Satuan Reskrim Mapolres Pandeglang Olah TKP, Rabu (4/1) |
Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes)
Pandeglang yang beralamat di Jl. Bhayangkara No.3 mendadak dipasangi Police line (garis pembatas polisi),
Rabu (4/1) sekitar pukul 08.00 Wib. Police
line dipasang pihak Mapolres Pandeglang menyusul telah terjadi insiden
pengrusakan dan pembobolan brankas subbag keuangan dinkes yang dilakukan
kawanan perampok yang diduga beraksi malam/dini hari.
Dalam kejadian tersebut pelaku berhasil menjebol
serta menguras uang tunai yang terdapat didalam brankas dinkes yang
diperkirakan lebih dari Rp.400 juta.
Aksi kawanan kali ini tergolong lihay.
Pasalnya, bukan sekali ini brankas dinkes disatroni perampok. Informasinya
kejadian ini merupakan kali ketiga. Namun pada kejadian dua kali sebelumnya
pelaku tidak mampu membuka brankas alias tak berhasil menggondol isinya.
Aksi kali ini juga tergolong profesional.
Sebab, brankas yang berada tepat dipojok ruangan kepala subbag keuangan sangat
ketat, disimpan secara permanen, karena terbuat dari campuran bata dan semen
beton. Selain itu brankas digembok dengan kuat, terkunci dan diperlukan nomor
kode/sandi khusus untuk bisa membukanya. Belum lagi disamping kantor dinkes
adalah Mapolres Pandeglang.
Hanya memang dalam peristiwa kali ini
secara kebetulan tidak ada petugas yang menjaga kantor dinkes, sehingga dengan
demikian pelaku dengan leluasa menjalankan aksinya.
Aksi pengrusakan
Selain membobol brankas dan menjarah
isinya, pelaku yang diperkirakan lebih dari seorang tersebut melakukan
pengrusakan terhadap sejumlah pintu ruangan kantor lainnya, namun dari pengakuan
sementara tidak ada barang atau dokumen penting yang hilang.
Pada bagian beberapa ruangan yang dirusak
diantaranya ruang bidang pelayanan kesehatan khusus dan bidang sumberdaya
kesehatan, tampak tanda bekas didobrak paksa pintunya, sehingga pada bagian
kunci dan engselnya rusak.
Dibeberapa ruangan, aksi kawanan perampok
juga sempat mengacak-acak sejumlah laci meja dan lemari dokumen hingga
porak-poranda dan berserakan di lantai. Anehnya, beberapa barang berharga
seperti komputer dekstop, LCD, TV bahkan laptop portable yang terdapat di dalam
ruangan tersebut tidak ada satupun yang diambil pelaku.
Menurut keterangan, kejadian perampokan baru
diketahui sekitar pukul 06.00 Wib saat Mahpud pegawai pemegang kunci/penjaga
Kantor Dinkes Pandeglang hendak membuka pintu dan jendela ruangan.
Mahpud terkejut mendapati sejumlah pintu
yang biasa dibukanya setiap hari dalam kondisi tidak terkunci bahkan engsel
pintu telah rusak seperti ada yang mendobrak secara paksa. Begitupun dia mengamati beberapa jendela
ruangan kantor terlihat sedikit terbuka seperti ada bekas pencongkelan.
Kecurigaanpun semakin menguat ketika
melihat seisi ruangan tampak berantakan. Mengetahui hal itu, Mahpud segera
melaporkan apa yang dilihatnya kepada Kepala Dinas Kesehatan Pandeglang.
Selanjutnya kejadian itu juga dia laporkan ke Mapolres Pandeglang yang
kebetulan letaknya bersebelahan hanya berjarak beberapa meter dari kantor
dinkes.
Gaji tetap dibayarkan
Mendapat laporan mengejutkan dari stafnya
Mahpud, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar bergegas
langsung menuju kantornya. Didampingi sejumlah staf lainnya Iskandar mengatakan,
uang tunai sebesar Rp.400 juta lebih yang disimpan dalam brankas subbag
keuangan telah dirampok. “Uang tersebut adalah gaji sebagian pegawai dinkes dan
pegawai Puskesmas yang belum menerima gaji bulan Januari dan baru akan dibayarkan pada Hari Rabu (4/1),”
katanya.
Kendati begitu Iskandar menjamin gaji
pegawai bulan Januari tetap akan dibayarkan seperti biasa. “Kami pastikan uang
gaji pegawai bisa tetap dibayarkan, yang tadinya mau diberikan pagi, mungkin
dibagikan siang. Uang gaji, kami ganti diambil dari uang pinjaman koperasi,”
jelasnya.
Mendapat kabar pembobolan kantornya oleh
kawanan perampok, para pegawai Dinkes Pandeglang yang mulai berdatangan untuk
mengikuti Apel pagi ikut terkejut. Apel pagi yang biasa dijadwalkan mulai pukul
07.30 Wib pada hari itu dibatalkan. Sebagian pegawaipun untuk sementara waktu dilarang
memasuki ruangan yang dijadikan tempat kejadian perkara (TKP).
Untuk kepentingan olah TKP, Kantor Dinkes
Pandeglang dipasangi Police line.
Baru pada siang hari aktivitas kantor Dinkes Pandeglang kembali normal. Itupun setelah
Police line dibuka aparat kepolisian.
Iskandar menyatakan, dirinya telah menyampaikan laporan perihal musibah yang
dialaminya kepada Sekda Pandeglang Drs. H. Dodo Djuanda.
Atas kejadian ini Iskandar nampaknya
pasrah, namun dia menegaskan akan bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa
Instansi yang dipimpinnya sejak tiga tahun lalu itu. Iskandar juga menyatakan
menyerahkan sepenuhnya pengusutan dan pengungkapan kasus ini kepada pihak kepolisian,
dan berharap pelakunya segera diketahui dan ditangkap.
Sekda sidak
Mendapat laporan Kadinkes Pandeglang H.
Iskandar, Sekda Pandeglang Drs. H. Dodo Djuanda mendatangi lokasi kejadian. Dia
tiba di kantor Dinkes Pandeglang sekitar
pukul 10.00 Wib. Dodo tampak prihatin.
Namun dia menegaskan, pimpinan Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bertanggung jawab untuk melakukan upaya
pengamanan atas aset daerah dan atau keuangan negara yang termasuk dalam lingkup
kewenangan satuan kerja masing-masing.
Oleh karena itu, dia juga meminta
perhatian kepada seluruh Dinas, Instansi, Lembaga dan Badan daerah dalam
lingkup sekretariat daerah Pandeglang untuk menerapkan prosedur tetap (protap)
dalam pengamanan kantornya, sehingga kasus serupa dan kejadian yang tidak
diinginkan lainnya tidak terulang kembali.
Kepada sejumlah Wartawan, Dodo yang baru
saja dilantik sebagai Sekda definitif pada Jum’at (30/12) beberapa hari lalu mengungkapkan,
idealnya gedung kantor pemerintah harus ada penjagaan oleh petugas khusus,
terlebih didalamnya ada uang yang harus diamankan. Begitupun jendela-jendela
ruang yang menyimpan barang dan aset serta dokumen penting diupayakan
berteralis untuk mencegah terjadinya pencurian.
Olah TKP
Sementara itu, sesaat setelah mendapat
laporan pembobolan brankas Kantor Dinkes Pandeglang, Aparat kepolisian dari
Satuan Reskrim dan tim identifikasi Polres Pandeglang langsung mendatangi
lokasi untuk olah TKP.
Setelah memasang Police line, puluhan polisi bergerak cepat mengamankan TKP dan
melakukan identifikasi secara cermat untuk menelusuri jejak yang mungkin
ditinggalkan pelaku saat beraksi membobol brankas.
Berdasarkan pemantauan di lokasi kejadian,
identifikasi dilakukan Polisi dengan uji laboratorium forensik sidik jari dan
mencari kemungkinan ada barang bukti yang dapat dijadikan petunjuk untuk
mengungkap siapa pelaku dibalik raibnya uang Rp.400 juta tersebut. Polisi juga melakukan
pengamatan dan membuat denah kantor dinkes serta melakukan pengambilan foto dokumentasi
dan audio visual diseputar area TKP.
Menurut Kasat Reskrim Polres
Pandeglang AKP Dhani Gumilar, pihaknya masih mendalami kasus tersebut dan
melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pihak, diantaranya bendahara juru bayar
gaji pegawai dinkes Sri Yeni Daniyati, penjaga kantor Mahfud dan sejumlah pihak
lainnya,dalam rangka mengumpulkan data dan informasi untuk membantu
penyelidikan. “Di TKP juga, kami berhasil menemukan jejak kaki yang diduga
jejak kaki pelaku tepat di atas kursi yang berada di bawah jendela yang
dibongkar pelaku,” katanya.
Untuk kepentingan penyelidikan lebih
lanjut, Polisi mengamankan seluruh kunci ruangan kantor dinkes sebagai barang
bukti (barbuk).
Hingga berita ini dirilis keberadaan dan
identitas pelaku masih misterius. Begitupun tidak ditemukan dan belum
diketahui, apa alat yang digunakan pelaku untuk menjebol brankas tersebut. (mr.adesetiawan@gmail.com)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar