14 Jan 2012

Tiga Desa di Kecamatan Pagelaran Terendam Banjir


SITUASI banjir terkini dari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang dilaporkan, walaupun cuaca cerah dan tidak turun hujan, air Sungai Cilemer  tiba-tiba naik hingga merendam tiga desa, Sabtu (14/1) petang. Tiga desa terendam yakni Desa Pagelaran, Sukadame dan Desa Bulagor mengakibatkan ratusan rumah diwilayah tersebut ikut terendam banjir.

Sementara itu untuk mengantisipasi penyakit akibat banjir, Puskesmas Pagelaran menyiagakan Posko Kesehatan di Puskesmas setempat. Menurut Kepala Puskesmas Pagelaran H. Dede Kartedi, SKM persediaan logistik di Posko menggunakan obat dan alat kesehatan yang ada di Puskesmas. “Petugas Posko kesehatan berjaga secara bergiliran 24 jam,” kata H. Dede Kartedi yang dihubungi via telepon Sabtu (14/1) kemarin petang.

Menurutnya hingga saat ini belum ada keluhan penyakit warga terkait penyakit akibat banjir. Menurut dia juga keluhan penyakit warga biasanya dirasakan setelah beberapa hari dilanda banjir dan pasca banjir. Hal tersebut terjadi karena semakin menurunnya daya tahan tubuh akibat cuaca dan asupan makanan yang kurang.

Hingga saat ini laporan di lapangan menginformasikan, genangan masih merendam sedikitnya diantaranya 20 rumah di Desa Pagelaran, Sukadame 13 rumah dan yang paling banyak terendam sebanyak 89 rumah di Desa Bulagor.  

Banjir Pandeglang Rendam 2.323 Rumah


HUJAN tanpa henti yang mengguyur Kabupaten Pandeglang dan sekitarnya sejak sepekan ini mengakibatkan sejumlah wilayah kecamatan di Pandeglang terendam banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) merilis sekitar 2.323 unit rumah terendam banjir di beberapa kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.  Banjir yang mengenangi beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Munjul, Cigeulis, Sukaresmi, Sobang, dan Panimbang, terjadi sejak Jumat (13/1) pukul 09.30 WIB.

Dilaporkan, warga yang rumahnya tergenang air melakukan evakuasi dan memilih untuk tinggal di tetangga atau pun saudara terdekat. Sementara itu, akibat bencana banjir tersebut hingga saat ini tidak ada korban jiwa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten bersama Pemerintah Kabupaten Pandeglang telah melakukan koordinasi dengan camat setempat untuk melakukan penanganan. Di samping itu BPBD provinsi telah mengirimkan 2 buah perahu karet untuk evakuasi warga. Sembako dan makanan siap saji untuk warga juga telah disiapkan.
 
Banjir yang merendam rumah warga di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, berdampak pada 1.074 KK di Kecamatan Munjul, 102 KK di Cigeulis, 100 KK di Sukaresmi, 1.000 KK di Sobang, dan 47 KK di Panimbang.  

Selain rumah, banjir juga merendam lahan pertanian seluas 1.251 ha di Kecamatan Munjul dan 192 ha di Kecamatan Sobang. Sementara itu 1unit rumah rusak berat akibat tertimpa pohon di Kecamatan Cigelis.

Antisipasi Penyakit
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar mengatakan, musim hujan merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadinya penyakit. Karenanya, pihaknya melalui Puskesmas setempat telah mengantisipasi penyakit yang biasa muncul pada musim penghujan.

Beberapa penyakit yang perlu diwaspadai selama musim penghujan menurut Iskandar adalah penyakit akibat virus seperti influenza, diare;  penyakit akibat bakteri dan parasit, terutama pada daerah yang airnya meluap sehingga bakteri dan parasit dari septic tank dan kotoran hewan terangkat dan hanyut kemudian mengkontaminasi air, bahan pangan, atau menginfeksi langsung manusia, seperti  diare, disentri, kecacingan, leptospirosis; penyakit akibat jamur terutama akibat kelembaban pada pakaian; penyakit tidak menular seperti asma, rhinitis, perburukan penyakit kronik; dan penyakit demam berdarah, karena meningkatnya tempat perindukan nyamuk.

Sebagai antisipasi dengan datangnya musim penghujan, Dinkes Pandeglang menekankan berbagai upaya diantaranya meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), terutama dalam hal penggunaan air bersih; cuci tangan dengan air bersih dan sabun; penggunaan jamban sehat, pemberantasan jentik di rumah, sekolah, kantor, dan lingkungan sekitar; konsumsi buah dan sayur setiap hari; beraktivitas fisik setiap hari; membuang sampah pada tempatnya; tidak meludah sembarangan; serta penggunaan alat pelindung diri, misalnya memakai sepatu boot saat terjadi banjir untuk menghindari infeksi leptospira dan memakai lotion anti nyamuk di wilayah rawan/endemis demam berdarah.

Dia juga menginstruksikan kepada jajaran Puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan dini dengan surveilans (pengamatan penyakit red) melalui laporan mingguan kewaspadaan penyakit (W1), surveilans aktif mingguan baik melalui sms  maupun telepon tim gerak cepat (TGC) Dinkes Pandeglang dinomor 0812 8232 2221.

Disamping itu Kadinkes Iskandar mengingatkan Sanitarian di lapangan untuk meningkatkan pengawasan faktor risiko lingkungan seperti higiene sanitasi air dan lingkungan, tempat perindukan nyamuk, dan lain-lain terutama di daerah banjir dan rawan banjir oleh puskesmas setempat.

Untuk penanggulangan banjir, menurut Iskandar, Dinkes telah menyiapkan stock obat dan alat kesehatan yang memadai untuk Puskesmas dan Posko terdekat dilokasi banjir, menyediakan logistik kaporit maupun bahan penjernih air (PAC, pembersih air cepat) di wilayah yang sulit mendapatkan air bersih bila diperlukan, serta terus melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan Kementerian Kesehatan serta lintas sektor terkait untuk bersama-sama dalam penanggulangan bencana banjir.

12 Jan 2012

Sekda Minta SKPD Terapkan Protap Pengamanan Maksimal Gedung Kantor Milik Pemerintah


Drs. H. Dodo Djuanda

SEKDA Pandeglang H. Dodo Djuanda mendadak melakukan inspeksi (sidak) ke Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, Rabu (4/1) kemarin. Dia mendatangi kantor dinkes sekitar pukul 10.00 Wib.  

Disambut ramah sejumlah pegawai dinkes, H. Dodo Djuanda kemudian melakukan pembicaraan serius dengan Kadinkes Pandeglang H. Iskandar. 

Rupanya sidak (kunjungan kerja red) diawal tahun baru 2012 ini terkait musibah yang sedang dialami dinkes yakni dibobolnya brankas keuangan yang mengakibatkan ratusan juta uang tunai gaji pegawai lenyap. Diduga pelakunya sekawanan perampok yang beraksi pada Rabu dini hari saat itu.

Kepada sejumlah Wartawan, dia menyatakan prihatin atas peristiwa itu dan menegaskan, setiap pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bertanggung jawab untuk melakukan upaya pengamanan atas aset dan barang maupun keuangan daerah dalam lingkup kewenangan kepala satuan kerja masing-masing.

Dia juga meminta perhatian seluruh SKPD di lingkungan Setda Pandeglang untuk menerapkan prosedur tetap (protap) secara maksimal dalam rangka pengamanan gedung kantor beserta isinya, sehingga kasus serupa yang dialami dinkes dan kejadian buruk lainnya yang tidak diinginkan dapat dihindarkan.

H. Dodo Djuanda yang baru dilantik sebagai Sekda definitif pada Jum’at (30/12) akhir tahun 2011 itu berharap, semua gedung kantor pemerintah memiliki penjagaan oleh pegawai khusus, terlebih didalamnya ada uang yang harus diamankan. 

“Kalau perlu meminta bantuan pengamanan aparat kepolisian,” tuturnya. 

Begitupun jendela-jendela ruangan kantor yang didalamnya menyimpan aset barang serta dokumen penting menurut dia, seharusnya berteralis untuk mencegah terjadinya pencurian. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

11 Jan 2012

Ribuan Warga Telah Menikmati Layanan Jampersal


SELAMA 2011 ribuan warga yang terdiri dari ibu hamil (bulin) dan ibu melahirkan (bulin) telah mendapatkan pelayanan kesehatan dari Program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Kabupaten Pandeglang.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Khusus (Yankesus) Dinkes Pandeglang, dr. Kodyat Juarsa, M.Kes mengatakan, selama Januari-Desember 2011 sekurangnya ada 9.000 bumil yang memanfaatkan program persalinan gratis ini yang tersebar di 36 Puskesmas dan 335 desa/kelurahan se Kabupaten Pandeglang.
Menurut Kodyat, jumlah tersebut cukup menggembirakan. Hal itu karena sasaran Program Jampersal merupakan kelompok warga yang sebelumnya tidak terjamin dalam program jaminan kesehatan yang ada seperti Jamkesmas, Askes, Jamsostek atau program asuransi kesehatan lainnya.
“Program Jampersal diperuntukan bagi masyarakat khususnya ibu hamil dan melahirkan yang tidak tercakup dalam program jaminan kesehatan. Mereka mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan sekaligus bayinya secara gratis di seluruh fasilitas kesehatan pemerintah seperti Puskesmas, bidan desa atau klinik bersalin swasta yang bekerja sama dengan dinas kesehatan,” ungkap Kodyat, Senin (2/1).
Dijelaskan, Program Jampersal bertujuan meningkatkan akses bumil dan bulin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) secara memadai guna menekan angka kematian ibu dan anak.
“Program ini telah mampu mengatasi salah satu kesenjangan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan dengan memberikan pelayanan persalinan gratis, termasuk pelayanan rujukan ke rumah sakit jika ditemukan persalinan dengan penyulit,” katanya.
Bides 100% 
Kepala Seksi Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja (KIAR) Hj. Eniyati, SKM menambahkan, saat ini 100 persen Desa/Kelurahan di Pandeglang telah ditempatkan bidan, bahkan ada desa/kelurahan yang memiliki lebih dari seorang bidan desa.
Namun, diakui Eniyati yang juga Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang, baru 80 persen bidan yang benar-benar berdomisili di desa sesuai penempatannya.
“Sebagian bidan kesulitan tinggal di desa karena belum tersedia sarana pos kesehatan desa (poskesdes) atau rumah tinggal yang memadai bagi mereka,” katanya.
Kendati begitu, dia menjamin seluruh bidan desa tetap melaksanakan kewajibannya memberikan pelayanan KIA sesuai kewenangannya. “Walaupun tidak 24 jam, mereka tetap melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai bidan minimal sesuai jam kerja atau On Call (siap dipanggil red) jika ada kasus persalinan di desa,” tegasnya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

10 Jan 2012

Tim Bareskrim Mabes Polri Telusuri Kasus Pembobolan Brankas Dinkes


Pelaku Masuk & Keluar melalui Jendela

MARKAS Besar Kepolisian RI (Mebes Polri) menerjunkan tim dari Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) membantu Polres Pandeglang mengusut pengungkapan kasus pembobolan brankas keuangan Dinkes Pandeglang yang mengakibatkan raibnya uang gaji pegawai yang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Pantauan di lokasi tempat kejadian perkara (TKP) tim Bareskrim Mabes Polri didampingi Aparat Kepolisian Satreskrim Polres Pandeglang mendatangi Kantor Dinkes Pandeglang, Senin (9/1) pagi.

Di kantor dinkes, tim Bareskrim melakukan olah TKP dengan melakukan penyelidikan brankas subbagian keuangan dinkes.  Tim juga menelusuri sejumlah ruangan kantor dinkes yang saat kejadian telah dirusak pelaku perampokan beberapa hari lalu. Identifikasi juga dilakukan tim terhadap pintu-pintu dan jendela yang dirusak pelaku.

Menurut informasi, tim yang dikirim Mabes Polri ini beranggotakan sejumlah Polisi dengan keahlian khusus dalam pengungkapan kasus pembobolan brankas.

Diketahui, brankas keuangan Kantor Dinkes Pandeglang jalan Bhayangkara No.3 dibobol kawanan perampok, Rabu (4/1) dini hari. Pelaku berhasil menggasak uang tunai yang disimpan dalam brankas sebesar Rp.400 juta lebih.

Dalam aksinya itu, pelaku masuk dan keluar melalui jendela ruangan subbag keuangan dimana terdapat brankas. Pelaku merusak brankas yang berada dipojok ruangan tersebut sebelum mengambil uangnya. “Di TKP kami berhasil menemukan jejak kaki yang diduga jejak kaki pelaku tepat diatas kursi yang berada di bawah jendela yang dibongkar pelaku,” kata Kasat Reskrim Polres Pandeglang AKP Dhani Gumilar.

Selain itu, beberapa pintu dan jendela di ruang Bidang Pelayanan Kesehatan Khusus (Yankesus) dan bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK) ikut didobrak sehingga kunci dan engselnya rusak.

Namun informasi lainnya menyebutkan, ada dugaan lain pelaku mengambil uang dalam brankas dengan menggunakan kunci, baru kemudian menghancurkan brankasnya. Oleh karena itu, kemungkinan tim khusus Bareskrim yang didatangkan dari Jakarta akan mendalami penyelidikan fokus pada brankasnya.

Dari beberapa langkah yang telah dan sedang dilakukan, tampak pihak kepolisian sangat serius menangani kasus ini.  Apalagi letak TKP yang bersebelahan dengan Mapolres Pandeglang.

Sumber informasi juga mengungkapkan terdapat kejanggalan lain di lokasi TKP dan seputar kantor dinkes saat kejadian. Namun data dan informasi tersebut sangat teknis dan masih terus didalami pihak kepolisian guna penyelidikan lebih lanjut.

Hingga kini identitas pelaku perampokan masih misterius, karenanya kasus ini masih terus dilidik. Begitupun belum ada titik terang adanya indikasi keterlibatan orang dalam kantor. “Belum sampai kesana,” ungkap sumber itu singkat. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

9 Jan 2012

Kadinkes Iskandar Talangi Gaji Pegawai


H. Iskandar

KEPALA Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar tak mampu menyembunyikan kegalauannya tatkala mendapati brankas keuangan kantor dinkes dibobol kawanan perampok, Rabu (4/1) dini hari beberapa waktu lalu. Pasalnya, uang yang disimpan dalam brankas tersebut sebesar Rp.400 juta lebih ikut raib digondol pelaku. Padahal, rencananya uang itu akan dibayarkan untuk sebagian para pegawai dinkes, puskesmas serta bidan desa yang belum menerima gaji Bulan Januari 2012.
Iskandar segera memutuskan untuk melaporkan kejadian itu ke Mapolres Pandeglang.  Dia juga mengabarkan perihal musibah yang menimpa instansi yang dipimpinnya kepada Sekretaris Dearah (Sekda) Pandeglang Drs. H. Dodo Djuanda.
Sementara itu disela kesibukan aparat kepolisian dari Satuan Reskrim melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Iskandar didampingi sekretaris dinkes Hj. Nuriah beserta sejumlah stap lainnya mengadakan pembicaraan terbatas membahas langkah cepat yang diperlukan untuk menyediakan talangan gaji pegawai yang harus segera dibayarkan. Dalam pembicaraan tersebut, diputuskan dana talangan akan dipinjam dari Koperasi Palang Hijau milik warga kesehatan.
Hasil keputusan ini membuat Kadinkes sedikit bernapas lega, karena setidaknya sudah ada solusi sementara untuk menutupi gaji para stapnya yang berjumlah ratusan itu.
Kepada sejumlah wartawan yang menemuinya, dia mengatakan menjamin gaji pegawai bulan Januari tetap akan dibayarkan seperti biasa. “Kami pastikan uang gaji pegawai bisa tetap dibayarkan, yang tadinya mau diberikan pagi, mungkin dibagikan siang. Uang gaji, kami ganti diambil dari uang pinjaman koperasi,” tutur Iskandar, seraya menegaskan penyelesaian insiden ini menjadi tanggung jawabnya selaku pimpinan.
Atas musibah ini Iskandar nampak pasrah. Dia menyatakan menyerahkan sepenuhnya pengungkapan kasus ini kepada pihak kepolisian, dan berharap pelakunya segera ditangkap.
Sekda gelar sidak
Mendapat laporan dari dinkes, Sekda Pandeglang Drs. H. Dodo Djuanda melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kantor Dinkes Pandeglang. Dia datang sekitar pukul 10.00 Wib.
Dodo menyatakan prihatin dan menegaskan, pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bertanggung jawab untuk melakukan upaya pengamanan atas aset daerah dan atau keuangan negara dalam lingkup kewenangan kepala satuan kerja masing-masing.
Dia juga meminta perhatian kepada seluruh Dinas, Instansi, Lembaga dan Badan daerah di lingkungan Setda Pandeglang untuk menerapkan prosedur tetap (protap) dalam pengamanan kantornya, sehingga kasus serupa dan kejadian yang tidak diinginkan lainnya tidak kembali berulang.
Didampingi Kadinkes Pandeglang H. Iskandar, Dodo yang baru dilantik sebagai Sekda definitif pada Jum’at (30/12) beberapa hari lalu mengharapkan, semua gedung kantor pemerintah harus ada penjagaan oleh petugas khusus, terlebih didalamnya ada uang yang harus diamankan. “Kalau perlu meminta bantuan pengamanan aparat kepolisian,” tuturnya. Begitupun jendela-jendela ruangan kantor yang menyimpan aset barang serta dokumen penting menurut Dodo seharusnya berteralis untuk mencegah terjadinya pencurian. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

8 Jan 2012

Kantor Dinkes Pandeglang Dipasang "Police Line"


Satuan Reskrim Mapolres Pandeglang Olah TKP, Rabu (4/1)

Kantor  Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang yang beralamat di Jl. Bhayangkara No.3 mendadak dipasangi Police line (garis pembatas polisi), Rabu (4/1) sekitar pukul 08.00 Wib. Police line dipasang pihak Mapolres Pandeglang menyusul telah terjadi insiden pengrusakan dan pembobolan brankas subbag keuangan dinkes yang dilakukan kawanan perampok yang diduga beraksi malam/dini hari.
Dalam kejadian tersebut pelaku berhasil menjebol serta menguras uang tunai yang terdapat didalam brankas dinkes yang diperkirakan lebih dari Rp.400 juta.
Aksi kawanan kali ini tergolong lihay. Pasalnya, bukan sekali ini brankas dinkes disatroni perampok. Informasinya kejadian ini merupakan kali ketiga. Namun pada kejadian dua kali sebelumnya pelaku tidak mampu membuka brankas alias tak berhasil menggondol isinya.
Aksi kali ini juga tergolong profesional. Sebab, brankas yang berada tepat dipojok ruangan kepala subbag keuangan sangat ketat, disimpan secara permanen, karena terbuat dari campuran bata dan semen beton. Selain itu brankas digembok dengan kuat, terkunci dan diperlukan nomor kode/sandi khusus untuk bisa membukanya. Belum lagi disamping kantor dinkes adalah Mapolres Pandeglang.
Hanya memang dalam peristiwa kali ini secara kebetulan tidak ada petugas yang menjaga kantor dinkes, sehingga dengan demikian pelaku dengan leluasa menjalankan aksinya.
Aksi pengrusakan
Selain membobol brankas dan menjarah isinya, pelaku yang diperkirakan lebih dari seorang tersebut melakukan pengrusakan terhadap sejumlah pintu ruangan kantor lainnya, namun dari pengakuan sementara tidak ada barang atau dokumen penting yang hilang.
Pada bagian beberapa ruangan yang dirusak diantaranya ruang bidang pelayanan kesehatan khusus dan bidang sumberdaya kesehatan, tampak tanda bekas didobrak paksa pintunya, sehingga pada bagian kunci dan engselnya rusak.
Dibeberapa ruangan, aksi kawanan perampok juga sempat mengacak-acak sejumlah laci meja dan lemari dokumen hingga porak-poranda dan berserakan di lantai. Anehnya, beberapa barang berharga seperti komputer dekstop, LCD, TV bahkan laptop portable yang terdapat di dalam ruangan tersebut tidak ada satupun yang diambil pelaku.
Menurut keterangan, kejadian perampokan baru diketahui sekitar pukul 06.00 Wib saat Mahpud pegawai pemegang kunci/penjaga Kantor Dinkes Pandeglang hendak membuka pintu dan jendela ruangan.
Mahpud terkejut mendapati sejumlah pintu yang biasa dibukanya setiap hari dalam kondisi tidak terkunci bahkan engsel pintu telah rusak seperti ada yang mendobrak secara paksa.  Begitupun dia mengamati beberapa jendela ruangan kantor terlihat sedikit terbuka seperti ada bekas pencongkelan.
Kecurigaanpun semakin menguat ketika melihat seisi ruangan tampak berantakan. Mengetahui hal itu, Mahpud segera melaporkan apa yang dilihatnya kepada Kepala Dinas Kesehatan Pandeglang. Selanjutnya kejadian itu juga dia laporkan ke Mapolres Pandeglang yang kebetulan letaknya bersebelahan hanya berjarak beberapa meter dari kantor dinkes.
Gaji tetap dibayarkan
Mendapat laporan mengejutkan dari stafnya Mahpud, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar bergegas langsung menuju kantornya. Didampingi sejumlah staf lainnya Iskandar mengatakan, uang tunai sebesar Rp.400 juta lebih yang disimpan dalam brankas subbag keuangan telah dirampok. “Uang tersebut adalah gaji sebagian pegawai dinkes dan pegawai Puskesmas yang belum menerima gaji bulan Januari dan baru  akan dibayarkan pada Hari Rabu (4/1),” katanya.
Kendati begitu Iskandar menjamin gaji pegawai bulan Januari tetap akan dibayarkan seperti biasa. “Kami pastikan uang gaji pegawai bisa tetap dibayarkan, yang tadinya mau diberikan pagi, mungkin dibagikan siang. Uang gaji, kami ganti diambil dari uang pinjaman koperasi,” jelasnya.
Mendapat kabar pembobolan kantornya oleh kawanan perampok, para pegawai Dinkes Pandeglang yang mulai berdatangan untuk mengikuti Apel pagi ikut terkejut. Apel pagi yang biasa dijadwalkan mulai pukul 07.30 Wib pada hari itu dibatalkan. Sebagian pegawaipun untuk sementara waktu dilarang memasuki ruangan yang dijadikan tempat kejadian perkara (TKP).
Untuk kepentingan olah TKP, Kantor Dinkes Pandeglang dipasangi Police line. Baru pada siang hari aktivitas kantor Dinkes Pandeglang kembali normal. Itupun setelah Police line dibuka aparat kepolisian. Iskandar menyatakan, dirinya telah menyampaikan laporan perihal musibah yang dialaminya kepada Sekda Pandeglang Drs. H. Dodo Djuanda.
Atas kejadian ini Iskandar nampaknya pasrah, namun dia menegaskan akan bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Instansi yang dipimpinnya sejak tiga tahun lalu itu. Iskandar juga menyatakan menyerahkan sepenuhnya pengusutan dan pengungkapan kasus ini kepada pihak kepolisian, dan berharap pelakunya segera diketahui dan ditangkap.
Sekda sidak
Mendapat laporan Kadinkes Pandeglang H. Iskandar, Sekda Pandeglang Drs. H. Dodo Djuanda mendatangi lokasi kejadian. Dia  tiba di kantor Dinkes Pandeglang sekitar pukul 10.00 Wib. Dodo tampak prihatin.
Namun dia menegaskan, pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bertanggung jawab untuk melakukan upaya pengamanan atas aset daerah dan atau keuangan negara yang termasuk dalam lingkup kewenangan satuan kerja masing-masing.
Oleh karena itu, dia juga meminta perhatian kepada seluruh Dinas, Instansi, Lembaga dan Badan daerah dalam lingkup sekretariat daerah Pandeglang untuk menerapkan prosedur tetap (protap) dalam pengamanan kantornya, sehingga kasus serupa dan kejadian yang tidak diinginkan lainnya tidak terulang kembali.
Kepada sejumlah Wartawan, Dodo yang baru saja dilantik sebagai Sekda definitif pada Jum’at (30/12) beberapa hari lalu mengungkapkan, idealnya gedung kantor pemerintah harus ada penjagaan oleh petugas khusus, terlebih didalamnya ada uang yang harus diamankan. Begitupun jendela-jendela ruang yang menyimpan barang dan aset serta dokumen penting diupayakan berteralis untuk mencegah terjadinya pencurian.
Olah TKP
Sementara itu, sesaat setelah mendapat laporan pembobolan brankas Kantor Dinkes Pandeglang, Aparat kepolisian dari Satuan Reskrim dan tim identifikasi Polres Pandeglang langsung mendatangi lokasi untuk olah TKP.
Setelah memasang Police line, puluhan polisi bergerak cepat mengamankan TKP dan melakukan identifikasi secara cermat untuk menelusuri jejak yang mungkin ditinggalkan pelaku saat beraksi membobol brankas.
Berdasarkan pemantauan di lokasi kejadian, identifikasi dilakukan Polisi dengan uji laboratorium forensik sidik jari dan mencari kemungkinan ada barang bukti yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengungkap siapa pelaku dibalik raibnya uang Rp.400 juta tersebut. Polisi juga melakukan pengamatan dan membuat denah kantor dinkes serta melakukan pengambilan foto dokumentasi dan audio visual diseputar area TKP.
Menurut  Kasat Reskrim Polres Pandeglang AKP Dhani Gumilar, pihaknya masih mendalami kasus tersebut dan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak, diantaranya bendahara juru bayar gaji pegawai dinkes Sri Yeni Daniyati, penjaga kantor Mahfud dan sejumlah pihak lainnya,dalam rangka mengumpulkan data dan informasi untuk membantu penyelidikan. “Di TKP juga, kami berhasil menemukan jejak kaki yang diduga jejak kaki pelaku tepat di atas kursi yang berada di bawah jendela yang dibongkar pelaku,” katanya.
Untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut, Polisi mengamankan seluruh kunci ruangan kantor dinkes sebagai barang bukti (barbuk).
Hingga berita ini dirilis keberadaan dan identitas pelaku masih misterius. Begitupun tidak ditemukan dan belum diketahui, apa alat yang digunakan pelaku untuk menjebol brankas tersebut. (mr.adesetiawan@gmail.com)***