28 Nov 2015

Kadinkes Pandeglang Ajak Jajaran Kesehatan Terus Tingkatkan Pelayanan

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Hj. Indah Dinarsiani mengajak seluruh jajaran kesehatan terutama petugas Puskesmas untuk selalu meningkatkan pelayanan,  baru kemudian mengajak masyarakat untuk bisa berpartisipasi menjaga kesehatannya supaya kedepan Pandeglang yang lebih sehat dapat tercapai.
Hal itu disampaikan Indah dihadapan ratusan tanaga kesehatan yang hadir saat puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-51 tingkat Kabupaten Pandeglang, yang digelar di Halaman Kantor Dinkes Pandeglang, Selasa (24/11/2015).
Hadir dalam acara tersebut Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi yang didampingi unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Pandeglang, Sekda Pandeglang, para Asisten Daerah, Direktur RSU Berkah, Kepala Kantor Layanan Operasi (KLO) BPJS Kesehatan Kabupaten Pandeglang, para ketua organisasi profesi kesehatan, para mitra kerja, para undangan serta perwakilan tenaga kesehatan dari Puskesmas dan bidan desa se Kabupaten Pandeglang.
Upaya mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan menurut Kadinkes Pandeglang itu diantaranya melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. “Sehingga masyarakat tidak hanya tahu apa itu hidup bersih dan sehat tetapi menyadari arti penting hidup bersih dan sehat, dan bisa menerapkan bagaimana masyarakat menjaga kesehatan melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” katanya.
Menurutnya, kedepan upaya promotif  dan preventif akan lebih digalakan lagi oleh dinas kesehatan, diantaranya melalui pemberdayaan masyarakat melalui Paradigma sehat yang lebih diutamakan, tanpa mengabaikan pengobatan dan pemulihan kesehatan
“Tujuannya menyadarkan kepada masyarakat. Bahwa menjaga pola hidup bersih dan sehat  itu lebih utama dari pada harus berobat untuk mengobati,” ungkap Indah.
Dikatakan, saat ini orang yang sehat jauh lebih banyak dari pada yang sakit, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan agar yang sehat  dapat dicegah agar tidak sakit atau kalau perlu ditingkatkan kesehatannnya.
“Paling tidak dari masyarakat itu bisa menjaga diri sendiri dan lingkungan, itu sudah 70 persen dari keberhasilan program kesehatan tercapai, sedangkan untuk pelayanan kesehatan pengobatan dalam bentuk pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional  JKN) hanya 30 persen, Jadi kita akan mengejar yang 70 persen itu dengan menerapkan gerakan berperilku HidupBersih dan sehat (PHBS,” tegasnya.

27 Nov 2015

Kadinkes Pandeglang, 'Puskesmas Sekarang Harus Bersih'

KEPALA Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Hj. Indah Dinarsiani  meminta jajarannya bisa menjadi contoh dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Karena menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat, mulai sekarang semua  Puskesmas harus memperhatikan kebersihan, keindahan dan Ketertiban agar pengunjung nyaman datang ke Puskesmas.
Hal itu disampaikan Indah dihadapan ratusan tanaga kesehatan yang hadir saat puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-51 tingkat Kabupaten Pandeglang, yang digelar di Halaman Kantor Dinkes Pandeglang, Selasa (24/11/2015).
Diakui ada beberapa Puskesmas yang sudah bersih, tetapi masih ada yang perlu ditingkatkan soal kebersihan dan penampilan Puskesmasnya. “Kita optimalkan pelayanannya, kita  harus jaga juga kebersihannya,” kata Kepala Dinas Kesehatan yang baru menjabat  pada September 2015 ini.

Ditegaskan Indah, dirinya tidak ingin melihat ada lagi Puskesmas yang tidak bersih. “jangan sampai ada istilah lebih bersih dipasar dari pada di Puskesmas. Saya tidak mau ada stigma seperti itu, Puskesmas sekarang harus bersih,” tandasnya.

26 Nov 2015

Bupati Ajak Warga Pandeglang Menerapkan Pola Hidup Sehat

BUPATI Pandeglang H. Erwan Kurtubi mengajak warga Pandeglang untuk semakin mencintai kesehatan. ‘Cinta Sehat’ masyarakat bisa diwujudkan melalui tindakan nyata dengan melakukan gerakan hidup bersih dan sehat, menjaga lingkungan agar tetap sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan agar tetap sehat.
Menurut Bupati Pandeglang, infrastruktur kesehatan saja tidak cukup membangun Pandeglang yang lebih sehat. “Pola hidup bersih dan sehat harus mulai diterapkan dari ruang lingkup yang kecil mulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat,” kata Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi saat memberikan sambutan pada puncaak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-51 tingkat Kabupaten Pandeglang, di Halaman Kantor Dinkes Pandeglang, Selasa (24/11/2015).
Hadir dalam acara tersebut Unsur Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Pandeglang, Sekda Pandeglang, para Asisten Daerah, Direktur RSU Berkah, Kepala Kantor Layanan Operasi (KLO) BPJS Kesehatan Kabupaten Pandeglang, para ketua organisasi profesi kesehatan, para mitra kerja, para undangan serta perwakilan tenaga kesehatan dari Puskesmas dan bidan desa se Kabupaten Pandeglang.
Bupati Pandeglang periode 2011-2016 ini mengungkapkan harapannya agar pembangunan kesehatan yang telah dicapai selama ini dapat dilanjutkan dan ditingkatkan oleh penggantinya kelak. Iapun berharap kedepan Warga Pandeglang semakin menyadari pentingnya arti hidup sehat dan menjaga lingkungan agartetap sehat. “Jangan sampai pemerintah menyediakan jamban tidakdi pakai, tetapi tetap buang hajat (BAB) sembanrangan, “ katanya
Pasalnya, keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pembangunan imprastruktur, tetapi pembangunan jiwa untuk berperilaku sehat.
“Intinya, Seluruh elemen termasuk masyarakat harus menyadari arti pentingnya kesehatan,” tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Hj. Indah Dinarsiani  dalam sambutannya mengatakan Hari Kesehatan Nasional merupakan salah satu momentum penting untuk merepleksikan kembali apa yang sudah dikerjakan dalam upaya menyehatkan masyarakat.  Ia mengajak seluruh jajaran kesehatan terutama petugas Puskesmas untuk selalu meningkatkan pelayanan, kemudian mengajak masyarakat untuk bisa beranrtisipasi menjaga kesehatannya supaya kedpan pandeglang yang lebih sehat dapat tercapai.
Upaya mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan diantaranya melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat tidak hanya tahu apa itu hidup bersih dan sehat tetapi menyadari arti penting hidup bersih dan sehat, dan bisa meneraapkan bagaimana masyarakat menjaga kesehatanmelalui PHBS.
Menurut Kadinkes fungsi Puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar sekaligus sebagai pembina, pengembang dan pendorong dalam pemberdayaan masyarakat, juga sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kecamatan merupakan ujung tombak untuk mewujudkan visi pembangunan kesehatan. “Tantangan pelayanan kesehatan ditingkat Puskesmas kedepan memang harus diantisipasi dengan lebih banyak kegiatan yang berorientasi kepada pemberdayaan masyarakat. Ini sudah menjadi kebutuhan,” katanya.
Kedepan upaya provomtif akan lebih digalakan itu , dengan pemberdayaan masyarakat melalui Pradagdigma sehat yang lebih diutamakan tanpa mengabaikan pengobatan dan pemulihan kesehatan
“Tujuannya enyadarkan kepada \masyarakat. Bahwa menjaga pola hidup bersih dan sehat  itu lebih utama pada harus berobat untuk mengonbati. Upaya yang dilakukan dianyataranya melalui upaya promotif (peningkatan kesehatan masyarakat) dan prefevntik (pencegahan penyakit)
Saat ini orang yang sehat jauh lebih banyak dari pada yang sakit, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan agar yang sehat  dapat dicegah agar tidak sakit atau kalau perlu ditingkatkan kesehatannnya.
“Paling tidak dari masyarakat itu bisa menjaga diri sendiri dan lingkungan, itu sudah 70 persen dari keberhasilan, itu tercapai, sedangkan untuk pelayanan kesehatan pengobatan dalam bentuk pelayanan kesehatan Jaminan Kesehatan Nasional  JKN) hanya 30 persen, Jadi kita akan mengejar yang 70 persen itu denganmenerapkan gerakan berperilku HidupBersih dan sehat (PHBS,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut Kadinkes juga meminta semua puskesmas menjadi contoh dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Diakui ada sudah beberapa puskesmas yang sudah bersih, tetapi masih ada yang perlu ditingkatkan soal kebersihan ini. “kita optimalkan pelayanannya, kita  harus jaga juga kebersihannya,” tegasnya
Ditegaskan Kadinkes juga, dirinya tidak ingin melihat ada lagi Puskesmas yang tidak bersih. “jangan sampai ada istilah lebih bersih dipasardaripada dipuskesmas. saya tidak mau ada stigma seperti itu, puskesmas sekarang harus bersih,” harapnya.
Dia menegaskan pihaknya terus berupaya menggalang dukungan dengan komponen masyarakat lainnya guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Pandeglang diantaranya dengan meningkatnya capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan yang sebagian besar telah tercapai pada tahun ini.
“Saya berterima kasih kepada seluruh jajaran kesehatan yang sudah bekerja keras selama ini,Sehingga hamper 70 persen dari SPM sudah tercapai,” tandasnya.
Ketua Panitia Pelaksana HKN ke-51 tingkat Kabupaten Pandeglang H.Didi Mulyadi mengatakan, Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang jatuh segiap 12 November, diperingati dengan berbagai rangkaian kegiatan.Selain gebyar senam sehat dan jalan sehat  (diikuti seribuan peserta) yang melibatkan sebagian besar  jajaran kesehatan mulai bidan desa, Puskesmas, hingga pegawai RSU Berkah dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan serta Pegawai Pemkab, TNI/Polri, pelajar dan masyarakat umum.  Juga telah dilakukan berbagai aksi sebelumnya diantaranya penilaian tenaga kesehatan teladan, penilaian Puskesmas berprestasi, khitanan massal, pemeriksaan mata, pemberian kaca mata, pengobatan gratis, serta berbagai aksi sosial lainnya yang menawarkan tema yang sangat beragam, mulai dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) hingga menjaga kesehatan reproduksi, pemberantasan sarang nyamuk maupun mencegah penyakit dengan imunisasi.
Menurut H. Didi Mulyadi yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dinkes Pandeglang ini, meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat dan mendorong mereka untuk beraksi setelah mengetahuinya menjadi bagian tugas Dinas Kesehatan. Melalui berbagai strategi komunikasi dan kampanye PHBS, merupakan salah satu edukasi yang di lakukan di berbagai tatanan masyarakat mulai dari sekolah, rumah tangga, tempat kerja, tempat ibadah dan tempat-tempat umum. Pencegahan penyakit tidak menular diiringi dengan gerakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dimana masyarakat diajak untuk melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, menimbang Balita ke Posyandu, Ibu memberikan ASI Eksklusif, Cuci Tangan Pakai Sabun, menggunakan air bersih dan jamban sehat. memberantas Jentik, Tidak merokok dan menjaga kebugaran dengan melakukan aktifitas fisik serta makan buah dan sayur.
Untuk diketahui, Puncak peringatan rangkaian HKN ke-51 dilaksanakan dengan sederhana dengan menampilkan kesenian tari  rempelayuh dari sanggarmayang sari. Acaradiawali dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan padamu negeri, dilanjutkan dengan arahan Bupati Pandeglang dilanjutkan dengan pemotongan Tumpeng, pemberian hadiah pemenang lomba dan tanda penghargaan kepada tenaga kesehatan yang berprestasi. Pantauan di lokasi,  hampir seluruh area Kantor Dinkes Pandeglang dipadati undangan yang hadir dari seluruh penjuru wilayah Pandeglang. Diperkirakan separuh tenaga kesehatan yang biasa bertugas melayani masyarakat ikut hadir dalam puncak HKN tahun ini.



14 Nov 2015

Dinkes Pandeglang Gelar Berbagai Aksi Sambut Hari Kesehatan Nasional

Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-51 yang diperingati 12 November 2015, Dinkes Pandeglang memeriahkannya dengan berbagai kegiatan.
Salah satu yang akan digelar adalah gerak jalan sehat yang melibatkan seluruh jajaran kesehatan mulai bidan desa, Puskesmas, hingga pegawai Rumah Sakit Umum Daerah dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Rencananya, event tahunan ini akan digelar pada puncak peringatan HKN tingkat Kabupaten Pandeglang. Gerak jalan sehat akan dilepas Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi yang ditujukan untuk seluruh SKPD dilingkungan Pemkab Pandeglang, pelajar dan masyarakat umum
"Diharapkan Warga Pandeglang sebagai komponen generasi cinta sehat semakin peduli pada isu kesehatan dan bisa menjadi ajang membudayakan perilaku sehat melalui aktifitas fisik," kata Sekretaris Dinkes Pandeglang H. Didi Mulyadi
Selain gerak jalan sehat, ada juga rangkaian kegiatan lainnya seperti lomba-lomba dan bakti social maupun kegiatan kemasyarakatan lainnya yang menawarkan tema yang sangat beragam, mulai dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) hingga menjaga kesehatan reproduksi, pemberantasan sarang nyamuk maupun mencegah penyakit dengan imunisasi.
Menurut Ketua Panitia Pelaksana HKN tingkat Kabupaten Pandeglang ini, meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat dan mendorong mereka untuk beraksi setelah mengetahuinya menjadi bagian tugas Dinas Kesehatan. Melalui berbagai strategi komunikasi dan kampanye PHBS, merupakan salah satu edukasi yang di lakukan di berbagai tatanan masyarakat mulai dari sekolah, rumah tangga, tempat kerja, tempat ibadah dan tempat-tempat umum. Pencegahan penyakit tidak menular diiringi dengan gerakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dimana masyarakat diajak untuk melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, menimbang Balita ke Posyandu, Ibu memberikan ASI Eksklusif, Cuci Tangan Pakai Sabun, menggunakan air bersih dan jamban sehat. memberantas Jentik, Tidak merokok dan menjaga kebugaran dengan melakukan aktifitas fisik serta makan buah dan sayur. (Ade Setiawan)***

13 Nov 2015

HKN : Kadinkes Ajak Warga Pandeglang Jadi Pelopor Generasi Cinta Sehat

MOMENTUM peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-51 tahun 2015 diharapkan semakin memperkokok nuansa kebersamaan antar institusi kesehatan, lintas sektor dan masyarakat dalam mengisi pembangunan kesehatan di Kabupaten Pandeglang. Pasalnya, HKN tahun ini bertepatan dengan akan berakhirnya  penerapan program kegiatan Pembangunan Kesehatan yang berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Dinkes Pandeglang 2011-2016.
Oleh karena itu, Kadinkes Pandeglang Hj. Indah Dinarsiani mengajak seluruh jajaran kesehatan menjadikan peringatan HKN yang setiap tahun jatuh pada 12 November  sebagai  tantangan bersama  mewujudkan Pandeglang yang lebih sehat  dalam rangka mewujudkan Visi Pembangunan Kesehatan  Kabupaten Pandeglang menuju Masyarakat Sehat Mandiri Melalui Pelayanan Prima. Kepada warga Pandeglang ia mengajak untuk lebih berperan aktif dalam setiap upaya kesehatan yang berbasis masyarakat dan menjadi pelopor generasi cinta sehat yang siap membangun Pandeglang, khususnya dalam pembangunan bidang kesehatan
Untuk mewujudkan masyarakat sehat mandiri seluruh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah maupun sarana pelayanan kesehatan swasta harus bersatu dalam memberikan pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat.
Ia juga menyatakan Dinkes Pandeglang telah berupaya meningkatkan pelayanan di puskesmas dengan mengoptimalkan pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Peningkatan pelayanan Puskesmas di diantaranya juga dengan pembangunan tiga gedung baru Puskesmas  yakni Carita, Puskesmas Perdana di Kecamatan Sukaresmi dan gedung Puskesmas Kecamatan Angsana pada TA. 2014.
“Pembangunan tiga unit gedung baru tersebut merupakan upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Pasalnya, program kesehatan merupakan salah satu prioritas pembangunan Pemkab Pandeglang  yang bertujuan meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM),” ujarnya.
Disamping itu, fasilitas dan sarana-prasarana yang memadai ini juga harus diimbangi dengan pemberi pelayanan yang ramah, sopan dan penuh perhatian oleh para tenaga kesehatan.
Sementara itu pada TA.  2015 Pemkab masih terus melakukan pembangunan gedung Puskesmas baru yang lebih memadai. Hal itu dilakukan untuk mempercepat pelayanan kesehatan. “Tahun ini direncanakan ada dua pembangunan Puskesmas  baru yaitu Labuan dan Puskesmas Cimanuk yang saat ini dalam tahap pengerjaan.,”katanya.
Menurutnya,pembangunan sarana bukan hanya peningkatan fasilitas kesehatan secara fisik. Bahkan, Pemkab sudah menambah armada Puskesmas Keliling (Pusling).  Puskesmas keliling ini digunakan untuk operasionalPuskesmas dan juga berfungsi sebagai ambulans. Selain itu, Dinkes juga akan merehabilitasi sejumlah Puskesmas yang mulai rusak, membangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), pembangunan rumah dinas medis dan paramedis, dan pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Puskesmas
Pada Momen HKN, Kadinkes Pandeglang mengajak masyarakat untuk semakin mencintai kesehatan. Menurut  Indah, generasi cinta sehat bisa diwujudkan melalui tindakan nyata dengan melakukan gerakan hidup bersih dan sehat, menjaga lingkungan agar tetap sehat, serta memanfaatkan fasilitas kesehatan agar tetap sehat.
Ia mengharapkan, setiap peringatan HKN menjadi tonggak peringatan akan pentingnya kesehatan agar masyarakat makin mencintai kesehatan dan terwujud kemandirian dalam memelihara kesehatan sesuai amanat Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan setinggi-tingginya. (Adv)***


12 Nov 2015

Hari Kesehatan Nasional Momentum Introspeksi Kerja Jajaran Kesehatan

HARI Kesehatan Nasional merupakan salah satu momentum penting untuk merepleksikan kembali apa yang sudah dikerjakan dalam upaya menyehatkan masyarakat.  Menurut Kadinkes Pandeglang Hj. Indah Dinarsiani fungsi Puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar sekaligus sebagai pembina, pengembang dan pendorong dalam pemberdayaan masyarakat, juga sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kecamatan merupakan ujung tombak untuk mewujudkan visi pembangunan kesehatan. “Tantangan pelayanan kesehatan ditingkat Puskesmas kedepan memang harus diantisipasi dengan pelayanan prima. Ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat,” katanya.
Dia menegaskan pihaknya terus berupaya menggalang dukungan dengan komponen masyarakat lainnya guna menyukseskan visi pembangunan kesehatan Kabupaten Pandeglang 2011-2016 yakni mewujudkan ‘Masyarakat Sehat Mandiri melalui Pelayanan Prima’
Ia juga menyatakan Dinkes Pandeglang telah berupaya meningkatkan pelayanan di puskesmas dengan mengoptimalkan pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Peningkatan pelayanan Puskesmas di diantaranya juga dengan pembangunan tiga gedung baru Puskesmas  yakni Carita, Puskesmas Perdana di Kecamatan Sukaresmi dan gedung Puskesmas Kecamatan Angsana pada TA. 2014.
“Pembangunan tiga unit gedung baru tersebut merupakan upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Pasalnya, program kesehatan merupakan salah satu prioritas pembangunan Pemkab Pandeglang  yang bertujuan meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM).
Disamping itu, fasilitas dan sarana-prasarana yang memadai ini juga harus diimbangi dengan pemberi pelayanan yang ramah, sopan dan penuh perhatian oleh para tenaga kesehatan.
Sementara itu pada TA.  2015 Pemkab masih terus melakukan pembangunan gedung Puskesmas baru yang lebih memadai. Hal itu dilakukan untuk mempercepat pelayanan kesehatan. “Tahun ini direncanakan ada dua pembangunan Puskesmas  baru yaitu Labuan dan Puskesmas Cimanuk yang saat ini dalam tahap pengerjaan,”katanya.
Menurutnya,pembangunan sarana bukan hanya peningkatan fasilitas kesehatan secara fisik. Bahkan, Pemkab telah menambah armada Puskesmas Keliling (Pusling) pada TA.2015.   Dinkes juga sedang merehabilitasi sejumlah Puskesmas yang mulai rusak, membangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), pembangunan rumah dinas medis dan paramedis, hingga pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Puskesmas.
Pada Momen HKN, Kadinkes Pandeglang mengajak masyarakat untuk semakin mencintai kesehatan. Menurut  Indah, generasi cinta sehat bisa diwujudkan melalui tindakan nyata dengan melakukan gerakan hidup bersih dan sehat, menjaga lingkungan agar tetap sehat, serta memanfaatkan fasilitas kesehatan agar tetap sehat.

Kadinkes Pandeglang mengharapkan, setiap peringatan HKN menjadi tonggak peringatan akan pentingnya kesehatan, agar masyarakat makin mencintai kesehatan dan terwujud kemandirian dalam memelihara kesehatan sesuai amanat Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan setinggi-tingginya. (Ade Setiawan)***

10 Nov 2015

Guru UKS berperan Penting dalam Penerapan PHBS di Sekolah

Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan usaha kesehatan Sekolah (UKS).
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan dan Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang dr. Kodiat Juarsa, M.Kes saat melakukan pembinaan penyelenggaraan PHBS di sekolah bagi Tim Pembina UKS Kecamatan Mandalawangi dan guru UKS se Kecamatan Mandalawangi di aula Kantor Kecamatan setempat, Rabu (27/10/2015) beberapa waktu lalu.
Dia mengungkapkan, PHBS disekolah merupakan salah satu upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
“Sasaran pembinaan PHBS di sekolah sekarang ini yakni petugas puskesmas dan guru UKS se Kecamatan Mandalawangi, dalam rangka menyepakati peran masing-masing pihak dalam penyelenggaraan PHBS di tingkat sekolah,” terang Kodiat.
Dijelaskan, manfaat pembinaan PHBS di Sekolah diharapkan terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
“Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa,” jelasnya.
Selain itu dengan penerapan PHBS di sekolah dapat meningkatkan citra sekolah sebagai institusi pendidikan sehingga mampu menarik minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya.
Ditambahkan, Indikator PHBS di sekolah sekurangnya ada 8 indikator yang harus dipenuhi sebagai sekolah sehat yakni, mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan teruku, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur  tinggi badan setiap bulan, serta membuang sampah pada tempatnya.
Hadir dalam acara tersebut Camat Mandalawangi selaku Ketua TP UKS Kecamatan Mandalawangi, Suparta Wijaya, Kepala Puskesmas Mandalawangi H. Baihaki dan lintas sector terkait.
Dalam kesempatan tersebut disepakati Panduan Penyelenggaraan PHBS diSekolah bagi Guru UKS yang akan dilaksanakan pada masing-masing sekolah. (Ade Setiawan)***



9 Nov 2015

Panduan Penyelenggaraan PHBS di Sekolah

Sosialisasi Panduan Penyelenggaraan PHBS di Sekolah

PANDUAN PENYELENGGARAAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI SEKOLAH DASAR BAGI GURU USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
KABUPATEN PANDEGLANG
Pengertian :
Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan.
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Petugas Puskesmas adalah orang yang bertugas pada Unit Pelaksana Teknis (UPT)  Puskesmas pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang yang bertugas menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat  (PHBS) baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat.


Guru UKS adalah guru sekolah (penjaskes) yang menyelenggarakan kegiatan peningkatan PHBS di lingkungan sekolah dan membina kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah serta menggerakan masyarakat sekolah untuk aktif dalam melaksanakan UKS.
Tujuan :
Meningkatkan peran dan Guru UKS dalam peningkatan PHBS di sekolah
Sasaran :
Guru UKS, Tim Pelaksana UKS, Tim Pembina UKS Kecamatan, Tim Pembina UKS Kabupaten
Manfaat :
Bagi Petugas Puskesmas dan Guru UKS
Meningkatkan kinerja Guru UKS yang berkontribusi bagi peningkatan kesehatan peserta didik
Bagi Siswa :
a.     Setiap peserta didik menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit
b.     Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehat dan cerdas
c.      Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa


Bagi Sekolah
a.     Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat, sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
b.     Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua.
Bagi Pemerintah daerah :
a.     Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
b.     Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
Ruang Lingkup dan Sasaran
Panduan ini diharapkan menjadi acuan petugas/Guru UKS di  sekolah serta pihak lain yang akan melakukan kegiatan UKS dalam upaya promosi kesehatan penyelenggaraan PHBS di sekolah yang meliputi 8 Indikator PHBS yaitu :
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya
Secara umum peran masing-masing pihak dalam kegiatan UKS antara lain:
Peran Guru UKS :
a. Melaksanakan pendidikan kesehatan kepada murid-muridnya, baik melalui mata ajaran yang terstruktur dalam kurikulum, maupun dirancang khusus dalam rangka penyuluhan kesehatan, misalnya, masalah imunisasi, penyakit HIV/AIDS, narkoba, dan sebagainya.
b. Memortitor pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui penimbangan berat badan secara berkala ataupun rutin tiap 6 bulan.
c. Mengawasi adanya kelainan-kelainan yang mungkin terdapat pada murid, baik kelainan fisik maupun kelainan non-fisik.
Peran Petugas Kesehatan :
a. Memberikan bimbingan kepada guru-guru
b. Menjalankan kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah yang tidak dapat dilakukan oleh guru, misalnya: imunisasi, pemeriksaan kesehatan dan sebagainya.
c. Turut serta dalam pengawasan terhadap lingkungan sekolah yang sehat
d. Memberikan pelatihan-pelatihan kepada peserta didik dan bimbingan kepada guru-guru
e. Membantu sekolah dalam mengembangkan materi kesehatan dalam kurikulum sekolah.
f. Menjalin kerja sama dengan TP UKS kecamatan dan pihak-plhak lain dalam rangka mengembangkan upaya kesehatan sekolah.
g. Menggerakkan masyarakat di sekitar sekolah dalam rangka upaya  kesehatan sekolah.
Peran peserta didik :
a. Mempraktikan dan membiasakan hidup sehat sesuai dengan petunjuk panduan yang diberikan oleh guru, di mana pun murid  berada, baik di dalam sekolah, di dalam keluarga, maupun di lingkungan masyarakat.
b. Menjadi penghubung antara sekolah, keluarga dan masyarakat dalam menjalankan kebiasaan-kebiasaan atau perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Menjadi contoh perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat, khususnya anak-anak yang tidak terjangkau oleh sekolah.
Perang orang tua peserta didik/Komite Sekolah :
a. Ikut serta dalam perencanaan dan penyelenggaraan program promosi kesehatan di sekolah.
b. Menyesuaikan diri dengan program kesehatan di sekolah dan berusaha untuk mengetahui atau mempelajari apa yang diperoleh anaknya di sekolah, dan mendorong anaknya untuk mempraktikkan kebiasaan hidup sehat di rumah.
Secara umum peran  Guru UKS dalam peningkatan PHBS di sekolah adalah sebagai promotor, advokator, motivator, pembina dan pelatih, pendamping serta penyelia dan penilai sehingga tercipta sekolah yang sehat.


Langkah-langkah Pembinaan PHBS di sekolah adalah sebagai berikut :
1. Analisis Situasi
Penentu kebijakan/pimpinan Puskesmas/Ketua Tim Pelaksana UKS Sekolah/Kepala Sekolah melakukan pengkajian tentang ada tidaknya kebijakan tentang PHBS di Sekolah serta bagaimana sikap dan menilai PHBS di Sekolah sesuai 8 indikator yang ada.
2. Penyusunan Kebijakan PHBS di Sekolah
Pimpinan Institusi Pendidikan mengajak bicara/berdialog dengan Tim Pelaksana UKS/Tim Pembina UKS termasuk Petugas Puskesmas tentang :
• Maksud, tujuan dan manfaat penerapan PHBS di sekolah.
• Rencana kebijakan tentang penerapan PHBS di sekolah.
• Penerapan PHBS di sekolah, antisipasi kendala dan sekaligus alternatif solusi.
• Penetapan penanggung jawab PHBS di sekolah dan mekanisme pengawasannya.
• Cara sosialisasi PHBS yang efektif  bagi guru, siswa, keluarga siswa, pengurus sekolah.
• Optimalisasi peran UKS di Sekolah
3. Pembuatan Kebijakan PHBS di Institusi Pendidikan
Tim Pelaksana UKS membuat kebijakan yang jelas, tujuan dan cara melaksanakannya.
4. Penyiapan Infrastruktur
• Kepala Sekolah membuat surat keputusan (SK) tentang penanggung jawab dan pengawas PHBS di Sekolah.
• Instrumen pengawasan
• Materi sosialisasi penerapan PHBS di sekolah
• Pembuatan dan penempatan pesan-pesan PHBS di tempat-tempat yang strategis di sekolah
• Mekanisme dan saluran pesan PHBS di Institusi Pendidikan.
• Pelatihan/orientasi PHBS bagi Tim Pelaksana UKS di sekolah
5. Sosialisasi Penerapan PHBS di Sekolah
• Sosialisasi penerapan PHBS di Sekolah
• Sosialisasi tugas dan.penanggung jawab PHBS di sekolah
6. Penerapan PHBS
Di Institusi Pendidikan/sekolah :
• Penyampaian pesan PHBS di sekolah kepada siswa dan dewan guru dan pengurus sekolah seperti melalui muatan local, penyuluhan, penyebarluasan informasi melalui media poster, stiker, papan pengumuman, dsb.
• Penyediaan sarana dan prasarana PHBS di sekolah seperti air bersih, jamban sehat, tempat sampah, tempat cuci tangan dsb.
• Pelaksanaan pengawasan PHBS di Sekolah
7. Pengawasan dan Penerapan sanksi
Pengawas PHBS di sekolah mencatat pelanggaran dan menerapkan sanksi sesuai dengan kebijakan sekolah/peraturan perundangan yang berlaku seperti larangan merokok di sekolah dan membuang sampah sembarangan dll.
8. Pemantauan dan Evaluasi
• Lakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik tentang kebijakan yang dilaksanakan.
• Minta pendapat TP UKS Kecamatan dan lakukan kajian terhadap masalah yang ditemukan.
• Putuskan apakah perlu penyesuaian terhadap kebijakan yang telah dilaksanakan.
Berkaitan dengan peran tersebut Petugas Puskesmas dan Guru UKS mempunyai rincian tugas sebagai berikut :
I.                   Peran Petugas Puskesmas/Guru UKS dalam peningkatan budaya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Sekolah
Ayo Cuci Tangan Pakai Sabun
Cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu cara untuk hidup sehat yang paling sederhana dan murah tetapi sayang belum membudaya. Padahal bila dilakukan dengan baik dapat mencegah berbagai penyakit menular seperti diare bahkan tipus. Hanya dengan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) kita bisa mencegah penyakit diare 80-90% dan penyakit -penyakit lain (misal: ISPA, Influensa , bahkan Virus H5N1) sebesar 45 %.
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan yaitu:
a.     Melakukan analisis (hasil kajian PHBS indicator CTPS) dan merumuskan permasalahan sekolah/siswa di wilayah kerjanya berdasarkan hasil pendataan dalam rapat internal.
b.     Bersama pimpinan Puskesmas melakukan advokasi kepada TP UKS Kecamatan untuk mendapat dukungan kebijakan dan dana untuk membantu memecahkan masalah kesehatan anak sekolah dan peningkatan sekolah sehat.
c.      Menyusun rencana kegiatan peningkatan cuci tangan pakai sabun (CTPS) oleh Petugas Puskesmas/Guru UKS
d.     Sosialisasi permasalahan perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) peserta didik di sekolah dan menyusun rencana pemecahan masalah  pada sekolah.
e.      Melaksanakan pelatihan/orientasi/pembinaan kepada guru UKS/TP UKS Sekolah tentang penyelenggaraan CTPS di sekolah oleh petugas kesehatan yang meliputi :
Ø Pembagian tugas dan peran Petugas Kesehatan dan Guru UKS dalam peningkatan CTPS di sekolah
Ø Membina Tim Pelaksana UKS dalam memberikan materi penyuluhan pada siswa tentang CTPS dan memotivasi dalam menyediakan sarana CTPS di sekolah dan pemeliharaannya.
Ø Menempelkan stiker/spanduk/baliho tentang pentingnya CTPS di sekolah
f.       Membina Dokter Kecil/PMR/KKR/Pramuka SBH sebagai kader kesehatan sekolah untuk menjadi contoh teman sebaya dalam perilaku CTPS di sekolah dan menyampaikan informasi CTPS kepada teman sebaya
g.     Melakukan monitoring dan evaluasi :
Ø Adanya dukungan dari TP UKS Kecamatan dalam peningkatan CTPS di sekolah
Ø Jumlah Guru UKS/Tim Pelaksana UKS yang dibina petugas kesehatan dalam peningkatan CTPS di sekolah
Ø Jumlah kader kesehatan sekolah yang dibina Petugas kesehatan / Guru UKS
Ø Sarana CTPS terus meningkat
Ø Ada media informasi tentang CTPS di Sekolah

II.                Peran Petugas Puskesmas/Guru KS dalam peningkatan perilaku mengkonsumsi jajanan sehat di kantin/warung sekolah
Mengkonsumsi makanan sehat merupakan suatu keharusan, terutama bagi anak usia sekolah yang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Sehingga makanan sehat yang mengandung banyak zat gizi sangat diperlukan oleh tubuh mereka. Kandungan karbohidrat, protein, vitamin dan mineral serta serat yang cukup dapat membantu tumbuh kembang anak usia sekolah lebih optimal.
Untuk mendukung kegiatan PHBS, di sekolah haruslah terdapat kantin sekolah yang memenuhi syarat kesehatan. adanya pembinaan dan komitmen dari kepala sekolah dan guru terhadap pengelola kantin sekolah juga merupakan hal yang sangat diperlukan agar pengelola kantin sekolah dapat menyediakan lebih banyak jajanan yang bersih dan sehat.
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan yaitu:
a.     Melakukan analisis (hasil kajian PHBS indicator mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah) dan merumuskan permasalahan sekolah/siswa di wilayah kerjanya berdasarkan hasil pendataan dalam rapat internal.
b.     Bersama pimpinan Puskesmas melakukan advokasi kepada TP UKS Kecamatan untuk mendapat dukungan kebijakan dan dana untuk membantu memecahkan masalah kesehatan anak sekolah dan peningkatan sekolah sehat.
c.      Menyusun rencana kegiatan peningkatan mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah oleh Petugas Puskesmas/Guru UKS
d.     Sosialisasi permasalahan perilaku peserta didik terkait perilaku mengkonsumsi jajanan dan menyusun rencana pemecahan masalah  pada sekolah dan TP UKS Sekolah.
e.      Melaksanakan pelatihan/orientasi/pembinaan kepada guru UKS/TP UKS Sekolah tentang penyelenggaraan jajanan sehat di kantin sekolah oleh Petugas Kesehatan dan Guru UKS yang meliputi :
Ø Pembagian tugas dan peran Petugas Kesehatan dan Guru UKS dalam peningkatan perilaku mengkonsumsi jajanan sehat di sekolah
Ø Membina Tim Pelaksana UKS dalam memberikan materi penyuluhan pada siswa tentang jajanan sehat di kantin sekolah dan memotivasi dalam menyediakan sarana kantin/warung sekolah yang memadai.
Ø Bekerja sama dengan instansi terkait (Labkesda/Badan POM) untuk melakukan pemeriksaan aneka makanan jajanan di sekolah.
Ø Menempelkan stiker/spanduk/baliho tentang pentingnya mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
f.       Membina Dokter Kecil/PMR/KKR/Pramuka SBH sebagai kader kesehatan sekolah untuk menjadi contoh teman sebaya dalam perilaku mengkonsumsi jajanan sehat di sekolah dan menyampaikan informasinya kepada teman sebaya
g.     Melakukan monitoring dan evaluasi :
Ø Adanya dukungan dari TP UKS Kecamatan dalam peningkatan mengkonsumsi jajanan sehat di Sekolah
Ø Jumlah Guru/Tim Pelaksana UKS yang dibina petugas kesehatan dalam peningkatan mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Ø Jumlah kader kesehatan sekolah yang dibina petugas kesehatan / guru UKS
Ø Sarana kantin sekolah memadai
Ø Adanya jadwal rutin pemeriksaan makanan jajanan di sekolah
Ø Ada media informasi tentang pentingnya kantin sehat di Sekolah

III.             Peran Petugas Puskesmas/Guru UKS dalam peningkatan penggunakan jamban yang  bersih dan sehat
Jamban merupakan media penularan bakteri dan VIRUShttp://cdncache-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png penyebab penyakit. Kebersihan jamban mutlak diperlukan untuk mencegah penularan bakteri dan VIRUShttp://cdncache-a.akamaihd.net/items/it/img/arrow-10x10.png penyebab penyakit diantara warga sekolah yang menggunakannya. Selain kebersihan dari jamban, daya tahan tubuh pengguna juga menjadi faktor penentu penularan penyakit. Daya tahan tubuh yang rendah membuat bakteri dan virus penyebab penyakit mudah masuk kedalam tubuh, untuk mencegah hal itu salah satu cara meningkatkan daya tahan tubuh adalah dengan olahraga yang teratur dan terukur yang akan dibahas di artikel selanjutnya.
Untuk mendukung kegiatan PHBS, di sekolah haruslah tersedia jamban yang memenuhi syarat kesehatan serta memiliki sarana alat pembersih. jamban yang bersih dan tidak berbau selain menunjukkan kebersihan juga membuat angka penularan bakteri dan kuman penyebab penyakit menjadi berkurang.
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan yaitu:
a.     Melakukan analisis (hasil kajian PHBS indicator menggunakan jamban yang bersih dan sehat) dan merumuskan permasalahan sekolah/siswa di wilayah kerjanya berdasarkan hasil pendataan dalam rapat internal
b.     Bersama pimpinan Puskesmas melakukan advokasi kepada TP UKS Kecamatan untuk mendapat dukungan kebijakan dan dana untuk membantu memecahkan masalah kesehatan anak sekolah dan peningkatan sekolah sehat.
c.      Menyusun rencana kegiatan peningkatan penggunakan jamban yang bersih dan sehat oleh petugas Puskesmas dan Guru UKS
d.     Sosialisasi permasalahan perilaku menggunakan jamban yang bersih dan sehat di sekolah dan menyusun rencana pemecahan masalah  pada sekolah.
e.      Melaksanakan pelatihan/orientasi/pembinaan kepada guru UKS/TP UKS Sekolah tentang penyelenggaraan jamban yang bersih dan sehat di sekolah oleh petugas kesehatan dan Guru UKS yang meliputi :
Ø Pembagian tugas dan peran petugas kesehatan dan Guru UKS dalam peningkatan perilaku menggunakan jamban yang bersih dan sehat di sekolah
Ø Membina Tim Pelaksana UKS dalam memberikan materi penyuluhan pada siswa tentang jamban yang bersih dan sehat dan memotivasi sekolah dalam menyediakan sarana jamban sekolah yang memadai.
Ø Menempelkan stiker/spanduk/baliho tentang pentingnya menggunakan jamban yang bersih dan sehat sekolah
Ø Membina Dokter Kecil/PMR/KKR/Pramuka SBH sebagai kader kesehatan sekolah untuk menjadi contoh teman sebaya dalam perilaku menggunakan jamban yang bersih dan sehat dan menyampaikan informasinya kepada teman sebaya
f.       Melakukan monitoring dan evaluasi :

Ø Adanya dukungan dari TP UKS Kecamatan dalam peningkatan  penggunaan jamban yang bersih dan sehat
Ø Jumlah Guru/Tim Pelaksana UKS yang dibina petugas kesehatan dalam peningkatan penggunaan jamban yang bersih dan sehat di Sekolah
Ø Jumlah kader kesehatan sekolah yang dibina petugas kesehatan / guru UKS
Ø Sarana jamban sekolah meningkat/memadai
Ø Ada media informasi tentang pentingnya jamban yang bersih dan sehat di Sekolah

IV.            Peran Petugas Puskesmas/Guru UKS dalam peningkatan aktifitas olah raga yang teratur dan terukur di sekolah

Olahraga adalah aktifitas fisik maupun psikis yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan. Berolahraga selain membuat badan bugar dan sehat juga dapat membuat sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri dan virus penyebab penyakit meningkat, sehingga dengan berolahraga diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan bagi pelakunya.
Berolahraga hendaknya teratur dengan jadwal yang telah terukur sesuai dengan kemampuan pelakunya. dengan berolahraga secara teratur tubuh akan terbiasa dengan kegiatan tersebut sehingga tidak terjadi kekakuan otot. berolahraga juga haruslah terukur karena kemampuan setiap pelaku olahraga berbeda.
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan yaitu:
a.     Melakukan analisis (hasil kajian PHBS indicator aktifitas olah raga yang teratur dan terukur) dan merumuskan permasalahan sekolah/siswa di wilayah kerjanya berdasarkan hasil pendataan dalam rapat internal.
b.     Bersama pimpinan Puskesmas melakukan advokasi kepada TP UKS Kecamatan untuk mendapat dukungan kebijakan dan dana untuk membantu memecahkan masalah kesehatan anak sekolah dan peningkatan sekolah sehat.
c.      Menyusun rencana kegiatan peningkatan kegiatan aktifitas olah raga yang teratur dan terukur oleh petugas Puskesmas dan Tim Pelaksana UKS Sekolah
d.     Sosialisasi permasalahan perilaku anak sekolah terkait perilaku aktifitas olah raga yang teratur dan terukur di sekolah dan menyusun rencana pemecahan masalah  pada sekolah.
e.      Melaksanakan pelatihan/orientasi/pembinaan kepada guru UKS/TP UKS Sekolah tentang penyelenggaraan kegiatan aktifitas olah raga yang teratur dan terukur di sekolah oleh Petugas Kesehatan dan Guru UKS yang meliputi :
Ø Pembagian tugas dan peran petugas kesehatan dan Guru UKS dalam peningkatan kegiatan aktifitas olah raga yang teratur dan terukur di sekolah
Ø Membina Tim Pelaksana UKS dalam memberikan materi penyuluhan pada siswa tentang aktifitas olah raga yang teratur dan terukur dan memotivasi sekolah dalam menyediakan sarana olah raga yang memadai.
Ø Menempelkan stiker/spanduk/baliho tentang pentingnya aktifitas olah raga yang teratur dan terukur  di sekolah
Ø Membina Dokter Kecil/PMR/KKR/Pramuka SBH sebagai kader kesehatan sekolah untuk menjadi contoh teman sebaya dalam perilaku aktifitas olah raga yang teratur dan terukur dan menyampaikan informasinya kepada teman sebaya
f.       Melakukan monitoring dan evaluasi :
Ø Adanya dukungan dari TP UKS Kecamatan dalam peningkatan aktifitas fisik yang teratur dan terukur di sekolah.
Ø Jumlah Guru/Tim Pelaksana UKS yang dibina petugas kesehatan dalam peningkatan kegiatan aktifitas olah raga yang teratur dan terukur di Sekolah
Ø Jumlah kader kesehatan sekolah yang dibina petugas kesehatan / guru UKS
Ø Sarana olar raga  memadai
Ø Ada media informasi tentang pentingnya aktifitas olah raga yang teratur dan terukur di Sekolah

V.               Peran Petugas Puskesmas/Guru UKS dalam peningkatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di sekolah

PHBS di Sekolah yang kelima adalah Memberantas Jentik Nyamuk. Jentik nyamuk merupakan cikal bakal nyamuk, jika tidak segera diberantas maka hasil yang didapat adalah banyak nyamuk dilingkungan. Nyamuk merupakan salah satu pembawa bakteri dan virus penyebab penyakit, sehingga keberadaan nyamuk haruslah diberantas. pemberantasan jentik bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan nyamuk sehingga terhindar dari penyakit yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk.


Untuk mendukung kegiatan PHBS, di sekolah hendaknya memiliki bak penampungan air yang memenuhi syarat kesehatan, serta warga sekolah haruslah menggunakan bak penampungan air yang bebas jentik nyamuk.
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan yaitu:
a.     Melakukan analisis (hasil kajian PHBS indicator pemberantasan sarang nyamuk) dan merumuskan permasalahan sekolah/siswa di wilayah kerjanya berdasarkan hasil pendataan dalam rapat internal.
b.     Bersama pimpinan Puskesmas melakukan advokasi kepada TP UKS Kecamatan untuk mendapat dukungan kebijakan dan dana untuk membantu memecahkan masalah kesehatan anak sekolah dan peningkatan sekolah sehat.
c.      Menyusun rencana kegiatan peningkatan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk  oleh petugas Puskesmas dan Tim Pelaksana UKS Sekolah
d.     Sosialisasi permasalahan perilaku anak sekolah terkait perilaku memberantas sarang nyamuk di sekolah dan menyusun rencana pemecahan masalah  pada sekolah dan TP UKS Sekolah.
e.      Melaksanakan pelatihan/orientasi/pembinaan kepada guru UKS/TP UKS Sekolah tentang kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di sekolah oleh petugas kesehatan dan Guru UKS yang meliputi :
Ø Pembagian tugas dan peran petugas kesehatan dan Guru UKS dalam peningkatan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di sekolah
Ø Membina Tim Pelaksana UKS dalam memberikan materi penyuluhan pada siswa tentang pemberantasan sarang nyamuk dan memotivasi sekolah untuk membentuk juru pemantau jentik dari kalangan anak sekolah.
Ø Menempelkan stiker/spanduk/baliho tentang pentingnya melakukan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
Ø Membina Dokter Kecil/PMR/KKR/Pramuka sebagai kader kesehatan sekolah untuk menjadi contoh teman sebaya dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan menyampaikan informasinya kepada teman sebaya
f.       Melakukan monitoring dan evaluasi :
Ø Adanya dukungan dari TP UKS Kecamatan dalam peningkatan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di sekolah
Ø Jumlah Guru/Tim Pelaksana UKS yang dibina petugas kesehatan dalam peningkatan pemberantasan sarang nyamuk di Sekolah
Ø Jumlah kader kesehatan sekolah/Jumantik yang dibina petugas kesehatan / guru UKS
Ø Adanya jadwal PSN
Ø Ada media informasi tentang pentingnya pemberantasan sarang nyamuk di Sekolah

VI.            Peran petugas Puskesmas/Guru UKS dalam penerapan kawasan tanpa rokok di sekolah

Untuk mendukung kegiatan PHBS. Di sekolah hendaknya tidak ada rokok, asbak dan abu serta puntung rokok di lingkungan sekolah. Tidak ada warga sekolah yang membeli rokok di lingkungan sekolah serta tidak merokok pada saat jam sekolah merupakan indikator yang harus dicapai dalam rangka mensukseskan kegiatan ini.
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan yaitu:
a.     Melakukan analisis (hasil kajian PHBS indicator tidak merokok di sekolah) dan merumuskan permasalahan sekolah/siswa di wilayah kerjanya berdasarkan hasil pendataan dalam rapat internal.
b.     Bersama pimpinan Puskesmas melakukan advokasi kepada TP UKS Kecamatan untuk mendapat dukungan kebijakan dan dana untuk membantu memecahkan masalah kesehatan anak sekolah dan peningkatan sekolah sehat.
c.      Menyusun rencana kegiatan peningkatan kegiatan penerapan kawasan tanpa rokok  oleh petugas Puskesmas dan Guru UKS
d.     Sosialisasi permasalahan perilaku anak sekolah/guru/pengelola sekolah terkait perilaku merokok di lingkungan sekolah dan menyusun rencana pemecahan masalah.
e.      Melaksanakan pelatihan/orientasi/pembinaan kepada guru UKS/TP UKS Sekolah tentang kegiatan kawasan tanpa rokok dan bahaya rokok di sekolah oleh petugas kesehatan dan Guru UKS yang meliputi :
Ø Pembagian tugas dan peran petugas kesehatan dan Guru UKS dalam penerapan kawasan tanpa rokok di sekolah.
Ø Membina Tim Pelaksana UKS dalam memberikan materi penyuluhan pada siswa tentang bahaya rokok dan memotivasi sekolah untuk menerapkan kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah.
Ø Menempelkan stiker/spanduk/baliho tentang bahaya rokok dan kawasan tanpa rokok di lingkungan sekolah. 
Ø Membina Dokter Kecil/PMR/KKR/Pramuka SBH sebagai kader kesehatan sekolah untuk menjadi contoh teman sebaya dalam berperilaku tidak merokok dan menyampaikan pesan bahaya rokok kepada teman sebaya
f.       Melakukan monitoring dan evaluasi :
Ø Adanya dukungan dari TP UKS Kecamatan dalam peningkatan kegiatan penerapan kawasan tanpa rokok di sekolah
Ø Jumlah Guru/Tim Pelaksana UKS yang dibina petugas kesehatan dalam peningkatan kegiatan kawasan tanpa rokok di Sekolah
Ø Jumlah kader kesehatan sekolah yang dibina petugas kesehatan / Guru UKS
Ø Adanya kawasan tanpa rokok di sekolah
Ø Ada media informasi tentang pentingnya kawasan tanpa rokok/bahaya rokok di Sekolah

VII.         Peran pertugas Puskesmas/Guru UKS dalam peningkatan perilaku siswa membuang sampah pada tempatnya di sekolah

Membuang sampah pada tempatnya merupakan perbuatan baik yang positif yang harus dijadikan sebagai suatu kebiasaan sehari-hari agar dapat menjadi teladan bagi orang lain. Untuk mendukung kegiatan PHBS, di sekolah hendaknya tersedia tempat pembuangan sampah yang tertutup di setiap ruangan serta adanya tempat pembuangan sampah di sekolah
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan yaitu:
a.     Melakukan analisis (hasil kajian PHBS indicator membuang sampah pada tempatnya) dan merumuskan permasalahan sekolah di wilayah kerjanya berdasarkan hasil pendataan rapat internal dan mini lokakarya.
b.     Bersama pimpinan Puskesmas melakukan advokasi kepada TP UKS Kecamatan untuk mendapat dukungan kebijakan dan dana untuk membantu memecahkan masalah kesehatan anak sekolah dan peningkatan sekolah sehat.
c.      Menyusun rencana kegiatan peningkatan perilaku membuang sampah pada tempatnya oleh petugas Puskesmas dan Tim Pelaksana UKS Sekolah
d.     Sosialisasi permasalahan perilaku anak sekolah terkait perilaku membuang sampah pada tempatnya dan menyusun rencana pemecahan masalah  pada sekolah.
e.      Melaksanakan pelatihan/orientasi/pembinaan kepada guru UKS/TP UKS Sekolah tentang kegiatan membuang sampah pada tempatnya dan pemanfaatan sampah di sekolah oleh petugas kesehatan dan Guru UKS yang meliputi :
Ø Pembagian tugas dan peran petugas kesehatan dan Guru UKS dalam peningkatan perilaku membuang sampah pada tempatnya di sekolah
Ø Pembagian tugas dan peran petugas kesehatan dan Guru UKS dalam kegiatan pemanfaatan sampah di sekolah
Ø Membina Tim Pelaksana UKS dalam memberikan materi penyuluhan pada siswa tentang sampah dan memotivasi sekolah untuk mmenyediakan tempat sampah yang memadai.
Ø Menempelkan stiker/spanduk/baliho tentang pentingnya berperilaku membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
Ø Membina Dokter Kecil/PMR/KKR/Pramuka SBH sebagai kader kesehatan sekolah untuk menjadi contoh teman sebaya dalam membuang sampah pada tempatnya dan menyampaikan informasinya kepada teman sebaya
f.       Melakukan monitoring dan evaluasi :
Ø Adanya dukungan dari TP UKS Kecamatan dalam peningkatan kegiatan membuang sampah pada tempatnya  
Ø Jumlah Guru/Tim Pelaksana UKS yang dibina petugas kesehatan dalam peningkatan kegiatan membuang sampah pada tempatnya di sekolah.
Ø Jumlah kader kesehatan sekolah yang dibina petugas kesehatan / Guru UKS
Ø Adanya kegiatan pengelolaan sampah oleh sekolah
Ø Ada media informasi tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya.

VIII.      Peran petugas Puskesmas dalam peningkatan kegiatan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan siswa setiap 6 bulan di sekolah

Pertumbuhan dan perkembangan anak di usia sekolah sangatlah pesat, sehingga diperlukan pencatatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara rutin.Dengan mengetahui berat badan dan tinggi badan seseorang maka akan dapat diperkirakan tingkat kesehatan atau gizinya. Berat badan dan tinggi badan dianjurkan untuk mengukur keadaan gizi.
Beberapa hal yang mempengaruhi berat badan dan tinggi badan diantaranya adalah makanan dan minuman. Dalam sehari tubuh manusia membutuhkan gizi lengkap seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan yaitu:
a.     Melakukan analisis (hasil kajian PHBS indicator menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan siswa setiap 6 bulan) dan merumuskan permasalahan sekolah/siswa di wilayah kerjanya berdasarkan hasil pendataan rapat internal dan mini lokakarya.
b.     Bersama pimpinan Puskesmas melakukan advokasi kepada TP UKS Kecamatan untuk mendapat dukungan kebijakan dan dana untuk membantu memecahkan masalah kesehatan anak sekolah dan peningkatan sekolah sehat.
c.      Menyusun rencana kegiatan peningkatan kegiatan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan siswa setiap 6 di sekolah oleh petugas Puskesmas dan Tim Pelaksana UKS Sekolah
d.     Sosialisasi permasalahan perilaku anak sekolah terkait hasil penimbangan  berat badan dan mengukur tinggi badan siswa di sekolah dan menyusun rencana pemecahan masalah  pada sekolah dan TP UKS Sekolah.
e.      Melaksanakan pelatihan/orientasi/pembinaan kepada guru UKS/TP UKS Sekolah tentang pentingnya menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan siswa setiap 6 bulan di sekolah oleh petugas kesehatan dan Guru UKS yang meliputi :
Ø Pembagian tugas dan peran petugas kesehatan dan Guru UKS dalam peningkatan kegiatan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan siswa setiap 6 bulan di sekolah.
Ø Membina Tim Pelaksana UKS dalam memberikan materi penyuluhan pada siswa tentang pentingnya menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan siswa setiap 6 bulan di sekolah.
Ø Menempelkan stiker/spanduk/baliho tentang pentingnya melakukan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan siswa setiap 6 bulan di sekolah.
Ø Membina Dokter Kecil/PMR/KKR/Pramuka SBH sebagai kader kesehatan sekolah untuk menjadi contoh teman sebaya dalam melakukan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan siswa setiap 6 bulan di sekolah dan menyampaikan informasinya kepada teman sebaya
f.       Melakukan monitoring dan evaluasi :
Ø Adanya dukungan dari TP UKS Kecamatan dalam peningkatan kegiatan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan siswa setiap 6 bulan di sekolah.
Ø Jumlah Guru/Tim Pelaksana UKS yang dibina petugas kesehatan dalam peningkatan kegiatan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan siswa setiap 6 bulan di sekolah.
Ø Jumlah kader kesehatan sekolah yang dibina petugas kesehatan / Guru UKS
Ø Adanya jadwal menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan siswa setiap 6 bulan di sekolah
Ø Ada media informasi tentang pentingnya mengukur tinggi badan siswa setiap 6 bulan di sekolah 

TERIMA KASIH
Bidang Sumberdaya dan Promosi Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang
Tahun 2015