4 Jun 2011

Sambut Hari Anak Nasional : Dinkes Pandeglang Gelar Aneka Lomba Guna Tingkatkan PHBS


Juara Lomba Balita 2011
MENYAMBUT Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2011 mendatang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang bekerja sama dengan sejumlah Instansi terkait menggelar berbagai aneka lomba. 

Beberapa katagori lomba yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta sikap anak dan orang tua dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) telah dilaksanakan diantaranya lomba penulisan artikel tingkat sekolah dasar (SD) dan SMP, Lomba bercerita tentang kesehatan (Story Telling), lomba Gigi Sehat tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) dan SD, serta Lomba Dokter Kecil dan Cerdas Cermat tingkat SD.

Selain itu, Dinkes juga telah menyeleksi juara lomba Balita Sehat tingkat Kabupaten Pandeglang tahun 2011 yang telah diikutsertakan pada ajang lomba serupa tingkat provinsi.

Kepala Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) Dinkes Pandeglang Asep Hardiansyah mengatakan, kegiatan lomba yang digelar setiap tahun tersebut sebagai salah satu upaya meningkatkan budaya PHBS sejak dini. “Karena anak adalah investasi sumberdaya manusia yang penting untuk penerus generasi bangsa, mereka harus mendapatkan pendidikan dan pengetahuan tentang kesehatan sejak bayi. Untuk itu, disini peran orang tua dan pendidik sangat penting,” kata Asep yang juga Ketua Panitia Lomba-lamba menyambut Hari Anak Nasional Dinkes Pandeglang.

Oleh karena itu, Asep menuturkan, Dinkes Pandeglang secara konsisten terus melakukan upaya pembinaan peningkatan PHBS di sekolah sekolah mulai tingkat TK hingga sekolah lanjutan, termasuk peningkatan kapasitas pengetahuan guru dan memotivasi peran aktif orang tua siswa. “Kegiatan ini kita integrasikan melalui Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang bekerja sama dengan dinas pendidikan, departeman agama dan lintas sektor lain yang tergabung dalam Tim Pembina UKS,” ungkapnya.

Dia berharap, pembinaan yang dilakukan ini membuahkan prestasi sekaligus adanya perubahan perilaku kesehatan yang positip walau diakui memerlukan jangka waktu panjang. 

“Kita berharap, upaya ini tidak sekedar meraih prestasi juara dalam setiap event lomba baik tingkat kabupaten maupun provinsi. Yang lebih penting justru kedepan terjadinya perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Utamanya persoalan perilaku hidup bersih dan sehat yang masih harus ditingkatkan di Pandeglang,” harapnya.

Juara Lomba Balita Sehat
Sementara itu, terkait lomba Balita Sehat, melalui Surat Keputusan (SK) No.800/162-Adm.Kesra/2011 Setda Pandeglang telah menetapkan para juara lomba Balita Sehat Tingkat Kabupaten Pandeglang tahun 2011. Untuk kelompok usia 6-24 bulan ditetapkan juara 1 yakni Ghazy Sakh Rizqullah, juara II Dea Fadlatun Nufus serta juara III yakni Reisha Nafeeza Ayu. Sedangkan pada kelompok usia 2-6 tahun juara I Nadya Siti Azka, Juara II Hasna Huwaida H, serta juara III M. Ardi Billi.

3 Jun 2011

Seleksi Nominasi Nakes Teladan Banten 2011 : Tim Penilai Provinsi Sambangi Para Teladan Pandeglang

Tim Penilai Nakes Teladan Banten 2011

Sebagai bagian dari proses seleksi tenaga kesehatan (Nakes) teladan Provinsi Banten 2011, Tim penilai Nakes Teladan tingkat provinsi menerjunkan empat tim untuk melakukan penilaian lapangan secara serempak terhadap para teladan Pandeglang pada Selasa (24/5) kemarin. 

Sebelumnya pada 16-17 Mei 2011 tim penilai provinsi telah menggelar uji tulis dan wawancara terhadap seluruh nominasi nakes teladan se-Banten.

Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan Dinkes Pandeglang mengatakan, kunjungan Tim Nakes Teladan Banten merupakan tindaklanjut hasil penilaian tingkat provinsi sebelumnya yakni uji tulis dan wawancara yang dilakukan pada pertengahan Mei lalu. “Kedatangan Tim Penilai Provinsi kali ini untuk melihat kinerja Nakes teladan secara langsung dimana mereka bertugas melayani masyarakat,” kata Akhrul Aprianto, SKM, MSi. seusai mendampingi salah satu rombongan tim penilai provinsi di Puskesmas Panimbang, Selasa (24/5)

Menurutnya, di lapangan dimana para teladan bertugas tim telah memberikan penilaian baik berupa kelengkapan administrasi maupun kecakapan para teladan sesuai bidang profesinya. “Termasuk diantaranya, tim melakukan penilaian melalui wawancara dengan tokoh masyarakat setempat, tokoh agama, kader maupun pengunjung puskesmas atau pasien yang datang ke Puskesmas,” jelasnya. “Kalau melihat kinerja para teladan Pandeglang, para Teladan Pandeglang punya peluang besar untuk meraih nominasi sebagai teladan Banten tahun ini,” ujar Akhrul dengan nada optimistis. 

Empat Tim Penilai
Secara terpisah, Ketua Panitia Pemilihan Nakes Teladan tingkat Kabupaten Pandeglang Ratu Tanti Darmiasih yang ikut mendampingi kunjungan Tim Provinsi di Puskesmas Cikeusik menambahkan, tim provinsi terdiri dari empat kelompok berbeda masing-masing anggota mewakili unsur dinas kesehatan (Dinkes) Banten dan perwakilan organisasi profesi daerah Banten sesuai katagori para teladan yang dinilai. “Tim penilai provinsi untuk masing-masing katagori terdiri dari tiga orang,” terangnya.

Untuk tim penilai dokter teladan, kata Tanti diketuai dr. Sobran Yulindra (Dinkes Banten) yang didampingi unsur profesi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banten (dr. Rahmat Setyadi dan dr. M. Rifki). “Tim ini melakukan penilaian di wilayah Puskesmas Labuan untuk memberikan penilaian bagi teladan Pandeglang  atas nama dr. H. Furqon HT,” jelasnya.

Untuk katagori Nakes Perawat teladan, lanjut dia, tim juri provinsi dipimpin Dedi Kusnadi, SKM,MKM (dinkes) yang dengan anggota Asep Sopari, SKM,M.Kes dan Selly Roselia, SKp dari organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) daerah Banten. “Tim ini yang saya ikut mendampingi di Puskesmas Cikeusik untuk melihat kinerja Perawat Teladan Pandeglang 2011 Khamdan Pramana, SST,” ungkapnya.

Sementara tim lainnya yakni untuk penilaian tenaga kesehatan lingkungan (Sanitarian red) yaitu Jumari Fauzi di Puskesmas Pandeglang tim provinsi terdiri dari Lia Susanti, SKM,MKM (Dinkes), Dadang Iskandar, SKM,M.Kes serta Dedi, SKM,MKM dari Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Daerah Banten. Adapun dari katagori petugas gizi (Nutrisionis red) teladan yakni teladan Pandeglang Elly Amalia, AMG dari Puskesmas Majasari dinilai Tim Juri Banten masing-masing  oleh Tiara Luthfi, SKM,M.Kes dari Dinkes Banten dan Sutanto, SKM,MKM serta Ai Hadiyani, S.SiT dari perwakilan Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Daerah Banten.
 
Tanti yang juga Kepala Seksi Peningkatan Mutu Tenaga kesehatan Dinkes Pandeglang menambahkan, usai penilaian di lapangan tim penilai Banten akan melakukan pleno untuk menentukan nominasi tenaga kesehatan teladan tingkat provinsi Banten untuk semua katagori yang akan diumumkan pada Juni 2011 mendatang. 

“Nominasi teladan Banten nantinya akan diberikan penghargaan sekaligus akan berkesempatan mengikuti Upacara HUT Kemerdekaan RI di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2011 mendatang bersama seluruh para teladan tingkat nasional lainnya,” imbuhnya.

2 Jun 2011

Gedung Dengan Tempat Perawatan (DTP) Puskesmas Cadasari Resmi Dioperasikan, Rabu (1/6)


Puskesmas DTP Cadasari
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar meresmikan pengoperasian gedung baru Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP) Kecamatan Cadasari, Rabu (1/6).
Peresmian sekaligus syukuran tersebut dihadiri Sekretaris Dinkes Pandeglang, Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan, Camat Cadasari, Kapolsek, Danramil, tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat serta seluruh jajaran pegawai Puskesmas Cadasari.
Kepala Dinkes Pandeglang H. Iskandar dalam sambutannya mengatakan,
Gedung DTP Puskesmas Cadasari merupakan pengembangan fasilitas/sarana Puskesmas yang semula hanya memberikan pelayanan rawat jalan, kini ditingkatkan dengan fasilitas rawat inap plus penanganan gawat darurat yang akan beroperasi 24 jam.
Oleh karena itu, dia mengingatkan jajaran tenaga kesehatan di Puskesmas DTP Cadasari agar menyesuaikan jam kerja yang berlaku dengan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat dan Sumberdaya Kesehatan yang tersedia.
“Seluruh pegawai Puskesmas DTP Cadasari harus ditata ulang agar pelayanan Puskesmas selama 24 jam dapat dilaksanakan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, termasuk dalam hal kegawatdaruratan penyakit dan penanganan kecelakaan lalu lintas,” jelasnya.
Iskandar mengapresiasi kinerja pelayanan Puskesmas Cadasari yang selama ini dinilai sangat baik, hingga layak ditingkatkan statusnya menjadi Puskesmas DTP. “Lokasi Puskesmas Cadasari kami nilai strategis, perbatasan antara Kabupaten Serang dan pintu gerbang masuk menuju Kota Pandeglang. Tingginya cakupan pelayanan kesehatan yang telah dicapai selama ini menjadi pertimbangan mengapa Puskesmas Cadasari layak ditingkatkan menjadi Puskesmas DTP,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas DTP Kecamatan Cadasari dr. H. Daeng Suganjar menjelaskan gedung berlantai II Puskesmas DTP Cadasari yang dibangun pada TA. 2010 terdiri dari penambahan ruang rawat inap sebanyak empat kamar, ruang laboratorium, gudang perbekalan kesehatan, ruang rawat anak, klinik serta ruang unit gawat darurat. Sedangkan tenaga kesehatan yang tersedia, lanjut Daeng diantaranya tiga dokter umum dan 47 paramedis serta sarana transportasi berupa sebuah ambulanc kendaraan roda empat.
“Kami keluarga besar Puskesmas DTP Cadasari bertekad menjadi Puskesmas yang bermutu dengan melakasnakan pelayanan prima kepada masyarakat (pasien red),” tuturnya.
Untuk mewujudkan tekad yang menjadi Visi Puskesmas DTP Cadasari, sambung Daeng seluruh jajaran Puskesmas telah memberikan komitmen yang disepakati bersama yakni akan melayani masyarakat dengan sepenuh hati melalui tindakan nyata memberikan 3S yakni Salam, Sapa dan Senyum kepada pengunjung Puskesmas DTP Cadasari.  “Motto Puskesmas DTP Cadasari, ‘kami peduli dengan kesehatan anda’ Motto ini yang kita tanamkan kepada seluruh stap Puskesmas dalam mewujudkan Puskesmas yang bermutu di Kabupaten Pandeglang,” tegasnya.

1 Jun 2011

Dinkes Segera Rujuk Pasien Gizi Buruk ke RSUD Berkah


Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang  segera upayakan penderita gizi buruk yang tak bisa ditangani di tingkat Puskesmas untuk di rujuk ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Berkah. “Untuk pembiayaan bagi penderita keluarga miskin (Gakin) pemegang kartu Jamkesmas dinkes menjamin tak akan dipungut bayaran di rumah sakit,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Khusus Dinkes Pandeglang dr. Kodiat Juarsa, Senin (30/5).
Sementara itu bagi keluarga pasien gizi buruk yang diluar peserta Jamkesmas pembiayaannya akan ditanggung melalui Jamkesda (Jaminan kesehatan Daerah) melalui bantuan APBD. “Kita tidak berdiam diri dengan kondisi gizi buruk yang ada. Selain menyediakan fasilitas perawatanpenderita gizi buruk  klinik gizi di puskesmas, dinkes juga aktip melakukan pemantauan tumbuh kembang balita dan penyuluhan melalui petugas gizi dan bidan desa,” ungkapnya.
Kepala Seksi Gizi Dida Aryadita menambahkan, terkait penderita gizi buruk di wilayah Kecamatan Labuan, pihaknya telah melakukan kunjungan ke puskesmas labuan Senin (30/5) untuk memastikan seluruh penderita gizi buruk mendapat perawatan yang memadai. “Kita juga sedang melakukan pendekatan kepada para orang tua penderita gizi buruk agar mau dirawat dan dirujuk ke rumah sakit tanpa perlu memikirkan biaya pengobatan,” katanya.
Dida mengaku, perlu pendekatan khusus untuk meyakinkan keluarga penderita gizi buruk mau berobat terlebih harus mendapatkan perawatan rujukan di rumah sakit. “Ada faktor lain penyebab keluarga menolak ketika akan dirujuk ke rumah sakit walaupun dijamin tak akan dipungut bayaran, seperti biaya selama menunggu, dan untuk makan selama menunggu,” tegasnya.
Karenanya, kata dia, penanganan gizi perlu keterlibatan sektor lain termasuk pemerintahan desa dan kecamatan maupun masyarakat setempat.
Ditambahkan, selama dirawat di puskesmas, keluarga pasien kekurangan gizi yang dilayani di klinik gizi mendapatkan konseling, diberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI), susu formula,  serta supervisi dokter anak. “Jika rutin diberikan asupan yang cukup, dalam jangka 3-6 bulan biasanya normal kembali. Kondisi ini berbeda jika kasus gizi buruk sudah parah (marasmus), karena perlu perawatan intensif di rumah sakit,” katanya.
Terpisah Kepala Puskesmas labuan dr. Marfu’ah Nur Aini yang dikonfirmasi Senin (30/5) menjelaskan, penderita gizi sangat buruk atas nama Reja alias Jaelani (7 tahun) warga Desa Teluk Kecamatan Labuan sudah sering mendapatkan perawatan di puskesmas Labuan. “Menurut catatan kami di medical record, pasien telah di rawat sebanyak lima kali selama tahun 2010. Terakhir pada Juni 2010, keluarga pasien Jaelani menolak dirujuk ke RSUD Berkah,” jelasnya.
Kendati begitu, lanjut dia, pihaknya terus melakukan pemantauan kondisi Jaelani melalui petugas gizi dan bidan desa. “Kondisi Jaelani memang sudah marasmus ditambah beberapa penyakit bawaan sejak lahir, sehingga perlu penanganan intensif di rumah sakit,” ungkapnya.
Marfuah menuturkan, fihaknya akan kembali mengupayakan pendekatan kepada keluarga Jaelani untuk mau dirujuk dengan melibatkan aparat desa dan kecamatan, termasuk membujuk keluarga penderita gizi buruk lainnya yakni Langlang (2 bulan) warga Cigondang Kec. Labuan yang memerlukan perawatan rumah sakit karena kondisinya sudah cukup parah.
“Walaupun tidak separah Jaelani (marasmus), kondisi Langlang  (gizi buruk) jika dibiarkan bisa mengakibatkan marasmus,” katanya menegaskan.

Peringati 103 Tahun Kiprah Dokter, IDI Pandeglang Gelar Senam Massal dan Baksos


Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Pandeglang menggelar acara Senam Massal dan Bakti Sosial (baksos) dalam rangka 103 tahun Hari Bakti Dokter Indonesia yang diperingati setiap 31 Mei. Hadir dalam kegiatan yang dipusatkan di Alun-alun Kota Pandeglang itu Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi, Sekretaris Daerah (Sekda) Pandeglang H. Endjang Sadina, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar beserta sejumlah Kepala SKPD, Kapolres Pandeglang, Para Dokter se Pandeglang,  ratusan Pegawai Pemkab Pandeglang, unsur kepolisian, serta dari Batalyon 320 maupun masyarakat dan pelajar.
Ketua Panitia Penyelenggara, dr. Cut Budiarti mengatakan senam massal aerobik diselenggarakan atas kerja sama dengan PT. Askes dan Pemkab Pandeglang. Sementara baksos digelar untuk umum berupa pemeriksaan kesehatan gratis diantaranya konsultasi kesehatan, pemeriksaan Elektric Kardio Graf (EKG), screening mata, pemeriksaan gula darah (GDS maupun pemeriksaan tensi (tekanan darah). “Panitia penyelenggara juga mengharuskan seluruh anggota IDI Pandeglang menyumbangkan (donor) darah yang dilaksanakan PMI Cabang Pandeglang,” kata dr. Cut, Selasa (31/5).
Humas IDI Pandeglang dr. Hj. Asmani Raneyanti menambahkan, peringatan Hari Bakti IDI tahun ini mengusung tema membangun komitmen pencapaian MDG’s melalui peningkatan mutu dokter serta aksesibilitas pelayanan kesehatan masyarakat. “Kegiatan ini merupakan bagian dari pengabdian dokter di Pandeglang untuk lebih mensehatkan warga Pandeglang,” katanya.
Pantauan di lapangan, Kegiatan senam aerobik diikuti sekitar seribu peserta mulai dari pegawai, pelajar dan masyarakat umum termasuk Bupati Pandeglang, Sekda, serta kepala SKPD yang bergabung bersama peserta senam lainnya. Usai senam peserta dihibur dengan alunan musik organ tunggal, sembari penitia membagikan door prize kepada peserta berupa souvenir, cindera mata, dispenser hingga televisi.