31 Des 2013

Road To Anniversary RSB Permata Ibunda ke-2, 11 Maret 2014


RANGKAIAN acara peringatan hari jadi Rumah Sakit Bersalin (RSB) Permata Ibunda ke-2 memiliki makna penting bagi managemen rumah sakit yang fokus melayani kesehatan ibu dan anak itu.
Sebagai ungkapan rasa syukur pun digelar beragam kegiatan dimulai dari seminar sehari penanganan kasus kebidanan dan kandungan yang diselenggarakan Senin (23/12) beberapa waktu lalu.
Menurut Manager RSB Permata Ibunda Hj. Mei Wijaya, SKM, MARS, road to anniversary (rangkaian acara peringatan red) RSB Permata Ibunda yang kedua dilaksanakan dengan berbagai kegiatan yang menandai dua tahun pengabdian rumah sakit swasta yang berlokasi di kawasan Majasari itu
kepada masyarakat sekitar.
"Ada beberapa kegiatan menyambut peringatan dua tahun RSB Permata Ibunda, selain seminar ada kegiatan donor darah sukarela, serta pemeriksaan ultra sonografi (USG) secara gratis bagi ibu hamil pada saatnya nanti," ungkap Mei, belum lama ini.
Disamping itu lanjut Mei yang juga Kepala Puskesmas Majasari itu, masih ada kegiatan lainnya seperti penyuluhan penanganan kesehatan jiwa, bakti sosial bedah rumah warga serta lomba paduan suara Himne RSB Permata Ibunda.
"Kita rencanakan kegiatannya dari Bulan Desember ini sampai 11 Maret tahun 2014 bertepatan hari jadi kedua RSB Permata Ibunda," pungkasnya.

30 Des 2013

Kiprah Relawan Kemanusiaan Membebaskan Korban Pemasungan

KIPRAH kemanusiaan para Relawan Anti Pasung (RAP) Kabupaten Pandeglang tak sebatas membebaskan penderita gangguan jiwa korban pemasungan. RAP juga memfasilitasi proses perawatan dan penyembuhan hingga pemulangan pasien kepada keluarga masing-masing.
Menurut Iif Nurafifah, salah seorang relawan bebas pasung yang menangani penjemputan dan pemulangan para korban pasung, penanganan pasien jiwa korban pemasungan merupakan atas kerjasama banyak pihak terutama keluarga, puskesmas, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ). "RAP Pandeglang hanya memfasilitasi, supaya penderita gangguan jiwa
korban pemasungan mendapat perawatan dan penanganan yang memadai," ujar Iif Nurafifah disela mengantar sejumlah pasien gangguan jiwa korban pasung yang telah sembuh kepada keluarga masing-masing, Selasa (24/12) lalu. Iif mengungkapkan, pasien korban pemasungan yang dinilai sembuh setelah mendapatkan perawatan intensif selama sekitar lima minggu di RSJ Grogol akan terus dipantau RAP Pandeglang. "Kami tetap akan memberikan perhatian kepada mereka yang sudah dinyatakan sembuh, terutama agar tidak putus minum obat sesuai anjuran dokter," ungkapnya.
Ditambahkan, walaupun dinyatakan sembuh, keluarga tetap diharuskan memeriksakan kondisi pasien sebulan sekali untuk konsultasi kepada dokter spesialis kesehatan jiwa di RSUD setempat.

27 Des 2013

Lima Korban Pasung Sembuh Dirumahkan RAP


LIMA korban pasung asal Kabupaten Pandeglang dan Lebak yang telah dievakuasi Relawan Anti Pasung (RAP) Kabupaten Pandeglang ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol Jakarta akhirnya dikembalikan kepada keluarga masing-masing.
Mereka sudah diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan intensif selama dua bulan lebih di RSJ Grogol dengan fasilitasi RAP Pandeglang.
Hal itu diungkapkan Koordinator Indonesia Bebas Pasung Hj. Mei Wijaya disela menerima rombongan Tim Psikiatri Keliling RSJ Grogol dikediamannya di kawasan Majasari Pandeglang, Selasa (24/12) kemarin.
Mei yang juga Manager RSB Permata Ibunda itu menjelaskan, mereka yang sembuh dan telah dipulangkan yakni Na (23 tahun) dan Jar (38) keduanya warga Kampung/Kelurahan Kadomas, Am (26) warga kampung Cikole kelurahan Kabayan Kecamatan Pandeglang, Mi (50) warga Kampung/Desa Cadasari Kabupaten Pandeglang serta Mae (19) warga Pasirtangkil Kec. Warunggunung Kab. Lebak.
“Selanjutnya kepada keluarga dianjurkan melakukan pengobatan lanjutan rawat jalan di poli kesehatan jiwa rumah sakit umum daerah (RSUD) untuk menuntaskan pemulihan kesehatan mental pasien, minimal sebulan sekali dikontrol,” ujarnya.
Menurut Mei, pihak RAP menyiapkan keperluan obat-obatan secara gratis untuk proses penyembuhan pasien rawat jalan bagi pasien yang telah dirawat di RSJ Grogol. “Kalau nanti pasien kontrol ke Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, silahkan keluarga menukarkan resep obatnya dengan obat yang ada pada kami,” tandasnya.

26 Des 2013

Pelayanan Kesehatan Jiwa Di Puskesmas Penting


PELAYANAN kesehatan jiwa ditingkat Puskesmas sudah tidak bisa ditunda lagi. Program kesehatan jiwa (keswa) mestinya menjadi program pokok puskesmas. Hal ini penting agar pelayanan keswa di beberapa puskesmas yang telah dijalankan sebagai program pengembangan mendapat dukungan pasti untuk keberlanjutannya.
Menurut Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Umum (Yankesum) Dinkes Pandeglang Hj. Yeni Herlina, jika program keswa ini sudah bisa dilaksanakan disemua Puskesmas, akan membantu masyarakat mengakses dengan cepat pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat.
“Sementara ini baru beberapa Puskesmas saja, diantaranya Puskesmas Majasari yang sudah menjalankan Program Keswa di Kabupaten Pandeglang,” ujar Hj. Yeni Herlina disela memimpin panel diskusi sosialisasi program bebas pasung bagi petugas medis dan paramedis Puskesmas se kabupaten Pandeglang yang digelar Jumat (6/12) beberapa waktu lalu.
Diakui, sosialisasi yang menghadirkan nara sumber dari Direktorat Bina Kese­hatan Jiwa (Binkeswa) Ditjen Bina Upaya Kesehatan Ke­menterian Kesehatan RI dan atas inisiatif Relawan Anti Pasung (RAP) Pandeglang tidak cukup hanya dengan menghadirkan petugas pemberi pelayanan kesehatan. “Kedepan kita akan mengundang lintas sektor terkait, para camat agar terpapar informasi ini,” ungkapnya.
Dijelaskan, orang dengan masalah kejiwaan (ODMK), terutama yang berat dan kronis seperti skizofrenia (gila red) adalah termasuk kelompok masyarakat yang rentan mengalami pengabaian hak-haknya diantaranya menjadi korban pemasungan. “Oleh karena itu penanganannya harus multi sektoral. Jika perlu para Camat dan Kepala Desa agar secara aktif mengambil prakarsa dan langkah-langkah dalam penanggulangan pasien yang ada di daerah mereka,” tandasnya.

24 Des 2013

Rangkaian HUT ke-2, RSB Permata Ibunda Gelar Seminar Sehari Kasus Kesehatan Ibu dan Anak


FUNGSI Rumah Sakit Bersalin (RSB) Permata Ibunda yang berlokasi di kawasan Majasari Kabupaten Pandeglang setahun terakhir telah mengalami perkembangan pesat. Pelayanan yang diberikan rumah sakit ibu dan anak ini kini tidak saja dinikmati oleh warga Pandeglang, melainkan warga lainnya seperti Kabupaten Lebak dan Serang.
Tak heran bila diusianya yang menjelang dua tahun pada 11 Maret 2014 mendatang, RSB Permata Ibunda menjadi pusat rujukan kasus kebidanan dan kandungan di wilayah Banten Selatan. “Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir, RSB Permata Ibunda secara berkala menyelenggarakan Seminar Sehari. Ini untuk transfer of knowlodge (alih ilmu pengetahuan red) kepada para bidan yang bertugas di desa, Puskesmas, rumah sakit maupun bagi para bidan klinik bersalin,” ujar Direktur RSB Permata Ibunda, dr. H. Suradal Sastradibrata usai membuka seminar yang dihadiri ratusan Bidan yang digelar di Aula RSB Permata Ibunda, Senin (23/12).
Seminar yang fokus membahas kasus kebidanan dan kandungan yang sering terjadi ditangani RSB Permata Ibunda itu menghadirkan tiga narasumber dari spesialis kebidanan, spesialis anak dan spesialis mata.
Suradal menjelaskan, seminar ini merupakan bagian dari rangkaian menyambut HUT Permata Ibunda yang rutin digelar setiap tahun. “Dengan upaya kita bersama nantinya Insya Allah mutu pelayanan kesehatan lebih baik lagi,” harap Suradal yang mengaku mulai 2014 RSB Permata Ibunda akan menambah masing-masing seorang dokter spesialis anak dan dokter ahli kandungan.
Sementara Manajer RSB Permata Ibunda Hj. Mei Wijaya menambahkan, ada sejumlah rangkaian kegiatan menyambut HUT ke-2 Permata Ibunda yang jatuh pada 11 Maret 2014. “Selain Seminar pada hari ini, kami akan menyelenggarakan kegiatan donor darah sukarela, serta pemeriksaan Ultra Sonografi (USG) bagi ibu hamil secara gratis pada waktunya nanti,” katanya.
Disamping itu lanjut Mei masih ada acara lomba paduan suara, sosialisasi penanganan penyandang gangguan jiwa, bakti sosial serta kegiatan Bedah Rumah.

23 Des 2013

Perjuangan Khaerul Darajat Relawan Difabel Harfa Pandeglang

WALAUPUN memiliki keterbatasan fisik, Khaerul Darajat selalu berjuang agar bisa mengikuti proses pembelajaran layaknya mahasiswa lain. Dia bersikukuh kuliah, sebab menurut Khaerul,  setiap orang punya cita-cita dan oleh karena itu harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas, salah satu caranya dengan kuliah di perguruan tinggi.

"Walaupun begini (tuna daksa red) saya selalu berusaha untuk mengikuti pelajaran di kampus dan saya bisa," ujar Khaerul, mahasiswa difabel di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Banten ditemua saat acara peringatan Hari Difabel se-Dunia di halaman Bale Budaya, Pandeglang, yang digelar Lembaga Harfa Pandeglang, Minggu (22/12).
Mahasiswa yang terlahir dengan satu kaki itu, mengaku sedang menyelesaikan skripsinya. “Alhamdulillah sejak lahir saya sudah begini,” kata Khaerul yang juga bertindak selaku Ketua Panitia Hari Difabel se Dunia tingkat Kabupaten Pandeglang itu ketika ditanya perihal cacat di tubuhnya. 
Namun begitu, meski mempunyai kekurangan, tapi ia menegaskan orang difabel masih bisa melakukan sesuatu. “Sambil kuliah saya sejak  setahun lalu menjadi relawan Harapan Dhuafa (Harfa) Cabang Pandeglang,” terang pemuda kelahiran Mengger, Pandeglang tahun 1990 itu.
Ditengah keterbatasannya itu, Khaerul  yang harus bertongkat kalau berjalan, sejak April 2013 hingga kini mengabdi di Desa/Kecamatan Cigeulis sebagai salah seorang relawan Harfa Pandeglang yang bertugas membangun masyarakat setempat. “Banyak yang bisa saya lakukan untuk masyarakat seperti membina kelompok tani, koperasi, maupun beternak,” pungkasnya.

22 Des 2013

Pagi Ini Harfa Pandeglang Gelar Jalan Sehat Bersama Difabel Sukses

MEMPERINGATI International Disability Day 2013, yang diperingati setiap 3 Desember, Lembaga Sosial Kemanusiaan Harapan Dhuafa (Harfa) Cabang Pandeglang mengadakan Jalan Sehat bersama para difabel sukses (orang yang memiliki keterbatasan fisik dan atau mental red) pada Minggu (22/12/2013).
Yayasan Harfa Cabang Pandeglang bekerja sama dengan berbagai organisasi yang ada menggelar jalan sehat bagi para difabel (penyandang disabilitas) dan masyarakat umum, bertepatan dengan peringatan Hari Ibu 22 Desember 2013.
Acara tersebut akan dilaksanakan di depan Depan Bale Budaya, Pandeglang mulai pukul 07.00 Wib pagi sampai dengan selesai dan diikuti ribuan peserta dari komunitas difabel sukses binaan Harfa Pandeglang bersama keluarga serta masyarakat umum.
"Acara ini digelar untuk memberi kesempatan agar para difabel mempunyai hak yang sama berinteraksi dengan warga yang lain," ujar Direktur Yayasan Harfa Cabang Pandeglang, Yudi Hermawan, SKM didampingi Sekretaris Panitia Ii Irfan, di Pandeglang.
Yudi mengungkapkan, Jalan Sehat bersama Difabel Sukses mengusung tema Stop!! untuk tidak Peduli, Mereka ada disekitar kita. “Kami menyediakan berbagai hadiah dan doorprize menarik bagi peserta yang ikut jalan sehat,” jelas Yudi yang mengaku acaranya ditujukan untuk umum tanpa dipungut biaya (gratis).

Yudi Hermawan berharap, acara semacam ini akan semakin meningkatkan kepedulian Warga Pandeglang terhadap penyandang disabilitas. “Tujuan kami sebetulnya menggugah kepedulian saja, dan ingin mewujudkan harapan,” katanya.

21 Des 2013

Difable Day : Jalan Sehat Bersama Difabel Sukses, Minggu (22/12/2013)

PERAN masyarakat pada difabel sangat penting untuk memberikan pengaruh yang baik pada difabel.
ketika orang lain ingin menerima keberadaan seorang difabel harus membuka diri pada orang lain untuk bersahabat dengan mereka. Tidak perlu merasa rendah diri, justru dengan bergaul akan memberi banyak inspirasi.
Koordinator Lapangan (Korlap) pada Divisi Environmental Services Program (ESP) Yayasan Harapan Duafa (Harfa) Cabang Pandeglang Ii Irfan mengatakan, pihaknya telah membina puluhan difabel di Kabupaten Pandeglang.
“Banyak diantara mereka yang boleh dikatakan sudah sukses, artinya mereka yang tadinya tidak beraktivitas dan dianggap tidak berdaya sekarang mereka sudah bisa memiliki usaha dan tidak malu berinteraksi dengan masyarakat,” terang pria berputra tiga itu, Kamis (19/12).
Ii mengaku melalui Harfa Pandeglang ia banyak berinteraksi dengan para difabel terutama yang berdomisili di wilayah empat Kecamatan diantaranya Cigeulis, Saketi, Angsana, dan Kecamatan Sukaresmi. “Tugas kami memberikan pelatihan, memotivasi difabel dan keluarga untuk tetap semangat sampai mereka bisa mandiri,” ungkapnya.
Ii ingin para difabel nantinya bisa sukses. “Kami ingin memperlihatkan kepada masyarakat kalau difabel pun mempunyai kesempatan untuk sukses seperti orang lain,” katanya.
Dijelaskan, dalam rangka memperingati Hari Difabel se-Dunia, Harfa Pandeglang akan mengadakan Jalan Sehat bersama para Difabel Sukses binaan Harfa Pandeglang pada Minggu (22/12). “Dengan Tema Stop!! untuk tidak Peduli, Mereka ada disekitar kita", jelasnya.

Ditambahkan, star jalan sehat bersama difabel sukses akan digelar di Depan Bale Budaya, Pandeglang mulai pukul 07.00 Wib pagi. “Insya Allah ada Doorprize berupa kulkas, rice cooker, kipas angin, setrika, jam dinding, payung, kaos dan hadiah menarik lainnya,” ungkap Ii yang mengaku jalan sehat bersama difabel sukses ditujukan untuk umum tanpa dipungut biaya (gratis).

Harapan Dhuafa Peringati Hari Difabel Sedunia Dengan Jalan Sehat, Minggu (22/12/2013)

PERAN masyarakat pada difabel sangat penting untuk memberikan pengaruh yang baik pada difabel.
ketika orang lain ingin menerima keberadaan seorang difabel harus membuka diri pada orang lain untuk bersahabat dengan mereka. Tidak perlu merasa rendah diri, justru dengan bergaul akan memberi banyak inspirasi.
Koordinator Lapangan (Korlap) pada Divisi Environmental Services Program (ESP) Yayasan Harapan Duafa (Harfa) Cabang Pandeglang Ii Irfan mengatakan, pihaknya telah membina puluhan difabel di Kabupaten Pandeglang.
“Banyak diantara mereka yang boleh dikatakan sudah sukses, artinya mereka yang tadinya tidak beraktivitas dan dianggap tidak berdaya sekarang mereka sudah bisa memiliki usaha dan tidak malu berinteraksi dengan masyarakat,” terang pria berputra tiga itu, Kamis (19/12).
Ii mengaku melalui Harfa Pandeglang ia banyak berinteraksi dengan para difabel terutama yang berdomisili di wilayah empat Kecamatan diantaranya Cigeulis, Saketi, Angsana, dan Kecamatan Sukaresmi. “Tugas kami memberikan pelatihan, memotivasi difabel dan keluarga untuk tetap semangat sampai mereka bisa mandiri,” ungkapnya.
Ii ingin para difabel nantinya bisa sukses. “Kami ingin memperlihatkan kepada masyarakat kalau difabel pun mempunyai kesempatan untuk sukses seperti orang lain,” katanya.
Dijelaskan, dalam rangka memperingati Hari Difabel se-Dunia, Harfa Pandeglang akan mengadakan Jalan Sehat bersama para Difabel Sukses binaan Harfa Pandeglang pada Minggu (22/12). “Dengan Tema Stop!! untuk tidak Peduli, Mereka ada disekitar kita", jelasnya.

Ditambahkan, star jalan sehat bersama difabel sukses akan digelar di Depan Bale Budaya, Pandeglang mulai pukul 07.00 Wib pagi. “Insya Allah ada Doorprize berupa kulkas, rice cooker, kipas angin, setrika, jam dinding, payung, kaos dan hadiah menarik lainnya,” ungkap Ii yang mengaku jalan sehat bersama difabel sukses ditujukan untuk umum tanpa dipungut biaya (gratis).

Mengubah Mindset Pada Kaum Difabel ala HARFA Pandeglang

PERINGATAN Hari Difabel Internasional yang jatuh setiap 3 Desember mengingatkan kita bahwa masih banyak orang berkebutuhan khusus atau sekarang lebih dikenal dengan istilah difabel (different ability people) seperti  tunanetra (buta red), tunarungu-wicara (bisu-tuli red), tunagrahita (keterbelakangan mental red) dan lain-lain banyak dijumpai di lingkungan masyarakat.
Dulu kebanyakan orang menyebut  mereka dengan “Orang Cacat”, walaupun sebenarnya mereka yang difabel  sama seperti orang normal lainnya. Tinggal bagaimana mengembangkan potensi yang dimiliki dengan bantuan orang terdekat.
Menurut Dr. H. Achmad Chubaesi Yusuf, Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp.KFR) RSUD Berkah Pandeglang dibalik kekurangan seorang difabel terdapat kelebihan. Orang difabel dengan kondisi terbatas ini harus memilih untuk mengoptimalkan kelebihannya daripada meratapi kekurangannya. “Jangan pernah memandang Orang difabel sebelah mata, karena mereka bisa berkarya dan berprestasi seperti warga lain yang normal,” ungkap praktisi medis yang kerap disapa dokter Ubes itu, kemarin.
Pegiat anak difabel itu menegaskan, anak penyandang difabel memerlukan perlakuan khusus dari orang terdekat. “Kita harus merubah ‘mintsed’ (cara pandang red) yang beranggapan difabel itu lemah. Disinilah pentingnya motivasi dan perhatian dari keluarga,” tuturnya.
Jalan Sehat Difabel Sukses
Peran masyarakat pada difabel sangat penting untuk memberikan pengaruh yang baik pada difabel. Koordinator Lapangan (Korlap) pada Divisi Environmental Services Program (ESP) Yayasan Harapan Duafa (Harfa) Cabang Pandeglang Ii Irfan mengatakan, pihaknya telah membina puluhan difabel di Kabupaten Pandeglang.
“Banyak diantara mereka yang boleh dikatakan sudah sukses, artinya mereka yang tadinya tidak beraktivitas dan dianggap tidak berdaya sekarang mereka sudah bisa memiliki usaha dan tidak malu berinteraksi dengan masyarakat,” terang pria berputra tiga itu, Kamis (19/12).
Ii mengaku melalui Harfa Pandeglang ia banyak berinteraksi dengan para difabel terutama yang berdomisili di wilayah empat Kecamatan diantaranya Cigeulis, Saketi, Angsana, dan Kecamatan Sukaresmi. “Tugas kami memberikan pelatihan, memotivasi difabel dan keluarga untuk tetap semangat sampai mereka bisa mandiri,” ungkapnya.
Dijelaskan, dalam rangka memperingati Hari Difabel se-Dunia, Harfa Pandeglang akan mengadakan Jalan Sehat bersama para Difabel Sukses binaan Harfa Pandeglang pada Minggu (22/12). “Dengan Tema Stop!! untuk tidak Peduli, Mereka ada disekitar kita", jelasnya.

Ditambahkan, jalan sehat yang akan digelar di Alun-alun Kota Pandeglang mulai pukul 07.00 Wib itu gratis ditujukan juga bagi masyarakat umum warga Pandeglang lainnya. “Insya Allah ada Doorprize berupa kulkas, rice cooker, kipas angin, setrika, jam dinding, payung, kaos dan hadiah menarik lainnya,” tukasnya.

13 Des 2013

Dinkes dan Dinsosnakertrans Sosialisasikan Senam Lansia


JUMLAH Lanjut Usia (Lansia) yang terus bertambah seiring dengan peningkatan umur harapan hidup (UHH) telah menjadi perhatian Pemkab Pandeglang.
Menurut Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Khusus (Yankesus) Dinkes Pandeglang Hj. Eniyati peningkatan UHH tersebut tidak terlepas dari masalah kesehatan. “Melihat hal tersebut Dinkes terus berupaya meningkatkan pemberdayaan lansia melalui berbagai program, yang nantinya diharapkan para lansia dapat menjalani hidup lebih baik,” ujar Eniyati yang juga ketua Panitia Sosialisasi Senam Lansia yang digelar di Lapangan Futsal Lintas Timur, Pandeglang, Kamis (12/12).
Hadir dalam kegiatan kerjasama antara Dinkes dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Pandeglang itu, Sekretaris Dinkes Pandeglang dr. Hj. Asmani Raneyanti, Kepala Dinsosnakertrans H. Anwar Fauzan, perwakilan TP PKK, Forum Kader, Bappeda, BP3AKB, dan Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Pandeglang.
Eniyati menambahkan, diantara program yang telah dijalankan yakni mengembangkan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Lansia yang sekarang sudah berjalan di 20 puskesmas.
“Sosialisasi Senam Bugar Lansia Indonesia (SBLI) ini sebagai salah satu penunjang meningkatkan kesehatan lansia,” katanya.
Kepala Dinsosnakertrans yang hadir memberi sambutan mengatakan penanganan Lansia merupakan program terintegrasi lintas program dan lintas sektor. Oleh karenanya Pemkab telah menerbitkan Surat Keputusan Bupati Pandeglang No.465.1/2013 tentang Komisi Daerah (Komda) Lansia dan Pemberdayaan Masyarakat. “Dengan adanya Komda pelayanan terhadap lansia akan lebih ditingkatkan lagi,” tegasnya.
Sekretaris Dinkes Pandeglang Hj. Asmani Raneyanti dalam sambutan pembukaan mengatakan, pentingnya membudayakan aktivitas fisik senam dikalangan lansia agar mereka tetap bugar. “Nanti peserta yang hadir harus menyosialisasikan kembali kepada Puskesmas dan Kader Posbindu Lansia ditempat masing-masing,” ujar Asmani.
Acara yang diikuti sekitar 50 peserta calon instruktur dari 20 Puskesmas, lintas program dan lintas sektor tersebut sekaligus mendapatkan peragaan praktik senam dari instruktur SBLI Kabupaten Pandeglang, Fitria.

11 Des 2013

Gerak Jalan Sehat Warnai Puncak Peringatan HKN ke-49 Kabupaten Pandeglang

PUNCAK peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-49 tingkat Kabupaten Pandeglang di halaman Kantor Dinkes Pandeglang, Selasa (10/12) kemarin berlangsung meriah.
Nuansa puncak peringatan HKN mulai terasa sejak pagi sekitar pukul 07.00 Wib, dengan kedatangan ratusan pegawai kesehatan mulai bidan desa, dokter dan paramedis puskesmas berbagai wilayah di Pandeglang.
Momentum HKN yang diperingati setiap 12 November itu memang diselenggarakan jajaran kesehatan sebagai ajang silaturrahim, karena di acara inilah sebagian besar pegawai kesehatan mulai bidan desa, pegawai puskesmas hingga, jajaran RSUD  dan pegawai Dinkes berkumpul.
Maka jangan heran peringatan HKN menjadi saat yang ditunggu dan setiap tahun disambut antusias para pegawai. Berbagai rangkaian kegiatan pun digelar untuk membangun kebersamaan antar pegawai seperti gerak jalan sehat, maupun kampanye pelayanan jaminan persalinan.
Menurut Ketua Panitia HKN Kabupaten Pandeglang dr. Firmansyah, puncak HKN di kemas dalam acara 'Silaturrahim' jajaran kesehatan yang diawali dengan olah raga jalan sehat pada pukul 08.00 pagi dengan mengelilingi seputaran Kota Pandeglang yang akan diikuti sekitar 500 peserta perwakilan dari petugas kesehatan dari 36 Puskesmas, RSUD Berkah, PT. Askes, dan para pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang serta masyarakat umum.
“Acara dilanjutkan resepsi sekaligus penyerahan hadiah berbagai perlombaan, serta penarikan doorprice memperebutkan bermacam-macam hadiah, Penganugerahan tenaga kesehatan terbaik tingkat Kabupaten Pandeglang, Pentas Seni dan Budaya serta Hiburan,” kata dr. Firmansyah.
Fokus JKN 2014
Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi yang berkesempatan hadir dan memberikan sambutan berharap  jajaran kesehatan memegang komitmennya untuk menyehatkan masyarakat Pandeglang. Dia juga mengajak jajaran kesehatan untuk fokus dalam menyongsong dimulainya pelaksanaan JKN pada 1 Januari 2014.
Didampingi Asda Bidang Ekbang Setda Pandeglang H. Iskandar dan sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)  lainnya, Bupati Erwan juga menyampaikan apresiasi tinggi untuk semua jajaran kesehatan, khususnya yang mengabdi di daerah terpencil, atas pengabdiannya untuk pembangunan kesehatan demi meningkatkan kesehatan masyarakat.
Kehadiran Bupati beserta jajaran Pemkab Pandeglang disuguhi tontonan menarik diantaranya rampak beduk, aksi teatrikal bidan Puskesmas Mandalawangi dan hiburan lainnya.
Sementara itu Kepala Dinkes Pandeglang H. Deden Kuswan menegaskan HKN untuk tahun ini mengusung sub tema Menuju Indonesia Sehat dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang Bermutu. “Tema ini untuk memaknai dimulainya pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada 1 Januari 2014,” jelasnya.
Melalui tema tersebut lanjut Deden, diharapkan semua pihak termasuk tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dapat berbenah serta mempersiapkan diri untuk memberikan pelayanan yang terbaik melalui kemudahan akses dan mutu layanan kepada masyarakat.

10 Des 2013

Dedikasi Bidan Hj. April Lesmanawati Dalam Pengembangan Poskesdes dan Desa Siaga

DAHULU bidan hanya berfungsi menolong persalinan. Namun seiring perjalanan otonomi daerah, kini sudah banyak bidan yang berprestasi dan bisa membantu masyarakat dalam bidang lain, karena tak hanya persalinan yang dikerjakannya melainkan fungsi menajemen kesehatan menggerakan potensi masyarakat hingga menjadi Kepala Puskesmas.
Hal itu dialami oleh Bidan Hj. April Lesmanawati yang mengawali karier sebagai bidan desa sejak awal tahun 1990-an di sejumlah wilayah selatan Kabupaten Pandeglang.
Keberhasilan April memberdayakan warga desa setempat saat itu membuahkan pengakuan, setidaknya dia sekarang telah menjabat sebagai Kepala Puskesmas disejumlah tempat sejak beberapa tahun lalu.
“Sejak menjadi kepala Puskesmas saya terus berupaya meningkatkan peran Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) supaya bisa menjadi salah satu tujuan sebagian besar masyarakat untuk bersalin dan berobat,” ujarnya disela mendampingi tim supervisi Pusat Promosi Kesehatan di Desa Muruy, Kecamatan Menes, Kamis (5/12) akhir pekan kemarin.
April yang  kini menjadi Kepala Puskesmas Menes merupakan salah seorang bidan yang dianggap memberikan inspirasi karena punya inovasi dalam menjalankan tugas pokok, khususnya dalam pengembangan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Desa Siaga di wilayah kerjanya.

9 Des 2013

Press Release Puncak Peringatan HKN ke-49 Tingkat Kabupaten Pandeglang, Selasa (10/12/2013)


Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-49 tingkat Kabupaten Pandeglang tahun 2013, Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang menggelar puncak acara HKN yang dipusatkan di halaman Kantor Dinkes Pandeglang, Selasa (10/12/2013).
Puncak HKN ke-49 tahun 2013 ini di kemas dalam acara 'Silaturrahim' jajaran Kesehatan yang diawali dengan olah raga jalan sehat pada pukul 08.00 pagi dengan mengelilingi seputaran Kota Pandeglang yang akan diikuti sekitar 500 peserta perwakilan dari Petugas Kesehatan dari 36 Puskesmas, Rumah Sakit, PT. Askes, dan para pegawai di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang serta masyarakat umum.
Acara dilanjutkan resepsi sekaligus penyerahan hadiah berbagai perlombaan, serta penarikan doorprice memperebutkan bermacam-macam hadiah, Penganugerahan tenaga kesehatan terbaik tingkat Kabupaten Pandeglang, Pentas Seni dan Budaya serta Hiburan.
Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi beserta Wakil Bupati Pandeglang Hj. Heryani serta Unsur Muspida, dan para Kepala SKPD diundang untuk memeriahkan peringatan HKN yang mengambil tema Indonesia Cinta Sehat.
Rencananya Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi akan memberikan arahan dan membacakan teks Pidato Menkes RI menyambut HKN ke-49 tahun 2013.
HKN yang diiperingati pada setiap 12 November setiap tahunnya untuk tahun ini mengusung sub tema yang dipilih yaitu Menuju Indonesia Sehat dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang Bermutu, untuk memaknai dimulainya pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada 1 Januari 2014.
Melalui tema ini diharapkan semua pihak termasuk tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan dapat berbenah serta mempersiapkan diri untuk memberikan pelayanan yang terbaik melalui kemudahan akses dan mutu layanan kepada masyarakat.

Pandeglang, 9 Desember 2013
Contact Person : 
Ketua Panitia HKN Kabupaten Pandeglang dr. Firmansyah (HP. 0812 9430 889)
Wakil Ketua HKN Yudi Hermawan, SKM (HP. 0813 1631 2900)
Seksi Dokumentasi dan Publikasi HKN ke-49 Ade Setiawan, SKM (HP. 0813 1996 1981)

8 Des 2013

Penderita Gangguan Jiwa Berhak Mendapat Pelayanan Kesehatan yang Layak


KADINKES Pandeglang H. Deden Kuswan mengatakan, sosialisasi penyakit gangguan jiwa penting dilakukan kepada masyarakat. “Karena mereka juga punya hak untuk hidup dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak,” kata Deden dalam sambutannya saat membuka sosialisasi penanganan penderita gangguan jiwa bagi dokter dan paramedis Puskesmas se Kabupaten Pandeglang, yang digelar di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, Jum’at (6/12).
Sementara itu Pejabat Direktorat Bina Kesehatan Jiwa (Binkeswa) Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI, dr. Geraid Mario Semen, Sp.KJ meminta persoalan kesehatan jiwa harus menjadi perhatian utama pemerintah daerah. Hal itu karena jumlah penderita gangguan jiwa cukup tinggi. Belum lagi, tindakan pemasungan masih banyak dialami para penderita gangguan jiwa.
Hal itu diungkapkan dr. Geraid Mario Semen, Sp.KJ saat menjadi narasumber kegiatan yang digagas Relawan Anti Pasung (RAP) Kabupaten Pandeglang itu.
Sosialisasi yang dibuka Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Deden Kuswan itu menghadirkan sejumlah nara sumber dari Direktorat Binkeswa, Spesialis Kesehatan Jiwa RSUD Berkah dr. Tri Aniswati, Sp.KJ serta Koordinator Relawan Anti Pasung (RAP) Pandeglang Hj. Mei Wijaya, SKM, MARS.
Menurut dokter yang biasa disapa Mario itu, berdasarkan data Kemenkes, jumlah total penderita gangguan jiwa berat di Indonesia mencapai sekitar satu juta jiwa lebih. "Dan diperkirakan ada sekitar 18.000-20.000 orang dipasung di Indonesia," kata Mario.
Koordinator RAP Pandeglang Hj. Mei Wijaya Mengungkapkan, berdasarkan laporan masyarakat, tercatat 55 korban pemasungan di Kabupaten Pandeglang telah dibebaskan RAP Pandeglang dan di evakuasi untuk mendapatkan perawatan di RSJ, Grogol Jakarta.
“Berdasarkan laporan tersebut sejak 2010 s/d 2013, pemasungan banyak terjadi di wilayah Kecamatan Pandeglang, Majasari, dan Banjar, yakni mencapai 5 orang lebih," ungkap Mei.
Dia menjelaskan program Pandeglang bebas Pasung yang seharusnya dicapai pada 2014 ternyata harus mundur, karena cukup sulit menemukan mereka yang dipasung. "Jadi memang targetnya harus dievaluasi lagi," jelasnya.
Terkait dengan masih banyaknya jumlah pemasungan, sambung Mei yang juga Kepala Puskesmas Majasari itu, pihaknya menargetkan setidaknya dalam beberapa tahun lagi Kabupaten Pandeglang baru bisa dinyatakan bebas pasung.
Sementara itu dr. Tri Aniswati, SpKJ menyarankan Puskesmas untuk menjaring pasien dengan keluhan gangguan jiwa seperti sering pusing yang diiringi sakit perut. Dokter yang kerap disapa dr. Anis itu memaparkan pasien dengan gejala keluhan tersebut berpotensi menyebabkan depresi dari yang ringan hingga gangguan jiwa berat (sizoprenia). “Kalau perlu pengobatan fisik pasien di Puskesmas juga hendaknya dibarengi dengan pengobatan psikis,” sarannya.

7 Des 2013

Kemenkes Minta Pemda Cegah Praktik Pemasungan

KEMENTERIAN Kesehatan RI melalui Direktorat Bina Kesehatan Jiwa (Binkeswa) Ditjen Bina Upaya Kesehatan mengharapkan Pemerintah daerah (pemda) bisa mencegah praktik pemasungan terhadap penderita gangguan kejiwaan.
"Saat ini jumlah pemasungan itu estimasinya mencapai 18.000-20.000 di seluruh Indonesia. Saya mengharapkan Indonesia bisa bebas dari praktik pasung, dan untuk itu perlu dukungan pemda setempat" kata Direktur Binkeswa Kemenkes RI dr. Geraid Mario Semen, Sp.KJ saat memberikan sosialisasi penanganan penderita gangguan jiwa bagi dokter dan paramedis Puskesmas se Kabupaten Pandeglang, Jum’at (6/12).
Sosialisasi yang dibuka Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Deden Kuswan itu menghadirkan sejumlah nara sumber dari Direktorat Binkeswa, Spesialis Kesehatan Jiwa RSUD Berkah dr. Tri Aniswati, Sp.KJ serta Koordinator Relawan Anti Pasung (RAP) Pandeglang Hj. Mei Wijaya, SKM, MARS.
Geraid Mario yang pernah menjadi dokter Spesialis Kesehatan Jiwa di RSJ Grogol itu menegaskan bahwa penderita gangguan kejiwaan tidak perlu mendapat tindak pemasungan, sebab gangguan kejiwaannya bisa disembuhkan.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa di Pandeglang Provinsi Banten sendiri praktik pasung masih terjadi. Dia mengharapkan Pandeglang bisa terbebas dari praktik pemasungan tahun ini.
"Saya sangat mengharapkan praktik pasung ini tidak terjadi lagi, jangan hanya slogan-slogan saja, tapi mari kita didik masyarakat," katanya.
Sementara itu dr. Tri Aniswati, SpKJ menyarankan Puskesmas untuk menjaring pasien dengan keluhan gangguan jiwa seperti sering pusing yang diiringi sakit perut. Dokter yang kerap disapa dr. Anis itu memaparkan pasien dengan gejala keluhan tersebut berpotensi menyebabkan depresi dari yang ringan hingga gangguan jiwa berat (sizoprenia). “Kalau perlu pengobatan fisik pasien di Puskesmas juga hendaknya dibarengi dengan pengobatan psikis,” sarannya.
Koordinator RAP Pandeglang Hj. Mei Wijaya Mengungkapkan, berdasarkan laporan masyarakat, tercatat 55 korban pemasungan di Kabupaten Pandeglang telah dibebaskan RAP Pandeglang dan di evakuasi untuk mendapatkan perawatan di RSJ, Grogol Jakarta.
“Berdasarkan laporan tersebut sejak 2010 s/d 2013, pemasungan banyak terjadi di wilayah Kecamatan Pandeglang, Majasari, dan Banjar, yakni mencapai 5 orang lebih," ungkap Mei.
Dia menjelaskan program Pandeglang bebas Pasung yang seharusnya dicapai pada 2014 ternyata harus mundur, karena cukup sulit menemukan mereka yang dipasung. "Jadi memang targetnya harus dievaluasi lagi," jelasnya.
Terkait dengan masih banyaknya jumlah pemasungan, sambung Mei yang juga Kepala Puskesmas Majasari itu, pihaknya menargetkan setidaknya dalam beberapa tahun lagi Kabupaten Pandeglang baru bisa dinyatakan bebas pasung.
Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan dalam sambutannya mengatakan, sosialisasi penyakit gangguan jiwa penting dilakukan kepada masyarakat. “Karena mereka juga punya hak untuk hidup dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak,” kata Deden.

4 Des 2013

World AIDS Day 2013


EPIDEMI HIV merupakan masalah dan tantangan serius terhadap kesehatan masyarakat di dunia baik di negara-negara yang sudah maju maupun di negaranegara berkembang. Pada tahun 2008 jumlah Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) di seluruh dunia diperkirakan sudah mencapai 33,4 juta (31,1–35,8 juta) dan diperkirakan 2 juta orang meninggal karena AIDS (WHO, 2009).
Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa pada tahun 2008 terjadi laju peningkatan kasus baru AIDS yang semakin cepat terutama dalam 3 tahun terakhir ini. Hal ini terlihat dari jumlah kasus baru AIDS dalam 3 tahun terakhir lebih dari 3 kali lipat dibanding jumlah yang pernah dilaporkan pada 15 tahun pertama epidemi AIDS di Indonesia. OLeh kerena itu, perlunya kita memberikan perhatian lebih terhadap pencegahan penularan HIV ini.
Tindakan pencegahan HIV/AIDS bisa dengan menjabarkan slogan yang disosialisasikan sebagai upaya pencegahan penularan HIV yang dikenal dengan prinsip ABCD.
A (Abstinence), yakni tidak melakukan hubungan seksual sama sekali. terutama bagi yang belum menikah.
B (Be Faithful), yakni tidak berganti-ganti pasangan dan saling setia kepada pasangannya.
C (Condom), yakni jika kedua cara di atas sulit, harus melakukan hubungan seksual yang aman yaitu dengan menggunakan alat pelindung atau kondom dan
D (Don’t Share Syringe), yakni jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit bergantian dengan orang lain, terutama di kalangan pengguna narkoba suntik.