28 Apr 2012

Bidan Diminta Segera Urus STR


PENGURUS Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Pandeglang meminta para bidan segera mengurus kelengkapan administrasi Surat Tanda Registrasi (STR). Ketua IBI Pandeglang Hj. Eniyati, SKM mengatakan, STR sangat diperlukan para bidan sebagai salah satu syarat mengajukan Surat Ijin Praktek Bidan (SIPB).
“Setiap bidan wajib memiliki STR. Ketentuan ini berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1796/Menkes/Per/VIII/2011tentang Registrasi Tenaga Kesehatan,” ujar Eniyati, Jum’at (27/4) akhir pekan kemarin.
Dia menjelaskan, STR merupakan regulasi pemerintah untuk menggantikan Surat Ijin Bidan (SIB) sebelumnya yang diperuntukan bagi Bidan berpendidikan Diploma Satu (D-1). Mulai tahun ini kata Eniyati, untuk memperoleh STR, bidan lulusan Akademi Kebidanan tahun 2012 keatas harus memilki ijazah D-3 Kebidanan dan sertifikasi kompetensi dari lembaga pendidikan yang bersangkutan.
“Ijazah dan sertifikasi kompetensi diberikan kepada peserta didik setelah dinyatakan lulus ujian program pendidikan dan uji kompetensi,” jelasnya.
Sementara untuk kelulusan D-3 kebidanan 2011 kebawah, Eni mengatakan para bidan mendapatkan “pemutihan” (pengecualian red) sehingga tidak perlu mengikuti uji kompetensi. “Bidan bisa langsung mengurus STR secara kolektif melalui pengurus IBI Cabang Pandeglang,” ujarnya.
Untuk tahun 2012 ini lanjut Eniyati yang juga Kepala Seksi Kesehatan Ibu dan Anak (Kasie KIA) Dinkes Pandeglang, pihaknya menargetkan pengiriman berkas usulan STR bidan asal Pandeglang kepada Ketua Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) di Kemenkes RI, Jakarta dalam dua gelombang yakni Januari dan Juli.
“Awal Januari 2012 lalu kami telah mengusulkan 90 untuk diterbitkan STR oleh MTKI, sisanya kami masih melakukan pemberkasan secara bertahap dengan prioritas Bidan yang memiliki SIPB dengan masa berlaku sampai akhir tahun 2012,” ungkapnya.
Namun demikian ditegaskan Eni, jika SIPB masa berlaku saat ini sudah habis tetapi belum memiliki STR, dia menganjurkan untuk tetap segera mengajukan perpanjangan SIPB sementara yang hanya berlaku selama tiga bulan.
Ditambahkan, bagi para bidan yang masih memiliki surat ijin praktik dengan masa berlaku tahun 2013 keatas diminta bersabar mengingat SIB dan SIPB yang ada saat ini, masih diakui keabsahannya sesuai masa berlaku surat ijin yang dikeluarkan pejabat yang berwenang. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

26 Apr 2012

Dinkes Umumkan Tahapan "Procurement"

SATUAN Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DINAS Kesehatan (Dinkes) Pandeglang merilis secara resmi tahapan proses pengadaan barang dan jasa (Procurement).
Hal itu berdasarkan situs resmi  www.dinkespandeglang.com yang mengumumkan RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA di lingkungan Dinas Kesehatan setempat mulai Kamis, (26/4/2012) pukul 10.58 Wib.
Dalam pengantar penjelasannya, secara singkat admin situs tersebut hanya mengatakan "Kami publikasikan Rencana Umum Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Tahun Anggaran 2012," katanya.
Dalam TABEL RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG DAN JASA disebutkan ada sekitar 24 item pekerjaan yang bersumber anggaran APBN/DAK yang tersebar dibeberapa titik lokasi pengadaan barang jasa seperti UPT Puskesmas, UPT Labkesda, UPT Gudang Farmasi maupun di Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang.
Belum diperoleh informasi tahapan pengadaan barang dan jasa selanjutnya apakah melalui pengadaan  secara elektronic (e-Procurement) atau lelang non eproc.  Jika anda ingin mengetahui Info selengkapnya silahkan download di sini 

2,5 Tahun yang Singkat dan Penuh Karya dari Menkes Endang

Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengajukan permohonan diri dari jabatannya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono per Kamis 26 April 2012 karena sedang berjuang untuk mengobati penyakit kanker parunya. 

"Saya sudah melihat keadaan Bu Menteri dan sudah ngobrol panjang lebar dan berdoa bersama. Beliau mengajukan permohonan pengunduran diri agar lebih berkonsentrasi ke pengobatan," kata Presiden SBY.

Masa kerjanya cukup singkat hanya 2,5 tahun sejak diangkat menjadi pembantu SBY pada 22 Oktober 2009. Namun masa kerja yang singkat itu telah menelurkan beberapa hasil karya yang cukup monumental.

Beberapa karya monumentalnya adalah seperti mewajibkan pemberian ASI eksklusif yang dikuatkan dalam Peraturan Pemerintah, melarang iklan dan tenaga medis menyebarkan pemberian susu formula, mewajibkan perkantoran untuk membuat ruang menyusui. 

Endang juga menggolkan Jampersal (jaminan persalinan) yang membuat ibu melahirkan dari keluarga tak mampu bisa bersalin gratis dengan imbalan mau ikut KB. Endang juga fokus pada masalah penyakit flu burung yang sewaktu-waktu bisa mewabah lagi di Indonesia. Tenaga medis baik di rumah sakit, bandara maupun pelabuhan dilatih untuk bisa menangani kasus Flu Burung. Rumah sakit utama di daerah kini juga sudah memiliki ruang isolasi Flu Burung. 

Di forum internasional, Endang berhasil membuat angota WHO menyepakati resolusi virus sharing yang diperjuangkan Indonesia sejak 2007. Dalam sidang WHO yang berlangsung 16 Mei 2011 itu, negara-negara anggota WHO telah menetapkan kerangka kerjasama multilateral dalam mekanisme virus sharing, akses pada vaksin dan manfaat lainnya.

Penyakit-penyakit dasar rakyat seperti Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), Filariasis (kaki gajah), Frambusia juga terus dicarikan akar permasalahnnya, agar Indonesia bisa mencapai target MDG's. Begitu juga dengan penyakit HIV AIDS dan penyakit-penyakit tidak menular seperti kanker atau penyakit langka GBS mendapat bantuan untuk pengobatan gratis atau dengan subsidi.

Endang tak perlu melakukan pencitraan untuk menunjukkan bahwa ia bekerja untuk rakyat. Dengan sikap tenangnya, ia ikhlas bekerja baik ketika disorot media maupun tidak disorot media. Lambat laun, publik pun mengakui bahwa ia sosok yang pantas menjabat sebagai Menteri Kesehatan bukan orang yang disorot karena kontroversinya saat ia ditunjuk menjadi Menteri.


Sumber : DetikHealth.Com

Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih Mengundurkan Diri


Endang Rahayu Sedyaningsih menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Menkes mundur dengan alasan untuk lebih berkonsentrasi pada penyembuhan penyakit yang dideritanya.

Demikian disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai menjenguk Menkes Endang di Paviliun Kencana, Rumah Sakit Cipto Mangunkunsumo, Jakarta Timur, Kamis (26/4/2012) sore.

"Dan pada saat lalu menyatakan pengunduruan diri semata-mata hanya berkonsentrasi kepada pengobatan," terang Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Tampak mendampingi pula Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron, Direktur Utama RSCM Profesor Akmal Taher, dan Ketua Tim Dokter Kepresidenan Dr Aris Wibudi.

Presiden mengaku sangat terharu dengan kondisi kesehatan Menkes Endang, berikut penuturannya akan pengunduran dirinya untuk berkonsentrasi pada proses penyembuhan.

"Sekali lagi saya terharu mendengarkan itu. Bu Endang ini bekerja siang dan malam all out dan tidak (pernah) mengurangi semangat kerjanya. Saya terharu Bu Endang mengundurkan diri karena pengobatan,"katanya.

"Saya menyetujui pengunduran beliau itu, kepada para wartawan supaya ikut mendoakan," tambahnya lagi.
Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih terdeteksi menderita kanker paru. Sejak mengidap penyakit tersebut Menkes Endang telah menjalani pengobatan baik di dalam negeri maupun di luar negeri selama 1,5 tahun terakhir.
Endang kini dirawat di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo untuk menjalani perawatan. [mvi]
Sumber : Inilan.Com

25 Apr 2012

Hari Malaria Sedunia 25 April : Malaria Masih Mengancam Kesehatan Masyarakat


AYO GEBRAK MALARIA

Dalam rangka menyambut Hari Malaria Sedunia yang diperingati setiap tanggal 25 April, rencananya Duta Roll Back Malaria (RBM) yaitu Princess Astrid dari Kerajaan Belgia akan datang ke Indnesia untuk melihat program pengendalian malaria dari tingkat pusat hingga pelaksanaannya di lapangan. Dijadualkan, Princess Astrid dan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) dr. Tjandra Yoga Aditama akan melihat secara langsung pelaksanaan program pengendalian di Bandar Lampung bersama-sama dengan perwakilan dari WHO, UNICEF, dan Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (GF-ATM). Sebelumnya, Princess Astrid juga akan menghadiri rangkaian Peringatan Hari Malaria Sedunia di Indonesia dan Pengukuhan Forum Nasional Gebrak Malaria bersama Wakil Presiden Budiono dan Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH.
Malaria masih mengancam kesehatan masyarakat. Berdasarkan The World Malaria Report 2011, dilaporkan bahwa setengah dari penduduk dunia berisiko terkena malaria. Hal ini, tentu saja berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat menimbulkan berbagai masalah sosial, ekonomi bahkan berpengaruh terhadap ketahanan nasional

Indonesia merupakan salah satu negara yang masih terjadi transmisi malaria atau berisiko Malaria (Risk Malaria), karena hingga tahun 2011, terdapat 374 Kabupaten endemis malaria. Pada 2011, jumlah kasus malaria di Indonesia 256.592 orang dari 1.322.451 kasus suspek malaria yang diperiksa sediaan darahnya, dengan Annual Parasite Insidence (API)  1,75 per seribu penduduk. Hal ini berarti, setiap 1000 penduduk terdapat 2 orang terkena malaria.

Berbagai upaya eliminasi malaria dilakukan sejak beberapa dekade lalu. Diawali pada 1959, melalui Gerakan Pembasmian Malaria melalui Komando Pembasmian Malaria (KOPEM), yang berhasil menurunkan jumlah kasus malaria secara bermakna khususnya di Pulau Jawa. Karena adanya keterbatasan dana, program ini terhenti pada 1969 dan diubah secara bertahap menjadi upaya pemberantasan yang diintegrasikan ke dalam sistim pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), dan lain-lain.

Berdasarkan pengalaman tersebut, upaya penanggulangan malaria tidak berhasil optimal bila hanya bertumpu pada sektor kesehatan semata karena berkaitan dengan berbagai aspek lainnya. Hal inilah yang mendasari negara-negara WHO berkomitmen untuk meluncurkan gerakan intensifikasi pengendalian malaria dengan kemitraan global, Roll Back Malaria Initiative (RBMI) pada Oktober 1998. Sebagai bentuk operasional dari RBMI, di Indonesia upaya pemberantasan malaria melalui kemitraan dengan seluruh komponen masyarakat ini dikenal sebagai Gerakan Berantas Kembali Malaria (Gebrak Malaria), dicanangkan oleh Menteri Kesehatan pada 8 April 2000 di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Lebih lanjut, Indonesia bertekad untuk melakukan eliminasi malaria pada 2030, sesuai dengan Keputusan Menkes No.293/Menkes/SK/IV/2009 tanggal 28 April 2009 tentang Eliminasi malaria di Indonesia.
Untuk mengeliminasi malaria, pelaksanaan Gebrak Malaria di berbagai daerah harus dilaksanakan secara intensif dan komprehensif dengan melibatkan berbagai sektor, keahlian, organisasi profesi dan organisasi kemasyarakatan terkait sebagai mitra. Untuk itu, maka di tingkat pusat akan segera dibentuk Forum Nasional Gerakan Berantas Kembali (Gebrak) Malaria.
Forum Nasional Gebrak Malaria merupakan forum koordinasi lintas program dan lintas sektor yang bertugas membantu Menteri Kesehatan melalui Direktorat Jenderal PP dan PL untuk merumuskan berbagai kebijakan dan strategi dalam menggerakkan kegiatan pengendalian malaria, serta menggalang kemitraan dengan berbagai stakeholder terkait menuju tercapainya eliminasi malaria tahun 2030. Forum ini terbagi menjadi enam komisi, yaitu Komisi Diagnosis dan Pengobatan Malaria; Komisi Laboratorium; Komisi Penilaian Eliminasi; Komisi Pengendalian Faktor Risiko; Komisi Kemitraan; dan Komisi Operasional Riset.

Secara umum, Forum Nasional Gebrak Malaria memiliki tugas untuk melakukan kajian ilmiah tentang pelaksanaan diagnosis dan pengobatan malaria terkini guna merekomendasikan strategi dan pedoman penatalaksanaan kasus malaria yang efektif dan aman; melakukan kajian ilmiah tentang kualitas laboratorium dan pemeriksaan malaria serta merekomendasikan hasilnya; melakukan advokasi dan sosialisasi ditingkat pusat dan daerah untuk meningkatkan kemitraan dan komitmen; melakukan telaah terhadap hasil penilaian tim monitoring eliminasi di Kabupaten/Kota atau Provinsi dan mengusulkan kepada Menteri Kesehatan untuk memperoleh sertifikat bebas malaria tingkat wilayah dan kepada WHO untuk tingkat nasional apabila memenuhi persyaratan; melakukan telaah kebijakan pengendalian vektor malaria dan faktor risiko lainnya; serta merumuskan, memfasilitasi dan menggerakkan kerjasama lintas program dan lintas sektor.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam upaya penanggulangan malaria, diantaranya diagnosis malaria harus dikonfirmasi secara mikroskopis atau dengan Uji Reaksi Cepat yang disebut Rapid Diagnostic Test (RDT); pengobatan menggunakan  Artemisinin Combination Therapy (ACT); pelatihan petugas kesehatan dalam manajemen program malaria, tatalaksana kasus terkini, dan pemeriksaan parasit malaria; penemuan aktif penderita; penatalaksanaan kasus dan pengobatan; pengendalian vektor; Pos Malaria Desa (Posmaldes); serta penyediaan sarana  seperti mikroskop, RDT, bahan laboratorium, dan obat-obatan (ACT).

Sebagai bentuk komitmen para kepala daerah untuk bersama-sama mengeliminasi malaria, saat ini telah dibentuk malaria center di beberapa derah. Saat ini, malaria center sudah terbentuk di Kab. Tikep, Kab. Halmahera Selatan, Kab. Halmahera Barat, Kab. Halmahera Tengah, Kota Ternate, Kab. Halmahera Timur dan Kab. Sula Kepulauan, Provinsi Maluku Utara. Selain itu, terdapat pula di Kab. Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara dan di Provinsi Kepulaun Bangka Belitung.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faksimili 021-52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC) 500567 dan 081281562620 (sms), atau alamat e-mail kontak@depkes.go.id

23 Apr 2012

Kartini Mendobrak Stigma & Kesetaraan Gender


Habis Gelap Terbitlah Terang

BANYAK perjuangan yang mendobrak stigma, bahwa perempuan harus mengalah, tidak perlu sekolah tinggi dan membantu laki-laki (suami red). Sebagai wanita yang tentu tidak bisa meninggalkan kodratnya sebagai perempuan, menurut Hj. Siti Erna Nurhayati, sekarang kian tampak bahwa dalam mendudukkan dirinya sebagai warga negara, kesetaraan gender sudah semakin dirasakan. 
“Perhatian yang begitu besar terhadap nasib kaum hawa ini tak lepas dari jasa RA. Kartini,” kata Ketua Tim Pembina Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pandeglang yang kerap disapa Bu Erwan ini, Jum’at (20/4) kemarin.
Dia menyatakan, peran TP PKK di masyarakat diharapkan dapat menginspirasi dan mendorong sesama kaum hawa untuk bahu membahu bersama kaum adam untuk saling mendukung pembangunan dalam mensejahterakan masyarakat. “Disemua aspek kehidupan termasuk dalam kehidupan rumah tangga,” jelas Bu Erwan juga Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Pandeglang itu.
Dalam kontek yang lebih luas, Bu Erwan menilai Kartini masa kini harus berwawasan global. Oleh karena itu, wanita diera globalisasi harus mampu mengakses informasi, sehingga secara kualitas pengetahuan dan kemampuannya boleh dikatakan sejajar dengan mitranya laki-laki.
Peran penting itulah yang saat ini dia coba jalankan. Sebagai istri Bupati Pandeglang, Bu Erwan mengaku sudah berusaha membantu tugas-tugas yang memang menjadi porsinya mendampingi dan mendorong suami agar dalam melaksanakan tugas  senantiasa menjaga prinsip bersih, benar dan amanah (mr.adesetiawan@gmail.com)***

22 Apr 2012

Pansel Tinjau 16 Nominator Nakes Teladan 2012


TAHAPAN seleksi tenaga kesehatan (nakes) teladan 2012 tingkat Kabupaten Pandeglang mulai memasuki babak akhir, yakni penilaian lapangan. Sebelumnya, sejak awal bulan ini ratusan nakes menjalani proses penjaringan bakal calon mulai tingkat puskesmas, uji tulis potensi akademik profesi tingkat kabupaten hingga pemaparan makalah bagi 16 nominator teladan.
Nominasi para teladan menurut panitia seleksi (pansel) terdiri masing-masing empat calon teladan pada setiap kategori yakni empat nominator dokter gigi teladan, bidan (4), nutrisionis (4) dan asisten apoteker (4).
“Untuk menentukan peringkat teladan masing-masing kategori, kami perlu melihat langsung kinerja para nominator sesuai tugas pokok dan fungsi sebagai petugas pemberi pelayanan kesehatan di Puskesmas maupun di masyarakat secara langsung,” ujar Ketua Tim Pansel nakes teladan tingkat  Pandeglang Rt. Tanti Darmiasih, Rabu (18/4).
Dia menyebut penilaian lapangan ini sangat penting bagi tim juri dalam menentukan kriteria keteladanan dari empat kategori nominator yang ada. “Keputusan teladan terbaik akan ditentukan oleh penilaian lapangan. Kita akan melihat kinerja mereka melalui telaah dokumen administratif di puskesmas dan hasil pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan selama ini,” jelasnya.
Untuk memperkuat legitimasi keteladanan yang bakal disandang para teladan, Tanti mengaku menggandeng anggota tim juri dari organisasi profesi dengan pelibatan tokoh masyarakat setempat saat kunjungan penilaian di lapangan selama pekan ini. “Ini poin terpentingnya, keteladan mereka harus diakui masyarakat dan lingkungan tempat kerja,” kata Tanti seraya menginformasikan para teladan terbaik Pandeglang sesuai kategori sudah harus mengikuti tahapan seleksi berikutnya ditingkat Provinsi Banten mulai awal Mei mendatang. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

DAMIU Bermasalah Akan Ditutup


KEPALA Seksi Trantib dan Penindakan Disiplin Satpol PP Kabupaten Pandeglang, Rahmat Sugiana berjanji akan melakukan pemeriksaan dan mengecek izin pengelola depot air isi ulang yang ada di wilayah Kabupaten Pandeglang. Jika perusahaan depot air isi ulang itu tidak ada izinnya, kata dia, maka Satpol PP akan menutup paksa.
“Rencananya kami bersama tim dari Dinas Kesehatan, kantor Lingkungan Hidup dan Badan Pengelola Perizinan Terpadu akan melakukan pengecekan ke sejumlah depot air yang tidak mempunyai izin usaha. Kalau memang nanti ditenggarai air isi ulang yang dijual itu mengandung bakteri E-Coli, maka kami akan menutupnya,” terang Rahmat kepada Banten Pos, Senin (16/4).
Kata Rahmat, Satpol PP merespon statemen salah seorang pejabat Dinkes Pandeglang yang meminta depot isi ulang air di wilayah Pandeglang harus diperiksa karena khawatir mengandung bakteri yang membahayakan.
“Pernyataan itu langsung kami respon dengan mengadakan komunikasi dengan semua pihak yang berkompeten. Hasilnya ada beberapa depot air isi ulang yang tidak memiliki izin, baik dari Dinkes, kantor LH dan BPPT. Sperti depot air isi ulang milik DD di Sukaresmi, yang setelah diambil sample airnya, ternyata positif mengandung bakteri E-Coli,” terang Rahmat.
Sebagaimana yang diberitakan Banten Pos sebelumnya, penyebab penyakit diare yang menyerang 72 warga di Kecamatan Sukaresmi,  satu diantaranya berasal dari depot air isi ulang yang ada di Sukaresmi. Hal itu diketahui setelah Dinkes menerima hasil laboratorium dari BTKL, yang mengambil sample salah satunya dari depot air tersebut.
“Seharusnya pihak terkait peka dengan masalah ini, jangan sampai depot air minum isi ulang (DAMIU) itu dibiarkan menjual air isi ulangnya lagi, lantaran dapat membahayakan keselamatan warga di sana. Tetapi karena Dinkes tidak mempunyai kewenangan untuk itu, maka kami tidak bia berbuat apa-apa,” ungkap Kepala Bidang Penanggulangan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Pandeglang Asmani Raneyanti, baru-baru ini.(MAM)
Sumber : HU Banten Pos

21 Apr 2012

Hari Kartini : IBI Ajak Tingkatkan Kualitas Kaum Hawa


RA. KARTINI, sudah tidak asing lagi sebagai tokoh nasional yang memperjuangkan hak perempuan dimasanya. Bahkan dalam kehidupan sekarang telah terpatri suatu sikap ala Kartini, khususnya sikap para ibu, remaja putri, hingga anak-anak. Hal itu tercermin dari sambutan berbagai kegiatan setiap menyambut kelahiran Kartini 21 April. 
Dampak dari perjuangan Kartini dimasa lalu, tidaklah berlebihan jika peran perempuan di zaman sekarang mampu berbicara sejajar dengan kaum laki-laki. Posisi strategis dalam pemerintahan pun telah dikecap perempuan baik sebagai Presiden, Gubernur hingga jabatan lurah dan kepala desa.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang Hj. Juju Rusjuana terkait peringatan Hari Kartini. Dia mengatakan, ketokohan kaum hawa untuk tampil mengambil peran sentral dalam masyarakat disebutnya sebagai Sunatullah. Karena  ternyata wujud Kartini Kartini lain akan selalu hadir disetiap zaman, baik di tingkat lokal, dalam kancah nasional maupun internasional.
Bagi Juju yang juga Istri Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar, cita-cita luhur yang diperjuangkan Kartini tak sekedar jabatan dan posisi penting yang disandang perempuan. Banyak sisi lain kehidupan yang juga patut diperhatikan kaumnya. Hal itu karena kodratnya dan rambu-rambu agama, etika dan moral yang berlaku di masyarakat.
Karena itu, dalam pandanagan Juju dengan menjadi istri dan ibu dari anak-anak yang selalu bisa hadir dan bersama dengan keluarga adalah segalanya. “Itulah kebahagian yang sesungguhnya,” kata Juju.
 Sebagai istri dia mengaku sangat bangga bisa mendampingi suami selama 16 tahun ini. “Suka dan duka telah kami lalui bersama, begitulah saya memahami cita-cita Kartini secara sederhana,” ungkapnya.
Namun demikian diakui kesetaraan gender harus terus diperjuangkan baik di skala rumah tangga, pendidikan maupun kesempatan posisi pekerjaan. Oleh karena itu dia mengajak kaumnya untuk lebih meningkatkan kualitas diri dan menunjukan kemampuan  dalam setiap aspek kehidupan seperti halnya laki-laki. “ Intinya, posisi kaum perempuan dan laki-kai harus saling menghormati,” tandasnya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

19 Apr 2012

Lewat Baksos Pengobatan Masyarakat, Jurnalis Dekatkan Diri kepada Warga

KALANGAN jurnalis di Kabupaten Pandeglang, Banten rupanya memiliki rasa sosial yang tinggi. Melalui wadah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) setempat, mereka menggelar bakti sosial (Baksos) berupa pengobatan gratis dan santunan kepada anak yatim di Gedung Balai Budaya Kabupaten Pandeglang.

Ketua PWI Cabang Pandeglang, TB Turmahdi mengatakan, Baksos disertai bazar murah serta kontes dangdut yang digelar hari ini (Selasa 17/4/2012), untuk memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 9 Februari 2012 lalu.

"Dalam Baksos, siapa pun boleh ikut, tapi memang diprioritaskan dari keluarga kurang mampu," katanya seraya mengatakan pengobatan gratis itu didukung oleh lima orang dokter serta para medis dari RSUD Pandeglang.

Diakuinya, Baksos yang digelar menjadi bentuk kepedulian para insan pers di kota badak kepada warga kurang mampu. Selain itu, juga sebagai upaya lebih mendekatkan diri kepada warga yang selama ini hanya mengetahui tugas insan pers hanya memberitakan.

"Kami juga punya kepedulian dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,"jelasnya.

Koordinator Baksos Pengobatan Gratis PWI Pandeglang, Deni Setiadi mengatakan, insan pers mendukung program pembangunan, namun tanpa mengabaikan fungsinya sebagai kontrol terhadap setiap kebijakan pemerintah daerah. 

”Pers bukan hanya sebagai alat media komunikasi, melainkan bisa turut memberikan bakti sosial kepada masyarakat secara langsung, diantaranya mengangkat berbagai potensi yang ada, seperti bidang seni dan budaya,”tandasnya.(asp/dif)


Sumber : BharataNews.Com

18 Apr 2012

Kadinkes Apresiasi PWI Perwakilan Pandeglang


DITENGAH  -tengah kegiatan Bakti Sosial (Baksos) pengobatan massal gratis yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Pandeglang, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar datang berkunjung di Balai Budaya Pandeglang, Selasa (17/4) sekitar pukul 10.00 kemarin.
Kehadirannya yang tiba-tiba muncul sontak mendapat perhatian dari seluruh anggota PWI Pandeglang. Iskandar bergegas menghampiri panitia pelaksana kegiatan baksos PWI. Sambil menyalami para reporter yang meliput di wilayah Pandeglang, Iskandar tak sungkan menyambangi dan menyalami warga setempat yang sedang menunggu giliran untuk berobat gratis.
Oleh panitia, dia diperkenalkan kepada Tim Medis PT. Jasa Raharja Banten yang sedang melayani pengobatan pasien. Tak ada jarak antara dia dan anggota PWI lainnya, Iskandar tampak santai melakukan obrolan ringan yang diselingi humor khas gaya awak media selama sekitar satu jam.
Kepada sejumlah media yang meliput ketika hendak pamitan, Kadinkes Iskandar  menyatakan apresiasi kepada PWI Pandeglang yang telah menggelar kegiatan baksos pengobatan gratis bagi warga setempat.
“Kegiatan ini sangat bagus dan kedepan agar dapat dilaksanakan secara berkesinambungan,” ujarnya. Menurutnya, even ini sangat membantu pemerintah dalam menyehatkan masyarakat Pandeglang.
Iskandar mengaku, kehadirannya bentuk kepedulian pihak pemerintah terhadap warga yang masih membutuhkan bantuan kesehatan, dan berharap organisasi kemasyarakatan lainnya mencontoh kegiatan positif yang dilakukan organisasi profesi PWI Pandeglang. Karenanya, kendati tak ada undangan resmi dari panitia, dia meluangkan waktu untuk menghadiri,  sekaligus silaturahim. (mr.adesetiawan@gmail.com)***

17 Apr 2012

Warga Antusias Datangi Posko Pengobatan Gratis PWI Pandeglang


SUASANA Halaman Balai Budaya yang terletak diseberang Alun-alun timur Kota Pandeglang Selasa (17/4) pagi terlihat berbeda. Puluhan warga  mulai anak-anak hingga orang dewasa nampak antusias berdatangan dan menunggu sambil duduk di kursi yang dinaungi tenda sejak pukul 08.00 Wib. Sesekali mereka meneguk air minum yang disediakan, sambil berbincang-bincang satu sama lain. Sebagian lagi terlihat beberapa warga yang kelihatan raut mukanya sedih. Hal itu lantaran kondisinya yang kurang sehat dan menunggu untuk bisa diobati. 
Tak beberapa lama kemudian datang Mobil Unit Keliling Keselamatan lalu lintas milik PT. Jasa Raharja Banten. Mobil unit ini yang dijadikan Posko pengobatan gratis dengan personil tim medis dan paramedis yang beranggotakan 5 orang.  Tim medis pun bersegera menyiapkan alat dan obat serta perbekalan kesehatan untuk segera melayani warga yang sejak beberapa menit menunggu.  
Menurut Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Pandeglang TB. A. Turmahdi, mereka yang datang adalah warga sekitar Kota Kecamatan Pandeglang  seperti  dari Kadugajah, Cikupa, Cikondang, serta warga Gardutanjak dan sekitarnya.  Dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional, kata Turmahdi PWI Perwakilan Pandeglang menyelenggarakan aksi pengobatan massal gratis bagi ratusan warga setempat.
“Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama PWI Pandeglang dengan PT. Jasa Raharja Banten dan dukungan dari Organda Pandeglang,” kata Turmahdi.
Menurutnya, pengobatan gratis merupakan rangkaian kegiatan Adhi Karya PWI Perwakilan Pandeglang tahun 2012. Turmahdi bersama anggotanya juga merencanakan kegiatan lainnya berupa santunan bagi 200 anak yatim di lokasi yang sama pada Jum’at (20/4) mendatang.
Chief executive officer (CEO) CV. Arga Pratama Emus Mustagfirin selaku penyelenggara Event Organizer (EO) Adhi Karya PWI 2012 memberikan support kepada para jurnalis Pandeglang yang berinisiatif menyelenggarakan aksi sosial kepada masyarakat setempat. Menurutnya, dukungan itu dia berikan sebagai bentuk kepedulian pihaknya terhadap pembangunan Kabupaten Pandeglang yang lebih baik. “Kita akan dukung penuh semua kegiatan PWI Pandeglang yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata Emus yang juga Ketua DPC Organda Pandeglang didampingi sejumlah pengurus organda lainnya.
Kapala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar yang berkesempatan hadir mengunjungi acara baksos PWI, mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan PWI Perwakilan Pandeglang. Dia berharap masyarakat bisa memanfaatkan kegiatan yang sangat positif ini.
“Kegiatan PWI sangat bagus dan kedepan agar dapat terus dilaksanakan, karena manfaatnya dirasakan langsung masyarakat dan turut serta membantu pemerintah khususnya program pembangunan menyehatkan masyarakat Pandeglang,” tutur Iskandar yang mengaku kunjungannya kali ini sebagai silaturahim dengan anggota PWI yang tengah memperingati Hari Pers Nasional di Kabupaten Pandeglang. mr.adesetiawan@gmail.com)***

16 Apr 2012

IBI Protes Keras Pemberitaan Tentang Sopiah

PANDEGLANG,(KB).- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar merasa perlu meluruskan informasi terkait pemberitaan disejumlah media massa lokal dan nasional perihal kasus yang menimpa salah seorang stafnya Sopiah pegawai Puskesmas Cikeudal yang diberitakan menjadi korban pembunuhan dan meninggal, Jum’at (13/4) kemarin.

Menurut dia, bukan konten berita yang diluruskan, hanya soal penyebutan profesi korban yang dinilainya tidak sesuai fakta diberitakan sebagian media cetak, online maupun elektronik yang menyebutkan Sopiah berprofesi sebagai bidan yang bekerja di salah satu Puskesmas di Kabupaten Pandeglang.

Iskandar menegaskan, Profesi Sopiah (35) adalah Perawat yang bekerja sebagai PNS di Puskesmas Cikeudal.

“Pemberitaan yang menyebutkan Sopiah sebagai bidan membuat kami mendapat banyak pertanyaan dari organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) terutama dari IBI Provinsi dan IBI Pusat yang mempertanyakan keberadaan profesi Sopiah yang bukan anggota IBI,” jelas Iskandar, Minggu (15/4).

Oleh karena itu, kata Iskandar penyebutan profesi korban oleh sebagian media yang dianggap tidak pas dan membuat para bidan protes karena profesi IBI dikaitkan dengan kejadian yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan mereka.

Kadinkes Iskandar juga menegaskan, kasus yang menimpa Almarhumah Sopiah tidak ada kaitannya dengan profesi perawat yang dijalankankannya selama ini. “Selama menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai perawat di Puskesmas, Almarhumah kita nilai baik, tidak punya masalah dengan teman sejawatnya dan sudah banyak menolong masyarakat,” ungkapnya.

Hal ini menepis informasi yang berkembang disebagian masyarakat seolah-olah Almarhumah meninggal karena ketidakpuasan klien (pasiennya red) lalu kemudian dibunuh. “Informasi yang menyebutkan karena gagal menolong pasien itu isu dan kami menyesalkan kalau ada oknum yang menyampaikan informasi seperti itu tanpa konfirmasi terlebih dahulu,” jelasnya.

Menurutnya, isu negatif tersebut dapat merenggangkan hubungan baik antara masyarakat dan petugas kesehatan yang sudah terjalin baik selama ini. 

Bukan PNS

Sementara itu Camat Pagelaran, Hindi, menjelaskan, tersangka kasus dugaan pembunuhan terhadap tenaga perawat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Pagelaran yang juga istrinya sendiri, Ets (29) warga Kampung Kahuripan, Desa Sukadame, Kecamatan Pagelaran, ternyata baru tiga pekan bertugas dilingkungan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kecamatan setempat, dengan status hanya diperbantukan (Magang-red), bukan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Ets baru tiga Minggu bekerja dilingkungan kantor Kecamatan Pagelaran. Statusnya bukan PNS maupun TKK atau Honorer, ia hanya pekerja magang dan kebetulan diperbantukan di Satpol PP Kecamatan," ujar Camat Hindi, kemarin.

Hindi mengaku, tidak mengetahui pasti sikap keseharian Ets. Pasalnya, sejak Ets diperbantukan di kantor Kecamatan ia jarang bertemu atau mengobrol dengan Ets.

Menurut sepengetahuan dan keterangan dari keluarga Sopiah, Ets merupakan suami kedua dari Sopiah yang sebelumnya sudah dikaruniai tiga anak dari suami sebelumnya.

"Bahkan kata keluarganya Sopiah dan suami sebelumnya belum lepas idah. Tetapi kemudian Sopiah dan Ets menikah, bahkan kelurga Sopiah tidak tahu kalau Sopiah sejauh ini sudah menikah lagi dengan Ets," katanya seraya menambahkan selama ini hubungan rumah tangga antara Sopiah dan Ets memang sudah tidak harmonis.

Sementara saat dimintai keterangan polisi, tersangka Ets mengaku, tidak memiliki niatan untuk membunuh istrinya (korban-red). Menurutnya, hal itu dilakukan karena terpaksa, karena saat itu dirinya sedang berada dibawah ancaman korban.

"Saya sangat menyesal, karena tidak bisa menahan amarah, dan istri saya harus meninggal seperti ini," katanya singkat. (H-38)***


Sumber : HU Kabar Banten

Sisi Lain Kehidupan Perawat Sopiah (Alm)

Surat Terbuka Buat Media
PEMBERITAAN soal Perawat Puskesmas Cikeudal, Sopiah telah menjadi HL disemua Media Massa sejak kemarin. Menyedihkan memang diberitakan media tanpa diberi hak jawab sedikitpun. Padahal Sopiah bisa saja hanya KORBAN, kita tidak tahu persis sepenuhnya apa yang sesungguhnya terjadi kan ?....  Sayangnya dia sudah ALMARHUMAH sehingga praktis tak ada kesempatan untuk menjawab apa yang ada dibenak para pemburu berita !
Kasihan Sopiah “sudah jatuh tertimpa tangga pula” begitu kata pepatah kuno.
Itulah mengapa saya tulis sepenggal kalimat ini, dengan harapan teman2 media punya NYALI untuk menulis SISI LAIN dari kehidupan Sopiah (35) Warga Kampung Jaha, Desa Sukamaju, Kecamatan La­buan, Kabupaten Pandeglang, yang diduga dibunuh oleh sua­minya itu.
Saya sih berpikir positif saja terhadap Almarhumah yang sebelumnya tidak begitu dikenal, akan tetapi setelah membaca dan mendengar pemberitaan kemarin, rasanya tidak adil jika kita menyuguhkan berita yang begitu sepihak saja........
Saya banyak mendapat telepon dan sms dari teman2 sejawat Almarhumah yang melayat saat kemarin2, ternyata yang diceritakan banyak juga yang positif. Memang setiap orang pasti punya kesalahan. Namun bukan berarti tidak ada kebaikan almarhumah dimata keluarga, teman2 sejawat dan masyarakat yang banyak dibantunya selama beliau hidup....     Ayo siapa berani ??? (mr.adesetiawan@gmail.com)***


Berita terkait Perawat Sopiah disejumlah media massa :
1. Pos Kota News Dot Com
2. Radar Satelit News Dot Com
3. HU Radar Banten
4. CTV Banten News
5. Buser Liputan6 Dot Com
6. HU Banten Pos
7. HU Kabar Banten
8. Kompasiana Dot Com
9. Fecebook Banten News
10. Kompas Dot Com
11. Halaman HUKRIM
12. NetWorkedBlogsDotCom
13. Situs Resmi Dinkes Pandeglang

Tak Ada Korban Jiwa akibat Gempa Pandeglang


GEMPA bumi yang berpusat di Pandeglang, Banten, pada Minggu (15/4/2012) dini hari, tak menyebabkan adanya korban jiwa. Sekalipun gempa berkekuatan 6,0  skala Richter tersebut dirasakan warga,  masyarakat dilaporkan tetap beraktivitas seperti biasa.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa bumi terjadi pada Minggu (15/4/2012) pukul 02:26:39 WIB. Gempa berkekuatan 6,0 SR dengan lokasi 7.17 LU-105.13 BT (95 kilometer (km) barat daya Kabupaten Pandeglang, Banten) di selatan Ujung Kulon, dengan kedalaman 10 km.
Informasi yang disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Dr Sutopo Purwo Nugroho, Minggu pagi, tak ada korban jiwa dan kerugian materiil akibat gempa itu.
Gempa dirasakan sekitar 3 detik di daerah Pandeglang, wilayah Banten, serta Jakarta dan sekitarnya. Gempa sempat dirasakan 2 kali oleh warga di Kecamatan Cibaliung, Pandeglang.
Intensitas guncangan gempa II-III MMI (lemah). Gempa tidak berpotensi tsunami.

Sumber : KompasDotCom

15 Apr 2012

Bupati Pandeglang Minta BPBD Pantau Ujung Kulon Pasca Gempa


BUPATI Pandeglang, Erwan Kurtubi, memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk memantau situasi dan kondisi pesisir Pantai Ujung Kulon setelah gempa berkekuatan 6,0 SR menggoyang wilayah tersebut pada Ahad (15/4) pukul 02.26 WIB. Bupati juga meminta masyarakat di pesisir pantai tersebut untuk waspada karena khawatir terjadi gempa susulan.

"Kami minta warga waspada tapi tetap beraktivitas. Jangan sampai karena takut, mereka tidak melakukan apa pun," kata Erwan Kurtubi ketika dikonfirmasi Antara di Pandeglang, Banten, Ahad (15/4).
Erwan mengaku pihaknya hingga saat ini belum menerima laporan dampak dari gempa Pandeglang tersebut. Belum ada laporan baik laporan korban jiwa atau kerusakan akibat gempa tersebut. Namun, dirinya sudah meminta BPBD terus memantau perkembangan pascagempa.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pandeglang, Rifa'i, juga mengaku belum menerima laporan adanya korban ataupun kerusakan akibat gempa tersebut.

"Saya sudah kontak berbagai pihak terkait di Kecamatan Sumur, '' katanya. ''Namun, sementara ini memang belum ada laporan kerusakan ataupun korban."
Pihaknya sejauh ini masih siaga dan siap memberikan bantuan jika memang dibutuhkan. Gempa berkekuatan 6,0 SR mengguncang pesisir Pantai Ujung Kulon, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, pada Ahad pukul 02.26 WIB. Analis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Serang, Halim Perdanakusuma, menjelaskan gempa tersebut terjadi dekat Pulau Deli.

Titik episentrumnya terletak pada 7,17 lintang selatan dan 1,05 bujur timur. Pusat gempa berada di 95 km barat daya Pandeglang dengan kedalaman 10 km.

Almarhumah Sopiah Berprofesi Perawat, Bukan Bidan


KEPALA Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar merasa perlu meluruskan informasi terkait pemberitaan disejumlah media massa lokal dan nasional perihal kasus yang menimpa salah seorang stafnya Sopiah pegawai Puskesmas Cikeudal yang diberitakan menjadi korban pembunuhan dan meninggal, Jum’at (13/4) kemarin.
Menurut dia, bukan konten berita yang diluruskan, hanya soal penyebutan profesi  korban yang dinilainya tidak sesuai fakta diberitakan sebagian media cetak, online maupun elektronik yang menyebutkan  Sopiah berprofesi sebagai bidan yang bekerja di salah satu Puskesmas di Kabupaten Pandeglang.
Iskandar menegaskan, Profesi Sopiah (35) adalah Perawat yang bekerja sebagai PNS di Puskesmas Cikeudal. “Pemberitaan yang menyebutkan Sopiah sebagai bidan membuat kami mendapat banyak pertanyaan dari organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) terutama dari IBI Provinsi dan IBI Pusat yang mempertanyakan keberadaan profesi Sopiah yang bukan anggota IBI,” jelas Iskandar, Minggu (15/4).
Oleh karena itu kata Iskandar penyebutan profesi korban oleh sebagian media dianggap tidak pas dan membuat para bidan protes karena profesi IBI dikaitkan dengan kejadian yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan mereka.
Kadinkes Iskandar juga menegaskan, kasus yang menimpa Almarhumah Sopiah tidak ada kaitannya dengan profesi perawat yang dijalankankannya selama ini. “Selama menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai perawat di Puskesmas, Almarhumah kita nilai baik, tidak punya masalah dengan teman sejawatnya dan sudah banyak menolong masyarakat,” ungkapnya.
Hal ini menepis informasi yang berkembang disebagian masyarakat seolah-olah Almarhumah meninggal karena ketidakpuasan klien (pasiennya red) lalu kemudian dibunuh. “Informasi yang menyebutkan karena gagal menolong pasien itu isu dan kami menyesalkan kalau ada oknum yang menyampaikan informasi seperti itu tanpa konfirmasi terlebih dahulu,” jelasnya.
Menurutnya, isu negatif tersebut dapat merenggangkan hubungan baik antara masyarakat dan petugas kesehatan yang sudah terjalin baik selama ini. (mr.adesetiawan@gmail.com)***
Diberitakan sebelumnya di media online FESBUK BANTEN News ( 13/4)  -  Sopiah alias Encop (35) seorang bidan yang bertugas di Puskesmas Cikedal ,warga Kampung Jaha ,Kecamatan Labuan,Kabupaten Pandeglang,tewas ditusuk Erik (29) seorang TKS Pol PP di Kecamatan Pagelaran,Kamis (12/4) pukul 22.00 WIB.Korban tewas dengan luka di dada kirinya,saat berada di rumah rekannya di Kampung Kahuripan,Desa Sukadame,Kecamatan Pagelaran,Kabupaten Pandeglang....

Sopiah (Alm) Bukan Bidan, Tapi Perawat

KEPALA Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar merasa perlu meluruskan informasi terkait pemberitaan disejumlah media massa baik cetak, online maupun elektronik yang menyebutkan dalam pemberitaannya Sopiah berprofesi sebagai bidan yang bekerja di salah satu Puskesmas di Kabupaten Pandeglang.
Menurut Iskandar, Profesi Sopiah (35) adalah Perawat yang bekerja sebagai PNS di Puskesmas Cikeudal. “Pemberitaan yang menyebutkan Sopiah (Alm) sebagai bidan membuat kami mendapat banyak pertanyaan dari organisasi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) terutama dari IBI Provinsi dan IBI Pusat yang mempertanyakan keberadaan profesi Sopiah yang bukan anggota IBI,” jelas Iskandar, Minggu (15/4).
Oleh karena itu menurut Iskandar penyebutan profesi korban oleh sebagian media dianggap tidak pas dan membuat para bidan protes karena profesi IBI dikaitkan dengan kejadian yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan mereka.
Kadinkes Iskandar juga menegaskan, kasus yang menimpa Almarhumah Sopiah tidak ada kaitannya dengan profesi perawat yang dijalankankannya selama ini. “Selama menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagai perawat di Puskesmas, Almarhumah kita nilai baik, tidak punya masalah dengan teman sejawatnya dan sudah banyak menolong masyarakat,” ungkapnya.
Hal ini menepis informasi yang berkembang disebagian masyarakat seolah-olah Almarhumah meninggal karena gagal memberikan pertolongan pada klien nya lalu kemudian dibunuh. “Informasi yang menyebutkan karena gagal menolong pasien itu isu dan kami menyesalkan kalau ada oknum yang menyampaikan informasi seperti itu tanpa konfirmasi terlebih dahulu,” jelasnya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***
Sebelumnya diberitakan di HU Radar Banten Sabtu,14 April 2012, Sofiah (35), bidan Puskesmas Cikedal, Kabupaten Pan­deglang, menjadi korban pembunuhan, Kamis (12/4) malam. Warga Kampung Masjid, Desa Sukamaju, Kecamatan La­buan, Kabupaten Pandeglang, diduga dibunuh oleh sua­mi sirinya, Erik Triaspoetra. Kemarin, jenazah korban di­otopsi di RSUD Serang. 

Pasca Gempa Warga Pandeglang Beraktivitas Normal

GEMPA bumi berkekuatan 6,0 skala richter (SR) mengguncang Pandeglang, Provinsi Banten pada Minggu (15/4/2012) dini hari. Beruntung tak ada korban jiwa dan kerugian materil akibat gempa tersebut.

“Warga beraktivitas normal, tidak ada kepanikan berarti,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho kepada okezone, Minggu (15/4/2012).

Gempa tersebut juga terasa disejumlah wilayah Pandeglang dan sekitarnya, meliputi Kragilan, Cibaliung, Malingping, dan Ujung Kulon. “Gempa tidak berpotensi tsunami,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, gempa bumi berkekuatan 6,0 skala richter (SR) menggoyang Pandeglang, Banten sekira pukul 02.26 WIB dini hari. Getaran gempa cukup kuat terasa bahkan hingga ke wilayah dan sekitarnya.

Menurut informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada pada 95 Km Barat Daya Pandeglang, Banten. Sedangkan kedalaman berada di 10 Km. (put)

BMKG: Gempa Susulan Pandeglang Banten 5,4 SR Berselang Lima Menit


SELANG lima menit gempa berkekuatan 6 skala richter (SR), gempa susulan terjadi dengan kekuatan 5,4 SR. Belum diketahui adanya kerusakan ataupun korban akibat gempa dini hari ini.

"Gempa Pandeglang dua kali. Pertama pukul 02.26 WIB dan kedua pukul 02.31 WIB. Gempa susulan terjadi lima menit setelah gempa pertama," kata staf informasi dini gempa bumi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Tifar saat dihubungi detikcom, Minggu (15/4/2012).

Gempa kedua terjadi di 7.2 LS-105.7 BT, kedalaman 13 kilometer di 108 kilometer barat daya Pandeglang. "Magnitude-nya 5,4 skala richter," ujarnya.

Sebelumnya Uday Suhada, warga Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten mengatakan warga panik berhamburan keluar rumah karena merasakan dua kali getaran gempa. "Ada dua getarannya, getaran pertama cukup kuat sekitar 20 detik. Dua menit kemudian goyang lagi tapi tidak terlalu terasa," ujarnya. 

Sementara itu Deden Koswara, warga Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten mengatakan gempa yang terasa dua kali juga membuat warga terhenyak dari tidur. 

Pasalnya Ujung Kulon berada paling dekat dengan lokasi gempa. "Dua kali terasa getaran, yang pertama sangat kuat," tuturnya saat dihubungi detikcom.

Sumber : DetikNews.Com

Hari Kesehatan Sedunia 7 April 2012 : Ageing and Health

HARI Kesehatan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 7 April serupa dengan tanggal berdirinya Organisasi Kesehatan Sedunia atau World Health Organization (WHO) tahun 1948. Peringatan Hari Kesehatan Sedunia merupakan momentum bagi para pimpinan negara di dunia bersama seluruh lapisan masyarakat untuk fokus pada tantangan kesehatan yang berdampak global, khususnya masalah kesehatan baru dan masalah kesehatan yang mengemuka atau new and emerging health issues.

Demikian sambutan Menteri Kesehatan yang disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D pada upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Sedunia ke-64 di kantor Kementerian Kesehatan Jakarta (09/04).

Topik Hari Kesehatan Sedunia tahun 2012 adalah Ageing and Health atau penuaan dan kesehatan. Sementara tema yang diangkat adalah Good health adds life to years yang berarti Kesehatan yang baik memperpanjang usia dan kehidupan. Tema  nasional yang dipilih adalah Menuju Tua Sehat, Mandiri dan Produktif. Hal ini sesuai dengan aspirasi masyarakat bahwa lansia harus menjalankan gaya hidup sehat, dilibatkan, dan dapat berkontribusi dalam kehidupan sosial di masyarakat. 
Prof. dr. Ali mengingatkan, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah yang perlu  untuk menyikapi meningkatnya masalah lansia di masa mendatang. Hal tersebut dikarenakan penduduk dunia dengan usia diatas 60 tahun bertambah sangat cepat, bahkan tercepat dibanding kelompok usia lainnya.

“Pada tahun 2025 diperkirakan akan terdapat 1,2 milyar lansia yang merupakan 21% dari total populasi dunia dan sekitar 80% diantaranya hidup di negara berkembang. Penduduk Indonesia diprediksi akan tumbuh berlipat ganda dalam dua dekade mendatang," ujar Prof. dr. Ali.

Prof. dr. Ali mengatakan populasi lansia di Indonesia terus berkembang dan dikhawatirkan akan meningkatkan angka beban ketergantungan atau dependency ratio. Oleh karena itu, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia. Upaya tersebut mencakup  pelayanan keagamaan, mental, spiritual; pelayanan kesehatan dan pelayanan umum; kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum bagi lansia.

Prof. dr. Ali berharap agar upaya tersebut harus terus ditingkatkan, dijaga dan dipertahankan kesinambungannya, agar masyarakat Indonesia semakin mencintai kesehatan dan semakin mandiri.

“Masalah ini harus diatasi segera, jika tidak maka Indonesia akan menghadapi triple burden yaitu jumlah kelahiran bayi yang tinggi, proporsi penduduk muda yang dominan dan jumlah lansia yang meningkat” ujar Prof. dr. Ali.

Prof. dr. Ali menyatakan berkat pelaksanaan pembangunan kesehatan yang komprehensif dan berkesinambungan selama beberapa dasa warsa terakhir, telah terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang bermakna di Indonesia. Salah satu indikator derajat kesehatan adalah umur harapan hidup waktu lahir

“Di Indonesia indikator tersebut telah mencapai usia 70,9 tahun pada tahun 2010” kata Prof. dr. Ali.

Prof. dr. Ali menambahkan indikator tersebut juga berdampak pada meningkatnya proporsi penduduk lansia. Oleh karena itu, berbagai program terobosan untuk meningkatkan akses lansia pada pelayanan kesehatan yang bermutu telah dilancarkan Kemenkes antara lain; ditingkatkannya program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) pada landia terlantar dipanti jompo atau dipanti sosial; tersedianya Posyanduatau Posbindu Lansia serta tersedianya Puskesmas Ramah atau Santun Lansia dan Layanan Geriatri Terpadu di beberapa rumah sakit.

Pada kesempatan tersebut Prof. dr. Ali menyampaikan pesan kepada seluruh jajaran kesehatan agar dapat mempromosikan kesehatan dalam setiap siklus kehidupan; menciptakan lingkungan ramah lansia yang mendorong kesehatan dan partisipasi aktif lansia; menyediakan layanan kesehatan yang ramah bagi lansia dan seluruh siklus kehidupan; meningkatkan peran serta lansia dalam pembuatan kebijakan public; mempertimbangkan pandangan para lansia dalam setiap pengambilan keputusan dalam pembangunan serta menyadari nilai kearifan lansia dan membantu mereka berpartisipasi penuh dalam keluarga dan masyarakat.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): 021-500567 dan 081281562620, atau alamat e-mailinfo@depkes.go.id dan kontak@depkes.go.id