gizi, dan Krida Bina Lingkungan Sehat. Kini dengan penambahan Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menggenapkannya menjadi 6 Krida yang terdiri dari 37 Syarat Kecakapan Khusus (SKK). Dengan krida dan kecakapan khusus yang dimiliki, Saka Bakti Husada telah memberikan arah keterlibatan kaum muda di bidang kesehatan. Beberapa kegiatan antara lain kampanye PHBS di beberapa sekolah dan lingkup masyarakat kecil, peningkatan kesadaran akan bahaya HIV/AIDS dan tuberkulosis, kampanye pentingnya imunisasi, pengendalian vektor penyakit serta pemahaman tentang obat. Di samping kegiatan-kegiatan tersebut, Saka Bakti Husada juga dididik untuk tanggap dalam situasi bencana. Kesigapan Pramuka dalam pertolongan pertama gawat darurat telah ditunjukkan dalam simulasi tanggap bencana, sebagai manifestasi peran SBH pada penanggulangan bencana berbasis masyarakat
Lebih lanjut, Menkes mengatakan bahwa Saka Bakti Husada juga berperan sebagai pelopor hidup sehat bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat di sekitarnya, sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Pengetahuan dan keterampilan di bidang kesehatan yang diberikan dan dilatihkan kepada Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat, yang tidak hanya dimanfaatkan untuk diri sendiri, tetapi diharapkan dapat ditularkan kepada keluarga, dan masyarakat di sekitarnya.
Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Saka Bakti Husada ke-30 dihadiri oleh pejabat eselon I Kementerian Kesehatan, Staf Khusus Menteri, pejabat eselon II Kementerian Kesehatan, perwakilan unit utama dan Sekretariat Jenderal, Direktur Rumah Sakit Vertikal, Kepala Dinas Kesehatan se-DKI Jakarta dengan membawa adik-adik binaan SBH, Kwarnas Gerakan Pramuka, anggota PIN Saka se-Jabodetabek, organisasi profesi kesehatan, perwakilan Poltekkes, Pramuka Gugusdepan BBPK dan Bapelkes, Pramuka RS Syamsudin Sukabumi, Pramuka Gugusdepan Cibubur, Pramuka Gugusdepan Perguruan Tinggi (UNJ, Universitas Trisakti, UI, IPB, UHAMKA), SBH KKP Tanjung Priok, SBH Jakarta Timur, dan SBH BBPK Ciloto.
Tema yang dipilih pada peringatan ulang tahun Saka Bakti Husada ke-30 adalah Memantapkan Saka Bakti Husada sebagai Wadah Pembinaan Kader Kesehatan yang Berkarakter. Karakter yang diharapkan dari seorang Saka Bakti Husada adalah Pramuka berjiwa Pancasila yang senantiasa berlandaskan pada sila pertama, yaitu mengutamakan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME. Dalam rangka memantapkan SBH sebagai wadah untuk membina kader kesehatan yang berkarakter, saya mengajak semua pihak terkait untuk memperkuat jejaring yang sudah terbentuk dalam ikatan solidaritas dan nasionalisme untuk mewujudkan Indonesia Sehat. Ujar Menkes dalam sambutannya (12/8).
Selain upacara, rangkaian peringatan HUT SBH ke-30 terdiri dari Sosialisasi Krida SBH dan Pameran Krida SBH. Sosialisasi Krida SBH dilaksanakan pada pukul 10.0012.15 WIB di Ruang Siwabessy, Gedung Sujudi Kementerian Kesehatan yang meliputi Krida Bina Lingkungan Sehat, Krida Pengendalian Penyakit, Krida Bina Keluarga Sehat, Krida Bina Gizi, Krida Bina Obat, dan Krida Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pameran Krida SBH yang terdiri dari 6 stand Bina Krida SBH dan 1 stand Kwarnas Pramuka diadakan di depan Ruang Siwabessy.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS 081281562620; faksimili: (021) 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id - Sumber : Depkes.Go.Id
31 Agu 2015
Rangakaian Peringatan Hari Jadi SBH ke-30 tahun 2015
30 Agu 2015
UKS Wadah Menanamkan Nilai-Nilai PHBS di Lingkungan Sekolah
PROGRAM Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sangat penting bagi pembinaan
kesehatan anak usia sekolah. Melalui UKS diharapkan akan tumbuh sumberdaya
manusia (SDM) calon generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas
yakni generasi yang sehat fisik mental dan sosial serta mempunyai
produktivitas yang optimal.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang H. Deden Kuswan mengatakan,
untuk mewujudkan sumberdaya manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas diperlukan
upaya-upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara terus menerus, yang
dimulai sejak dalam kandungan, balita, usia sekolah sampai dengan usia lanjut.
“Oleh sebab itu upaya
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada peserta didik
(usia sekolah) merupakan salah satu mata rantai yang penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat,”ungkapnya.
Deden mengatakan, kualitas SDM antara lain sangat ditentukan oleh dua
faktor yang satu sama lain saling berkaitan dan bergantung yakni pendidikan dan
kesehatan, dimana kesehatan menjadi syarat tercapainya peningkatan status
kesehatan seseorang.
“Siswa sebagai calon generasi penerus harus dikawal dari berbagai aspek
termasuk masalah kesehatannya melalui wadah kegiatan UKS,” katanya.
Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan dan Promosi Kesehatan Dinkes
Pandeglang Dr. H. Kodiat Juarsa, M.Kes memaparkan, setiap lembaga pendidikan dasar
maupun menengah dituntut untuk melaksanakan program UKS untuk mendukung mutu
pendidikan. “Tujuan program UKS itu untuk menanamkan nilai-nilai PHBS dan
menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, sehingga peserta didik menjadi sehat
dan prestasi belajar siswa juga akan lebih baik ,” paparnya.
Dia mengatakan, karena pentingnya program UKS, Bidang Sumberdaya
Kesehatan dan Promosi Kesehatan berupaya terus memaksimalkan dukungan dalam
pelaksanaan program UKS disemua sekolah di wilayah Kabupaten Pandeglang.
“Diantaranya melalui kegiatan sosialisasi perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS), serta pembinaan bagi guru UKS dalam rangka menanamkan nilai-nilai
PHBS dan menciptakan lingkungan sekolah yang sehat,” terangnya.
Dijelaskan, PHBS di Sekolah dimaknai sebagai sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat.
“Makna PHBS di sekolah bisa dicapai bila sekolah melaksanakan program
UKS melalui Trias UKS yakni Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat,” katanya.
Sebagai indikator yang dipakai untuk mengukur/menilai PHBS di sekolah,
menurut Kodiat terdapat 8 indikator yakni, Mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabun, Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, Menggunakan
jamban yang bersih dan sehat, Olahraga yang teratur dan terukur, Memberantas
jentik nyamuk, Tidak merokok di sekolah, Menimbang berat badan dan mengukur
tinggi badan setiap 6 bulan, Membuang sampah pada tempatnya.
Adapun cirri dari lembaga pendidikan yang telah melakukan kegiatan UKS
dapat diketahui ditandai dengan pelibatan pihak terkait dalam menanggulangi
masalah kesehatan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah sehat dan aman,
memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap pelayanan
kesehatan, serta ada kebijakan dan upaya sekolah untuk promosi kesehatan dan
berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi
belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka
pembentukan manusia seutuhnya.
Label:
Dinkes Pandegalng,
PHBS di Sekolah,
uks
29 Agu 2015
Kader Kesehatan Sekolah Diharapkan Menjadi Contoh dalam Ber-PHBS
ANAK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup
manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Hal ini secara tegas
diamanatkan dalam UUD Tahun 1945 Pasal 28 B Ayat (2) bahwa negara menjamin
setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.
Dalam rangka hari anak nasional (HAN) tingkat Provinsi Banten, Dinas
Kesehatan Kabupaten (Dinkes) Pandeglang mengirimkan duta anak untuk mengikuti berbagai
lomba yang diikuti anak tingkat sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama
(SMP) maupun tingkat sekolah menengah atas (SMA).
Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan mengatakan, lomba yang diikuti
kontingen Pandeglang merupakan rangkaian pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) dimana peserta didik sebagai kader kesehatan sekolah diharapkan dapat
menjadi contoh teladan dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baik
bagi diri sendiri, keluarga maupun di lingkungannya.
“Kegiatan lomba ini memiliki tujuan untuk merangsang minat dan daya
saing setiap dokter kecil dan Kader Kesehatan Remaja (KKR) untuk meningkatkan
kemampuan, ketrampilan, dan potensi bagi dirinya melalui kompetensi dan
persaingan yang sehat ,” ungkap Deden Kuswan.
Menurutnya, ajang perlombaan tingkat Provinsi Banten yang diikuti Kabupaten
Pandeglang antara lain Lomba Cerdas Cermat Dokter kecil, Lomba Dokter kecil
(tingkat sekolah dasar), Lomba KKR tingkat SMP dan Lomba Membuat poster
kesehatan tingkat SMA.
“Peserta lomba adalah para juara kabupaten untuk masing-masing kategori,”
katanya.
Dijelaskan, program dokter kecil mempunyai peran untuk membantu
mengembangkan program UKS dari anak ke anak. “Mereka berupaya menanamkan kepada
dirinya sendiri, teman-teman, adik-adik, maupun lingkungannya untuk dapat
melaksanakan pola hidup sehat sedini mungkin dimanapun dalam kehidupan
sehari-hari,” jelasnya.
Adapun program Kader Kesehatan
Remaja (KKR) dimaksudkan untuk menjaring kader yang potensial dan dapat dijadikan
tauladan bagi yang lain. “Sehingga anak lebih terpacu dalam melakukan kegiatan
UKS di sekolahnya masing-masing sesuai bakat dan minat yang dimiliki,”
terangnya.
Ditambahkan, kegiatan Lomba diadakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Banten
pada hari Rabu-Kamis Tanggal 12-13 Agustus 2015.
Berdasarkan hasil yang telah dilombakan Kabupaten Pandeglang berhasil
merebut beberapa gelar juara diantaranya Lomba KKR mendapat juara III atas nama
Dea Mala Sephia asal SMPN 1 Jiput, Juara Harapan 1 untuk lomba membuat poster
kesehatan atas nama Ade Triana Hidayah asal Madrasah Aliyah Matla’ul Anwar
Pusat Menes, Juara Harapan 4 lomba Dokcil atas nama Fatmawati asal SDN
Pulosari, dan juara harapan II lomba cerdas cermat Dokcil yang wakili oleh
Eneng Khusnul Khotimah, Ratna Amalia, Islah Aulia Mutaqin yang mewakili SDN 1
Jiput.
Lokasi: Indonesia
Serang, Serang City, Banten, Indonesia
28 Agu 2015
Nakes Teladan Pandeglang Dapat Tanda Penghargaan
PEMKAB Pandeglang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) memberikan penghargaan kepada
para tenaga kesehatan (nakes) teladan tahun 2015.
Penghargaan diberikan Kepala Dinkes Pandeglang H. Deden Kuswan disela upacara
Hari Kemerdekaan RI ke-70 yang digelar di lingkungan Dinkes Pandeglang, Senin
(17/8/2015) beberapa waktu lalu.
Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan mengungkapkan,
penghargaan kepada para Nakes Teladan di Puskesmas
diharapkan dapat memotivasi untuk meningkatkan minat Nakes bekerja di
Puskesmas. “Sehingga dapat menjadi pendorong terciptanya Nakes yang
nasionalis, etis dan profesional, memiliki pengabdian yang tinggi, disiplin,
kreatif, berilmu, terampil, berbudi luhur serta memegang teguh etika profesi,”
ungkapnya.
Ia menjelaskan untuk menjadi Nakes teladan memerlukan penilaian yang
panjang dan seleksi yang harus ditempuh sangat ketat.
“Para Nakes teladan itu orang-orang pilihan, karena dipundak
para teladan ada beban yang berat menjadi contoh bagaimana cara
melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya,” jelasnya.
Dikatakan, mereka para teladan itu
kinerjanya akan menjadi rujukan dan rekam jejaknya akan
diikuti tenaga kesehatan lainnya untuk memotivasi memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Ia berharap, para Nakes dapat mempertahankan prestasi dan kinerja
yang telah dicapai serta berperan sebagai Duta Kesehatan dalam mempromosikan
perilaku hidup bersih dan sehat baik kepada sesama Nakes maupun bagi masyarakat
di lingkungannya.
“Selain penghargaan dari Dinas Kesehatan, para teladan juga
mendapatkan penghargaan langsung dari Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi, saat
ruing mungpulung memperingati Hari kemerdekaan RI pada Jumat 14 Agustus 2015 di
Gedung Pendopo, Pandeglang,” katanya.
Ditambahkan para Nakes teladan 2015 yang mendapat tanda penghargaan
yakni, untuk kategori dokter Puskesmas teladan pertama antara
lain dr. Della Ariyani dari Puskesmas Majasari, urutan kedua dr. Akbar Mulky (
Puskesmas Labuan), dr. Apri Ranti Nasir (Puskesmas Munjul) teladan peringkat
III.
Untuk kategori Perawat Puskesmas teladan yakni Teladan
pertama Ishak CB (Labuan), kedua Lisnawati Anggraeni (Majasari) dan dan ketiga Ika
Ariestika (Bojong). Petugas gizi teladan yaitu peringkat satu Bay Masnuah
(Labuan), kedua Fahmi Dina Amallia (mekarjaya) dan ketiga Ika Fiska Prilyanti
(Mandalawangi). Adapun Nakes teladan untuk kategori teknis
kefarmasian (asisten apoteker) yakni Teladan Pertama Nurlela (Puskesmas
Majasari), teladan kedua dan ketiga adalah Mirna Safariah (Puskesmas Cisata)
dan Cariwan (Puskesmas Labuan).
Dalam kesempatan tersebut, Dinas Kesehatan juga memberikan penghargaan
untuk para peraih Puskesmas berprestasi tingkat Kabupaten Pandeglang yakni
Puskesmas berprestasi peringkat I Puskesmas Perdana, Peringkat II dan III
Puskesmas berprestasi adalah Puskesmas Labuan dan Bojong.
Sedangkan untuk klinik swasta berprestasi masing-masing direbut oleh
Klinik Wirdani (Kecamatan Labuan) sebagai klinik swasta peringkat I disusul Klinik Yasmin (Majasari) dan Klinik
Bougenvile (Karangtanjung)
Label:
Dinkes Pandeglang,
Nakes Teladan 2015
27 Agu 2015
Menkes RI : Nakes Teladan Harus Jadi Contoh Teladan Pemberi Pelayanan Kesehatan Terbaik di Puskesmas
MENTERI Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M (K) menutup rangkaian acara Pemberian Penghargaan Tenaga Kesehatan (Nakes) Teladan di Puskesmas Tingkat Nasional tahun 2015, di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (19/8/2015)
Kepada para Nakes Teladan, sebelum kembali ke daerahnya masing masing, Menkes berharap agar tetap menjadi contoh teladan dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.
Lakukan terus advokasi, sosialisasi, dan kerjasama dengan seluruh unsur masyarakat dan Pemerintah Daerah guna meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan primer yang komprehensif dan bermutu serta mengutamakan upaya promotif preventif", tegas Menkes.
Menkes juga minta para Nakes dapat mempertahankan prestasi dan kinerja yang telah dicapai serta berperan sebagai Duta Kementerian Kesehatan dalam menyampaikan berbagai kebijakan Kementerian Kesehatan kepada rekan-rekan dan pihak terkait lainnya di daerah.
Dalam laporannya, Sekretaris Jenderal Kemenkes, dr. Untung Suseno Sutardjo, MKes mengatakan, sejak tanggal 13 Agustus 2015 sebanyak 136 Nakes teladan telah mengikuti rangkaian kegiatan meliputi: Pertemuan dengan Menkes dan jajarannya; Mendengarkan Pidato Kenegaraan oleh Presiden di Gedung MPR/DPR RI; serta Mendengarkan paparan tentang program-program Kementerian Kesehatan yang disampaikan oleh para Eselon I dan II Kementerian Kesehatan RI.
Selain itu, para Nakes Teladan juga berkesempatan langka untuk mengikuti renungan suci di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Mengikuti upacara penaikan bendera tanggal 17 Agustus di Istana Negara, Menghadiri acara ramah tamah dengan Presiden di Istana Bogor Jawa Barat, Mendapatkan pencerahan diri, serta wisata sejarah/pendidikan ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), mengunjungi Kantor Kementerian Kesehatan dan rekreasi ke Dunia Fantasi (Dufan).
Pemilihan Nakes Teladan dilakukan dengan seleksi dan penilaian yang cermat dan sistematis mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, hingga provinsi.
Adapun 6 aspek penilaian kinerja Nakes yang menjadi rujukan untuk menjadi Nakes Teladan yaitu sebagai: (1) Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan, (2) Penggerak Pemberdayaan Masyarakat, (3) Pelaksana Pelayanan Kesehatan Tingkat Primer, (4) Pegawai di Puskesmas, (5) Tenaga Kesehatan Profesional, dan (6) Anggota Masyarakat.
Selama di Jakarta, para Nakes menerima pembekalan dan penghargaan. Selain itu mereka juga diminta menyusun makalah dengan tema: Peran dan Tanggung Jawabku dalam Pembangunan Kesehatan Mencapai Masyarakat Sehat, Mandiri, dan Berkeadilan. Makalah-makalah ini diseleksi oleh Panitia Pusat untuk mendapatkan 6 makalah terbaik dari 136 makalah yang disusun oleh seluruh Nakes Teladan yang hadir.
Sumber : Depkes.Go.Id
Kepada para Nakes Teladan, sebelum kembali ke daerahnya masing masing, Menkes berharap agar tetap menjadi contoh teladan dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.
Lakukan terus advokasi, sosialisasi, dan kerjasama dengan seluruh unsur masyarakat dan Pemerintah Daerah guna meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan primer yang komprehensif dan bermutu serta mengutamakan upaya promotif preventif", tegas Menkes.
Menkes juga minta para Nakes dapat mempertahankan prestasi dan kinerja yang telah dicapai serta berperan sebagai Duta Kementerian Kesehatan dalam menyampaikan berbagai kebijakan Kementerian Kesehatan kepada rekan-rekan dan pihak terkait lainnya di daerah.
Dalam laporannya, Sekretaris Jenderal Kemenkes, dr. Untung Suseno Sutardjo, MKes mengatakan, sejak tanggal 13 Agustus 2015 sebanyak 136 Nakes teladan telah mengikuti rangkaian kegiatan meliputi: Pertemuan dengan Menkes dan jajarannya; Mendengarkan Pidato Kenegaraan oleh Presiden di Gedung MPR/DPR RI; serta Mendengarkan paparan tentang program-program Kementerian Kesehatan yang disampaikan oleh para Eselon I dan II Kementerian Kesehatan RI.
Selain itu, para Nakes Teladan juga berkesempatan langka untuk mengikuti renungan suci di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Mengikuti upacara penaikan bendera tanggal 17 Agustus di Istana Negara, Menghadiri acara ramah tamah dengan Presiden di Istana Bogor Jawa Barat, Mendapatkan pencerahan diri, serta wisata sejarah/pendidikan ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), mengunjungi Kantor Kementerian Kesehatan dan rekreasi ke Dunia Fantasi (Dufan).
Pemilihan Nakes Teladan dilakukan dengan seleksi dan penilaian yang cermat dan sistematis mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, hingga provinsi.
Adapun 6 aspek penilaian kinerja Nakes yang menjadi rujukan untuk menjadi Nakes Teladan yaitu sebagai: (1) Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan, (2) Penggerak Pemberdayaan Masyarakat, (3) Pelaksana Pelayanan Kesehatan Tingkat Primer, (4) Pegawai di Puskesmas, (5) Tenaga Kesehatan Profesional, dan (6) Anggota Masyarakat.
Selama di Jakarta, para Nakes menerima pembekalan dan penghargaan. Selain itu mereka juga diminta menyusun makalah dengan tema: Peran dan Tanggung Jawabku dalam Pembangunan Kesehatan Mencapai Masyarakat Sehat, Mandiri, dan Berkeadilan. Makalah-makalah ini diseleksi oleh Panitia Pusat untuk mendapatkan 6 makalah terbaik dari 136 makalah yang disusun oleh seluruh Nakes Teladan yang hadir.
Sumber : Depkes.Go.Id
26 Agu 2015
Kemenkes RI Berikan Penghargaan Kepada Nakes Taladan Nasional 2015
Hari ini Kamis 13 Agustus 2015, Menteri Kesehatan Prof Dr,dr. Nila Djuwita F Moeloek Sp.M(K) memberikan Penghargaan kepada Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas Tingkat Nasional tahun 2015, bertempat di ballroom Hotel Aryaduta Jakarta.
Penghargaan diberikan kepada 136 tenaga kesehatan teladan yang berasal dari provinsi Aceh hingga provinsi Papua, dan memiliki latar belakang yang berbeda beda, terdiri atas kelompok tenaga medis, tenaga perawat, tenaga bidan, tenaga gizi, dan tenaga kesehatan masyarakat. Dari rentang usia yang masih muda hingga yang paruh baya. Dari yang masih berstatus pegawai tidak tetap (PTT) hingga PNS yang menjelang pensiun.
Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas Tahun 2015, merupakan wujud rasa terima kasih dan penghargaan Pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan. Ujar Menkes, dan Tenaga Kesehatan Teladan yang hadir di sini mewakili tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas di seluruh tanah air.
Sejalan dengan Nawa Cita Kabinet Kerja yang mengutamakan pembangunan dari pinggir ke tengah, maka Prioritas kebijakan Kementerian Kesehatan adalah untuk penguatan pelayanan primer. Banyak yang telah dicapai dalam Pembangunan Kesehatan, terutama dalam meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Salah satu capaian dalam peningkatan akses pelayanan kesehatan adalah tersedianya 9.740 Puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang dilayani oleh para tenaga kesehatan dan dilengkapi dengan sarana-prasarana layanan kesehatan yang diperlukan.
Pada kesempatan tersebut Menkes mengungkapkan dalam rangka mencapai cakupan pelayanan di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK), Kementerian Kesehatan meluncurkan program Nusantara Sehat, yang merupakan strategi penempatan tenaga kesehatan berbasis tim dengan prioritas utama fasilitas pelayanan primer di DTPK. Tim Nusantara Sehat terdiri atas tenaga dokter, perawat, bidan, apoteker/ahli farmasi, tenaga sanitasi lingkungan, ahli gizi, teknisi laboratorium medis, dan tenaga kesehatan masyarakat. Melalui program Nusantara Sehat tahun 2015, ditargetkan penempatan bagi 960 tenaga kesehatan ke 120 puskesmas di DTPK secara bertahap.
Puskesmas adalah fasilitas sarana pelayanan kesehatan terdepan dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di seluruh Tanah Air. Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang memberikan pelayanan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN yang pengelolaannya dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan. Sejak diberlakukannya JKN pada 1 Januari 2014 hingga saat ini, peserta JKN telah mencapai lebih dari 148 juta orang dan kondisi ini melebihi target, demikian dikatakan Menkes lebih lanjut.
Berdasarkan data hasil evaluasi selama 1 (satu) tahun implementasi JKN, menunjukkan dana JKN sebagian besar terserap untuk pengobatan beberapa penyakit antara lain penyakit Jantung, Ginjal, Diabetes Melitus dan penyakit katastropik yang menyedot biaya sangat besar, seharusnya semua ini dapat dicegah dengan meningkatkan upaya promotif preventif kepada masyarakat, utamanya di layanan primer yaitu Puskesmas.
Menkes juga berpesan kepada Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas, agar mendukung dengan sungguh-sungguh suksesnya pelaksanaan JKN, yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan terbaik di Puskesmas kepada seluruh masyarakat. Langkah untuk mengutamakan upaya promotif-preventif hendaknya benar-benar mendapat perhatian khusus, termasuk langkah memperluas cakupan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat, dengan pendekatan berbasis keluarga.
Sumber : Depkes.Go.Id
Penghargaan diberikan kepada 136 tenaga kesehatan teladan yang berasal dari provinsi Aceh hingga provinsi Papua, dan memiliki latar belakang yang berbeda beda, terdiri atas kelompok tenaga medis, tenaga perawat, tenaga bidan, tenaga gizi, dan tenaga kesehatan masyarakat. Dari rentang usia yang masih muda hingga yang paruh baya. Dari yang masih berstatus pegawai tidak tetap (PTT) hingga PNS yang menjelang pensiun.
Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas Tahun 2015, merupakan wujud rasa terima kasih dan penghargaan Pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan. Ujar Menkes, dan Tenaga Kesehatan Teladan yang hadir di sini mewakili tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas di seluruh tanah air.
Sejalan dengan Nawa Cita Kabinet Kerja yang mengutamakan pembangunan dari pinggir ke tengah, maka Prioritas kebijakan Kementerian Kesehatan adalah untuk penguatan pelayanan primer. Banyak yang telah dicapai dalam Pembangunan Kesehatan, terutama dalam meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Salah satu capaian dalam peningkatan akses pelayanan kesehatan adalah tersedianya 9.740 Puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang dilayani oleh para tenaga kesehatan dan dilengkapi dengan sarana-prasarana layanan kesehatan yang diperlukan.
Pada kesempatan tersebut Menkes mengungkapkan dalam rangka mencapai cakupan pelayanan di daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan (DTPK), Kementerian Kesehatan meluncurkan program Nusantara Sehat, yang merupakan strategi penempatan tenaga kesehatan berbasis tim dengan prioritas utama fasilitas pelayanan primer di DTPK. Tim Nusantara Sehat terdiri atas tenaga dokter, perawat, bidan, apoteker/ahli farmasi, tenaga sanitasi lingkungan, ahli gizi, teknisi laboratorium medis, dan tenaga kesehatan masyarakat. Melalui program Nusantara Sehat tahun 2015, ditargetkan penempatan bagi 960 tenaga kesehatan ke 120 puskesmas di DTPK secara bertahap.
Puskesmas adalah fasilitas sarana pelayanan kesehatan terdepan dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan di seluruh Tanah Air. Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang memberikan pelayanan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN yang pengelolaannya dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan. Sejak diberlakukannya JKN pada 1 Januari 2014 hingga saat ini, peserta JKN telah mencapai lebih dari 148 juta orang dan kondisi ini melebihi target, demikian dikatakan Menkes lebih lanjut.
Berdasarkan data hasil evaluasi selama 1 (satu) tahun implementasi JKN, menunjukkan dana JKN sebagian besar terserap untuk pengobatan beberapa penyakit antara lain penyakit Jantung, Ginjal, Diabetes Melitus dan penyakit katastropik yang menyedot biaya sangat besar, seharusnya semua ini dapat dicegah dengan meningkatkan upaya promotif preventif kepada masyarakat, utamanya di layanan primer yaitu Puskesmas.
Menkes juga berpesan kepada Tenaga Kesehatan Teladan di Puskesmas, agar mendukung dengan sungguh-sungguh suksesnya pelaksanaan JKN, yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan terbaik di Puskesmas kepada seluruh masyarakat. Langkah untuk mengutamakan upaya promotif-preventif hendaknya benar-benar mendapat perhatian khusus, termasuk langkah memperluas cakupan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyarakat, dengan pendekatan berbasis keluarga.
Sumber : Depkes.Go.Id
11 Agu 2015
Dinkes Periksa Kesehatan 593 Calhaj Pandeglang
SEBANYAK 593 jamaah calon haji (calhaj) asal Pandeglang merampungkan rangkaian pemeriksaan kesehatan haji sebelum menjalankan ibadah ke tanah suci Mekkah pada musim haji tahun ini.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Deden Kuswan mengatakan, tim pemeriksa kesehatan haji Dinkes telah selesai memeriksa kondisi kesehatan seluruh calhaj yang rencana akan diberangkatkan pada 22 Agustus 2015 mendatang.
“Jemaah calon haji sudah diperiksa semua pada Selasa (4/8/2015) sampai dengan Kamis (6/8/2015) untuk menentukan kelayakan mereka apakah bisa berangkat ke tanah suci tahun ini,” kata Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan, Minggu (9/8/2015).
Menurut Deden, pemeriksaan kesehatan calhaj yang dipusatkan di Puskesmas Labuan itu bukan formalitas, melainkan salah satu sarat wajib yang harus dipenuhi. “Sesuai aturan yang telah ditetapkan jika tdak memenuhi sarat kesehatan calhaj tidak bisa diberangkatkan,” tuturnya.
Selain itu, ujar Deden, rangkaian pemeriksaan juga untuk mempermudah pelayanan kesehatan jemaah calhaj selama di tanah suci. “Jika jemaah ada kelainan penyakit yang masih bisa diobati akan diketahui seecara dini, sehingga dapat diobati dan diantisipasi oleh tim kesehatan di tanah suci,” katanya.
Ketua tim pemeriksa haji Dinkes Pandeglang Yudi Hermawan, SKM menambahkan, pemeriksaan tahap lanjutan ini menjadi pemeriksaan penentu bagi Calhaj untuk kepastian berangkat ke tanah suci.
“Pemeriksaan ini merupakan tahapan lanjutan dari pemeriksaan tahap pertama yang diadakan di Puskesmas sesuai alamat tempat tinggal masing-masing,” katanya.
Yudi mengungkapkan, ada penambahan pemeriksaa kesehatan dalam pemeriksan tahap lanjutan ini. “Diantaranya Imunisasi Vaksin Meningitis dan test kehamilan bagi jemaah wanita pasangan usia subur (PUS),” kata Yudi yang juga Kepala Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit Dinkes Pandeglang ini.
Dia mengimbau kepada jemaah untuk menjaga kesehatan fisik dan mengikuti anjuran dokter sesuai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. “Kalau ada keluhan sebelum berangkat, segera konsultasi kepada petugas surveillance Puskesmas terdekat,” jelasnya.
Sementara itu, lanjutnya, jika ada keluhan selama dalam perjalanan selama mengikuti rangkaian ibadah haji, jemaah diminta segera melaporkan kepada petugas kesehatan jemaah haji yang telah ditunjuk dimasing-masing kloter.
9 Agu 2015
Guru UKS Kecamatan Sindangresmi Diberikan Sosialisasi PHBS
PUSAT Kesahatan Masyarakat (Puskesmas) Sindangresmi menggelar pertemuan
dengan para guru Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tingkat kecamatan dalam rangka
penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan pembinaan UKS di Gedung
PGRI setempat pada Rabu (29/7/2015).
Pertemuan tersebut dilalakukan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan guru
Pembina UKS tentang PBHS.
Kepala Puskesmas Sindangresmi EncepHermawan menjelaskan, peserta
penyuluhan dan sosialisasi ini menghadirkan semua guru UKS se Kecamatan
Sindangresmi. "Kita sengaja menghadirkan perwakilan sekolah supaya nanti
mereka yang akan memberikan penyuluhan PHBS kepada siswa-siswinya di sekolah
masing-masing," ungkap Encep.
Dalam pemaparan materi tentang PHBS di sekolah, Encep menyampaikan
Perilalu Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) perlu dibudayakan sebagai sebuah
kebiasaan dalam lingkungan sekolah, antara lain membiasakan membuang sampah
pada tempatnya, jajan pada kantin yang sehat, menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik nyamuk, berolahraga terukur dan teratur, tidak merokok, dan
pengukuran berat badan dan tinggi badan.
"Tentunya dengan penerapan semua itu kita bisa sehat dan dapat
meningkatkan semangat belajar sehingga prestasi bisa meningkat," katanya.
Di akhir pertemuan diberikan sosialisasi tentang UKS oleh narasumber dari
Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang.
Lokasi: Indonesia
Puskesmas Sindangresmi, Pandeglang Regency, Banten, Indonesia
8 Agu 2015
Puskesmas Sumur Gencarkan Penyuluhan PHBS
KEPALA Puskesmas Sumur Ahmad Junaedi mengungkapkan, pihaknya saat ini tengah gencar melakukan sosialisasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada Kader kesehatan dan aparat desa di wilayah kerjanya. Hal itu dimaksudkan guna mencegah berbagai penyakit yang berpotensi timbul saat musim kemarau.
“Kami sosialisasikan PHBS kepada kader, selanjutnya petugas kesehatan di desa dibantu kader yang akan menyampaikan penyuluhan PHBS langsung kepada masyarakat,” ungkap Ahmad Junaedi, usai memberikan sosialisasi PHBS di Balai Desa Sumberjaya, Kecamatan Sumur, Selasa (4/8/2014)
Tindaklanjut penyuluhan-penyuluhan ini, lanjut Ahmad Junaedi dilakukan di setiap Posyandu, Majlis Taklim maupun sekolah-sekolah.
Agar terhindar dari berbagai penyakit tersebut, Ia mengingatkan masyarakat dituntut untuk tetap ber-PHBS dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Caranya, kata Perawat senior ini, dengan selalu mencuci tangan sebelum beraktifitas, menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, buang air besar di jamban yang sehat, serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak minimal seminggu sekali. “Ini harus dilakukan secara disiplin dan harus dijadikan kebiasaan,” tandasnya.
Caranya, kata Perawat senior ini, dengan selalu mencuci tangan sebelum beraktifitas, menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, buang air besar di jamban yang sehat, serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara serentak minimal seminggu sekali. “Ini harus dilakukan secara disiplin dan harus dijadikan kebiasaan,” tandasnya.
7 Agu 2015
Musim Kemarau, Dinkes Galakan Sosialisasi PHBS Bagi Warga Masyarakat dan Sekolah
MUSIM kemarau, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penularan berbagai penyakit yang kerap muncul seperti diare dan ISPA (inpeksi saluran pernapasan akut) maupun Demam Berdarah (DB)
Sekretaris Dinkes Pandeglang DR. H. Didi Mulyadi mengatakan, kewaspadaan warga masyarakat terhadap penyakit dampak musim kemarau itu, sebagai langkah pencegahan penyakit menular untuk menekan angka kesakitan maupun kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular.
“Walaupun dari laporan 36 Puskesmas belum ada peningkatan kasus penyakit akibat musim kemarau, tetapi kita imbau warga ikut melakukan pencegahan secara mandiri dengan tetap berperilaku hidup bersih dan sehat,” ujar Didi Mulyadi, kemarin.
Didi menjelaskan, penyebaran penyakit diare berpotensi muncul pada musim kemarau, biasanya terjadi pada warga yang mengalami krisis air bersih.
“ Umumnya pada musim kemarau penyakit diare berpotensi menyebar akibat penggunaan air sungai maupun air yang tidak layak dikonsumsi,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau warga tetap mengonsumsi air minum dengan cara dimasak sampai mendidih agar tidak tertular bakteri e-coli, karena bakteri e-coli bisa menyebabkan diare.
“Penyakit diare harus cepat ditangani tenaga medis untuk mencegah dehidrasi. Apabila warga terserang diare diminta segera berobat ke Puskesmas terdekat,” imbaunya.
Adapun penyakit ISPA, Didi mengungkapkan penyakit ini bisa menyerang setiap orang karena saat kemarau banyak debu yang beterbangan atau asap sehingga terhirup secara langsung ketika melakukan aktivitas di luar rumah.
"Masuknya debu ke rongga pernafasan maka tubuh akan menolaknya, sehingga bisa memunculkan batuk maupun bersin yang membuat rongga tersebut luka atau pun infeksi," katanya.
Dengan demikian, maka serangan batuk dan demam pada masyarakat juga akan tinggi kasusnya dan ini harus diwaspadai pula.
Didi Menambahkan, walaupun Demam Berdarah Dengue (DBD) sering terjadi di musim hujan dan pancaroba, tapi masyarakat harus tetap menjaga tempat penampungan air. “Di musim kemarau masyarakat kadangkala menjaga pasokan airnya hingga menampungnya di bak-bak atau wadah penampungan. Kondisi inilah yang membuat penyakit DBD berpotensi kalau penampungan air itu tidak dikuras seminggu sekali,” katanya.
Ia mengatakan, untuk mencegah penyebaran penyakit saat musim kemarau, petugas puskesmas akan lebih banyak memberikan penyuluhan terhadap masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Kita sudah instruksikan setiap puskesmas untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang PHBS baik kepada masyarakat maupun di sekolah-sekolah,” tegasnya.
Dengan demikian, maka serangan batuk dan demam pada masyarakat juga akan tinggi kasusnya dan ini harus diwaspadai pula.
Didi Menambahkan, walaupun Demam Berdarah Dengue (DBD) sering terjadi di musim hujan dan pancaroba, tapi masyarakat harus tetap menjaga tempat penampungan air. “Di musim kemarau masyarakat kadangkala menjaga pasokan airnya hingga menampungnya di bak-bak atau wadah penampungan. Kondisi inilah yang membuat penyakit DBD berpotensi kalau penampungan air itu tidak dikuras seminggu sekali,” katanya.
Ia mengatakan, untuk mencegah penyebaran penyakit saat musim kemarau, petugas puskesmas akan lebih banyak memberikan penyuluhan terhadap masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Kita sudah instruksikan setiap puskesmas untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang PHBS baik kepada masyarakat maupun di sekolah-sekolah,” tegasnya.
Label:
diare,
Dinkes Pandegalng,
ISPA,
Kemarau,
phbs
6 Agu 2015
Kemenkes RI Buka Pendaftaran Dokter Umum dan Dokter Gigi PTT Sampai 11 Agustus 2015
Kementerian Kesehatan membuka pendaftaran dokter dan dokter gigi sebagai pegawai tidak tetap (PTT) sebanyak 1.780 orang pada tahun 2015 untuk memenuhi tenaga kesehatan di Puskesmas pada daerah terpencil dan sangat terpencil. Pendaftaran dilakukan secara online tanggal 31 Juli 11 Agustus 2015 melalui website www.ropeg.kemkes.go.id Adapun persyaratan untuk menjadi dokter/ dokter gigi PTT, yaitu merupakan Warga Negara Indonesia, serta bersedia ditugaskan di fasilitas kesehatan kriteria terpencil dan sangat terpencil dengan lama penugasan selama 2 (dua) tahun.
Bagi dokter dan dokter gigi yang ditempatkan sebagai dokter PTT akan diberikan gaji dan insentif sebesar Rp 5.400.000,- per bulan untuk daerah terpencil dan sebesar Rp 7.850.000,- per bulan untuk daerah sangat terpencil. Untuk informasi lebih lanjut terkait pendaftaran PTT dapat dilihat pada website www.ropeg.kemkes.go.id
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Salah satu upaya Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan didukung dengan ketersediaan tenaga kesehatan dalam arti pendayagunaan maupun penyebarannya yang harus merata ke seluruh wilayah sampai ke daerah terpencil sehingga memudahkan masyarakat dalam memperoleh layanan kesehatan berkualitas.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS 081281562620; faksimili: (021) 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.
Sumber : Depkes.go.id
Bagi dokter dan dokter gigi yang ditempatkan sebagai dokter PTT akan diberikan gaji dan insentif sebesar Rp 5.400.000,- per bulan untuk daerah terpencil dan sebesar Rp 7.850.000,- per bulan untuk daerah sangat terpencil. Untuk informasi lebih lanjut terkait pendaftaran PTT dapat dilihat pada website www.ropeg.kemkes.go.id
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Salah satu upaya Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan didukung dengan ketersediaan tenaga kesehatan dalam arti pendayagunaan maupun penyebarannya yang harus merata ke seluruh wilayah sampai ke daerah terpencil sehingga memudahkan masyarakat dalam memperoleh layanan kesehatan berkualitas.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS 081281562620; faksimili: (021) 52921669, dan alamat email kontak[at]kemkes[dot]go[dot]id.
Sumber : Depkes.go.id
Langganan:
Postingan (Atom)