8 Jan 2012

Kantor Dinkes Pandeglang Dipasang "Police Line"


Satuan Reskrim Mapolres Pandeglang Olah TKP, Rabu (4/1)

Kantor  Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang yang beralamat di Jl. Bhayangkara No.3 mendadak dipasangi Police line (garis pembatas polisi), Rabu (4/1) sekitar pukul 08.00 Wib. Police line dipasang pihak Mapolres Pandeglang menyusul telah terjadi insiden pengrusakan dan pembobolan brankas subbag keuangan dinkes yang dilakukan kawanan perampok yang diduga beraksi malam/dini hari.
Dalam kejadian tersebut pelaku berhasil menjebol serta menguras uang tunai yang terdapat didalam brankas dinkes yang diperkirakan lebih dari Rp.400 juta.
Aksi kawanan kali ini tergolong lihay. Pasalnya, bukan sekali ini brankas dinkes disatroni perampok. Informasinya kejadian ini merupakan kali ketiga. Namun pada kejadian dua kali sebelumnya pelaku tidak mampu membuka brankas alias tak berhasil menggondol isinya.
Aksi kali ini juga tergolong profesional. Sebab, brankas yang berada tepat dipojok ruangan kepala subbag keuangan sangat ketat, disimpan secara permanen, karena terbuat dari campuran bata dan semen beton. Selain itu brankas digembok dengan kuat, terkunci dan diperlukan nomor kode/sandi khusus untuk bisa membukanya. Belum lagi disamping kantor dinkes adalah Mapolres Pandeglang.
Hanya memang dalam peristiwa kali ini secara kebetulan tidak ada petugas yang menjaga kantor dinkes, sehingga dengan demikian pelaku dengan leluasa menjalankan aksinya.
Aksi pengrusakan
Selain membobol brankas dan menjarah isinya, pelaku yang diperkirakan lebih dari seorang tersebut melakukan pengrusakan terhadap sejumlah pintu ruangan kantor lainnya, namun dari pengakuan sementara tidak ada barang atau dokumen penting yang hilang.
Pada bagian beberapa ruangan yang dirusak diantaranya ruang bidang pelayanan kesehatan khusus dan bidang sumberdaya kesehatan, tampak tanda bekas didobrak paksa pintunya, sehingga pada bagian kunci dan engselnya rusak.
Dibeberapa ruangan, aksi kawanan perampok juga sempat mengacak-acak sejumlah laci meja dan lemari dokumen hingga porak-poranda dan berserakan di lantai. Anehnya, beberapa barang berharga seperti komputer dekstop, LCD, TV bahkan laptop portable yang terdapat di dalam ruangan tersebut tidak ada satupun yang diambil pelaku.
Menurut keterangan, kejadian perampokan baru diketahui sekitar pukul 06.00 Wib saat Mahpud pegawai pemegang kunci/penjaga Kantor Dinkes Pandeglang hendak membuka pintu dan jendela ruangan.
Mahpud terkejut mendapati sejumlah pintu yang biasa dibukanya setiap hari dalam kondisi tidak terkunci bahkan engsel pintu telah rusak seperti ada yang mendobrak secara paksa.  Begitupun dia mengamati beberapa jendela ruangan kantor terlihat sedikit terbuka seperti ada bekas pencongkelan.
Kecurigaanpun semakin menguat ketika melihat seisi ruangan tampak berantakan. Mengetahui hal itu, Mahpud segera melaporkan apa yang dilihatnya kepada Kepala Dinas Kesehatan Pandeglang. Selanjutnya kejadian itu juga dia laporkan ke Mapolres Pandeglang yang kebetulan letaknya bersebelahan hanya berjarak beberapa meter dari kantor dinkes.
Gaji tetap dibayarkan
Mendapat laporan mengejutkan dari stafnya Mahpud, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar bergegas langsung menuju kantornya. Didampingi sejumlah staf lainnya Iskandar mengatakan, uang tunai sebesar Rp.400 juta lebih yang disimpan dalam brankas subbag keuangan telah dirampok. “Uang tersebut adalah gaji sebagian pegawai dinkes dan pegawai Puskesmas yang belum menerima gaji bulan Januari dan baru  akan dibayarkan pada Hari Rabu (4/1),” katanya.
Kendati begitu Iskandar menjamin gaji pegawai bulan Januari tetap akan dibayarkan seperti biasa. “Kami pastikan uang gaji pegawai bisa tetap dibayarkan, yang tadinya mau diberikan pagi, mungkin dibagikan siang. Uang gaji, kami ganti diambil dari uang pinjaman koperasi,” jelasnya.
Mendapat kabar pembobolan kantornya oleh kawanan perampok, para pegawai Dinkes Pandeglang yang mulai berdatangan untuk mengikuti Apel pagi ikut terkejut. Apel pagi yang biasa dijadwalkan mulai pukul 07.30 Wib pada hari itu dibatalkan. Sebagian pegawaipun untuk sementara waktu dilarang memasuki ruangan yang dijadikan tempat kejadian perkara (TKP).
Untuk kepentingan olah TKP, Kantor Dinkes Pandeglang dipasangi Police line. Baru pada siang hari aktivitas kantor Dinkes Pandeglang kembali normal. Itupun setelah Police line dibuka aparat kepolisian. Iskandar menyatakan, dirinya telah menyampaikan laporan perihal musibah yang dialaminya kepada Sekda Pandeglang Drs. H. Dodo Djuanda.
Atas kejadian ini Iskandar nampaknya pasrah, namun dia menegaskan akan bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Instansi yang dipimpinnya sejak tiga tahun lalu itu. Iskandar juga menyatakan menyerahkan sepenuhnya pengusutan dan pengungkapan kasus ini kepada pihak kepolisian, dan berharap pelakunya segera diketahui dan ditangkap.
Sekda sidak
Mendapat laporan Kadinkes Pandeglang H. Iskandar, Sekda Pandeglang Drs. H. Dodo Djuanda mendatangi lokasi kejadian. Dia  tiba di kantor Dinkes Pandeglang sekitar pukul 10.00 Wib. Dodo tampak prihatin.
Namun dia menegaskan, pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bertanggung jawab untuk melakukan upaya pengamanan atas aset daerah dan atau keuangan negara yang termasuk dalam lingkup kewenangan satuan kerja masing-masing.
Oleh karena itu, dia juga meminta perhatian kepada seluruh Dinas, Instansi, Lembaga dan Badan daerah dalam lingkup sekretariat daerah Pandeglang untuk menerapkan prosedur tetap (protap) dalam pengamanan kantornya, sehingga kasus serupa dan kejadian yang tidak diinginkan lainnya tidak terulang kembali.
Kepada sejumlah Wartawan, Dodo yang baru saja dilantik sebagai Sekda definitif pada Jum’at (30/12) beberapa hari lalu mengungkapkan, idealnya gedung kantor pemerintah harus ada penjagaan oleh petugas khusus, terlebih didalamnya ada uang yang harus diamankan. Begitupun jendela-jendela ruang yang menyimpan barang dan aset serta dokumen penting diupayakan berteralis untuk mencegah terjadinya pencurian.
Olah TKP
Sementara itu, sesaat setelah mendapat laporan pembobolan brankas Kantor Dinkes Pandeglang, Aparat kepolisian dari Satuan Reskrim dan tim identifikasi Polres Pandeglang langsung mendatangi lokasi untuk olah TKP.
Setelah memasang Police line, puluhan polisi bergerak cepat mengamankan TKP dan melakukan identifikasi secara cermat untuk menelusuri jejak yang mungkin ditinggalkan pelaku saat beraksi membobol brankas.
Berdasarkan pemantauan di lokasi kejadian, identifikasi dilakukan Polisi dengan uji laboratorium forensik sidik jari dan mencari kemungkinan ada barang bukti yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengungkap siapa pelaku dibalik raibnya uang Rp.400 juta tersebut. Polisi juga melakukan pengamatan dan membuat denah kantor dinkes serta melakukan pengambilan foto dokumentasi dan audio visual diseputar area TKP.
Menurut  Kasat Reskrim Polres Pandeglang AKP Dhani Gumilar, pihaknya masih mendalami kasus tersebut dan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak, diantaranya bendahara juru bayar gaji pegawai dinkes Sri Yeni Daniyati, penjaga kantor Mahfud dan sejumlah pihak lainnya,dalam rangka mengumpulkan data dan informasi untuk membantu penyelidikan. “Di TKP juga, kami berhasil menemukan jejak kaki yang diduga jejak kaki pelaku tepat di atas kursi yang berada di bawah jendela yang dibongkar pelaku,” katanya.
Untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut, Polisi mengamankan seluruh kunci ruangan kantor dinkes sebagai barang bukti (barbuk).
Hingga berita ini dirilis keberadaan dan identitas pelaku masih misterius. Begitupun tidak ditemukan dan belum diketahui, apa alat yang digunakan pelaku untuk menjebol brankas tersebut. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar