29 Des 2012

Dinkes Pandeglang Optimalkan Kinerja dan Rencana Kerja 2013


DIAKHIR tahun anggaran jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang menggelar pertemuan evaluasi kinerja selama 2012. Tujuannya untuk mengoptimalkan kinerja dan pemantapan rencana kerja pada 2013 mendatang. Oleh karena itu seluruh pejabat Dinkes Pandeglang diikutkan, termasuk 36 Kepala Puskesmas se Kabupaten Pandeglang.
“Evaluasi perlu terus dilakukan, agar apa yang telah kita lakukan bisa menghasilkan kontribusi positif bagi masyarakat,” papar Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan, Jum’at (28/12).Acara yang berlangsung di aula lt.II Kantor Dinkes Pandeglang, Jumat petang tersebut dihadiri Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi, Asisten Daaerah (Asda) I Pemkab Pandeglang H. Utuy Setiadi, Ketua TP PKK Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan serta seluruh pegawai Dinkes Pandeglang.
Kadinkes berharap forum evaluasi tahunan seperti ini bisa lebih meningkatkan kinerja pegawai di jajaran kesehatan dalam meraih target kerja pada 2013 mendatang. “upaya dari seluruh pegawai di lapangan harus selalu sigap dan memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat,” kata Deden seraya menyebut forum ini sebagai ajang silaturahim bagi dirinya yang baru saja diamanatkan Bupati Pandeglang sebagai orang nomor satu di Dinkes Pandeglang awal Desember lalu.Dia mengungkapkan saat angka kematian bayi (AKB) di Pandeglang masih terbilang tinggi dibandingkan daerah lainnya di Provinsi Banten.  “Untuk itu tingginya kasus AKB menjadi Pekerjaan Rumah kita bersama,” ujarnya.Bupati Pandeglang, H. Erwan Kurtubi dalam amanatnya meminta kepada seluruh pegawai kesehatan untuk tetap menjaga semangat kerja dalam melayani masyarakat.“Saya berpesan kepada seluruh pegawai untuk bekerja sesuai aturan dan selalu meningkatkan kinerja dan mendedikasikan diri kepada masyarakat Pandeglang,” pesan Bupati Erwan.Ditegaskan, citra pemerintah daerah (Dinas Kesehatan, red) ada ditangan para petugas kesehatan yang berada di lapangan selaku ujung tombak. “Saya haturkan terimakasih kepada dokter, bidan, perawat, pelaksana lapangan dan tim medis lainnya yang telah dengan ikhas mendedikasikan diri bagi masyarakat Pandeglang,” tuturnya. 

28 Des 2012

KPA Pandeglang Kampanyekan Penanggulangan AIDS di Lapas


LEMBAGA Pemasyarakatan (Lapas) sebagai salah satu kelompok risiko tinggi (risti) terjadinya penularan virus HIV antar penghuninya sejak lama telah menjadi perhatian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA). Karenanya, secara berkala KPA melakukan kampanye pencegahan dan pembinaan warga binaan rumah tahanan sekaligus memantau perkembangan penyebaran HIV/AIDS di lingkungan Lapas Pandeglang.
Seperti yang dilakukan KPA Pandeglang Jum’at (28/12) pagi. Bersama jajaran Dinkes Pandeglang, program officer KPA Provinsi Banten dan sejumlah LSM dan Ormas, Ketua Pelaksana Harian KPA Pandeglang Hj. Siti Erna Nurhayati memimpin langsung kegiatan kampanye pencegahan HIV/AIDS yang dirangkaikan dengan sero survei (pengambilan sampel darah) kepada 172 narapidana dan
tahanan di Lapas Pandeglang.
“Kegiatan seperti ini rutin kita lakukan, tujuannya untuk mengetahui sejauhmana perkembangan penyebaran HIV dan AIDS di Lembaga Pemasyarakatan,” katanya.
Bu Erwan biasa Hj. Siti Erna Nurhayati disapa berpandangan, saat ini kondisi penyebaran HIV/AIDS kejadiannya semakin hari semakin mengkhawatirkan, kasusnya terus bertambah dan sudah terjadi pada berbagai kalangan.
“Makanya penanggulangannyapun perlu melibatkan berbagai pihak. Termasuk lembaga swadaya masyarakat dan organisasi kemasyarakatan,” tegasnya.
Oleh karena itu Hj. Siti Erna Nurhayati yang  juga Istri  Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi itu tak sungkan mengajak LSM peduli AIDS maupun ormas dan merangkul kalangan media untuk bergabung, bersama menanggulangi HIV/AIDS di Kabupaten Pandeglang.

Jelang Tahun Baru, Posko Kesehatan Siaga 24 Jam


SEPEKAN menjelang tahun baru 2013 Masehi, arus lalu lintas di seputaran dalam kota Kecamatan Pandeglang terpantau lancar. Namun hal tersebut tidak mengurangi kesiapsiagaan tim kesehatan mengantisipasi kecelakaan lalu lintas dengan menyediakan tenda Posko kesehatan di alun-alun timur Pandeglang.
Apalagi saat ini berbarengan dengan libur sekolah, dimana jalur kota Kecamatan Pandeglang banyak dilalui kendaraan luar daerah menuju lokasi obyek wisata di pesisir pantai wilayah Pandeglang selatan.
“Antisipasi adanya penumpang yang sakit atau mengalami kecelakaan, Posko kesehatan untuk menghadapi liburan sekolah dan tahun baru sudah dibentuk sejak Senin (24/12),” kata Kepala Puskesmas Cikupa Pandeglang Raden Dede Suryanata Permana, Rabu (26/12) kemarin.
Dede sapaan sehari-hari kepala puskesmas yang terletak di Perkantoran Cikupa Pandeglang itu mengungkapkan, jadwal petugas jaga beserta obat-obatan dan alat kesehatan maupun ambulan sudah disiapkan untuk pelayanan 24 jam. “Jadi mudah-mudahan masyarakat akan terlayani baik pada aspek kesehatannya,” tutur Dede.
Dijelaskan, Posko kesehatan dimaksudkan agar dapat cepat memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan melayani masalah kesehatan masyarakat setempat.  “Kalau ada kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di Posko, kami menyiapkan layanan ambulan untuk dirujuk ke rumah sakit,” ujarnya.
Rencananya, tambah Dede yang baru ditempatkan sebagai Kepala Puskesmas Cikupa tiga pekan lalu itu, tenda Posko kesehatan beserta kelengkapan sarana dan personilnya akan disiagakan hingga 3 Januari 2013 mendatang. (red)***

27 Des 2012

Dokter Kecil Wujudkan Generasi Penerus yang Sehat & Berkualitas


SUASANA aula Gedung Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kamis (20/12) lalu terlihat ramai dipenuhi siswa/siswi sekolah dasar (SD) berseragam putih-putih. Mereka adalah ratusan dokter kecil (Dokcil) yang datang dari berbagai pelosok sekolah dengan tekad mengikuti lomba Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang digelar Tim Pembina (TP) UKS Kabupaten Pandeglang.
Keceriaan menghiasi wajah-wajah imut para dokcil yang umumnya masih duduk dibangku kelas 4 dan 5 tersebut.
Rasa optimistispun terpancar dari pengurus TP UKS kecamatan dan para guru yang turut hadir mendampingi peserta didiknya untuk mengikuti cerdas cermat dan dokter kecil dalam rangka lomba UKS. Tim pembina kecamatan yang terdiri dari unsur petugas Puskesmas, guru UKS, Kantor Urusan Agama dan kecamatan merupakan empat serangkai ujung tombak program UKS ditingkat lapangan. Ditangan merekalah para Dokcil dibina dan dikembangkan guna mewujudkan generasi yang sehat dan berkualitas.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pandeglang H. Deden Kuswan mengatakan, Program UKS dan Dokcil dilakukan sebagai upaya bersama mengatasi masalah kesehatan anak-anak peserta didik.
“Jalinan strategis antara empat serangkai tersebut diharapkan dapat meningkatkan kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak dini,” kata Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan yang bertindak selaku Ketua II TP UKS Kabupaten Pandeglang.
Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi selaku Pembina TP UKS Kabupaten Pandeglang dalam sambutan pembukaan mengajak TP UKS mulai dari tim pelaksana di tingkat sekolah sampai kabupaten untuk bersama-sama melakukan pembinaan UKS secara berkesinambungan. “UKS merupakan wadah yang sangat efesien untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin,” katanya.
Erwan menegaskan, TP UKS harus terpadu dalam menjalankan program bagi peningkatan generasi penerus bangsa yang berkualitas tersebut. Apalagi landasan pembinaan dan pengembangan program UKS sudah jelas berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri, yakni Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Pandeglang H. Dodo Djuanda selaku Ketua TP UKS Kabupaten Pandeglang  mengatakan, keberadaan Dokcil memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran untuk hidup sehat dalam komunitas suatu masyarakat.
"Dengan adanya lomba seperti ini, paling tidak dokter kecil menjadi teladan untuk hidup sehat, sekaligus penggerak berperilaku hidup bersih dan sehat, baik dalam lingkup keluarga maupun teman-teman sepermainan mereka," kata Dodo Djuanda saat menutup lomba yang diikuti 120 peserta dari 24 utusan TP UKS kecamatan se Kabupaten Pandeglang.
Hasil Lomba
Sementara itu, hasil lomba UKS untuk kategori cerdas cermat yang dihimpun dari dewan juri yang meliputi unsur Bagian Kesra Setda Pandeglang, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Kementerian Agama Kabupaten Pandeglang dimenangkan Dokcil SDN Menes 1 sebagai juara pertama. Juara kedua dan ketiga direbut SDN Jiput 1 dan SDN Pangkalan 6 Kecamatan Sobang.
Sedangkan untuk kategori dokter kecil teladan ditetapkan utusan Dokcil asal TP UKS Kecamatan Labuan sebagai juara pertama Dokcil tingkat Kabupaten Pandeglang tahun 2012. Juara kedua diraih Dokcil TP UKS Kecamatan Mandalawangi dan peringkat ketiga dan keempat diberikan kepada Dokcil TP UKS Kecamatan Banjar dan Menes. (red)***

26 Des 2012

Nakes Wajib Memiliki Surat Tanda Registrasi

GUNA menjamin mutu pelayanan kesehatan dan dalam rangka pemberian izin praktik, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang perlu mengatur registrasi tenaga kesehatan (Nakes). Hal tersebut sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang registrasi tenaga kesehatan.

Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan (SDK) Dinkes Pandeglang Ratu Tanti Darmiasih menjelaskan registrasi merupakan sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus mendaftarkan pada suatu badan tertentu secara periodik untuk mendapatkan kewenangan dan haknya melakukan tindakan profesional setelah memenuhi syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan.
“Dengan adanya Permenkes tersebut maka setiap tenaga kesehatan wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) sebelum melaksanakan tugas keprofesiannya,” kata Ratu Tanti Darmiasih di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.
Dia mengungkapkan, sebagai tindak lanjut Permenkes No. 1796/Menkes/Per/VIII/2011 dan sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Seksi Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan Bidang SDK Dinkes Pandeglang telah melaksanakan kegiatan bimbingan teknis (Bintek) perijinan Nakes di Gedung PKPRI Pandeglang, 20-21 November 2012 lalu.
“Kegiatan bintek perijinan diharapkan mempermudah Nakes khususnya bagi pegawai fungsional kesehatan yang bertugas di puskesmas, agar dapat menjalankan pekerjaan sesuai dengan keahlian dan kewenangan yang dimiliki,” harapnya.
Menurut Tanti, bintek yang diselenggarakan diikuti 36 peserta perwakilan dari seluruh Puskesmas se Kabupaten Pandeglang dengan nara sumber anggota Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi Banten.
Selain menyosialisasikan Permenkes tentang registrasi lanjut Tanti, pihaknya menyampaikan tentang proses pembinaan dan pengawasan praktik tenaga kesehatan.
“Pembinaan dan pengawasan perlu dilakukan  dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, termasuk juga melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan. Ini untuk memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dan Nakes itu sendiri,” paparnya.
Dijelaskan, tenaga kesehatan adalah setiap orang, yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Untuk memiliki kewenangan setiap calon Nakes diwajibkan mengikuti uji kompetensi sebelum mereka lulus dari institusi pendidikan kesehatan.
Hal ini lanjutnya, dimaksudkan sebagai salah satu upaya pemerintah dalam hal pembinaan dan pengawasan kualitas tenaga kesehatan. “Bagi mereka yang lulus pendidikan sebelum tahun 2012 atau sebelum Permenkes ini dikeluarkan, tidak diwajibkan mengikuti Uji Kompetensi, dan kepadanya dapat diberikan Surat Tanda Registrasi (STR) dengan masa berlaku lima tahun,” jelas Tanti.
Ditambahkan, saat ini menurut data yang ada pada Dinkes Pandeglang terdapat 1215 Nakes fungsional di Puskesmas Kabupaten Pandeglang yang meliputi dokter umum dan dokter gigi (52), perawat dan perawat gigi (477), bidan (555), sanitarian (28), Nutrisionis (18), Apoteker dan asisten apoteker (26), penyuluh (31), Analis laboratorium dan tenaga elektro medik (8). “Mereka semua bertugas di 36 Puskesmas dan wajib memiliki STR  dan ijin praktik tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas profesinya baik di puskesmas maupun tempat praktik mandiri,” ujar Tanti menambahkan. (red)***

25 Des 2012

Posyandu Dapat Turunkan Kematian Ibu dan Anak


GEDUNG baru Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Kampung Cungkedang, Kelurahan Kadumerak, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang diresmikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pandeglang H. Deden Kuswan, Jum’at (21/12) akhir pekan kemarin.
Peresmian dihadiri Camat Karangtanjung Doni Hermawan beserta jajarannya,  Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan (SDK) Dinkes Pandeglang Ratu Tanti Darmiasih, Kepala Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) Yudi Hermawan, para Bidan Posyandu, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama, serta Kader Kesehatan dan puluhan ibu hamil, ibu menyusui maupun masyarakat setempat yang berkunjung ke Posyandu.
Dalam sambutannya, Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan atas nama Pemkab Pandeglang berharap agar masyarakat secara aktif mendukung program-program kesehatan yang ada. “Posyandu diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak,” tutur Kadinkes yang didampingi Kabid SDK Ratu Tanti Darmiasih dan Kasi Promkes Yudi Hermawan.
Hal tersebut dapat terwujud, ujar Deden apabila kader dan masyarakat setempat memanfaatkan Posyandu dan memiliki inisiatif yang tinggi dalam rangka meningkatkan kesehatannya sendiri.
Kepala Puskesmas Pagadungan Kecamatan Karangtanjung Hj. Eni Rohaniah menjelaskan, bangunan Posyandu seluas 4 X 6 meter itu dibangun melalui bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Tahun Anggaran 2012.
Ia berharap dengan adanya posyandu mandiri, masyarakat yang ada di Cungkedang ini kesehatannya semakin membaik serta dapat menjalin kerjasama dengan instansi terkait untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.  “Semoga bangunan Posyandu yang baru dapat berjalan lebih baik, dan para kader dapat memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat,” tutur Eni. 
Ditempat yang sama, Ketua Kader Posyandu Cungkedang, Umi (45) mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Pandeglang yang telah memberikan bantuan gedung Posyandu di wilayahnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, sebelumnya operasional Posyandu tetap berjalan meskipun dilaksanakan di halaman salah satu rumah penduduk. “Gedung baru ini sudah lama dinantikan oleh masyarakat terutama para Kader,” ungkap Umi.
Gedung Posyandu permanen yang baru diresmikan jelas Umi dilengkapi dengan sarana mandi cuci kakus (MCK) dan air bersih, terdiri dari sebuah kamar khusus pemeriksaan kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana (KB),  ruang pendaftaran dan pencatatan, meja penyuluhan dan tempat penimbangan balita.

24 Des 2012

Kadinkes Resmikan Posyandu Cungkedang


PANDEGLANG – Gedung baru Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Kampung Cungkedang, Kelurahan Kadumerak, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang diresmikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pandeglang H. Deden Kuswan, Jum’at (21/12) akhir pekan kemarin.
Peresmian dihadiri Camat Karangtanjung Doni Hermawan beserta jajarannya,  Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan (SDK) Dinkes Pandeglang Ratu Tanti Darmiasih, Kepala Seksi Promosi Kesehatan (Promkes) Yudi Hermawan, para Bidan Posyandu, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama, serta Kader Kesehatan dan puluhan ibu hamil, ibu menyusui maupun masyarakat setempat yang berkunjung ke Posyandu.
Menurut Kepala Puskesmas Pagadungan Hj. Eni Rohaniah, bangunan Posyandu seluas 4 X 6 meter itu dibangun melalui bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan Tahun Anggaran 2012.
Ia berharap dengan adanya posyandu mandiri, masyarakat yang ada di Cungkedang ini kesehatannya semakin membaik serta dapat menjalin kerjasama dengan instansi terkait untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.  “Semoga bangunan Posyandu yang baru dapat berjalan lebih baik, dan para kader dapat memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat,” ujar Eni. 
Ditempat yang sama, Ketua Kader Posyandu Cungkedang, Umi (45) mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Pandeglang yang telah memberikan bantuan gedung Posyandu di wilayahnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, sebelumnya operasional Posyandu tetap berjalan meskipun dilaksanakan di halaman salah satu rumah penduduk. “Gedung baru ini sudah lama dinantikan oleh masyarakat terutama para Kader,” kata Umi.
Gedung Posyandu permanen yang baru diresmikan tambah Umi dilengkapi dengan sarana mandi cuci kakus (MCK) dan air bersih, terdiri dari sebuah kamar khusus pemeriksaan kesehatan ibu dan anak serta Keluarga Berencana (KB),  ruang pendaftaran dan pencatatan, meja penyuluhan dan tempat penimbangan balita.
Sementara Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan atas nama Pemkab Pandeglang berharap agar masyarakat secara aktif mendukung program-program kesehatan yang ada. “Posyandu diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan anak,” tutur Kadinkes yang didampingi Kabid SDK Ratu Tanti Darmiasih dan Kasi Promkes Yudi Hermawan.
Hal tersebut dapat terwujud, ujar Deden apabila kader dan masyarakat setempat memanfaatkan Posyandu dan memiliki inisiatif yang tinggi dalam rangka meningkatkan kesehatannya sendiri. (red)***


21 Des 2012

Tim Pembina UKS Gelar Lomba Cerdas Cermat Dokter Kecil


RATUSAN dokter kecil (Dokcil) dari sekolah dasar (SD) se Kabupaten Pandeglang mengikuti lomba Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tingkat kabupaten di Gedung Pusat Koperasi Pegawai Republik Indoensia (PKPRI) Jl. Raya Labuan, Pandeglang, Kamis (20/12) kemarin.
Lomba dibuka Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi yang diwakili Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pandeglang H. Deden Kuswan.
Dalam sambutan yang dibacakan Kadinkes, Bupati Pandeglang mengajak TP UKS mulai dari tim pelaksana di tingkat sekolah sampai TP UKS Kabupaten Pandeglang untuk bersama-sama melakukan pembinaan UKS secara berkesinamabungan. “UKS merupakan wadah yang sangat efesien untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin,” katanya.
Dia mengatakan, TP UKS harus terpadu dalam menjalankan program bagi peningkatan generasi penerus bangsa yang berkualitas tersebut. Apalagi landasan pembinaan dan pengembangan program UKS sudah jelas berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri, yakni Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri.
Terpisah, Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan Dinkes Pandeglang Ratu Tanti Darmiasih menjelaskan, lomba UKS tingkat Kabupaten Pandeglang yang dilombakan terdiri dari dua kategori yakni lomba cerdas cermat Dokcil dan lomba dokter kecil. Masing-masing kecamatan mengirimkan lima dokcil,  tiga dokcil untuk mengikuti cerdas cermat dan dua dokcil untuk mengikuti lomba dokcil tingkat Kabupaten Pandeglang.  “Peserta lomba dari siswa/siswi sekolah dasar yang mewakili semua kecamatan se Pandeglang yang diundang,” kata Tanti disela menjadi dewan juri lomba dokter kecil.
Dia, mengungkapkan pemenang lomba nantinya akan mewakili Kabupaten Pandeglang dalam ajang perlombaan UKS tingkat Provinsi Banten.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Yudi Hermawan menambahkan, untuk menyeleksi dokter kecil teladan diantara puluhan siswa yang sudah dibina oleh sekolah masing-masing memang tidak mudah.  “Mereka semua dokter kecil terlatih,” kata Yudi yang juga bertindak sebagai salah seorang dewan juri.
Kendati begitu Yudi mengatakan, pemenang lomba dokcil setidaknya diukur dari kemampuannya menguasai pengetahuan dasar tentang kesehatan seperti pertolongan pertama pada penyakit (P3P) dan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Selain itu tambah Yudi, peserta dituntut menguasai praktik dan mampu membuat problem solfing secara sederhana jika terjadi masalah kesehatan di sekolah dan lingkungannya.  (red)***

13 Des 2012

HKN, Ajang Menggalang Komitmen Stakeholder Pembangunan Kesehatan


PUNCAK peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-48 tingkat Kabupaten Pandeglang di halaman kantor Dinkes Pandeglang, Selasa (11/12) kemarin berlangsung hidmat. Momentum HKN seperti ini setiap tahun diselenggarakan jajaran kesehatan sebagai ajang menggalang komitmen dengan stakeholder dalam pembangunan kesehatan. Selain itu, HKN yang diperingati setiap 12 November merupakan media silaturrahim, karena di acara inilah sebagian besar pegawai kesehatan mulai bidan desa, pegawai puskesmas hingga, jajaran RSUD dan pegawai Dinkes berkumpul.
Maka tak heran jika momentum HKN yang mengusung tema “Indonesia Cinta Sehat” disambut antusias para pegawai. Berbagai rangkaian kegiatan pun digelar untuk membangun kebersamaan antar pegawai seperti pertandingan futsal, gerak jalan sehat, maupun kampanye pelayanan jaminan persalinan.
Ketua Panitia HKN Pandeglang, dr. Kodyat Juarsa mengatakan, puncak kegiatan HKN yang mengambil subtema “Ibu Selamat Anak Sehat” dikemas ala resepsi karena merupakan rangkaian kegiatan terakhir yang digelar sejak awal Nopemver 2012 lalu. “Acaranya diselenggarakan secara sederhana, cukup dengan potong tumpeng,” katanya.
Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi yang hadir memberikan sambutan berharap jajaran kesehatan memegang komitmennya untuk menyehatkan masyarakat. “Petugas kesehatan harus bersinergi dengan masyarakat untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan Kabupaten Pandeglang,” kata Bupati Erwan Kurtubi yang hadir didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan.
Sementara itu, Sekretaris Dinkes Pandeglang Hj. Nuriah menegaskan komitmen jajaran kesehatan untuk menjalin kerjasama dan kemitraan dengan stakeholder untuk membangun Pandeglang sehat secara transparan.
Dia mengatakan peringatan HKN tahun ini diharapkan bisa meningkatkan nuansa kebersamaan antar institusi kesehatan, lintas sektor pemerintah daerah maupun swasta dalam mengisi pembangunan kesehatan di Kabupaten Pandeglang.
“Kebetulan tahun ini bertepatan dengan tahun kerja dua tahun penerapan program kegiatan Pembangunan Kesehatan sesuai Rencana Strategis (Renstra) Dinkes Pandeglang dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang 2011-2016. Oleh karena itu banyak yang kita undang untuk hadir,” katanya.
Dalam peringatan HKN tahun ini yang datang terbilang lengkap. Disamping  Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi dan Wakil Bupati Pandeglang Hj. Heryani turut hadir,  Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Pandeglang H. Dodo Djuanda beserta sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah  (SKPD) mengikuti puncak HKN yang dirangkaikan dengan serah terima jabatan Kadinkes Pandeglang yang lama dari H. Iskandar kepada Kadinkes baru  H. Deden Kuswan yang telah dilantik Bupati Pandeglang  beberapa waktu lalu.
Hadir juga sejumlah mitra kerja dinkes dari unsur dunia usaha, tokoh masyarakat, tokoh agama dan organisasi kemasyarakatan dan profesi untuk menerima penghargaan atas kiprah yang telah didedikasikan untuk pembangunan kesehatan di Kabupaten Pandeglang. Semangat kebersamaan terlihat diantara wajah-wajah ceria segenap pegawai yang hadir menyaksikan saat itu.

12 Des 2012

Dinkes Kampanyekan Jampersal


DALAM rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-48 tahun 2012, Dinas Kesehatan (dinkes) Pandeglang Kampanye pelayanan Jaminan persalinan di Pendopo Kabupaten Pandeglang, Senin (03/12), awal bulan Desember kemarin. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan HKN tingkat Kabupaten Pandeglang yang mengusung tema “Ibu Selamat Anak Sehat”.
Kampanye yang dihadiri 400 ibu hamil (bumil) dari 20 puskesmas se Pandeglang itu dibuka langsung Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi, yang didampingi Wakil Bupati Pandeglang Hj. Heryani, Ketua TP PKK Hj. Siti Erna Erwan Kurtubi, Kadinkes Pandeglang H. Iskandar serta sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan pejabat Pemkab lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Erwan mengajak ibu-ibu mulai saat ini membulatkan tekad untuk senantiasa menjaga kesehatan dengan memeriksakan kehamilan secara teratur, melakukan persiapan-persiapan yang telah dijelaskan oleh petugas kesehatam menjelang kelahiran.
Bupati juga mengharapkan kepada para petugas kesehatan khususnya bidan desa (bides) agar selalu siap memberikan pelayanan yang bermutu dan ramah dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil.
Sementara itu Kadinkes Pandeglang H. Iskandar, mengatakan kematian ibu masih banyak diakibatkan faktor resiko tidak langsung seperti keterlambatan mengambil keputusan dan mengenali tanda bahaya, terlambat dirujuk, dan terlambat mendapat penanganan medis. Menurut Iskandar, kondisi seperti ini banyak terjadi disebabkan kendala biaya sehingga diperlukan kebijakan terobosan.
“Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan yang ditolong  oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui Program Jampersal,” kata Iskandar kepada sejumlah wartawan, seusai mengikuti acara Kampanye Pelayanan Jampersal bagi Ibu hamil, di Pendopo Pandeglang.
Dijelaskan, Program Jampersal gratis bagi ibu melahirkan yang tak memiliki kartu asuransi baik Askes, Jamkesmas, maupun Jamkesda.
Adapun syarat bagi ibu yang melakukan persalinan ditanggung Jampersal menurut Iskandar, cukup menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) ke fasilitas pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit, Puskesmas maupun bidan praktek mandiri yang bekerja sama dengan dinas kesehatan.
“Kita berharap warga, khususnya para ibu hamil memanfaatkan program ini agar ibu sehat, InsyaAllah bayinya juga ikut sehat,” kata Iskandar (mr.adesetiawan@gmail.com)***

11 Des 2012

SDM Kesehatan Perlu Diklat yang Terakreditasi


BIDANG Sumber Daya Kesehatan (SDK) merupakan bagian penting dalam struktur organisasi pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Dinkes Pandeglang. Memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) meningkatkan mutu tenaga kesehatan (nakes), upaya promosi dan pemberdayaan masyarakat. Bidang yang satu ini diharapkan menjadi pendukung utama untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Kepala Bidang SDK Dinkes Pandeglang Ratu Tanti Darmiasih, AMK, SPd, MSi, mengatakan bidang yang dipimpinnya telah menghimpun berbagai kegiatan mulai dari perencanaan, pendidikan dan pelatihan serta pendayagunaan nakes secara terpadu dan  saling mendukung. Selain itu tugas lainnya meliputi pembinaan dalam promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat ke Puskesmas,
“Tujuan dari upaya yang kami lakukan untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang memiliki kompetensi agar menjalankan pekerjaan sesuai dengan keahlian dan kewenangannya, termasuk memperkuat kemampuan tenaga kesehatan dalam upaya pemberdayaan masyarakat, ” ujar Kabid SDK yang biasa disapa akrab Tanti, di Kantor Dinkes Pandeglang, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, salah satu cara pengembangan nakes agar sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan profesi adalah melalui pendidikan dan pelatihan SDM kesehatan. “Fungsi dari pendidikan dan pelatihan (diklat) ini adalah sebagai investasi SDM dan merupakan tuntutan luar dan dalam organisasi. Selain itu juga bertujuan untuk memperbaiki, mengatasi kekurangan dalam pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) terkini,” paparnya.
Salah satu kegiatan yang sudah dilaksanakan, yakni bimbingan teknis pelatihan nakes yang bertujuan memberikan pemahaman tentang pentingnya menyelenggarakan suatu pelatihan yang terakreditasi.
Kegiatan yang digelar di PKPRI pada 21-22 November 2012 lalu itu diikuti 20 peserta dari unsur BKD dan Diklat Kabupaten Pandeglang, dinkes dan unsur kepegawaian RSUD Berkah
Sedangkan fasilitator dan narasumber didatangkan dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Aparatur,  Kementrian Kesehatan RI Jakarta.
Dijelaskan Tanti, nakes yang ada di Kabupaten Pandeglang sebagian besar adalah para pejabat fungsional jumlahnya seribu lebih mulai dari dokter, perawat, bidan maupun paramedis lainnya seperti sanitarian dan lain-lain.
“Mereka selain membutuhkan pelatihan sebagai salah satu hal yang dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya, membutuhkan juga angka kredit yang tercantum dalam sertifikat pelatihan yang mereka ikuti untuk kenaikan pangkat jabatan serta untuk persyaratan penerbitan Surat Tanda Registrasi tenaga kesehatan,” imbuhnya.
Bidang SDK, tambah Tanti mempunyai komitmen memfasilitasi kebutuhan para nakes tersebut  dengan cara melaksanakan kegiatan Bintek Akreditasi Pelatihan yang di dalamnya menjelaskan tentang bagaiman suatu pelatihan yang berkualitas dapat diselenggarakan dan memiliki sertifikat pelatihan yang ber-angka kredit, baik pelatihan yang diselenggarakan oleh institusi kesehatan maupun oleh organisasi profesi kesehatan. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

10 Des 2012

Puskesmas Kadomas Melayani Jampersal 24 Jam


PUSKESMAS Kadomas Kecamatan Pandeglang siap melayani Program Jampersal bagi para ibu hamil (bumil) dan ibu melahirkan selama 24 jam. 
Menurut Kepala Puskesmas Kadomas Pandeglang, Hj. Umbiyati, SKM, masyarakat kini tidak usah khawatir memikirkan biaya persalinan. Pasalnya, puskesmas sudah menyiapkan fasilitas ruang bersalin bagi bumil  dan ibu melahirkan di wilayah Pandeglang yang menjadi peserta Program Jampersal secara gratis. “Kita sudah menyiapkan sembilan orang bidan yang ditugaskan secara bergilir untuk melayani ibu hamil dan melahirkan,” ucap Umbiyati di Puskesmas Kadomas, Jumat (7/12) akhir pekan kemarin.
 Dijelaskan,  Program Jampersal terbuka bagi seluruh ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi-bayi baru lahir tanpa memandang status sosialnya, sepanjang yang bersangkutan belum memiliki jaminan persalinan.
“Ketika seorang ibu sepakat persalinannya ditanggung dengan program ini, berarti seluruh pelayanan komprehensif yang ada di dalam Jampersal, mulai dari kehamilan, persalinan, sampai nifas wajib diikuti. Namanya paket komprehensif, jangan diambil setengah-setengah,” jelasnya.
Makanya kata Umbiyati, tidak bisa misalnya bumil mau ikut pemeriksaan kehamilan dan nifasnya saja, sementara saat persalinan maunya dibantu oleh tenaga non-kesehatan (dukun red).
Hal lain yang perlu juga dipahami masyarakat, tambah Umbiyati, peserta Jampersal juga menerima konsekuensi bersedia dilayani di fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan sesuai ketentuan yang ditetapkan seperti misalnya Puskesmas Kadomas yang kini melayani program Jampersal 24 jam.
“Demikian pula halnya dengan KB pasca-persalinan, ini juga wajib bagi ibu-ibu hamil yang ikut program Jampersal, Karena bagaimanapun faktor-faktor penyebab tidak langsung kematian ibu, antara lain kehamilan terlalu tua, terlalu rapat dan terlalu sering, harus diatasi,” tandasnya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

9 Des 2012

Stop AIDS Melalui Kesetaraan Gender Untuk Menghapus Segala Bentuk Stigma dan Diskriminasi


KETUA Pelaksana Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Pandeglang Hj. Siti Erna Nurhayati mengajak semua pihak untuk meningkatkan perlindungan  bagi perempuan dan anak sehingga dapat terhindar dari ancaman penularan HIV/AIDS.
Hal itu disampaikan karena ada perasaan prihatin yang mendalam terkait semakin maraknya peningkatan penyebaran infeksi HIV (Human Immunodeficency Virus) dan AIDS (Acquired immune deficiency syndrome) yang terjadi di wilayah Pandeglang sekaligus memperingati Hari AIDS sedunia (HAS) yang jatuh pada 1 Desember 2012, lalu.
Sampai tahun ini menurut  data Dinas Kesehatan (dinkes) Pandeglang yang dilaporkan tercatat jumlah penderita  orang dengan penderita AIDS (ODHA) sejak 2004  secara komulatif sudah mencapai 62, dengan 17 ODHA diantaranya sudah meninggal karena AIDS.
“Kondisi ini jangan dibiarkan, harus ada upaya sosialisasi untuk mencegahnya secara bersama-sama untuk menekan ODHA di Pandeglang,” katanya.
Lebih jauh Hj. Siti Erna Nurhayati yang juga Istri Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi mengatakan, stigma dan diskriminasi masyarakat terhadap HIV dan AIDS merupakan salah satu masalah sosial yang dialami ODHA, terutama ODHA perempuan.
“Masyarakat masih menganggap HIV dan AIDS hanya dialami oleh perempuan penjaja seks, padahal saat ini telah banyak perempuan yang tidak melakukan perilaku berisiko, namun terinfeksi dari pasangan tetapnya (suami), dan hal ini dapat berdampak langsung terhadap anak,” jelasnya.
Menurutnya, adanya stigma dan diskriminasi akan berdampak pada tatanan sosial masyarakat. “Pengidap HIV dan AIDS dapat kehilangan pergaulan sosial. Sebagian akan kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilan yang pada akhirnya menimbulkan kerawanan sosial. Oleh sebab itu perlu ada perhatian khusus terhadap persoalan stigma dan diskriminasi itu untuk mendukung program-program penanggulangan AIDS,” katanya
Dia juga menekankan harus ada kesetaraan gender untuk menghapus segala bentuk stigma dan diskriminasi. “Kaum perempuan dan ibu rumah tangga rentan terinfeksi HIV dari pasangannya dan hal ini berdampak terhadap anak. Makanya kita harus menghapus stigma dan diskriminasi serta meningkatkan partisipasi laki-laki dan suami dalam pemenuhan Hak reproduksi perempuan,” tegasnya.
Ditambahkan, peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) dilaksanakan untuk saling mengingatkan, betapa besar ancaman HIV/AIDS yang sudah menyebar di kalangan ibu rumah tangga dan bayi yang tak berdosa.  Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun ini mengangkat tema “Lindungi Perempuan dan Anak dari HIV/AIDS” untuk kampanye global menanggulangi wabah AIDS. Sementara di berbagai daerahsecara nasional, Indonesia mengkampanyekan tema “Stop AIDS Melalui Kesetaraan Gender  Untuk Menghapus Segala Bentuk Stigma dan Diskriminasi” termasuk di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

8 Des 2012

Pemanfaatan Jampersal Jangan Setengah-Setengah



BAGI seorang ibu, proses kehamilan hingga menjelang kelahiran merupakan masa bahagia karena tidak lama lagi ada anggota keluarga baru yang akan hadir. Namun pada sebagian ibu hamil (bumil) tentu ada perasaan khawatir mengenai keselamatan dan kesehatan diri dan bayinya kelak. Apalagi bagi bumil dari kalangan tidak mampu, rasa khawatir itu bertambah ketika memikirkan biaya persalinan yang kelak harus ditanggung, terlebih di masa-masa sulit seperti sekarang ini.
Menurut Kepala Puskesmas Kadomas Pandeglang, Hj. Umbiyati, SKM, masyarakat kini tidak usah khawatir memikirkan biaya persalinan. “Sejak tahun lalu, pemerintah telah menggulirkan program Jaminan Persalinan (Jampersal), di mana ibu-ibu hamil bisa mendapatkan layanan kesehatan dan persalinan yang biayanya dijamin pemerintah,” ujar Umbiyati di Puskesmas Kadomas, Jumat (7/12).
Menurut dia, Program Jampersal terbuka bagi seluruh ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi-bayi baru lahir tanpa memandang status sosialnya, sepanjang yang bersangkutan belum memiliki jaminan persalinan.
“Ketika seorang ibu sepakat persalinannya ditanggung dengan program ini, berarti seluruh pelayanan komprehensif yang ada di dalam Jampersal, mulai dari kehamilan, persalinan, sampai nifas wajib diikuti. Namanya paket komprehensif, jangan diambil setengah-setengah,” jelasnya.
Makanya kata Umbiyati, tidak bisa misalnya bumil mau ikut pemeriksaan kehamilan dan nifasnya saja, sementara saat persalinan maunya dibantu oleh tenaga non-kesehatan (dukun red).
Hal lain yang perlu juga dipahami masyarakat, tambah Umbiyati, peserta Jampersal juga menerima konsekuensi bersedia dilayani di fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan sesuai ketentuan yang ditetapkan seperti misalnya Puskesmas Kadomas yang kini melayani program Jampersal 24 jam.
“Demikian pula halnya dengan KB pasca-persalinan, ini juga wajib bagi ibu-ibu hamil yang ikut program Jampersal, Karena bagaimanapun faktor-faktor penyebab tidak langsung kematian ibu, antara lain kehamilan terlalu tua, terlalu rapat dan terlalu sering, harus diatasi,” tandasnya.


4 Des 2012

Ibu Hamil Diminta Manfaatkan Program Jampersal


Suasana Kampanye Jampersal di Pendopo, Pandeglang Senin (3/12/2012)
KEBERADAAN Program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang diluncurkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menekan kematian ibu sejak 2011 sewajarnya mendapat dukungan penuh jajaran pemerintahan di daerah. Terlebih, program yang membebaskan biaya proses kelahiran di fasilitas kesehatan tersebut terbilang baru, karenanya Program Jampersal masih memerlukan sosialisasi yang terus menerus kepada masyarakat.
Untuk itulah, Senin (3/12) pagi empat ratusan ibu hamil (bumil) dari berbagai wilayah kecamatan di Pandeglang dikumpulkan di Pendopo Kabupaten untuk mengikuti kampanye Program Jampersal.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pandeglang H. Iskandar, mengatakan kematian ibu masih banyak diakibatkan faktor resiko tidak langsung seperti keterlambatan mengambil keputusan dan mengenali tanda bahaya, terlambat dirujuk, dan terlambat mendapat penanganan medis. Menurut Iskandar, kondisi seperti ini banyak terjadi disebabkan kendala biaya sehingga diperlukan kebijakan terobosan.
“Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan yang ditolong  oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan melalui Program Jampersal,” kata Iskandar kepada sejumlah wartawan, seusai mengikuti acara Kampanye Pelayanan Jampersal bagi Ibu hamil, di Pendopo Pandeglang, kemarin.
Dijelaskan, Program Jampersal gratis bagi ibu melahirkan yang tak memiliki kartu asuransi baik Askes, Jamkesmas, maupun Jamkesda.  
Adapun syarat bagi ibu yang melakukan persalinan ditanggung Jampersal menurut Iskandar, cukup menunjukkan kartu tanda penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) ke fasilitas pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit, Puskesmas maupun bidan praktek mandiri yang bekerja sama dengan dinas kesehatan.
“Kita berharap warga, khususnya para ibu hamil memanfaatkan program ini agar ibu sehat, InsyaAllah bayinya juga ikut sehat,” kata Iskandar yang Senin (3/12) siangnya dilantik Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi menjadi Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpollinmas) Kabupaten Pandeglang.

3 Des 2012

KPA Pandeglang Ingatkan Ancaman Penyebaran AIDS bagi Kaum Perempuan


PENULARAN virus HIV dan penyakit AIDS kondisinya sudah sangat serius, Terbukti tidak ada satu kabupaten/kota di Indonesia yang terbebas dari penyakit yang mematikan ini.
Kondisi ini perlu mendapat penanganan serius dari pemerintah dan masyarakat, agar penanggulangan HIV-AIDS dapat dijalankan sehingga penyebarannya dapat lebih ditekan.
Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan Kurtubi menyatakan, faktor utama yang mendorong semakin meningkatkan kasus HIV-AIDS seperti melakukan hubungan seksual yang tidak aman dan penggunaan narkoba suntik.
Korbannya siapa lagi kalau bukan kaum perempuan. “Perempuan seringkali menjadi korban penularan virus HIV-AIDS. Padahal jika perempuan sudah tertular  virus  mematikan ini, jika hamil otomatis akan menularkannya kepada bayi yang dilahirkannya,” kata Ketua Harian KPA Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan Kurtubi, kemarin.
Dia tidak dapat membayangkan betapa besar ancaman yang akan dihadapi generasi yang akan datang, jika kondisi saat ini terus dibiarkan tanpa ada upaya serius dari semua pihak. Karenanya, pihak KPA Pandeglang konsisiten untuk kampanye pencegahan dan penanggulangan  yang dilakukan secara terus menerus dilakukan, dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam sehingga semakin optimal.
Oleh karena itu, bertepatan dengan Hari AIDS sedunia yang diperingati setiap 1 Desember, Erna mengimbau untuk pencegahannya, masyarakat terutama generasi muda untuk menghindari penyalahgunaan Narkoba dan pergaulan bebas. “Kita berharap agar kaum laki-laki tidak melakukan hubungan seksual yang tidak aman dengan perempuan yang berganti-ganti atau dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan,” harapnya.

Mencegah Lebih Baik dari Mengobati


MENCEGAH lebih baik daripada pengobatan. Filosofi tersebut diterapkan betul oleh Kepala Puskesmas Cipeucang Raden Dede Suryanata Permana, AMG kepada seluruh staf puskesmas yang dipimpinnya.
Tak heran kalau kemudian, dia mewajibkan seluruh stafnya, baik dokter, bidan, perawat maupun tenaga kesehatan lainnya untuk mampu secara mandiri melakukan penyuluhan kepada masyarakat dalam setiap kegiatan kemasyarakat. Hal itu dia lakukan agar masyarakat memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk hidup sehat. “Sekaligus memotivasi agar masyarakat mau secara sadar untuk hidup sehat secara mandiri,” kata Dede di sela-sela kegiatan penyuluhan kesehatan di Majlis Taklim Al-Mutaqqin Desa Batu Ranjang, Kecamatan Cipeucang, Jum’at (30/11) akhir pekan kemarin.
Menurut Dede yang baru ditugaskan di Cipeucang empat belas bulan lalu itu, mencegah sebelum sakit merupakan tindakan tepat yang harus dilakukan masyarakat sebelum sakit. Kerena menurutnya, selain murah dan mudah juga akan memperingan beban Puskesmas dalam pelayanan pasien di wilayah kerjanya. “Kalau masyarakat banyak yang sehat, kunjungan pasien yang sakit menjadi sedikit, itu baik bagi puskesmas dan Al-hamdulillah masyarakat sudah mampu berperilaku hidup sehat,” tuturnya.
Kendati demikian, Dede mangaku tetap memperkuat upaya pelayanan pengobatan di wilayah kerjanya. Karena lanjut Dede, pelayanan kesehatan harus seimbang antara pengobatan dan pencegahan.

2 Des 2012

Puskesmas Cipeucang Gencar Penyuluhan HIV-AIDS

Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2012

Dalam rangka sosialisasi pencegahan HIV-AIDS, jajaran Puskesmas Cipeucang bekerja sama dengan Pemerintah Desa Batu Rancang Kecamatan Cipeucang menggelar penyuluhan kepada para ibu di Majlis Taklim Al-Mutaqqin Kampung Tumaritis Desa Batu Ranjang, kemarin.
Acara dihadiri Kepala Desa Batu Ranjang Suhenda Irawan beserta sejumlah perangkat desa, TP. PKK desa, Kepala Puskesmas Cipeucang Dede S Permana, Bidan Desa Susanti, Kader dan tokoh agama, serta masyarakat setempat.  
Kepala Desa Batu Ranjang Suhenda Irawan mengatakan kegiatan pengajian di Majlis Taklim Al-Mutaqqin rutin diselenggarakan setiap Jum’at pagi. “Kesempatan yang baik ini kami bekerja sama dengan Puskesmas Cipeucang memberikan pencerahan kepada para jemaah untuk mendapatkan pengetahuan tambahan tentang bagaimana melakukan hidup sehat dan mencegah penularan AIDS,” jelas Kades Suhenda Irawan, Jum’at (30/11).
Dia menyatakan, minat masyarakat desa khususnya ibu-ibu terhadap program kesehatan cukup antusias. “Ada sekitar 100 jemaah yang mengikuti acara sosialisasi ini mereka kebanyakan aktif bertanya, utamanya bertanya bagaimana kalau sakit dan mencegah penyakit agar tidak menularkan kepada anggota keluarga lainnya,” jelasnya.
Oleh karena itu, dia berharap kegiatan penyuluhan seperti ini terus dapat dilaksanakan secara rutin. “Kita minta puskesmas atau bidan desa memberikan penyuluhan sekurangnya sebulan sekali di Majlis Taklim kami,” katanya.
Kepala Puskesmas Cipeucang Dede S Permana didamping Bides Susanti mengatakan, tujuan penyuluhan difokuskan pada upaya pencegahan penyakit, terutama penyakit yang diakibatkan perilaku negative seperti AIDS maupun penyakit berbasis lingkungan seperti diare dan demam berdarah. Dia juga mengaku siap memenuhi harapan masyarakat untuk memberikan penyuluhan kesehatan secara rutin di Majlis Taklim.

1 Des 2012

HAS 2012 “Lindungi Perempuan dan Anak dari HIV-AIDS”

Memperingati Hari AIDS Sedunia 2012

BAHAYA penyebaran human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) saat ini sudah sangat memperihatinkan. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan penderitanya yang tidak hanya pada kelompok berisiko tinggi seperti pekerja seksual komersil (PSK) dan pengguna narkoba suntuk (penasum). Namun saat ini, HIV-AIDS sudah
menjangkiti kalangan ibu rumah tangga hingga menulari bayi dalam kandungannya jika sedang hamil.
Oleh karena itu, badan kesehatan dunia (WHO) mencanangkan kampanye untuk melindungi  perempuan dan anak dari HIV-AIDS sebagai tema global menyambut Hari AIDS Sedunia (HAS) yang diperingati setiap 1 Desember (hari ini red).
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar jumlah orang dengan HIV-AIDS (ODHA) dari kaum perempuan di wilayah Pandeglang mencapai angka 20 persen.
“Dari 62 ODHA yang dilaporkan 14 diantaranya adalah perempuan,” kata Iskandar, kemarin.
Sementara penyebarannya tanbah Iskandar meliputi karyawan, waria, buruh hingga tenaga kerja wanita (TKW) dan ibu rumah tangga biasa. “Pelajar dan mahasiswa Pandeglang juga ada yang mengidap HIV/AIDS,” jelasnya.
Untuk mencapai target pengendalian penyakit ini diakui Kadinkes pihaknya secara intensif terus melakukan sosialisasi tentang HIV-AIDS baik dikalangan pelajar maupun ibu rumah tangga melalui penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Hal ini dilakukan karena berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010  diketahui masih kurangnya masyarakat yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS. “Pengetahuan tentang HIV merupakan prasyarat penting untuk mencegahnya dan menerapkan perilaku sehat,” ungkapnya.
Ditegaskan, perempuan memang rentan terinfeksi HIV dari pasangannya, sebab penularan HIV terbanyak karena hubungan seksual (heteroseksual) disamping sangat berisiko tinggi bagi pengguna narkoba suntik (penasum).  
“Oleh karena itu sangat penting jika kaum perempuan mendapat perlindungan dari penularan HIV-AIDS karena akan berdampak terhadap anak dan keluarga,” tutur Iskandar seraya mengingatkan bahwa perlindungan terhadap perempuan dan anak sebagai salah satu upaya menciptakan generasi baru bebas HIV-AIDS.

29 Nov 2012

Puskesmas Majasari Bertekad Pertahankan Citra Pelayanan Prima


WALAU  baru lima tahun berdiri, saat ini kinerja Puskesmas Majasari patut diapresiasi. Betapa tidak, dari tahun ke tahun salah satu unit pelayanan publik bidang kesehatan di Kabupaten Pandeglang ini terus memperoleh pencitraan positif baik dari pemerintah maupun masyarakat.
Bahkan, karena standar kualitas pelayanannya dinilai baik, Puskesmas Majasari telah mendapat penghargaan prestasi dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik tingkat nasional.
Hal itu semua dapat terwujud karena adanya kemauan dan kekompakan seluruh jajaran pegawai di Puskesmas Majasari, termasuk dukungan lintas sektor dan masyarakat setempat.
Menurut Kepala Puskesmas Majasari, Hj. Mei Wijaya, SKM, MARS kiatnya adalah adanya kemauan dan kebersamaan seluruh staf puskesmas yang diwujudkan dengan mengusung visi bersama untuk menjadikan Majasari sebagai puskesmas unggulan. “Langkah menentukan visi bersama ini telah kami sepakati sejak berdiri Puskesmas Majasari, dan semua kompak untuk mengarah kepada visi dan misi yang kita rumuskan bersama,” kata Hj. Mei Wijaya disela-sela mendampingi kunjungan tim penilai Darma Wanita Persatuan (DWP) Banten dalam rangka penilaian lomba penyulaman tanaman dan kebersihan lingkungan, di Puskesmas Majasari, Rabu (28/11) kemarin.
Karenanya, dengan prestasi yang telah diperoleh dengan kerja keras, dia bersama jajarannya bertekad mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya sesuai dengan predikat yang disandang Puskesmas Majasari sejak tahun 2010 sebagai salah satu unit pelayanan publik pemegang Citra Pelayanan Prima dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi.
”Dengan prestasi yang ada sekarang ini, kami bersyukur bisa mengemban amanah selama lima tahun terakhir untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Saya juga harapkan terus dukungan lintas sektor dan masyarakat menjaga kekompakkan yang sudah terjalin selama ini,” ujarnya.
Kadinkes Pandeglang H. Iskandar mengakui sejak berdiri pada 2007, Puskesmas Majasari sarat dengan berbagai prestasi, terutama dibidang pelayanan publik. “Saya bangga dengan kinerja staf Puskesmas Majasari karena telah menjaga prestasi sebagai salah satu unit pelayanan publik terbaik baik tingkat provinsi maupun nasional,” kata Iskandar.
Iskandar berharap, Puskesmas Majasari menjadi contoh positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar dalam hal pengembangan Toga dan kebersihan lingkungan. Sementara pelayanan prima yang diterapkan Puskesmas Majasari, menurutnya juga patut ditiru karena terbukti mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih bermutu ditingkat kecamatan. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

Kiat Mewujudkan Puskesmas Unggulan

Kunjungan tim penilai lomba penyulaman tanaman dan kebersihan lingkungan tingkat provinsi di Puskesmas Majasari, Pandeglang Rabu (28/11)

SEJAK berdiri lima tahun lalu, kini Puskesmas Majasari patut dibanggakan. Betapa tidak, dari tahun ke tahun salah satu unit pelayanan publik bidang kesehatan di Kabupaten Pandeglang ini terus memperoleh pencitraan positif dari masyarakat.
Bahkan, karena standar kualitas pelayanannya dinilai baik, Puskesmas Majasari telah mendapat penghargaan prestasi dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik tingkat nasional.
Hal itu semua dapat terwujud karena adanya kemauan dan kekompakan seluruh jajaran pegawai di Puskesmas Majasari, termasuk dukungan lintas sektor dan masyarakat.
Menurut Kepala Puskesmas Majasari, Hj. Mei Wijaya, SKM, MARS kiatnya adalah adanya kemauan dan kebersamaan seluruh staf puskesmas yang diwujudkan dengan mengusung visi bersama untuk menjadikan Majasari sebagai puskesmas unggulan. “Langkah menentukan visi bersama ini telah kami sepakati sejak berdiri Puskesmas Majasari pada tahun 2007, dan semua kompak untuk mengarah kepada visi yang kita rumuskan bersama,” kata Mei disela-sela kunjungan tim penilai Darma Wanita Persatuan (DWP) Banten dalam rangka penilaian lomba penyulaman tanaman dan kebersihan lingkungan, di Puskesmas Majasari, Rabu (28/11)
Karenanya, dengan prestasi yang telah diperoleh dengan kerja keras, dia bersama jajarannya bertekad mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya sesuai dengan predikat yang disandang Puskesmas Majasari sejak tahun 2010 sebagai salah satu unit pelayanan publik pemegang Citra Pelayanan Prima dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi.
”Dengan kemajuan ini, saya dapat bersyukur bisa mengemban amanah selama lima tahun terakhir untuk memberikan terlebih bagi masyarakat. Saya juga harapkan terus dukungan lintas sektor dan masyarakat menjaga kekompakkan yang sudah terjalin selama ini,” ujarnya.

28 Nov 2012

Puskesmas Majasari Bersaing Rebut Predikat Terbaik Penyulaman Tanaman dan Kebersihan Lingkungan

Tim Penilai Provinsi Banten melakukan kunjungan ke Puskesmas Majasari dalam rangka penilaian lomba Penyulaman Tanaman dan Kebersihan Lingkungan tingkat Provinsi Banten, Rabu (28/11)

PUSKESMAS Majasari harus bersaing dengan perwakilan unit pelayanan publik se-Provinsi Banten untuk mendapatkan predikat sebagai kantor unit pelayanan publik terbaik dalam lomba penyulaman tanaman dan kebersihan lingkungan.
Lomba penyulaman tanaman dan kebersihan lingkungan tingkat provinsi digelar Darma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Banten dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-13 DWP  tahun 2012.
Sebelum mewakili Kabupaten Pandeglang untuk berkompetisi di tingkat provinsi, Puskesmas Majasari terlebih dahulu telah mendapat predikat sebagai kantor pelayanan publik terbaik tingkat Kabupaten Pandeglang untuk katagori penyulaman tanaman dan kebersihan lingkungan.
Hal tersebut terungkap saat tim penilai dari DWP Provinsi Banten yang terdiri dari unsur DWP Banten, Dinas Kesehatan (Dinkes), Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Kebersihan Provinsi Banten berkunjung ke Puskesmas Majasari, Rabu (28/11).
Acara itu dihadiri oleh Ketua DWP Kabupaten Pandeglang Hj. Tuti Utami Dodo Djuanda beserta jajaran anggotanya, Kadinkes Pandeglang H. Iskandar, Camat Majasari Salman Sunardi, serta sejumlah pejabat Pemkab Pandeglang.
Ketua DWP Pandeglang yang juga Istri Sekretaris Daerah (Sekda) Pandeglang Hj. Tuti Utami mengemukakan salah satu ciri khas yang dimiliki Puskesmas Majasari yakni adanya kreatifitas penggunaan tanaman hidup dalam pekarangan kantornya, khususnya jenis tanaman obat keluarga (Toga).  “Lihat saja, di sekeliling Puskesmas kita disuguhkan berbagai jenis Toga mulai dari jahe, tempuyung, hingga pohon katuk yang bermanfaat sebagai obat tradisional,” katanya.
Selain itu, ternyata disekitar halaman puskesmas terlihat asri dan terjaga kebersihan lingkungannya karena ditumbuhi puluhan koleksi jenis tanaman mulai dari bunga, bonsai, anturium, perdu, dan pepohonan yang rindang. Oleh karena itu, dia mengingatkan perlu dilakukan penyulaman secara rutin. “Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya,” tegasnya.
Kadinkes Pandeglang H. Iskandar mengungkapkan sejak berdiri pada 2007, Puskesmas Majasari sarat dengan berbagai prestasi, terutama dibidang pelayanan publik. “Saya bangga dengan kinerja staf Puskesmas Majasari karena telah menjaga prestasi sebagai salah satu unit pelayanan publik terbaik baik tingkat provinsi maupun nasional,” kata Iskandar yang didampingi Kepala Puskesmas Majasari Hj. Mei Wijaya.
Iskandar berharap, Puskesmas Majasari menjadi contoh positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar dalam hal pengembangan Toga dan kebersihan lingkungan. Sementara pelayanan prima yang diterapkan Puskesmas Majasari, menurutnya juga patut ditiru karena terbukti mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih bermutu ditingkat kecamatan.
Puskesmas unggulan
Sementara itu Hj. Mei Wijaya menambahkan, Puskesmas Majasari mempunyai visi menjadi puskesmas unggulan sejak awal mulai dirintis lima tahun terakhir. “Pada tahun 2010 Puskesmas Majasari mendapat penghargaan prestasi dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik dibidang kesehatan dari Gubernur Banten, bahkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi,” jelasnya.
Diakui, sebagai salah satu unit pelayanan publik pemegang Citra Pelayanan Prima dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi, pihaknya dituntut mempertahankan kualitas pelayanan kepada masyarakat yang selama ini sudah berjalan baik, disamping terus meningkatkan kinerja pelayanan masyarakat lainnya seperti pengembangan Toga maupun menjaga agar Puskesmas dan lingkungan selalu tetap bersih.


Ini Caranya Agar Warga Pelosok Juga Bisa Dapat Akses Kesehatan

SALAH satu masalah klasik terkait dengan kondisi kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan adalah tidak meratanya persebaran tenaga medis. Para dokter cenderung banyak berkumpul di kota-kota besar sehingga penduduk di daerah merasa kesulitan mendapat akses perawatan kesehatan.

Memang puskesmas sudah tersebar secara merata di seluruh Indonesia. Namun tenaga ahli dan peralatan yang memadai masih menjadi PR besar yang perlu segera dibenahi, terutama untuk menyambut BPJS tahun 2014 nanti yang menjamin seluruh masyarakat Indonesia dapat tercakup oleh layanan kesehatan.

"Secara umum puskesmas sudah ada semuanya, hanya tinggal kualitasnya yang perlu ditingkatkan. Jadi gedungnya sudah ada, tapi dokernya atau alatnya belum. Tapi kalau primary helath care-nya di Indonesia sudah cukup merata di seluruh Indonesia," kata Slamet Riyadi Yuwono, Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI dalam kegiatan Lesson Learnt DHS2 Project di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (27/11/2012).

Menurut Slamet, kendala yang paling kentara dialami oleh daerah-daerah yang paling sulit dijangkau. Untuk daerah-daerah ini, diperlukan pendekatan tersendiri karena masalahnya lebih kompleks.

Misalnya ada 1 desa yang hanya berisi 10 kepala keluarga, tetapi letaknya amat jauh. Sebagai warga negara ia tetap memiliki hak untuk mendapat layanan kesehatan. Artinya, harus ada puskesmas. Namun mendirikan puskesmas hanya untuk 10 orang justru dapat mengakibatkan pemborosan.

"Oleh karena itu pendekatannya harus berbeda, misalnya menempatkan tenaga selama 3 bulan di desa atau sebagainya. Bisa juga ditempuh dengan model flying health care (layanan kesehatan lewat udara) atau mungkin penguatan kadernya," kata Slamet.

Saat ini, kementerian kesehatan juga tengah mengembangkan sistem yang disebut manajemen terpadu balita sakit berbasis masyarakat untuk menangani balita sakit akibat pneumonia dan malaria. Praktiknya, kader di pelosok diperbolehkan memberikan obat untuk pasien sesak napas atau gejala penumonia dan malaria.

Selain itu, bisa juga dengan diadakan tugas belajar. Praktiknya, dokter puskesmas yang bertugas di daerah terpencil dan belum memiliki spesialis akan dilatih spesialisasi selama 6 semester, padahal pelatihan dokter spesialis umumnya adalah 8-10 semester. Setelah mendapat pelatihan, dokter tersebut akan dikembalikan ke daerah sambil dipantau.

Ada juga model sister hospital seperti yang kini diterapkan di NTT. Dari 24 kabupaten yang ada, sebanyak 14 kabupaten mengirim wakilnya untuk melakukan residensi ke rumah sakit. Wakil ini diajari spesialisasi obgyn, anastesi dan kedokteran anak dibiayai oleh daerah. Setelah selesai, dokter-dokter ini akan ditugaskan kembali ke daerah.

"Kita juga sedang menysun UU tenaga kesehatan supaya dokter-dokter yang ada bisa merata, tidak mengumpul di kota-kota besar. Jadi landasan hukumnya ada. Kalau dulu kan ada inpres, sekarang tidak ada lagi," pungkas Slamet. (pah/vit)

Sumber : detikHealth.com

27 Nov 2012

Dinkes Pandeglang Minta Masyarakat Perhatikan Gizi Anak

Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, meminta masyarakat memperhatikan asupan gizi bagi anak agar pertumbuhannya normal.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Iskandar di Pandeglang, Kamis menjelaskan asupan gizi sangat mempengaruhi terhadap tumbuh kembang anak-anak.

"Masalah gizi sangat penting untuk tumbuh kembang anak, yang pada akhirnya juga bisa menekan angka panyakit kurang gizi," katanya.

Ia menjelaskan, kondisi gizi yang baik merupakan salah satu syarat membentuk sumber daya menusia yang berkualitas, dan sebaliknya jika anak mengalami kekurangan gizi pada usia dini akan mengalami gangguan pada tumbuh kembangnya.

Kekurangan gizi, lanjut dia, akan meningkakan risiko kesakitan bahkan bisa berakibat kematian.

Iskandar menjelaskan pada Mei 2012 pemerintah Kabupaten Pandeglang mencanangkan gerakan sadari gizi, tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi, terutama bagi anak.

Gerakan tersebut, kata dia, juga merupakan upaya pemerintah Kabupaten Pandeglang untuk menggerakkan dan memberdayakan masyarakat berpola hidup sehat.

Iskandar juga menjelaskan, gerakan tersebut penting guna meningkatkan sikap, pengetahuan dan perilaku, kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah gizi pada tingkat keluarga dan masyarakat.

"Perilaku sadar gizi yang perlu dipraktikkan setiap keluarga yakni menimbang badan secara teratur, memberikan ASI eksklusif dan makan beraneka ragam," katanya.

Menurut dia, upaya menyadarkan masyarakat pentingnya gizi, tidak berhenti setelah gerakan dicanangkan, tapi terus berlanjut sampai sekarang dengan melibatkan semua petugas kesehatan, termasuk bidan desa.

"Pencanangan itu hanya awal saja, kegiatannya menyadarkan pentingnya gizi, terus kita lakukan sampai sekarang," katanya.(ant/ev)

Sumber : www.CiputraNews.Com

9 Agu 2012

RAP Kembali Bebaskan 6 Penderita Gangguan Jiwa Korban Pasung


SETELAH berhasil mengevakuasi dan menyembuhkan delapan korban pasung sebulan lalu, Relawan Anti Pasung (RAP) Kabupaten Pandeglang kembali membebaskan enam korban pasung di sejumlah tempat di Pandeglang, Selasa (7/8) kemarin.
Koordinator RAP Pandeglang Hj. Mei Wijaya mengatakan, enam korban pasung yang berhasil dievakuasi berasal dari enam titik lokasi di empat kecamatan yakni Majasari, Banjar, Cisata dan Kecamatan Karangtanjung.
“Dari enam korban pasung semuanya mengidap gangguan jiwa dan dua diantaranya berjenis kelamin perempuan,” jelas Mei, kemarin.
Salah seorang anggota tim RAP dari divisi surveyor, Andi Prasetyo menambahkan, para korban pasung diketahui keberadaannya berdasarkan informasi yang diterima dari tetangga korban dan laporan Puskesmas setempat. Kemudian lanjut Andi, pihaknya melakukan survei lokasi dan bertemu keluarga korban pasung sembari memberikan penjelasan dan meminta ijin untuk dibebaskan dari kungkungan pasung yang membelenggu kaki atau tangan penderita gangguan jiwa.
 “Kami menjemput korban pasung bersama tim medis untuk dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol, Jakarta, untuk diperiksa dan mendapatkan pengobatan rawat inap,” katanya.
Ia menjelaskan, pihak RAP menjamin tidak ada beban biaya apapun bagi keluarga korban pasung yang ditanganinya. “Seluruh operasional kami sudah ditanggung dr. Suradal, SPOG sebagai penyandang dana relawan,” jelasnya.
Diungkapkan, dua bulan lalu, RAP juga berhasil menangani delapan penderita gangguan jiwa sampai sembuh. “Sebaiknya penderita gangguan kejiwaan tidak harus dipasung tetapi harus segera dilaporkan kepada petugas atau puskesmas terdekat untuk ditangani,” kata Andi.

Delapan Korban Pasung Dirumahkan


DELAPAN korban pasung asal Kabupaten Pandeglang dan Lebak yang telah dievakuasi Relawan Anti Pasung (RAP) Kabupaten Pandeglang ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol Jakarta, sejak Sabtu (14/7) akhir pekan kemarin sudah diperbolehkan pulang.
Hal itu diungkapkan Koordinator Indonesia Bebas Pasung Hj. Mei Wijaya terkait tindaklanjut pihaknya melakukan evakuasi dan membantu memberikan pengobatan rawat inap kepada penderita gangguan jiwa khususnya korban pasung.
“Saya sudah mendapat konfirmasi langsung dari RSJ Grogol bahwa kedelapan pasen sakit jiwa yang dikirim relawan sejak sebulan lalu sudah di dinyatakan boleh pulang,” ujar Mei, kemarin.
Menurutnya, saat ini RAP sedang mengkoordinasikan teknis penjemputan ke RSJ Grogol yang direncanakan selambat-lambatnya sebelum memasuki bulan Ramadhan. Akan tetapi, jelas Mei apabila pihak keluarga ingin segera menjemput, dipersilahkan tanpa dikenakan biaya apapun. “Karena kami ada beberapa kegiatan yang harus diselesaikan, jadi baru merencanakan  akan menjemput semuanya antara Hari Senin (16/7) sampai Kamis (19/7) lusa,” ungkapnya.
Ia menegaskan, dokter psikiater RSJ Grogol telah memperbolehkan pulang pasen karena sudah dianggap cukup untuk menjalani pengobatan rawat inap yang telah berlangsung selama sebulan lebih.
Selanjutnya, tambah Mei yang juga Kepala Puskesmas Majasari Pandeglang itu, kedelapan mantan korban pasung tersebut dianjurkan melakukan pengobatan lanjutan rawat jalan di rumah sakit umum daerah (RSUD) setempat untuk menuntaskan pemulihan kesehatannya.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak delapan penderita gangguan jiwa yang dipasung keluarganya dibebaskan Tim Relawan Anti Pasung  (RAP) Kabupaten Pandeglang, Kamis (7/6/2012) bulan lalu.
Koordinator Indonesia Bebas Pasung  Hj. Mei Wijaya melalui ‘release’ menjelaskan, pihaknya telah membebaskan dan menjemput delapan penderita gangguan jiwa korban pasung untuk diberi pengobatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol Jakarta.
“Mereka yang dibebaskan dari pasung dan dievakuasi terdiri dua orang dari Kecamatan Karangtanjung, dua orang dari Majasari Pandeglang, tiga orang asal Banjar Pandeglang, dan seorang dari Desa Pasirtangkil Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak,” kata Hj. Mei Wijaya, kemarin.
Menurut Mei yang juga Manager RSB Permata Ibunda Pandeglang, kedelapan korban pasung terdiri dari masing-masing empat orang perempuan dan empat orang laki-laki. “Program ini sudah kami lakukan sejak tiga tahun lalu sejak Oktober 2009,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, pembebasan pasung sekaligus evakuasi penderita gangguan jiwa dilaksanakan sudah yang kelima kali dengan penyandang dana dr. Suradal, SPOG selaku pemilik RSB Permata Ibunda. “Korbannya tersebar di sembilan kecamatan di wilayah Kabupaten Pandeglang dan Lebak,” katanya.
Kesembilan kecamatan yang sudah diintervensi tim RAP yakni Kecamatan Majasari, Pandeglang, Cadasari, Mekarjaya, Banjar, Kaduhejo, Saketi, dan Jiput serta Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak.