28 Feb 2013

Setahun RSB Permata Ibunda Gelar ‘Klinik Siang’



BUKAN perkara mudah untuk mendirikan sebuah rumah sakit apalagi sebuah rumah sakit swasta. Namun, dengan kegigihan dan semangat juang yang tinggi, Dr. H. Suradal Sastradibrata, SpOG atau yang kerap disapa dokter Suradal dikalangan kolega dan para pasiennya  ini berhasil mengembangkan Rumah Sakit Bersalin (RSB) Permata Ibunda di Kabupaten Pandeglang sejak setahun lalu.
“Modal awalnya nekat,” ujar dokter Suradal mengutarakan perihal modalnya ketika mendirikan rumah sakit yang diresmikan pada 11 Maret 2012 lalu.
Hal itu ia ungkapkan saat memberikan sambutan dalam acara‘Siang Klinik’ (seminar sehari red) memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) pertama RSB Permata Ibunda, di kawasan Saruni Kecamatan Majasari, Pandeglang, Rabu (27/2).
Menurut Direktur RSB Permata Ibunda ini, keberadaan rumah sakit swasta yang khusus melayani kesehatan ibu dan anak (bersalin red) diperlukan di Kabupaten Pandeglang. “Sebelum mendirikan RSB Permata Ibunda, dulu saya merintis klinik bersalin permata buda selama 8 tahun, dan klinik itu ternyata selalu penuh,” ungkap Suradal yang sehari-hari juga bertugas sebagai dokter spesialis kandungan pada RSUD Berkah, mengenang masa lalu.
Beruntung, ia memiliki seorang istri yang mengecap pendidikan Magister Administrasi Rumah Sakit (MARS). “Bersama istri saya Hj. Mei Wijaya, kami merintis dari yayasan klinik  permata bunda menjadi perusahaan terbatas (PT) RSB Permata Ibunda,” kata dokter Suradal dihadapan Bupati Pandeglang H. Erwan Kuntubi, para undangan dan peserta seminar bertema Kejang pada Neonatus dan Teknik pemeriksaan USG pada kasus Kebidanan bertempat di Aula Lt.II RSB Permata Ibunda.
Sekarang lanjut pria berputra tiga kelahiran Yogyakarta 24 Juni 1954 ini, RSB Permata Ibunda yang diresmikan oleh ibu mertua Direktur yakni Hj. Rochaya Muchtar ini telah setahun beroperasi, berdiri di atas tanah seluas 4000 m² dengan luas bangunan 1335 m² , terdiri dari satu gedung rawat inap, satu gedung rawat jalan dan tindakan serta satu gedung penunjang .
“Kunjungan kasus kebidanan yang datang ke RSB Permata Ibunda mencapai seribu lebih berasal dari berbagai daerah di Provinsi Banten hingga  Jawa Barat,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kedepan ia merencanakan untuk meningkatkan program pelayanan yang semakin dibutuhkan masyarakat. “Diantaranya membuka program Inseminasi Intra Uteri (IIU) yaitu pelayanan kedokteran dengan teknologi reproduksi untuk membantu mengatasi masalah infertilitas (ketidaksuburan pada wanita sehingga sulit hamil),” kata Suradal yang sehari-hari juga bertugas sebagai dokter spesialis kandungan pada RSUD Berkah.
Tingkatkan pelayanan
Sementara Bupati Pandeglang  H. Erwan Kurtubi dalam sambutan membuka “Siang Klinik’ meminta agar setiap pelayanan kesehatan lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (pasien red). “Peningkatan pelayanan kesehatan terutama ditujukan dengan menunjukan sikap dan perilaku yang nyaman kepada pengunjung yang datang hendak mendapat perawatan,” kata Erwan.
Menurut Bupati, memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan kewajiban setiap dokter maupun paramedis dan berlaku pada semua fasilitas pelayanan kesehatan baik rumah sakit swasta, pemerintah maupun Puskesmas.”Ciptakan pelayanan yang ramah dan santun, kalau bisa layani dulu masyarakat dengan baik, perhitungan belakangan,” tegasnya.
Seminar sehari yang diadakan dalam rangka rangkaian kegiatan setahunberoperasinya RSB Permata Ibunda di Kabupaten Pandeglang diikuti para Dokter rumah sakit dan Dokter Puskesmas se Kabupaten Pandeglang.
Bupati dalam kesempatan tersebut hadir didampingi istri yang juga Ketua TP PKK Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan, Sekretaris Dinkes Pandeglang Hj. Nuriah, Ketua Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Pandeglang Dr. H. Gatot Supriyadi, serta jajaran pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pandeglang.

Bupati Erwan Minta Pelayanan Kesehatan Lebih Ditingkatkan



BUPATI Pandeglang Drs. H. Erwan Kurtubi, MM meminta setiap pelayanan kesehatan lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (pasien red). Peningkatan pelayanan kesehatan terutama ditujukan dengan menunjukan sikap dan perilaku yang nyaman kepada pengunjung yang datang hendak mendapat perawatan.
Hal itu diungkapkan Bupati Erwan disela-sela membuka acara ‘Siang Klinik’ (seminar sehari) bertemakan Kejang pada Neonatus dan Teknik pemeriksaan USG pada kasus Kebidanan di Aula Rumah Sakit Bersalin (RSB) Permata Ibunda, di kawasan Saruni Kecamatan Majasari Pandeglang, Rabu (27/2).
Seminar sehari yang diadakan dalam rangka rangkaian kegiatan setahunberoperasinya RSB Permata Ibunda di Kabupaten Pandeglang diikuti para Dokter rumah sakit dan Dokter Puskesmas se Kabupaten Pandeglang.
Bupati dalam kesempatan tersebut hadir didampingi Ketua TP PKK Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan, Sekretaris Dinkes Pandeglang Hj. Nuriah, Ketua Unit Tranfusi Darah (UTD) Pandeglang Dr. H. Gatot Supriyadi, serta jajaran pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pandeglang.
Menurut Erwan, pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan kewajiban setiap dokter maupun paramedis dan berlaku pada semua fasilitas pelayanan kesehatan baik rumah sakit swasta, pemerintah maupun Puskesmas.”Ciptakan pelayanan yang ramah dan santun, kalau bisa layani dulu masyarakat dengan baik, perhitungan belakangan,” tegas Erwan.
Sementara Direktur RSB Permata Ibunda Dr. Suradal, SpOG dalam sambutannya mengatakan, keberadaan rumah sakit swasta di Pandeglang telah menjadi kebutuhan. “Dengan adanya rumah sakit swasta Insya Allah bermanfaat bagi warga sekitar,” katanya.
Suradal yang juga pendiri RSB itu mengungkapkan rencana kedepan untuk meningkatkan program pelayanan yang semakin dibutuhkan masyarakat. Diantaranya program Inseminasi Intra Uteri (IIU) yakni pelayanan kedokteran dengan teknologi reproduksi untuk membantu untuk mengatasi masalah infertilitas (ketidaksuburan pada wanita sehingga sulit hamil red).

26 Feb 2013

Setahun RSB Permata Ibunda Gelar Aksi Sosial



KEBUTUHAN masyarakat terhadap pelayanan kesehatan khususnya ibu bersalin dan kesehatan reproduksi wanita semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan dan harapan tersebut, sejak tahun lalu Rumah Sakit Bersalin (RSB) Permata Ibunda resmi dioperasikan, tepatnya pada 11 Maret 2012. Inilah rumah sakit khusus swasta pertama yang berdiri di Pandeglang yang terletak di Jalan Stadion Badak No. 20 Saruni Kecamatan Majasari.
Menurut Maneger RSB Permata Ibunda Pandeglang Hj. Mei Wijaya, SKM, MARS, pendirian RSB Permata Ibunda merupakan rintisan Klinik Bersalin yang telah dikelola selama delapan tahun terakhir.
“Setelah beroprasional selama delapan tahun, Klinik Bersalin Permata Bunda yang terletak di Jalan Raya Labuan KM. 3 Saruni Majasari, mulai melakukan pembangunan untuk memenuhi permintaan masyarakat akan fasilitas tempat bersalin yang nyaman,” ujar Hj. Mei Wijaya, Senin (25/2).
Menurut Mei yang juga Kepala Puskesmas Majasari, RSB ditujukan untuk menyediakan fasilitas melahirkan bagi ibu-ibu hamil yang menginginkan pelayanan persalinan yang di tolong langsung oleh dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan (SpOG). “Baik persalinan normal maupun yang dengan penyulit bisa langsung dilakukan operasi di RSB Permata Ibunda,” jelasnya.
Dijelaskan, sebagai rasa syukur setahun berdirinya RSB Permata Ibunda merencanakan melakukan sejumlah aksi sosial diantara mengadakan acara ‘Siang Klinik’ (seminar red) kesehatan ibu dan anak di aula gedung RSB Permata Ibunda pada Rabu (27/2) besok.
Selain itu tambah Mei, RSB menggelar aksi donor darah pada 2 Maret, lomba balita sehat 6 Maret dan silaturahhim dengan mengundang warga setempat tepat di hari ulang tahun (Ultah) pertama RSB Permata Ibunda pada 11 Maret 2013.
Untuk diketahui, RSB Permata Ibunda diresmikan pada tanggal 11 Maret 2012 oleh ibu mertua direktur rumah sakit bersalin yaitu Hj. Rochaya Muchtar. RSB Permata Ibunda berbentuk PT (perseroan terbatas) yang terletak di atas tanah seluas 4000 m² dengan luas bangunan 1335 m² , terdiri dari satu gedung rawat inap, satu gedung rawat jalan dan tindakan serta satu gedung penunjang .

18 Feb 2013

Puskesmas Cipeucang Bebenah Managemen PWS KIA



dr. Chaerudin
MANAGEMEN pemantauan wilayah setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) untuk melakukan pemantauan program KIA di tingkat Puskesmas dan desa harus dilakukan secara terus menerus.Tujuannya agar dapat dilakukan tindak lanjut masalah kesehatan yang cepat dan tepat maupun membantu dalam memecahkan masalah non teknis seperti ditemukannya kasus ibu hamil (bumil) kekurangan energi protein (KEK) atau diperlukan rujukan kasus kehamilan dan persalinan dengan risiko.
“Dengan manajemen PWS KIA diharapkan cakupan pelayanan dapat menjangkau seluruh sasaran di desa sehingga kasus dengan risiko tinggi (risti) dan komplikasi kebidanan dapat ditemukan sedini mungkin untuk dapat memperoleh penanganan yang memadai,” kata Kepala Puskesmas Cipeucang dr. Chaerudin disela-sela lokakarya bulanan (lokbul) Kecamatan Cipeucang, beberapa waktu lalu.
Diakui pelayanan KIA Puskesmas Cipeucang akan semakin terus dibenahi diantaranya dengan memanfaatkan penyajian data PWS KIA oleh bidan desa (Bides) sebagai alat motivasi, informasi dan komunikasi kepada lintas sektor terkait.  “Penyajian data khususnya kepada aparat kecamatan dan desa yang berperan dalam pendataan dan penggerakan maupun untuk mobilisasi sumber daya yang tersedia di masyarakat,” paparnya.
Sedangkan bagi Puskesmas dan bidan desa, sambung Chaerudin,  PWS KIA  digunakan sebagai instrumen menilai kesenjangan antara target sasaran program KIA dengan pencapaian serta menentukan urutan desa prioritas yang rawan kematian ibu dan anak dan akan ditangani secara intensif.
Menurut dokter yang baru ditugaskan sebagai kepala puskesmas dua bulan di Cipeucang ini, pelaksanaan PWS KIA baru berarti bila dilengkapi dengan rencana tindak lanjut berupa perbaikan dalam pelaksanaan pelayanan KIA baik oleh puskesmas maupun Bides.
“Rencana aksinya disesuaikan untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar agar semakin terpenuhi, sehingga ibu dan anak  akan terjamin kesehatannya,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, saat ini seluruh wilayah Kecamatan Ciupeucang yang berjumlah 10 desa telah ditugaskan tenaga kesehatan masing-masing desa dua orang Bides. “Para bidan desa ditugaskan terutama untuk pelayanan program KIA seperti pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita,” katanya.
Prioritas program KIA
Dijelaskan, prioritas pengelolaan program KIA ditingkat Puskesmas maupun desa bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas Cipeucang diutamakan pada kegiatan pokok seperti peningkatan pelayanan antenatal bagi seluruh ibu hamil di semua pelayanan kesehatan dengan mutu sesuai standar serta menjangkau seluruh sasaran, peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan diarahkan ke fasilitas kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan bayi baru lahir, bayi dan anak balita di semua pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai standar serta menjangkau seluruh sasaran.
Selain itu melalui penguatan PWS KIA diupayakan adanya peningkatan deteksi dini komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat, peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir secara adekuat dan pengamatan secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan, adanya peningkatan pelayanan ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan anak balita sesuai standar dan menjangkau seluruh sasaran, peningkatan pelayanan KB berkualitas, peningkatan deteksi dini tanda bahaya dan penanganannya sesuai standar pada bayi baru lahir, bayi dan anak balita serta adanya peningkatan penanganan bayi baru lahir dengan komplikasi sesuai standar.




17 Feb 2013

PKK Gelar Lomba Posyandu, PHBS dan TOGA



DALAM rangka peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tahun 2013, Tim Penggerak PKK Kabupaten Pandeglang kembali mendapat kunjungan tim penilai lomba tingkat Provinsi Banten.
Salah satu kegiatan tersebut yakni dilaksanakannya lomba Posyandu dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga, serta pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) yang digelar di Kampung Pabuaran Ciekek Kelurahan Keraton Kecamatan Majasari, Selasa (12/2) kemarin.
Rombongan tim penilai yang datang sebanyak 30 orang terdiri dari unsur semua Pokja TP PKK Banten, Dinkes Banten, BPMD provinsi, BKKBN, serta unsur Dinas Pendidikan Provinsi Banten.
Ketua TP PKK Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan mengatakan, kegiatan lomba-lomba HKG PKK di laksanakan setiap tahun secara berjenjang, dari tingkat desa dan kelurahan, TP PKK Kecamatan dan Kabupaten hingga  TP PKK Provinsi dan Pusat.
“Tujuan utama di laksanakannya lomba tersebut adalah sebagai wujud pembinaan secara terpadu dari TP PKK terhadap masyarakat  yang berhubungan dengan sepuluh program PKK yang terbagi dalam empat kelompok kerja (Pokja),” ujar Ketua TP PKK Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan.
Oleh karena itu, selain lomba Posyandu, PHBS dan pemanfatan TOGA yang merupakan garapan Pokja III dan Pokja IV,  tambah Istri Bupati Pandeglang ini, tim penilai provinsi meninjau kegiatan Pokja PKK lainnya seperti,  lomba hatinya PKK, maupun upaya peningkatan pendapatan keluarga (UP2K) di kelurahan/kecamatan Karangtanjung, Pandeglang.