4 Apr 2012

Puskesmas Pulosari Siagakan Posko KLB Diare


KEPALA Puskesmas Pulosari H. Ahmad Hidayat menyatakan, puluhan penderita diare yang terjadi diwilayah kerjanya telah ditanggulangi diantaranya dengan menggelar Posko Mobile (Mobil Puskesmas Keliling) untuk mengobati seluruh penderita diare. “Seluruh penderita diare sebanyak 35 orang sudah diberikan penanganan medis dan merujuk seorang penderita ke Puskesmas DTP Menes karena harus diimpus,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi kejadian lebih lanjut, Ahmad mengaku telah menempatkan Posko jaga di Puskesmas dan lokasi KLB untuk mencegah penyebaran diare. Selain itu pihak Puskesmas mengintensifkan penyuluhan kesehatan masyarakat, untuk menggugah kasadaran masyarakat agar membudayakan hidup bersih dan sehat dalam perilaku hidup sehari-hari.
Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (Kasi P2P) Dinkes Pandeglang Rita Kusmawati menambahkan, pihaknya telah mengambil sampel makanan penderita, feaces (kotoran penderita) dan sampel usap dubur (rectal swab) untuk diperiksa di laboratorium. “Penyebab diare secara pastinya akan ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes),” jelasnya.
Rencananya, ujar Rita Tim Puslitbangkes Jakarta baru akan mengunjungi lokasi KLB untuk mengambil sampel dan melakukan penyelidikan epidemiologi secara mendalam di Kampung Retel Desa Karyawangi Kecamatan Pulosari, Rabu (4/4/2012)
Sebelumnya, Kapala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar menyatakan,  telah terjadi peningkatan jumlah kasus diare secara mendadak (out berak) yang terkonsentrasi di Kampung Retel Karyawangi Kecamatan Pulosari sejak Senin (2/4/2012) kemarin.
“Sebanyak 35 warga dilaporkan mengalami gejala diare. 34 sudah ditangani tim medis di lokasi kejadian dan seorang warga harus dirujuk ke Puskesmas dengan tempat perawatan (DTP) Kecamatan Menes, karena mengalami dehidrasi berat sehingga harus dirawat secara intensif,” ungkap Iskandar di Kantornya, Selasa (3/4/2012).
Iskandar menjelaskan, informasi awal kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Pulosari sudah terdetekasi secara dini sejak Sabtu (31/3/2012). Namun, baru pada Hari Senin (2/4) atau 48 jam kemudian terjadi peningkatan kasus hingga mencapai 35 warga yang menderita diare.
Oleh karena itu, Dinkes segera mengirimkan bantuan medis dan logistik tambahan untuk membantu Puskesmas menanggulangi KLB yang hingga Selasa (3/4) sore sudah mulai reda.
Kadinkes Iskandar menduga, KLB diare terjadi karena faktor kesehatan lingkungan dan perilaku warga setempat yang tidak sehat. “Penularan diare mudah terjadi akibat perilaku hidup bersih dan sehat kurang membudaya. Banyak penduduk buang air besar sembarangan, bukan di jamban sehat, sehingga sumber-sumber air tercemar. Apabila buang air besar sembarangan, kotoran mencemari air atau terbawa lalat lalu mencemari makanan,” ujarnya.
Iskandar mengakui angka kejadian diare di Pandeglang masih tinggi. “Dalam sebulan ini saja telah terjadi KLB diare dua kali,” katanya. 
(mr.adesetiawan@gmail.com)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar