30 Sep 2014

dr. Tri Agus Yuarsa : 70 Persen Perokok Ingin Berhenti, Tetapi....


Spesialis Paru Rumah Sakit Umum (RSU) Banten dr. Tri Agus Yuarsa, S.Ik,Sp.P,M.Kes  mengungkapkan sebanyak 70 persen perokok pada dasarnya berkeinginan kuat untuk berhenti merokok, karena alasan merokok sangat mengganggu kesehatan.
Namun demikian, dari jumlah tersebut hanya sepertiganya yang mencoba untuk berhenti merokok tiap tahun dan hanya 5% -10% yang dapat berhenti sendiri tanpa bantuan.
Pernyataan tersebut terungkap dalam Seminar
Sehari 'Bahaya Merokok' yang digagas Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang di Hotel Sofyan Inn Altama, Pandeglang, Selasa (30/9/2014).
dr. Tri Agus Yuarsa yang menjadi pembicara pertama seminar mengatakan, perokok dewasa pada umumnya sangat sadar akan bahaya dari merokok.
Selain menimbulkan sejumlah gejala kurang baik bagi kesehatan, merokok juga menjadi penyebab kematian paling tinggi di dunia. Dampak dari merokok, kata dia tidak hanya merugikan bagi para pengguna, tetapi juga merugikan lingkungan sekitarnya,” paparnya dihadapan ratusan peserta seminar yang terdiri dari beragam kalangan di Pandeglang tersebut.
Ketua Panitia Penyelenggara, dr. H. Kodiat Juarsa, M.Kes mengatakan, seminar bahaya rokok secara umum ditujukan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama tentang bahaya merokok, serta diharapkan peserta menyampaikan kembali hasil seminar tentang bahaya rokok kepada masyarakat luas.
“Secara khusus peserta seminar diharapkan mengetahui tentang bahaya rokok, mengetahui dan mengerti tentang bahaya rokok dari sudut pandang agama, dan memahami perlunya Kawasan Tanpa Rokok untuk mencegah bahaya rokok,” kata Kodiat yang juga Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan Dinkes Pandeglang itu.

Ratusan Peserta Hadiri Seminar Sehari Bahaya Rokok




Ratusan peserta dari berbagai kalangan menghadiri acara Seminar Sehari Bahaya Rokok yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang di  Hotel Sofyan Inn ALTAMA  Jl. Raya Serang Km. 3 Pertigaan Cigadung, Pandeglang, Selasa (30/9/2014).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Deden Kuswan membuka seminar yang menghadirkan tiga nara sumber yakni spesialis paru dr. Tri Agus Yuarsa, S.Ik,Sp.P,M.Kes dari RSU Banten,  DR. Rohani Budi Prihatin, M.Si dari Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3D) Setjen DPR RI dan Ketua MUI Banten KH. Abdul Wahid Sahari, MA.
Sementara peserta yang hadir seratusan peserta dari berbagai kalangan diantaranya delegasi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan Pemkab Pandeglang, Kantor Kemenag Pandeglang, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Polres Pandeglang, Dandim Pandeglang, Pimpinan/Dosen Perguruan Tinggi, NGO Harfa, Pimpinan Bank BNI, BJB, BRI, BSM, Ketua Organisasi Profesi  IDI, IBI, PPNI, Mahasiswa, para guru dan pelajar serta  mengundang peserta dari perwakilan media massa cetak, media elektronik maupun online yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pandeglang.
Dalam sambutannya Kadinkes H. Deden Kuswan mengatakan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. “Salah satu perilaku hidup bersih dan sehat yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat adalah kebiasaan merokok di dalam ruangan,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang. Begitupun efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. “Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin,” katanya.
Usai pembukaan Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan memberikan poster bergambar “Tubuh Seorang Perokok” secara simbolis kepada perwakilan peserta dari SKPD Bagian Hukun Setda Pandeglang Hj. Enok Zaitun.
Ketua Panitia Penyelenggara, dr. H. Kodiat Juarsa, M.Kes mengatakan, seminar bahaya rokok secara umum ditujukan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama tentang bahaya merokok, serta diharapkan peserta menyampaikan kembali hasil seminar tentang bahaya rokok kepada masyarakat luas.
“Secara khusus peserta seminar diharapkan mengetahui tentang bahaya rokok, mengetahui dan mengerti tentang bahaya rokok dari sudut pandang agama, dan memahami perlunya Kawasan Tanpa Rokok untuk mencegah bahaya rokok,” kata Kodiat yang juga Kepala Bidang Sumberdaya Kesehatan Dinkes Pandeglang itu.
Sementara itu dalam pemaparannya Narasumber pertama spesialis paru dr. Tri Agus Yuarsa, S.Ik,Sp.P,M.Kes dari RSU Banten memaparkan Bahaya Rokok dan Solusinya Ditinjau dari Kesehatan. Sessi kedua disampaikan DR. Rohani Budi Prihatin, M.Si akan mengupas Pentingnya Kawasan Tanpa Rokok dalam menanggulangi Bahaya Rokok. Sedangkan disessi terakhir  disampaikan Ketua MUI Banten KH. Ahmad Wahid Sahari MA yang membedah Bahaya Rokok dan Solusinya ditinjau dari Agama Islam.
Setelah pemaparan dilakukan Tanya jawab yang dipandu oleh Moderator Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang Yudi Hermawan, SKM.

Hari ini Dinkes Gelar Seminar Bahaya Rokok di Hotel Sofyan Inn ALTAMA



DINAS Kesehatan (Dinkes) Pandeglang menggelar Seminar Bahaya Rokok yang akan diselenggarakan di Hotel Sofyan Inn ALTAMA  Jl. Raya Serang Km. 3 Pertigaan Cigadung, Pandeglang, pada Selasa 30 September 2014 mulai pukul 08.00 WIB.
Kegiatan yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pandeglang TA. 2014 ini bakal menghadirkan pembicara langsung dari Jakarta yakni DR. Rohani Budi Prihatin, M.Si dari Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3D) Setjen DPR RI yang juga seorang aktifis pendukung anti rokok di Indonesia
Pembicara lainnya yang diundang yakni Ketua MUI Banten KH. Wahid Sahari MA yang akan membedah Bahaya Rokok dan Solusinya ditinjau dari Agama Islam, serta spesialis paru dr. Tri Agus Yuarsa, S.Ik,Sp.P,M.Kes dari RSU Banten yang akan memaparkan Bahaya Rokok dan Solusinya Ditinjau dari Kesehatan. Sementara DR. Rohani Budi Prihatin, M.Si akan mengupas Pentingnya Kawasan Tanpa Rokok dalam menanggulangi Bahaya Rokok.
Seminar yang akan dibuka Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan ini mengundangan sebanyak 150 orang peserta dari berbagai kalangan diantaranya delegasi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan Pemkab Pandeglang, Kantor Kemenag Pandeglang, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Polres Pandeglang, Dandim Pandeglang, Pimpinan/Dosen Perguruan Tinggi, NGO Harfa, Pimpinan Bank BNI, BJB, BRI, BSM, Ketua Organisasi Profesi  IDI, IBI, PPNI, Mahasiswa, para guru dan pelajar serta  mengundang peserta dari perwakilan media massa cetak, media elektronik maupun online yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pandeglang.
Ketua Panitia Penyelenggara, dr. H. Kodiat Juarsa, M.Kes mengatakan, seminar bahaya rokok secara umum ditujukan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama tentang bahaya merokok, serta diharapkan peserta menyampaikan kembali hasil seminar tentang bahaya rokok kepada masyarakat luas.
“Secara khusus peserta seminar diharapkan mengetahui tentang bahaya rokok, mengetahui dan mengerti tentang bahaya rokok dari sudut pandang agama, dan memahami perlunya Kawasan Tanpa Rokok untuk mencegah bahaya rokok,” katanya.

29 Sep 2014

Dinkes Pandeglang Gelar Seminar Bahaya Rokok, Selasa (30/9/2014)



DINAS Kesehatan (Dinkes) Pandeglang menggelar Seminar Bahaya Rokok yang akan diselenggarakan di Hotel Sofyan Inn ALTAMA  Jl. Raya Serang Km. 3 Pertigaan Cigadung, Pandeglang, pada Selasa 30 September 2014 mulai pukul 08.00 WIB.
Kegiatan yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Pandeglang TA. 2014 ini bakal menghadirkan pembicara langsung dari Jakarta yakni DR. Rohani Budi Prihatin, M.Si dari Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3D) Setjen DPR RI yang juga seorang aktifis pendukung anti rokok di Indonesia
Pembicara lainnya yang diundang yakni Ketua MUI Banten KH. Wahid Sahari MA yang akan membedah Bahaya Rokok dan Solusinya ditinjau dari Agama Islam, serta spesialis paru dr. Tri Agus Yuarsa, S.Ik,Sp.P,M.Kes dari RSU Banten yang akan memaparkan Bahaya Rokok dan Solusinya Ditinjau dari Kesehatan. Sementara DR. Rohani Budi Prihatin, M.Si akan mengupas Pentingnya Kawasan Tanpa Rokok dalam menanggulangi Bahaya Rokok.
Seminar yang akan dibuka Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan ini mengundangan sebanyak 150 orang peserta dari berbagai kalangan diantaranya delegasi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan Pemkab Pandeglang, Kantor Kemenag Pandeglang, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Polres Pandeglang, Dandim Pandeglang, Pimpinan/Dosen Perguruan Tinggi, NGO Harfa, Pimpinan Bank BNI, BJB, BRI, BSM, Ketua Organisasi Profesi  IDI, IBI, PPNI, Mahasiswa, para guru dan pelajar serta  mengundang peserta dari perwakilan media massa cetak, media eelektronik maupun online yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pandeglang.
Ketua Panitia Penyelenggara, dr. H. Kodiat Juarsa, M.Kes mengatakan, seminar bahaya rokok secara umum ditujukan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terutama tentang bahaya merokok, serta diharapkan peserta menyampaikan kembali hasil seminar tentang bahaya rokok kepada masyarakat luas.
“Secara khusus peserta seminar mengetahui dan mengerti tentang bahaya rokok, mengetahui dan mengerti tentang bahaya rokok dari sudut pandang agama, dan memahami perlunya Kawasan Tanpa Rokok,” katanya.

27 Sep 2014

Petugas Puskesmas Ujung Tombak Promosi Kesehatan



GUNA meningkatkan sumberdaya manusia (SDM) kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, sebanyak 60 petugas Puskesmas yang terdiri dari para Kepala Puskesmas dan Koordinator Promkes Puskesmas mendapatkan pelatihan Promosi Kesehatan selama sepekan pada 14-19 September 2014 akhir lalu.
Kepala Dinkes Pandeglang H. Deden Kuswan mengatakan, pelatihan promosi kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kapasitas petugas kesehatan di Puskesmas khususnya dalam menjalankan fungsi Puskesmas sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan peran sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayahnya serta penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) “Puskesmas sebagai penyelanggara pelayanan kesehatan di ujung tombak memerlukan petugas kesehatan yang kompeten untuk menggerakan mitra kerja, meyakinkan para penentu keputusan dan terutama harus memiliki kemampuan untuk menggerakan upaya kesehatan yang berbasis masyarakat (UKBM),” katanya.
Dia mengungkapkan, permasalahan yang di hadapi saat ini masih banyak puskesmas yang belum sepenuhnya terisi dengan SDM petugas promkes. “Itulah sebabnya diperlukan pelatihan Promkes bagi puskesmas yang di harapkan memiliki kompetensi Promkes dan dapat di posisikan menjadi SDM Promkes di puskesmas,” ungkapnya.
Dijelaskan, selama pelatihan para peserta  telah mendapat pengetahuan dan ketrampilan bagaimana membuat perencanaan Promosi Kesehatan, melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), mempraktekan strategi ABG (Advokasi, Bina suasana dan Gerakan Masyarakat), melakukan kemitraan dan bagaimana melakukan pemantauan dan evaluasi program Promosi Kesehatan ditingkat Puskesmas.
“Kita berharap setelah pelatihan ini,para kepala Puskesmas, Koordinator Promkes maupun pengelola program Puskesmas lainnya bisa menjadi tim kerja yang solid dalam rangka menjalankan peran dan fungsi Puskesmas meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya,” harapnya.

26 Sep 2014

KPDT Supervisi & Monev 5 Pilar Perdesaan Sehat di Kabupaten Pandeglang

TIM Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) yang dipimpin Asisten Deputi Urusan Sumber Daya Kesehatan dr. Hanibal Hamidi, M.Kes melaksanakan kegiatan Supervisi dan Monitoring Perdesaan Sehat 2014 di Kabupaten Pandeglang. Kegiatan yang bertema Percepatan Pembangunan Masyarakat Berwawasan Kesehatan berbasis Perdesaan tersebut, merupakan rangkaian kegiatan Perdesaan Sehat yang di pusatkan di Kampung Kadujeruk, Desa Koranji, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Rabu (24/9/2014).
Asisten Deputi KPDT Urusan Sumber Daya Kesehatan dr. Hanibal Hamidi, M.Kes mengatakan, kunjungan timnya yang tergabung dalam Kelompok Kerja Perdesaan Sehat KPDT dimaksudkan untuk mengetahui gambaran faktual kondisi kesehatan yang terkait dengan Lima Pilar Perdesaan Sehat.
Menurut dia, kebijakan pembangunan perdesaan sehat diarahkan pada penajaman pilihan prioritas intervensi pembangunan bagi penjaminan ketersediaan dan berfungsinya lima determinan faktor kualitas kesehatan yang disebut dengan lima pilar perdesaan sehat, yaitu dokter puskesmas bagi setiap puskesmas, bidan desa bagi setiap desa, air bersih dan sanitasi bagi setiap rumah tangga, serta gizi seimbang terutama bagi ibu hamil, menyusui, bayi dan balita di seluruh perdesaan di daerah tertinggal.
"Ini merupakan kegiatan dari rangkaian yang tidak terputus dari kegiatan dari kebijakan percepatan pembangunan yang dikhususkan kepada daerah daerah tertinggal yaitu desa-desa tertingal berbasis perdesaan,"ungkapnya saat dialog dengan masyarakat yang dihadiri warga Kampung Kadujeruk dan Kampung Kaduhejo, Desa Koranji, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Rabu (24/9/2014).
Hadir dalam kegiatan itu, Kades Koranji Jubaedi, Camat Cadasari H. Anwari, Kepala Puskesmas Cadasari, dr. Joko Suryanto, Wakil Dekan FKM Universitas Airlangga Dr.Santi Mardini, dr., M.Kes, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang Yudi Hermawan, SKM, Ormas Fatayat NU, perwakilan Kementrian Pertanian, serta Kader relawan Perdesaan Sehat Kabupaten Pandeglang.
Kata Hamdi, kebijakan Pembangunan Perdesaan Sehat telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 1 tahun 2013 Tentang Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat di Daerah Tertinggal.
“Selain dapat bertemu dengan mesyarakat langsung, ini juga diharapkan bisa membangkitkan sinergi antara masyarakat dan pemerintah atau instansi terkait untuk pembangunan desa sehat tersebut,” katanya.
Dia menegaskan, pembangunan harus menjadi tanggung jawab semua pihak dan Dinas-Dinas seperti Dinas Kesehatan untuk penunjang kesehatan dan Dinas Pekerjaan Umum sebagai pengembang atau pelaksana pembuatan sanitasi dan air bersih. Bahkan, Dinas Pertanian sebagai pengawas ketersediaan pangan di desa-desa tertinggal.
Menurutnya, kegiatan tersebut dimaknai sebagai upaya menunjukkan gambaran faktual kondisi pembangunan kesehatan di daerah tertinggal dengan menghadirkan stakeholder terkait dalam upaya percepatan pembangunan nasional berwawasan kesehatan berbasis perdesaan. Kegiatan ini sebagai bagian dari perwujudan Revolusi Kesehatan di NKRI. "Target khusus kita di sini adalah mendapatkan fakta lapangan terkait apa yang disebut Lima Pilar Pedesaan Sehat," tandasnya.
Usai dialog dialog interaktif dengan warga setempat, Asisten Deputi KPDT Urusan Sumber Daya Kesehatan dr. Hanibal Hamidi, M.Kes mengajak warga setempat untuk mengajak makan ikan bersama yang telah disediakan para relawan Perdesaan Sehat Kabupaten Pandeglang.

25 Sep 2014

Sekda Pandeglang Inspeksi Mendadak Apel Pagi


SEKRETARIS Daerah (Sekda) Pandeglang H. Aah Wahid Maulany mendadak melakukan kunjungan silaturrahim tanpa pemberitahuan atau yang lebih populer dengan istilah inspeksi mendadak (Sidak) di Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang pada Rabu (24/9/2014) pagi.
Pejabat Pandeglang yang baru dilantik pada Jumat (5/9/2014) lalu itu datang sekitar pukul 07.30 WIB didampingi Kepala BKD Pandeglang H. Mohammad Amri untuk Sidak Apel Pagi pegawai di jajaran kesehatan tersebut.
Selama sekitar 30 Menit, H. Aah Wahid Maulany yang sebelumnya menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pandeglang itu memberikan pengarahan kepada seluruh jajaran kesehatan yang disebutnya sebagai salah satu SKPD strategis dan besar dilingkungan Pemkab Pandeglang.
“Saya mengarapkan kepada para pegawai agar terus meningkatkan disiplin pegawai sebagai aparatur sipil negara dan abdi masyarakat, yang dimulai dari disiplin Apel Pagi,” katanya saat memimpin Apel Pagi di Halaman Kantor Dinkes Pandeglang Jl. Bhayangkara No. 3, kemarin.
Dia mengungkapkan, kedatangan dirinya ke kantor Dinkes merupakan kunjungan pertama di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setelah dilantik menjadi Sekda, dan setiap hari diagendakan mengunjungi SKPD lainnya setiap apel pagi.
Usai menjadi Pembina Apel Pagi, Sekda Pandeglang, didampingi Kepala BKD Pandeglang, Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan, Sekretaris Dinkes Pandeglang Hj. Asmani Raneyanti melakukan silaturrahim dengan seluruh pegawai di lingkungan Dinkes Pandeglang.

24 Sep 2014

Puskesmas Bojong Gelar MMD di Desa Geredug



UNTUK mendukung desa siaga aktif dimana kondisi masyarakatnya memiliki sumber daya dan kemampuan mengatasi masalah kesehatan, kegawat daruratan kesehatan secara mandiri serta menciptakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),  warga Desa Geredug, Kecamatan Bojong mengadakan musyawarah masyarakat desa (MMD) di Balai Desa setempat, Selasa (23/9/2014)
Hadir dalam MMD tersebut Kepala Puskesmas Bojong Hj. Suhaeliyanah, SKM, kepala Desa Geredug H. Abudin, Bidan Desa Gereduk Sri Hayati, Koordinator Promkes Neneng Ifay Farihah  para ketua RT dan RW, Kader Kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat serta tim Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang.
Kepala Puskesmas Bojong Suhaeliyanah mengatakan digelarnya MMD merupakan upaya pemberdayaan desa siaga di wilayah kerjanya, bertujuan untuk menentukan prioritas masalah kesehatan yang ada. “Hasil MMD diharapkan akan keluar pemecahan masalah dan kesepakatan tindak lanjut dengan memanfaatkan potensi yang ada di masyarakat,” katanya.
Dia mengungkapkan untuk pelayanan kesehatan di Desa Gereduk saat ini pihaknya sudah menempatkan bidan dan perawat yang ditugaskan di Puskesmas pembantu (Pustu) selama 24 jam. “Jadi untuk kesiapsiagaan petugas dalam pelayanan kesehatan sudah siap, masyarakat tinggal memanfaatkan pelayanan yang tersedia,” ungkapnya.
Suhaeliyanah menambahkan MMD akan dilaksanakan di tiga desa yakni Geredug, Cijakan pada 24/9/2014 dan Desa Mekarsari Kecamatan Bojong pada Kamis 25 September 2014.
Kepala Desa Geredug H. Abudin mengungkapkan setelah digelarnya MMD, para ketua RT/RW dan kader bisa membantu kepala desa menyebarkan hasil musyawarah tentang rencana kerja penanggulangan masalah dan membantu menindaklanjuti untuk kegiatan-kegiatan yang telah diputuskan melalui MMD tersebut.
Dalam MMD tersebut disepakati diantaranya untuk melakukan gerakan kebersihan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk dan lebih meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat terutama agar persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan pemberian ASI (air susu ibu) secara eksklusif yakni hanya member ASI saja kepada bayi baru lahir sampai umur 6 bulan.
Untuk diketahui, dalam rangka pengembangan desa siaga aktif di Kabupaten Pandeglang, sebanyak 111 Desa di seluruh Puskesmas di Kabupaten Pandeglang (masing-masing Puskesmas melakukan MMD di 3 desa terpilih pada bulan September-Oktober 2014) akan menggelar MMD dalam rangka penguatan Forum Desa Siaga yang selama ini sudah terbentuk.
Melalui upaya tersebut diharapkan secara bertahap terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli,  tanggap terhadap permasalahan kesehatan diwilayahnya
Secara khusus kegiatan ini juga dimaksudkan guna sosialisasi update program kesehatan seperti pentingnya menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), sekaligus bertujuan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan.