29 Feb 2016

Menkes Imbau 'Satu Rumah' Ada 'Satu Jumantik'

BERKAITAN dengan pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD), Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, Sp.M(K) mengimbau kepada masyarakat agar  memulai kembalii gerakan Satu Rumah Satu Jumantik. 

Kita semua wajib mawas diri terhadap keberadaan jentik nyamuk di rumah kita sendiri, tutur Menkes.

Jumatik merupakan singkatan dari juru pemantau jentik, merupakan anggota masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di lingkungannya, melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin. Jumantik juga berperan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapaan masyarakat menghadapi demam berdarah dengue (DBD). Menkes menjelaskan bahwa vektor penular penyakit DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti senang berkembang biak di genangan air yang bersih di sekitar lingkungan kita. 

Menurut Menkes, musim hujan airnya cukup bersih, banyak genangan di talang rumah, bak mandi, bahkan di daun.

Mereka senang sekali bertelur di sana sehingga banyak jentik nyamuk. Memang yang harus kita basmi ya jentik-jentik nyamuk ini, ujar Menkes.

Menkes juga menambahkan bahwa menghilangkan jentik-jentik nyamuk (larva) itu lebih mudah daripada mengendalikan saat sudah menjadi nyamuk dewasa. 

Untuk pemberantasan jentik ini kita bisa lakukan berbagai cara, salah satunya adalah menaburkan bubuk abate (abateisasi) di tempat-tempat yang sulit dijangkau, tambah Menkes.

Pada kesempatan tersebut, Menkes berpesan kepada para siswa dan siswi bisa menjadi Jumantik di sekolah mereka sendiri. Sekolah-sekolah diingatkan untuk melakukan PSN 3M Plus untuk mencegah DBD.

PSN 3M Plus adalah 1) Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain 2) Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD. 

Selain itu, ditambahkan segala bentuk kegiatan pencegahan DBD lainnya, seperti 1) Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Sumber : www.depkes.go.id

28 Feb 2016

Ayo Kendalikan DBD Dengan PSN 3M Plus

Setiap tahun, kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia cenderung meningkat pada pertengahan musim penghujan sekitar bulan Januari, dan cenderung turun pada bulan Februari hingga ke penghujung tahun.

Sepanjang Januari 2016 Direktorat Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan mencatat 3.298 kasus DBD dengan jumlah kematian sebanyak 50 kasus di Indonesia. Sementara di daerah KLB tercatat 492 kasus, 25 kasus diantaranya meninggal. KLB terjadi di 11 Kabupaten/Kota di 7 Provinsi.

Dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat menentukan. Oleh karenanya program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus perlu terus dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun khususnya pada musim penghujan. Program PSN , yaitu: 1) Menguras, adalah membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain 2) Menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular Demam Berdarah.

Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti 1) Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

PSN perlu ditingkatkan terutama pada musim penghujan dan pancaroba, karena meningkatnya curah hujan dapat meningkatkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, sehingga seringkali menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) terutama pada saat musim penghujan.

Selain PSN 3M Plus, sejak Juni 2015 Kemenkes sudah mengenalkan program 1 rumah 1 Jumantik (juru pemantau jentik) untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat Demam Berdarah Dengue. Gerakan ini merupakan salah satu upaya preventif mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) dari mulai pintu masuk negara sampai ke pintu rumah.

Terjadinya KLB DBD di Indonesia berhubungan dengan berbagai faktor risiko, yaitu: 1) Lingkungan yang masih kondusif untuk terjadinya tempat perindukan nyamuk Aedes; 2) Pemahaman masyarakat yang masih terbatas mengenai pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN)  3M Plus; 3) Perluasan daerah endemic akibat perubahan dan manipulasi lingkungan yang etrjadi karena urbanisasi dan pembangunan tempat pemukiman baru; serta 4) Meningkatnya mobilitas penduduk.

Untuk mengendalikan kejadian DBD, Kementerian Kesehatan terus berkoordinasi dengan Daerah terutama dalam pemantauan dan penggiatan surveilans DBD. Selain itu,  bantuan yang diperlukan Daerah juga telah disiagakan untuk didistribusikan. 

Sumber : www.depkes.go.id

27 Feb 2016

Dibanding Fogging, PSN 3M Plus Lebih Utama Cegah DBD

MENTERI Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, Sp.M(K) menyatakan bahwa pengasapan (fogging) bukan strategi yang utama dalam mencegah demam berdarah dengue ( DBD). Fogging tidak dilakukan secara rutin, hanya dilakukan saat terjadi kasus di suatu wilayah, sehingga daerah di sekitarnya melakukan fogging untuk memberantas nyamuk sebagai vektor penyakit DBD.
Pencegahannya itu bukan melalui fogging, tetapi bagaimana kita menjaga kebersihan dan menghilangkan jentik nyamuk. Fogging ini kan memakai insektisida, sehingga kita khawatir ada resistensi, ujar Menkes kepada sejumlah media usai melantik dua pejabat tinggi Madya di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu siang (10/2).
Menkes menjelaskan bahwa menghilangkan jentik-jentik nyamuk (larva) itu lebih mudah daripada mengendalikan saat sudah menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di genangan air yang bersih di sekitar lingkungan kita.
Untuk pemberantasan jentik ini kita bisa lakukan berbagai cara, salah satunya adalah menaburkan bubuk abate (abateisasi), tutur Menkes.
Seperti kita ketahui, pencegahan DBD  yang paling efektif dan efisien sampai saat ini adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus. Singkatan dari 3M, antara lain: 1) Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain 2) Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya; dan 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.
Adapun yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti 1) Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk, 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.


26 Feb 2016

Kadinkes Ajak Warga Pandeglang Sukseskan PIN Polio

MENYONGSONG Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang akan dilaksanakan pada pekan kedua Maret 2016, Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang mengajak seluruh warga Pandeglang untuk mensukseskan PIN 2016.
“Pekan Imunisasi Nasional ini akan dilaksanakan pada tanggal 8 – 15 Maret 2016 nanti. Dinas Kesehatan menargetkan, seluruh bayi dan anak di wilayah Kabupaten Pandeglang, menerima imunisasi sesuai dengan umur dan jenis imunisasi yang dibutuhkan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang Hj. Indah Diarsiani, usai membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Palang Hijau Warga Kesehatan, di gedung PKPRI, Pandeglang, Kamis (25/2/2016).
Dijelaskan,  sasaran PIN Polio di Kabupaten Pandeglang tahun ini sebanyak   148,398 anak balita (bawah lima tahun red). “Untuk pelayanan PIN Polio kami akan menyediakan 1.796 Pos PIN yang tersebar di 36 wilayah Puskesmas, rumah sakit, dan tempat umum lainnya” ungkapnya.
Dia menegaskan, imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan paling efektif, selain dapat mencegah penyakit tapi juga dapat melindungi orang sekitar.
“Kesadaran tentang pentingnya imunisasi, diharapkan tumbuh dari orang tua, sehingga bayi dan anak memiliki kekebalan tubuh yang dibutuhkan. Menjadi sehat adalah hak anak. Anak yang sehat adalah investasi bagi orang tuanya. Mari datang ke puskesmas dan Pos PIN terdekat untuk mendapatkan imunisasi polio secara gratis,” tegasnya.
Menurutnya, program Imunisasi telah diatur di dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, dimana setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dengan ketentuannya untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi dan pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak. “Untuk itu, mari kita sukseskan PIN Polio 2016 ini,” tandasnya. (Ade Setiawan)***
https://ssl.gstatic.com/ui/v1/icons/mail/images/cleardot.gif