DELAPAN korban pasung asal Kabupaten Pandeglang dan
Lebak yang telah dievakuasi Relawan Anti Pasung (RAP) Kabupaten Pandeglang ke
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol Jakarta, sejak Sabtu (14/7) akhir pekan kemarin
sudah diperbolehkan pulang.
Hal itu diungkapkan Koordinator Indonesia Bebas
Pasung Hj. Mei Wijaya terkait tindaklanjut pihaknya melakukan evakuasi dan
membantu memberikan pengobatan rawat inap kepada penderita gangguan jiwa
khususnya korban pasung.
“Saya sudah mendapat konfirmasi langsung dari RSJ Grogol
bahwa kedelapan pasen sakit jiwa yang dikirim relawan sejak sebulan lalu sudah
di dinyatakan boleh pulang,” ujar Mei, kemarin.
Menurutnya, saat ini RAP sedang mengkoordinasikan teknis
penjemputan ke RSJ Grogol yang direncanakan selambat-lambatnya sebelum memasuki
bulan Ramadhan. Akan tetapi, jelas Mei apabila pihak keluarga ingin segera
menjemput, dipersilahkan tanpa dikenakan biaya apapun. “Karena kami ada
beberapa kegiatan yang harus diselesaikan, jadi baru merencanakan akan
menjemput semuanya antara Hari Senin (16/7) sampai Kamis (19/7) lusa,”
ungkapnya.
Ia menegaskan, dokter psikiater RSJ Grogol telah
memperbolehkan pulang pasen karena sudah dianggap cukup untuk menjalani
pengobatan rawat inap yang telah berlangsung selama sebulan lebih.
Selanjutnya, tambah Mei yang juga Kepala Puskesmas Majasari
Pandeglang itu, kedelapan mantan korban pasung tersebut dianjurkan melakukan
pengobatan lanjutan rawat jalan di rumah sakit umum daerah (RSUD) setempat
untuk menuntaskan pemulihan kesehatannya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak delapan penderita gangguan
jiwa yang dipasung keluarganya dibebaskan Tim Relawan Anti Pasung (RAP)
Kabupaten Pandeglang, Kamis (7/6/2012) bulan lalu.
Koordinator Indonesia Bebas Pasung Hj. Mei Wijaya
melalui ‘release’ menjelaskan, pihaknya telah membebaskan dan
menjemput delapan penderita gangguan jiwa korban pasung untuk diberi pengobatan
di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol Jakarta.
“Mereka yang dibebaskan dari pasung dan dievakuasi terdiri
dua orang dari Kecamatan Karangtanjung, dua orang dari Majasari Pandeglang,
tiga orang asal Banjar Pandeglang, dan seorang dari Desa Pasirtangkil Kecamatan
Warunggunung Kabupaten Lebak,” kata Hj. Mei Wijaya, kemarin.
Menurut Mei yang juga Manager RSB Permata Ibunda Pandeglang,
kedelapan korban pasung terdiri dari masing-masing empat orang perempuan dan
empat orang laki-laki. “Program ini sudah kami lakukan sejak tiga tahun lalu
sejak Oktober 2009,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, pembebasan pasung sekaligus evakuasi
penderita gangguan jiwa dilaksanakan sudah yang kelima kali dengan penyandang
dana dr. Suradal, SPOG selaku pemilik RSB Permata Ibunda. “Korbannya tersebar
di sembilan kecamatan di wilayah Kabupaten Pandeglang dan Lebak,” katanya.
Kesembilan kecamatan yang sudah diintervensi tim RAP yakni
Kecamatan Majasari, Pandeglang, Cadasari, Mekarjaya, Banjar, Kaduhejo, Saketi,
dan Jiput serta Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar