27 Agu 2011

Puskesmas Menes Pro Aktif Cegah Masalah Gigi


PUSKESMAS Menes secara aktif terus mengupayakan pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan gigi di luar gedung melalui upaya kesehatan gigi di sekolah (UKGS) dan upaya kesehatan gigi masyarakat desa (UKGMD).
“UKGS dilaksanakan di setiap sekolah dasar dan SMP secara rutin setiap seminggu sekali. Kalau UKGMD pelaksanaannya sebulan sekali berbarengan dengan kegiatan Pos pelayanan terpadu (Posyandu) di setiap desa,” jelas Drg. Dede RF Penanggung Jawab Klinik Gigi pada Puskesmas Menes yang ditemui diruang kerjanya, Kamis (11/8).
Dijelaskan, kegiatan UKGS yang biasa dilakukan meliputi kegiatan penyuluhan di sekolah serta tindakan sederhana bila diperlukan diantaranya pencabutan dan penanganan gigi goyang.  Sedangkan untuk penambalan gigi berlubang disekolah belum bisa dilaksanakan karena keterbatasan alat dan obat yang tersedia. “Untuk penambalan gigi berlubang kita rujuk ke klinik gigi Puskesmas Menes yang buka setiap hari kerja,” kata Dede yang didampingi dua rekan kerjanya yakni paramedis perawat gigi Yadi Basuki, AMG  dan Neng Rosyidah, AMG.
Untuk pelayanan UKGMD, terang Dede, pihaknya hanya melakukan kegiatan penyuluhan tanpa tindakan. “Setiap ada masalah kesehatan gigi di masyarakat kita imbau segera diperiksa agar bisa diobati dan disembuhkan,” katanya.   
Menurutnya upaya pencegahan dan pengobatan gigi terbilang murah. “Pencegahan masalah kesehatan gigi cukup dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut (oral higyene) dengan cara sikat gigi secara teratur setelah makan dan sebelum tidur. Sementara untuk penanganan masalah gigi dan perawatan gigi yang dilakukan klinik gigi Puskesmas Menes hanya dibebankan sebesar Rp.2000,- sesuai tarif retribusi yang berlaku di Puskesmas.
Segala Usia
Perawat gigi Yadi Basuki menambahkan, masalah kesehatan gigi dapat terjadi disegala usia baik anak-anak maupun orang dewasa. Hal ini sangat terkait oral higyene, pola makan serta kondisi mulut.  Kata Yadi sedikitnya setiap hari Klinik gigi Puskesmas Menes melayani 10-15 pasien yang mengeluhkan soal giginya.  “Sebagian besar pasien memang orang dewasa yang mengeluhkan gigi bengkak, gigi goyang dan gigi berlubang,” ungkapnya. 
Ditambahkan, pelayanan yang diberikan selain melakukan tindakan cabut gigi dan menambal termasuk pemberian obat, menurut Yadi, klinik juga memberikan pelayanan konseling bagi pengunjung yang dapat.  Namun demikian imbuh Yadi Puskesmas Menes hingga kini belum mampu melakukan pelayanan pembersihan karang gigi (scalling). Pasalnya, klinik belum dilengkapi dengan alat yang lengkap. Padahal sambung Yadi, masyarakat yang berminat melakukan perawatan membersihkan gigi cukup banyak. Yadi berharap kedepan peralatan kesehatan gigi bisa dilengkapi agar kebutuhan masyarakat untuk merawat giginya dapat terpenuhi secara memadai.

26 Agu 2011

Fasilitas Kesehatan Puskesmas Bangkonol Berbenah Layani Jampersal


MENYAMBUT Program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang telah berlaku sejak 1 Mei 2011, fasilitas kesehatan di Puskesmas Bangkonol Kecamatan Koroncong Kabupaten Pandeglang kini membuka pelayanan persalinan 24 jam di Puskesmas. Dengan demikian ibu hamil (bumil) yang hendak melahirkan dan memanfaatkan Program Jampersal sudah bisa ditangani di Puskesmas.
Kepala Puskesmas Bangkonol Hj. Umbiyati mengatakan, sebelum digulirkan program Jampersal, pelayanan persalinan disebar di seluruh desa yang sudah ditempati bidan desa.  “Sekarang kita sudah menyiapkan ruangan khusus untuk persalinan di Puskesmas dengan petugas jaga para bidan yang bertugas secara bergantian selama 24 jam,” tutur Hj. Umbiyati.
Diungkapkan, hingga kini pihaknya terus menyosialisasikan manfaat Program Jampersal kepada masyarakat  diantaranya pemeriksaan kehamilan dan persalinan gratis yang dilakukan di fasilitas kesehatan (Poskesdes, bidan desa dan Puskesmas). “Masyarakat mungkin belum terbiasa melahirkan di Puskesmas Bangkonol, tapi kita terus berbenah meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anaknya, termasuk menyiapkan kendaraan ambulans untuk rujukan ke rumah sakit bagi ibu hamil dan bersalin dengan resiko tinggi maupun kasus melahirkan dengan penyulit dan komplikasi,” katanya.
Dia berharap, kedepan kebiasaan ibu hamil melahirkan di rumah perlahan berubah dengan disediakannya fasilitas tambahan persalinan di Puskesmas Bangkonol yang dirintisnya. “Upaya ini untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, karena bersalin di fasilitas kesehatan ibu melahirkan akan lebih terjamin keselamatannya,” katanya menambahkan.

25 Agu 2011

Dinkes Tingkatkan Kewaspadaan Penyakit Menular


Hadapi Lebaran & Antisipasi Musim Kemarau
Dinkes Pandeglang Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Penyakit Menular Berpotensi Wabah



MEMASUKI Bulan Suci Ramadhan 1432 H dan menghadapi Lebaran Iedul Fitri Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang mengeluarkan peringatan kepada seluruh Puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit menular seperti Diare, Campak maupun penyakit lain yang potensial menimbulkan wabah.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Pandeglang dr. Hj. Asmani Raneyanti, MM.MARS. pihaknya telah menginformasikan hal tersebut  melalui surat edaran Nomor 801/P2PL-311/Kes-VIII/2011 pertanggal 1 Agustus 2011 yang ditujukan kepada para Camat dan Kepala Puskesmas se Kabupaten Pandeglang.
“Dinkes telah menginstrusikan agar Kepala Puskesmas berkoordinasi dengan Camat setempat untuk melakukan sosialisasi penyakit potensial wabah dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada Masyarakat, khususnya pada daerah-daerah yang berpotensi timbulnya wabah,” ungkap Asmani usai mengikuti Upacara Hari Kemerdekaan RI ke-66 di Alun-alun Kota Pandeglang, Rabu (17/8).
Dijelaskan, Bulan puasa dan lebaran yang berbarengan dengan musim kemarau yang cukup panjang, dikhawatirkan akan timbul peningkatan penyakit yang dipengaruhi lingkungan dan perilaku yang tidak sehat, termasuk antisipasi kejadian kasus penyakit baru yang mungkin timbul di masyarakat.
Oleh karena itu, tutur Asmani, Puskesmas juga diminta melakukan upaya konkrit melakukan pencegahan hingga upaya penanggulangan sampai ditingkat desa melalui masing-masing pembina desa, diantaranya meningkatkan cakupan imunisasi bayi balita dengan pola kunjungan rumah setelah pelaksanaan Posyandu.
“Untuk memperkuat upaya yang Puskesmas lakukan, kita membutuhkan bantuan lintas sektor kecamatan terutama untuk sosialisasi dan penggerakan sasaran agar jika terjadi kejadian penyakit segera mendapatkan pengobatan di fasilitas kesehatan yang terdekat seperti Puskesmas, Puskesmas pembantu (Pustu) atau datang kepada bidan desa,” tuturnya.
Sementara ditingkat kabupaten, tambah Asmani, pihak Dinkes menyiagakan tim gerak cepat (TGC) untuk mendukung upaya Puskesmas jika terjadi wabah meliputi kesiapsiagaan tenaga medis dan paramedis serta bantuan alat kesehatan dan obat-obatan yang diperlukan.
“Kita menyiapkan Hotline (Sambungan telekomunikasi 24 jam) di nomor 0877 7299 5528 atau 0852 1522  2798 untuk menerima laporan adanya penemuan kasus baru yang potensial menimbulkan wabah agar bisa sesegera mungkin dicegah dan ditanggulangi,” katanya.

24 Agu 2011

Jalan Caringin Berdebu

LABUAN – Kondisi jalan di Kam­pung Caringin, Desa Caringin, Ke­camatan Labuan, berdebu se­hing­ga mengganggu aktivitas war­­ga. Debu ini diduga karena pem­­bangunan jalan yang asal-asalan.
Pantauan Radar Banten, Selasa (9/8), meski berdebu, warga masih me­lewati jalan utama menuju Ke­camatan Carita itu. Sejumlah pe­ngendara yang melintas di jalan ter­sebut terpaksa menutup bagian mu­lut dan hidungnya agar tak menghirup debu jalan.
Budiman, pengendara motor di Jalan Caringin mengatakan, kondisi jalan itu berdebu sejak awal Juni lalu. Ia menduga, debu berasal dari pembangunan jalan yang terkesan asal-asalan. “Lihat saja pengaspalannya yang tidak me­rata sehigga jalan menjadi ber­debu saat dilewati kendaraan,” ung­kapnya, Selasa (9/8).
Menurut warga asal Desa Labuan, Ke­camatan Labuan ini, meski ber­debu ia tetap melewati jalan ini karena tidak ada jalan alternatif me­nuju Kecamatan Carita. “Ini kan jalan satu-satunya,” katanya.
Ida Farida (33), penjual makanan di Kampung Caringin mengaku, pelang­gannya banyak yang me­ngeluh terkait kondisi jalan yang berdebu ini. “Mereka terkadang eng­gan datang ke warung gara-gara jalannya ngebul (berdebu-red),” akunya.
Indra Iman, pekerja perbaikan ja­lan Carita – Labuan membantah bah­wa jalan berdebu di Kampung Caringin karena pembangunannya asal-asalan. “Saya rasa kondisi jalan berdebu karena musim ke­marau. Semua jalan pasti akan ber­debu pada saat kemarau jika tidak dihotmik. Lagipula pem­bangunan jalan Labuan – Carita kan belum selesai,” ujarnya sambil menuturkan bahwa itu merupakan jalan nasional.
Kepala Puskesmas Kecamatan La­buan dr Marfu’ah Nur Aini me­ngimbau warga yang melintasi jalan yang berdebu untuk memakai mas­ker. “Paling tidak mereka me­makai penutup kepala (helm-red) yang menutupi seluruh kepala. Ini dilakukan sebagai langkah antispasi terjangkitnya penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut-red) gara-gara menghirup debu kotor,” ujarnya. (mg-13/fau)

Sumber : HU Radar Banten

23 Agu 2011

Dinkes Siagakan 40 Pos Kesehatan Layani Pemudik


Kesiapsiagaan Situasi Khusus Mudik Idul Fitri 1432 H
Dinkes Siagakan 40 Pos Kesehatan Layani Pemudik

MENGHADAPI situasi khusus mudik dan Idul Fitri 1432 H, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang mengoperasikan sedikitnya 40 Pos Kesehatan guna melayani pemudik dan warga setempat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar mengungkapkan, sebanyak 36 Puskesmas se Pandeglang siap difungsikan sebagai Posko Kesehatan mulai 23 Agustus 2011 (H-7) sampai dengan 8 September 2011 (H+7) dengan menempatkan petugas jaga baik medis maupun paramedis yang dilengkapi alat perbekalan kesehatan dan ambulan.
“Menghadapi Idul Fitri 1432 H kita sudah melakukan kesiapsiagaan situasi khusus mudik lebaran tahun 2011 dengan menyiagakan mobilisasi kegawatdaruratan dan rencana evakuasi medik untuk antisipasi kecelakaan dan kondisi darurat yang dipusatkan di Posko Kesehatan Puskesmas setempat,” kata Iskandar, Senin (22/8).
Selain itu, Dinkes juga sudah siap menempatkan tim kesehatannya diempat titik Posko gabungan bersama kepolisian dan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) serta Palang Merah Indonesia (PMI) yakni seputar Alun-alum Timur Kota Pandeglang, Pertigaan Mengger, Terminal Tarogong dan sekitar obyek wisata matahari Pantai Carita.
“Kalau dibutuhkan di lapangan, tidak menutup kemungkinan Posko Kesehatan akan didirikan Puskesmas di beberapa titik lokasi keramaian dan berkumpulnya massa dalam jumlah besar seperti pasar, tempat hiburan dan pariwisata lainnya maupun tempat-tempat konsentrasi massa/pemberhentian kendaraan bus pemudik,” katanya.
Iskandar menegaskan, khusus Puskesmas di jalur mudik  pihaknya mensiagakan Posko kesehatan 24 jam. “Puskesmas dijalur mudik utama antara lain Puskesmas Cadasari, Pagadungan, Pandeglang, Kaduhejo, Cimanuk, Cipeucang, Saketi, Cisata, Menes, Labuan, Carita, Panimbang, Sobang, Cigeulis, Cibaliung, Cimanggu dan Puskesmas Sumur,” katanya.
Sedangkan Puskesmas dijalur mudik alternatif yakni Puskesmas Mandalawangi, Pulosari, Jiput (jalur barat) dan Puskesmas Bojong, Picung, Sindangresmi, Munjul dan Puskesmas Cikeusik (jalur timur).
Ditambahkan, pihaknya juga telah meminta Puskesmas segera mengirimkan laporan terkait pelayanan Posko Kesehatan arus mudik secara intensif ke Bidang Pelayanan Kesehatan Umum (Yankesum) Dinkes Pandeglang  melalui sms ke nomor 0813 1602 6987 atau 0877 7216 4983 baik laporan harian kejadian penyakit maupun korban kejadian insiden/kecelakaan dalam rangka pengamanan arus mudik dan lebaran.

Dinkes Siagakan Posko Puskesmas 24 Jam


Hadapi Situasi Khusus Mudik  lebaran
Dinkes Siagakan Posko Puskesmas 24 Jam

DINAS Kesehatan (Dinkes) Pandeglang telah menginstruksikan Puskesmas yang berada di jalur mudik diantaranya Puskesmas Cadasari, Pagadungan, Pandeglang, Kaduhejo, Cimanuk, Cipeucang, Saketi, Cisata, Menes, Labuan, Carita, Panimbang, Sobang, Cigeulis, Cibaliung, Cimanggu dan Puskesmas Sumur  untuk memberikan pelayanan Posko Kesehatan  24 jam.
Hal itu dimaksudkan dalam rangka antisipasi kejadian penyakit dan kecelakaan serta keadaan kegawatdaruratan saat arus mudik sebelum lebaran maupun arus balik.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar, jadwal pelayanan Puskesmas tersebut mulai efektip dioperasikan terhitung tanggal 23 Agustus 2011 (H-7) hingga 8 September 2011 (H+7) dengan kelengkapan Posko Kesehatan terdiri dari piket tenaga medis dan paramedis,  persediaan perbekalan kesehatan (alat dan obat-obatan) serta kendaraan rujukan ambulans.
“Menghadapi Idul Fitri 1432 H kita sudah melakukan kesiapsiagaan situasi khusus mudik lebaran tahun 2011 dengan menyiagakan mobilisasi kegawatdaruratan dan rencana evakuasi medik untuk antisipasi kecelakaan dan kondisi darurat yang dipusatkan di Posko Kesehatan masing-masing Puskesmas,” kata Iskandar, Senin (22/8).
Dia mengungkapkan, selama arus mudik dan arus balik mudik lebaran seluruh Puskesmas akan difungsikan sebagai Posko kesehatan. Karenanya, pihak Dinkes juga telah mengimbau Puskesmas membuat spanduk “Posko Kesehatan” dan dipasang di tempat yang strategis sebagai media informasi bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
“Selain Posko Puskesmas kita akan mendirikan Posko Gabungan dengan dinas instansi lain yaitu di Alun alun Timur Pandeglang, Posko Gabungan Pertigaan Mengger,  serta Posko Kesehatan di beberapa titik lokasi keramaian dan berkumpulnya massa dalam jumlah besar seperti pasar, terminal, tempat hiburan dan pariwisata maupun tempat-tempat pemberhentian kendaraan bus pemudik,” katanya.
Ditambahkan, Dinkes juga telah meminta Puskesmas segera mengirimkan laporan yang terkait dengan arus mudik secara intensif melalui sms ke nomor 0813 1602 6987 atau 0877 7216 4983 baik laporan harian kejadian penyakit maupun korban kejadian insiden (kecelakaan red) dalam rangka pengamanan arus mudik dan lebaran.

Mulai Selasa (H-7) Puluhan Pos Kesehatan Disiagakan Hingga H+7


MENGHADAPI situasi khusus mudik dan Idul Fitri 1432 H, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang mengoperasikan sedikitnya 40 Pos Kesehatan guna melayani pemudik dan warga setempat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar mengungkapkan, sebanyak 36 Puskesmas se Pandeglang siap difungsikan sebagai Posko Kesehatan mulai 23 Agustus 2011 (H-7) sampai dengan 8 September 2011 (H+7) dengan menempatkan petugas jaga baik medis maupun paramedis yang dilengkapi alat perbekalan kesehatan dan ambulan.
“Menghadapi Idul Fitri 1432 H kita sudah melakukan kesiapsiagaan situasi khusus mudik lebaran tahun 2011 dengan menyiagakan mobilisasi kegawatdaruratan dan rencana evakuasi medik untuk antisipasi kecelakaan dan kondisi darurat yang dipusatkan di Posko Kesehatan Puskesmas setempat,” kata Iskandar, Senin (22/8).
Selain itu, Dinkes juga sudah siap menempatkan tim kesehatannya diempat titik Posko Gabungan Pengamanan Lebaran bersama kepolisian dan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) serta Palang Merah Indonesia (PMI) yakni seputar Alun-alum Timur Kota Pandeglang, Pertigaan Mengger, Terminal Tarogong dan sekitar obyek wisata matahari Pantai Carita.
“Kalau dibutuhkan di lapangan, tidak menutup kemungkinan Posko Kesehatan akan didirikan Puskesmas di beberapa titik lokasi keramaian dan berkumpulnya massa dalam jumlah besar seperti pasar, tempat hiburan dan pariwisata lainnya maupun tempat-tempat konsentrasi massa/pemberhentian kendaraan bus pemudik,” katanya.

22 Agu 2011

Kadinkes Iskandar Ajak Warga Budayakan Pemberian Air Susu Ibu


Pekan ASI Sedunia 2011-KEPALA Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pandeglang H. Iskandar mengajak  warga masyarakat khususnya ibu baru melahirkan untuk memberikan air susu ibu (ASI) saja kepada bayinya selama enam bulan (Eksklusif). Pemberian ASI secara Eksklusif menurut Iskandar, selain ASI murah, banyak manfaat kesehatan yang diperoleh ibu maupun bayinya dari menyusui. Selain itu ASI mudah diperoleh karena melekat pada diri seorang ibu.
Ajakan itu disampaikan Iskandar disela-sela kegiatan Seminar dalam rangka Pekan ASI sedunia tingkat kabupaten yang digelar di Pendopo Pandeglang, Kamis (4/8).
Peringatan Pekan ASI Dunia tersebut dihadiri ratusan peserta dari berbagai lapisan masyarakat. Hadir dalam seminar yang diprakarsai Forum Organisasi Profesi Kesehatan Indonesia (FOPKI) Kabupaten Pandeglang itu, Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang, Sekretaris Daerah, para Assisten Daerah, Ketua TP PKK Pandeglang dan sejumlah Pejabat Struktural di lingkungan Pemkab Pandeglang serta peserta undangan dari unsur ormas, organisasi profesi maupun tokoh masyarakat dan media massa.
FOPKI Pandeglang juga menghadirkan sejumlah nara sumber dan bintang tamu untuk mengkampanyekan manfaat dan pentingnya ASI. Menurut Iskandar, acara seminar ini merupakan salah satu kegiatan memperingati Pekan ASI Sedunia yang jatuh pada 1 Agustus lalu. “Selain mendapatkan pengetahuan baru tentang pentingnya ASI bagi tumbuhkembang anak, para peserta juga bisa mengajukan pertanyaan dan berkonsultasi seputar pemberian ASI. Intinya adalah ASI makanan terbaik bayi dan tiada bandingannya,”tegasnya.
Mari kita bantu
Lebih jauh Iskandar menjelaskan, Pekan ASI sedunia merupakan suatu gerakan yang dilaksanakan secara serentak di seluruh dunia pada setiap pekan pertama di bulan Agustus. “Tujuan Pekan ASI adalah agar setiap negara dan masyarakat secara terus- menerus memberikan dukungan atas upaya untuk membantu ibu agar menyusui bayi mereka,” jelasnya.
Sementara Tema pekan ASI sedunia kali ini yang diusung secara nasional adalah “Katakan Padaku, Menyusui Menakjubkan – Mari Kita Bantu”.
Pada kesempatan itu Iskandar juga mengingatkan pemberian ASI eksklusif di kalangan ibu-ibu di Pandeglang masih harus terus ditingkatkan. Dia mengatakan pemerintah daerah akan berusaha terus meningkatkan cakupan ibu yang menyusui.

Warga Diimbau Waspadai Diare

PANDEGLANG - Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang Asmani Raneyanti mengimbau masyarakat mewas­padai penyakit diare dan campak. Kata dia, dua ma­salah kesehatan itu berpotensi terjadi di bulan ini, karena ke­marau dan pola ma­kan yang tidak teratur.
“Kami me­ne­nggarai se­lama bu­lan ini bakal ba­nyak warga yang ter­­jangkit diare dan campak,” kata Asmani usai rapat koordinasi pencegahan penyakit menular di kantor Dinkes Pandeglang, Selasa (16/8).
Menurutnya, Dinkes telah me­lakukan antisipasi ancaman pe­nyakit ini, dengan cara op­timalisasi pelayanan kesehatan, pos kesehatan desa (poskesdes), puskesmas pembantu (Pustu), dan puskesmas. Kata Asmani, pihaknya juga telah melayangkan surat edaran Nomor 801/P2PL-311/Kes-VIII/2011, tanggal 1 Agustus 2011 tentang imbauan menjaga kesehatan lingkungan yang ditujukan kepada para camat dan kepala puskesmas se-Kabupaten Pan­deg­lang. “Selain men­jaga kesehatan lingkungan, diare dan campak juga bisa dicegah dengan cara meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” papar Asmani.
Kepala Dinkes Kabupaten Pan­deglang Iskandar me­nyarankan, agar petugas kesehatan di tingkat desa proaktif dalam menyam­paikan informasi kesehatan. “Kami telah menyiagakan tim gerak cepat (TGC) untuk untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan,” katanya.
Dihubungi melalui telepon se­luler, Camat Panimbang Anwari Husnira membenarkan perihal telah keluarnya surat imbauan untuk menjaga kesehatan masyarakat. Anwari berjanji akan menindaklanjuti surat tersebut dengan cara mensosialisasikan­nya kepada masyarakat. (zis/fau/mzn)

Sumber : HU Radar Banten



Kemitraan Organisasi Kemasyarakatan Tingkatkan PHBS


UNDANG-undang No. 36/2009 tentang Kesehatan menyatakan, Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan berkemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan SDM yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Untuk mencapai tujuan tersebut upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat semakin terus digalakan. Hal ini dimaksudkan guna meningkatkan perilaku sehat individu, keluarga dan masyarakat  serta berperan aktif dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan yang terintegrasi secara lintas program, lintas sektor, swasta maupun masyarakat.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang Asep Hardiansyah mengatakan, sektor kesehatan tidak bisa bekerja sendiri untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut. Hal itu karena sumberdaya kesehatan yang terbatas. “Oleh karena itu kita mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak termasuk dengan organisasi kemasyarakatan (ormas) yang ada di Kabupaten Pandeglang maupun Provinsi Banten,” kata Asep usai tampil sebagai nara sumber penyuluhan PHBS di Majlis Taklim Litarbiatil Aulad di Kampung Bangun Masjid Kecamatan Cadasari, Jum’at (22/7).
Menurut Asep, Ormas diyakini memiliki jaringan komunikasi massa yang luas sampai ke grass root (akar rumput red) sehingga diharapkan bisa berperan aktif dalam upaya kesehatan maupun pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditatatan rumah tangga, sekolah maupun tempat-tempat umum (TTU).
“Melalui kemitraan yang sedang kita jalin, diharapkan peran ormas di Pandeglang bisa mempercepat capaian cakupan PHBS serta meningkatkan capaian desa siaga aktif dengan cara membentuk atau mengembangkan model pengembangan PHBS atau mengembangkan desa siaga,” kata Asep seraya menegaskan dalam kemitraan harus ada keterbukaan, kesetaraan dan saling menguntungkan kedua belah pihak.
Asep menceritakan, sejak setahun lalu Kementerian Kesehatan RI telah melakukan kesepakatan Bersama (MoU) dengan delapan belas Pimpinan Ormas ditingkat Pusat. “Penandatanganan kesepakatan bersama antara Kementerian Kesehatan dengan 18 Ormas di bidang promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat tahun ini ditindaklanjuti ditingkat Kabupaten Pandeglang diantaranya dengan Ormas Keagamaan Alhidayah yang saat ini sedang menggarap peningkatan PHBS di Majlis Taklim dan Remaja Masjid di Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang,” jelasnya.
Selain dengan Alhidayah, tambah Asep ormas lain yang sudah bermitra dalam upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yakni Fatayat NU, Muslimat NU, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Aisyiyah, Pemudi Persis, Persatuan Islam, PGI, Aliansi Pita Putih Indonesia, Darma Wanita Persatuan, Kwartir Nasional, Pelkesi, Perdhaki, PHDI, Pergerakan Wanita Nasional Indonesia, dan Walubi serta Kowani. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

Waspadai Penyakit Berpotensi Wabah

PANDEGLANG, (KB).- Menghadapi Idul Fitri Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang mengeluarkan peringatan kepada seluruh Puskesmas untuk meningatkan kewaspadaan terhadap penyakit menular seperti diare, campak maupun penyakit lain yang potensial menimbulkan wabah. Surat Edaran Nomor 801/P2PL-311/Kes-VIII/2011 pertanggal 1 Agustus 2011 ini juga ditujukan kepada para Camat se Kabupaten Pandeglang.

Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Pandeglang dr Asmani Raneyanti, mengatakan, Dinkes juga telah menginstrusikan agar Kepala Puskesmas berkoordinasi dengan camat setempat untuk melakukan sosialisasi penyakit potensial wabah dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), khususnya pada daerah-daerah yang berpotensi timbulnya wabah.

“Bulan puasa dan lebaran yang berbarengan dengan musim kemarau yang cukup panjang, dikhawatirkan akan timbul peningkatan penyakit yang dipengaruhi lingkungan dan perilaku yang tidak sehat, termasuk antisipasi kejadian kasus penyakit baru yang mungkin timbul di masyarakat,” kata dr Asmani.

Dia mengungkapkan, Puskesmas harus melakukan upaya konkrit melakukan pencegahan hingga upaya penanggulangan sampai ditingkat desa melalui masing-masing pembina desa. Salah satu caranya dengan meningkatkan cakupan imunisasi bayi balita dengan pola kunjungan rumah setelah pelaksanaan Posyandu.

“Untuk memperkuat upaya yang Puskesmas lakukan, kita membutuhkan bantuan lintas sektor kecamatan terutama untuk sosialisasi dan penggerakan sasaran agar jika terjadi kejadian penyakit segera mendapatkan pengobatan di fasilitas kesehatan yang terdekat seperti Puskesmas, Puskesmas pembantu (Pustu) atau datang kepada bidan desa,” tuturnya.

Pada tingkat kabupaten, Asmani mengatakan, pihak Dinkes telah menyiagakan Tim Gerak Cepat (TGC) untuk mendukung upaya Puskesmas jika terjadi wabah meliputi kesiapsiagaan tenaga medis dan paramedis serta bantuan alat kesehatan dan obat-obatan yang diperlukan. “Dinkes juga telah menyiapkan hotline atau sambungan telefon di nomor 0877 7299 5528 atau 0852 1522 2798 untuk menerima laporan adanya penemuan kasus baru yang potensial menimbulkan wabah agar bisa sesegera mungkin dicegah dan ditanggulangi,” jelasnya. (H-18)***

Sumber : HU Kabar Banten

7 Agu 2011

Pandeglang Siap Laksanakan Rifaskes Skala Nasional


GUNA memperoleh gambaran obyektif fasilitas dan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang berencana menerjunkan para pengumpul data (enumerator) untuk melakukan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) tahun 2011. Untuk itu sebanyak dua belas enumerator asal Pandeglang telah mengikuti Training Centre (TC) Workshop Persiapan Rifaskes pada 19-22 Juli 2011 yang di pusatkan di Provinsi Banten.
Penanggung Jawab Operasional (PJO) Rifaskes Pandeglang Dindin Mohamad S, SKM.MPH mengatakan Rifaskes 2011 dilaksanakan berskala nasional yang akan meliputi seluruh Puskesmas di Indonesia termasuk 36 Puskesmas yang berada di wilayah Pandeglang. Selain Puskesmas, jelas Dindin, riset juga akan mencakup fasilitas kesehatan lainnya seperti rumah sakit dan laboratorium kesehatan.
“Melalui Rifaskes 2011 antara lain akan diperoleh gambaran obyektif fasilitas dan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas. Ketersediaan data tersebut merupakan landasan penting dalam penyusunan perencanaan dan kebijakan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan,” jelas Dindin didampingi dua belas enumerator asal Pandeglang seusai mengikuti pertemuan para PJO Rifaskes se Provinsi Banten, Jum’at (22/7) lalu.
Menurut Dindin yang juga stap pada Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Dinkes Pandeglang, Riset ini dapat dimanfaatkan untuk penyusunan kebijakan revitalisasi Puskesmas dan diharapkan bisa digunakan sebagai dasar bagi perencanaan fasilitas kesehatan diberbagai tingkatan administrasi pemerintahan. “Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, ada indikasi meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas perlu secara terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, serta perlu adanya pembinaan dari pemerintah pusat, dan pemerintah provinsi maupun Pemkab Pandeglang,” ujarnya.
Ditambahkan, rencananya kedua belas enumerator mulai melaksanakan tugas mengunjungi Puskesmas pada awal Agustus sampai dengan Bulan September 2011. “Pengumpulan data dilaksanakan melalui wawancara dengan petugas Puskesmas yang berwenang, telaah dokumen yang terkait serta melakukan observasi (pengamatan red) sesuai kuesioner yang disiapkan pihak Balitbangkes,” katanya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***