15 Apr 2012

Pandeglang Diguncang Gempa 6,0 SR


Gempa Pandeglang 6,0 SR, tidak berpotensi TSUNAMI
GEMPA mengguncang Pandeglang, Minggu (15/4/2012) sekitar pukul 02.26 WIB dini hari. Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis melalui situs www.bmkg.go.id, lokasi gempa terletak di 7.17 LS-105.13 BT dengan kedalaman 10 km di 95 km barat daya Pandeglang Banten terjadi tepat pada 15 April 2012 02:26:39 WIB.

Berdasarkan informasi BMKG gempa yang terjadi di Ujung Kulon Pulau Jawa tersebut tidak berpotensi TSUNAMI.

Guncangan gempa sekitar 60 detik dirasakan di sekitar Kota Pandeglang dan sekitarnya. Getaran gempa dikabarkan terasa di seluruh wilayah kabupaten/kota di Banten, termasuk disejumlah provinsi lainnya di Jawa Barat dan DKI Jakarta (mr.adesetiawan@gmail.com)***

13 Apr 2012

Siapa Bilang Koordinasi Lintas Sektor Sulit ?


MENJABAT kepala puskesmas di wilayah perkotaan sekitar tiga bulan memberi pengalaman berharga bagi Hj. Umbiyati. Pengalaman positif itu dia alami saat harus melakukan koordinasi  berbagai kegiatan dan program puskesmas dengan lintas sektor kecamatan dan kelurahan.  Kesan ini menurut Umbi mengikis anggapan sulitnya berkoodinasi dengan lintas sektor. Karena yang dia alami justru sebaliknya. “Komunikasi dengan lintas sektor kecamatan dan Lurah sangat baik dan cukup dekat. Disini Camat sangat mendukung semua kegiatan puskesmas. Bahkan setiap ada kegiatan di tingkat kecamatan, Puskesmas selalu diundang dan aktif dilibatkan,” ujar Kepala Puskesmas Kadomas Kecamatan Pandeglang Bd. Hj. Umbiyati, SKM, Selasa (10/4) kemarin.
Kedekatan komunikasi yang terjalin, tutur Umbi yang sebelumnya Kepala Puskesmas Bangkonol  ini sangat membantu efektifitas operasional program di puskesmas, terutama kegiatan diluar gedung seperti pelayanan Posyandu maupun sosialisasi program kesehatan bagi warga setempat.
Dia juga mengaku kerap mendapat informasi dari camat dan lurah bila mendapati masalah kesehatan warga di wilayah kerjanya. Begitupun sebaliknya. “Setidaknya kami saling memberi informasi melalui telepon atau pesan singkat (SMS) bila ada tugas yang harus dilakukan secara lintas sektoral sesuai peran dan tugas masing-masing,” katanya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

12 Apr 2012

Hari TB Sedunia 2012 : Let’s Unite to Stop TB


PENGENDALIAN TB yang telah kita laksanakan selama beberapa dasa warsa terakhir ini menunjukkan kemajuan yang bermakna. Jika dibandingkan data tahun 1990 dengan data tahun 2010, maka Indonesia telah berhasil menurunkan insidens TB sebesar 45%, yaitu dari 343 per 100.000 penduduk menjadi 189 per 100.000 penduduk; menurunkan prevalens TB sebesar 35%, yaitu dari 443 per 100.000 penduduk menjadi 289 per 100.000 penduduk; dan menurunkan angka kematian TB sebesar 71%, yaitu dari 92 per 100.000 penduduk menjadi 27 per 100.000 penduduk.

Demikian sambutan Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH yang dibacakan oleh Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D, dalam acara Funbike dan Jalan Sehat memperingati  Hari Tuberkulosis Sedunia 2012 di Silang Monas Jakarta, Minggu pagi (1/4/12). Acara yang dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, H.R. Agung Laksono ini dihadiri oleh Dirjenl Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama  SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE; Duta Besar AS untuk Republik Indonesia, Scot Marciel; Walikota Jakarta Pusat, R.H.Saefullah, M.Pd; Direktur Dompet Dhuafa, Ismail A. Said;  serta pejabat dari berbagai Kementerian lainnya.

Melalui sambutan tersebut, Menkes menyampaikan penularan TB terjadi melalui udara yang mengandung percikan dahak penderita TB. Namun, seseorang yang tertular kuman TB tidak selalu jatuh sakit, bergantung pada sistem kekebalan tubuhnya.

”Karena itu, jagalah kekebalan tubuh kita dengan menjaga kesehatan dan menerapkan 6 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti Makan teratur, dengan menu seimbang, serta cukup sayur dan buah; Menjaga kebersihan diri dan lingkungan hidup; Berolahraga dengan benar, cukup, dan teratur; Tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, dan tidak menyalahgunakan Napza; Beristirahat cukup dan teratur; dan Segera berobat jika sakit”, ujar Menkes

Tema global peringatan hari TB Sedunia tahun 2012 adalah Let’s Unite to Stop TB yang diterjemahkan menjadi tema nasional ”Bersatu Menuju Indonesia Bebas TB”.  Sementara itu, slogan peringatan hari TB sedunia tahun 2012 adalah Stop TB in My Life Time atau “Jangan Biarkan TB Ada di Hidupku”. 

Permasalahan TB di Indonesia masih sedemikian luasnya sehingga masih membutuhkan komitmen semua pihak untuk mengendalikan TB di Indonesia. Mengutip data hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 diketahui TB menempati urutan pertama penyakit menular penyebab kematian baik di perkotaan dan di pedesaan. Belum lagi adanya  kasus Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) bahkan Extremely Drug Resistant Tuberculosis (XDR-TB) yang  mengakibatkan biaya yang harus dikeluarkan baik oleh negara maupun masyarakat sendiri menjadi semakin besar. Berdasarkan WHO report of Global TB Control 2011, saat ini Indonesia menempati urutan ke 9 di antara 27 negara yang mempunyai beban tinggi untuk MDR TB, sedikitnya telah ditemukan 8 kasus XDR-TB di Indonesia.

Tahun 2011, Indonesia telah mencapai angka penemuan kasus 82.69 % (melebihi target global 70%). Selain itu, angka keberhasilan pengobatan sebesar 90.29%, bila dibandingkan dengan target RPJMN untuk angka keberhasilan pengobatan di tahun 2011 adalah sebesar 86%, maka sudah tercapai.

”Semestinya tidak boleh ada lagi orang yang meninggal karena Tuberkulosis (TB). Sebab, TB dapat dideteksi, diobati/disembuhkan dengan minum obat sampai tuntas. Pemerintah juga telah menyediakan sarana pemeriksaan dan pengobatan TB di seluruh Indonesia, baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit. Di samping itu, seluruh biaya pengobatan TB di fasilitas pelayanan kesehatan Pemerintah dijamin oleh Pemerintah”, tandas Menkes

Kegiatan Funbike dan jalan sehat ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia atau Hari TB Sedunia,  yang diperingati setiap tanggal 24 Maret. Kegiatan yang diikuti lebih dari 8000 peserta ini merupakan hasil kerjasama Kementerian Kesehatan dengan Dompet Dhuafa, serta berbagai pihak lainnya.

Menjawab pertanyaan media, Dirjen PP dan PL Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama  SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, menyatakan kegiatan funbike dan jalan sehat merupakan sarana olah raga gunameningkatkan daya tahan tubuh masyarakat. Seperti kita ketahui bahwa daya tahan tubuh yang kuat dapat mencegah seseorang dari terserang penyakit tuberkulosis.

“Kegiatan ini juga sebagai ajang keterlibatan berbagai pihak baik dari dalam maupun luar negeri untuk bersama-sama mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa TB adalah masalah kesehatan yang harus kita tanggulangi bersama”, tambah Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faksimili 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567 dan 081281562620, atau alamat e-mailinfo@depkes.go.idkontak@depkes.go.id

Penyebab KLB Diare Karena Tercemar E-coli


SEBULAN terakhir ini Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinkes Pandeglang dr. Hj. Asmani Raneyanti direpotkan dengan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) diare. Telepon dan pesan singkat (SMS) dari berbagai media massa pun sering dia terima terkait dengan KLB yang terjadi di Kecamatan Sukaresmi dan Pulosari beberapa waktu lalu itu. Ditengah upaya penanggulangan KLB yang dia lakukan bersama timnya, Asmani tak sungkan berbagi informasi dengan wartawan saat berada di lokasi kejadian sekalipun.
Kini KLB diarenya memang sudah reda. Namun, laporan tertulis penyebab langsung kejadian diare yang menyerang secara serentak ratusan orang tersebut hingga kini belum juga diterimanya dari Balai Teknik Kesehaan Lingkungan (BTKL) Jakarta.  Tak mau berlama-lama menunggu, dia mengaku telah meminta informasi secara lisan hasil laboratorium BTKL. Asmani beralasan informasi yang diperolehnya menjadi dasar tindak lanjut penanggulangan diare pasca KLB.  Menurut Asmani penyebab diare disimpulkan karena bakteri  Escherichia Coli (E-coli).
“Hasil labnya enam sampel  rectal swab positif mengandung E. Coli. Sampel feses positif E.coli. tiga sampel dari empat muntahan penderita juga positif E.coli,” ungkap Asmani yang dikirimkan melalui SMS, Selasa (10/4) kemarin.
Dijelaskan, E-coli merupakan bakteri penyakit yang berasal dari tinja kotoran manusia (feses). “Kandungan E.coli menunjukan makanan dan atau minuman yang dikonsumsi warga tercemar kotoran manusia  yang dapat menyebabkan diare dan muntah-muntah,” jelasnya.
Dengan data hasil uji laboratorium tersebut dugaan penyebab tidak langsung terbukti karena faktor perilaku dan lingkungan yang tidak sehat. 
“Perilaku buang air besar sembarangan telah menyebabkan lingkungan dan sumber air  disekitar warga tercemar E.coli,” katanya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

11 Apr 2012

Dinkes Pandeglang Siap Seleksi Bidan PTT


DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANDEGLANG akan membuka lowongan kerja bagai bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) pada pertengahan April ini sebanyak 27 bidan. Formasi ini disiapkan untuk memenuhi kebutuhan bidan di Kabupaten Pandeglang.
Kepala Dinas Kesehatan Pandeglang, Iskandar mengatakan, dasar kebutuhan tenaga bidan di Kabupaten Pandeglang yakni melihat dari kurangnya tenaga bidan di hampir 36 Puskesmas yang ada di Kabupaten Pandeglang.
Menurutnya, kebutuhan bidan ke pada Kementrian Kesehatan sudah di setujui formasi bidan PTT 2011 sebanyak 27 orang. "Kita akan buka pendaftaran bidan PTT pada pertengahan April bulan ini, kuota yang disediakan itu sebanyak 27 orang. Dan saya prediksi sekitar dua ratusan bidan akan ikut mendaftar, namun saya jamin dalam proses seleksi akan berjalan objektif," katanya.
Iskandar menambahkan, 27 bidan PTT yang nanti lolos seleksi akan ditempatkan di desa-desa atau Puskesmas di Kabupaten Pandeglang. Dalam penempatan kerja dan penghasilan para bidan PPT akan dibedakan menjadi dua katagori, yakni bidan PTT biasa dan bidan PTT terpencil.
Lebih lanjut dirinya menerangkan, dua katagori bidan PTT biasa dan terpencil itu dibedakan dari letak geografis dan akses lokasi kerja. Bidan PTT terpecil seperti daerah-daerah Pandeglang bagian selatan atau daerah lain yang letak geografis dan aksesnya cukup jauh dari pusat kabupaten.  
"Nanti mereka (bidan PTT, red) dibedakan menjadi dua katagori, yakni bidan PTT biasa dan terpencil. Yang pasti untuk bidan yang ditempatkan di daerah terpencil itu akan mendapatkan pengahasilan lebih besar dari pada bidan yang bertugas di wilayah kota," terang Iskandar.
Dijelaskannya, bidan PTT terpencil dalam setiap bulan akan mendapatkan gaji pokok sebesar Rp1.450.000 dan tunjangan terpencil sebesar Rp1.500.000. Iskandar juga berharap agar bidan yang akan ikut dalam seleksi bidan PTT untuk dapat mengabdikan dirinya tanpa terlebih dahulu melihat penghasilan yang diberikan pemerintah. (ts)

Pemerintah Sahkan Peraturan tentang ASI Eksklusif

SEBUAH kabar gembira bagi para ibu, khususnya ibu menyusui yang mendambakan dapat memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara  eksklusif kepada buah hati tercintanya. Satu bulan yang lalu, tepatnya 1 Maret 2012, Pemerintah telah menetapkan kebijakan nasional, yakni Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 mengenai Pemberian ASI Eksklusif. 
Peraturan pemerintah ini dilahirkan guna menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan sumber makanan terbaik (dibaca: ASI) sejak dilahirkan sampai berusia 6 bulan. Selain itu, kebijakan ini juga melindungi Ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. 

Peraturan ini membahas mengenai Program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif; Pengaturan penggunaan susu formula dan produk bayi lainnya; Sarana menyusui di tempat kerja dan sarana umum lainnya; Dukungan Masyarakat; tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota dalam; serta pendanaannya.

Saat ini, pola pemberian makan terbaik untuk bayi sampai anak berumur 2 tahun, meliputi: pemberian ASI kepada bayi segera dalam waktu 1 jam pasca kelahiran melalui Inisiasi Menyusu Dini (IMD); memberikan hanya ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan, tanpa menambah dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain; memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat sejak usia 6 bulan; serta meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur dua tahun.

Seperti kita ketahui, menyusui ditengarai dapat menurunkan risiko bayi terkena infeksi akut dan penyakit kronis di masa mendatang. Karena itu, setiap Ibu melahirkan dianjurkan dapat memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya, kecuali dalam kondisi tertentu, seperti adanya indikasi medis; ibu tidak ada atau ibu terpisah dari bayi. 

Dalam rangka menyukseskan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif, perlu dukungan berbagai pihak mulai dari Pemerintah, Pemda Provinsi dan Kab/Kota, Penyelenggara Pelayanan Kesehatan, Tenaga Kesehatan, masyarakat serta keluarga terdekat ibu.

Karena itu wahai ibu, jangan ragu lagi untuk menyusui.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faksimili 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567 dan 081281562620, atau alamat e-mailinfo@depkes.go.idkontak@depkes.go.id.

10 Apr 2012

Jangan Ragu Gunakan Obat Generik


HAMPIR 80 persen indikasi penyakit yang sering diderita masyarakat tercakup pada obat generik. Keberadaan obat generik diharapkan membuat masyarakat bisa menjangkau kebutuhan akan obat esensial tersebut.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Dra. Maura Linda Sitanggang, Ph.D, saat memberikan keterangan kepada pers usai melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di dua Apotik di kawasan Jakarta Pusat, Selasa siang (20/3/12).

“Sebenarnya bahan baku, alat bahkan produsen obat generik itu  sama dengan obat branded. Perbedaannya adalah obat generik tidak dipromosian sehingga tidak ada biaya promosi”, ujar Dra. Maura.

Dra. Maura menambahkan, obat generik tidak dipromosikan oleh produsen karena selain adanya logo generiknya, namanya harus sama dengan zat aktif yang terkandung di dalamnya seperti yang tercantum pada komposisinya.

“Siapapun produsennya, namanya disesuaikan dengan zat aktif kandungannya”, tambah Dra. Maura.

Menurut Dra. Maura, Kemekes setiap 6 bulan sekali melakukan monitoring harga obat di pasaran secara sampling ke apotik, baik itu melalui survei maupun pengecekkan di laboratorium.

Menanggapi pertanyaan wartawan mengenai penyesuaian harga 498 jenis obat generik yang ditetapkan 23 Februari 2012 lalu, Dra. Maura menjelaskan bahwa penyesuaian tersebut merupakan bentuk pengendalian dari Kemenkes. Hal itu sudah melalui pertimbangan macam-macam, seperti harga bahan baku, energi, distribusi, upah minimum regional (UMR), dan kemungkinan margin keuntungan untuk perusahaan.

“Penyesuaian itu untuk merasionalisasikan harga obat generik, agar produsen tidak rugi. Kita menjaga jangan sampai stok obat kosong karena tidak ada yang memproduksi”, terang Dra. Maura.

Dra. Maura mengatakan saat ini volume obat generik kita baru mencapai 40%, dan diupayakan untuk terus ditingkatkan.

“Negara kita out of pocket-nya terlalu banyak, masing-masing konsumen membeli sendiri-sendiri. Semoga saat Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) diberlakukan, diharapkan semua ada dalam pendekatan sistem. Obat Generik menunjukkan cost effective dalam SJSN”, tandas Dra. Maura.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faksimili 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567 dan 081281562620, atau alamat e-mailinfo@depkes.go.idkontak@depkes.go.id.