31 Mar 2013

Bupati Erwan Sambut Rencana Kemenkes Bangun Rumah Sakit di Kecamatan Menes

BUPATI Pandeglang H. Erwan Kurtubi menyambut baik rencana Kemenkes yang akan membangun RS Pratama di Kecamatan Menes. Diapun menyatakan kesiapan Pemkab Pandeglang menyediakan lahan seluas 800 m2 dan bersedia melakukan koordinasi untuk dibangunnya sebuah rumah sakit.
Hal itu disampaikan Bupati Erwan disela-sela kunjungan rombongan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI) dan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, di Kecamatan Menes, Senin (25/3).
“Menes sebagai salah satu pusat perkembangan budaya dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pandeglang sudah layak memiliki sebuah rumah sakit yang memudahkan warganya mengakses pelayanan kesehatan,” ujar Erwan.
Hadir dalam kesempatan tersebut  Sekretaris Jendral (Sekjen) Kemenkes RI, Dr. Supriyantoro, Ketua Komisi IX DPR RI Dr. Ribka Ciptaning, Ketua TP PKK Hj. Siti Erna Erwan, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Banten Dr. H. Djaja Buddy Suhardja, Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan, Sekretaris Dinkes Pandeglang Hj. Nuriah, Wakil Ketua DPRD Pandeglang, Eri Suhaeri, Anggota DPRD Provinsi Banten Agus R Wisas, Camat Menes Atmaja Sutara serta kepala Puskesmas se Kabupaten Pandeglang.
Sementara itu, rombongan Kemenkes RI yang dipimpin  Sekretaris Jendral (Sekjen) Kemenkes RI, Dr. Supriyantoro mengatakn, pemerintah pusat melalui kemenkes mendukung rencana pembangunan rumah sakit (RS) Pratama (tanpa kelas red) yang akan dikembangkan di Kabupaten Pandeglang.
Menurut Supriyantoro, pembangunan rumah sakit pratama melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sangat dimungkinkan direalisasikan sepanjang sesuai dengan kebutuhan daerah dan melibatkan peran provinsi sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat.“Kemenkes mendukung dikembangkan rumah sakit di wilayah kecamatan dengan tujuan  harus mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” katanya.
Dijelaskan, Kemenkes mendorong dibangunnya RS Pratama dengan kapasitas 50 sampai 100 tempat tidur yang mampu memberikan pelayanan kesehatan general (secara umum red). “Fungsi Puskesmas sebagai upaya kesehatan masyarakat (UKM) tetap akan dipertahankan ditingkat kecamatan, tetapi tidak anjurkan dikembangkan sebagai Puskesmas dengan tempat perawatan (Puskesmas DTP) yang belakangan banyak dilakukan di daerah,” ungkapnya.
Hal serupa diungkapkan Ketua Komisi IX DPR RI Dr. Ribka Ciptaning. Menurutnya gagasan mendirikan RS tanpa kelas merupakan kebutuhan warga setempat. “Mesti ada RS tanpa kelas di Menes,” tegas politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Dia menegaskan, Ide mendirikan rumah sakit tanpa kelas muncul saat dirinya bersama kader beberapa kali berkunjung blusukan ke wilayah Pandeglang, khususnya saat musibah banjir. “Kesehatan adalah hak rakyat dan menjadi tanggung jawab bersama. Oleh karena itu saya selaku ketua Komisi IX telah berkoordinasi dengan Kemenkes agar rencana pembangunan RS di Menes bisa direalisasikan pada tahun anggaran 2014,” tandas Ribka yang juga salah satu ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) partai berlambang banteng moncong putih pimpinan Megawati Sukarno Putri.

30 Mar 2013

Bupati Pandeglang Lepas Peserta Jambore Perdamaian Pramuka Internasional

BUPATI Pandeglang, H. Erwan Kurtubi melepas rombongan peserta jambore perdamaian Pramuka Internasional di kawasan Kampung Domba Cinyurup, Desa Juhut, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang.
Pelepasan peserta jambroe dari Manca Negara terdiri dari Negara Malayasia, Singapura, Muangthai, Filipina, Vietnam, China, Australia, Kenya, Zimbabwe dan Mexico itu, berlangsung di Gedung Pendopo Pemkab Pandeglang, Selasa (26/3).
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Pandeglang, Hj. Heryani, Sekda Pandeglang sekaligus Ketua Kwarcab Pandeglang, H. Dodo Djuanda, Ketua Mabida Pramuka Propinsi Banten, HM. Masduki, unsur Muspida, serta sejumlah kepala SKPD di Lingkungan Pemkab Pandeglang.
Bupati H. Erwan Kurtubi dalam sambutannya menyatakan apresiasi dan bangga dengan terpilihnya Kampung Domba Cinyurup sebagai sebagai salah satu lokasi dilaksanakannya jambore pramuka perdamaian Internasional. Menurutnya, ini akan memberikan efek yang sangat baik bagi Pandeglang, karena nantinya Pandeglang akan di kenal luas di dunia Internasional.
“Ini merupakan bagian dari bentuk kepercayaan kepada Pandeglang, sehingga Pemkab sangat mengapresiasi jambore ini. Terlebih, para peserta jambore disamping melaksanakan kegiatan, bisa mempelajari kebudayaan masyarakat Kampung Domba Cinyurup, termasuk cara mereka beternak maupun bertani, sehingga ini merupakan modal bagi Pemkab untuk lebih memperkenalkan potensi yang ada,” katanya.
Senada disampaikan, Ketua Kwarcab Pramuka Pandeglang, Dodo Djuanda. Menurut Dodo, dipilihnya Kampung Domba Cinyurup sebagai lokasi jambore akan memberikan dampak positif baik bagi Warga Pandeglang, dimana Pandeglang nantinya tidak hanya di kenal di taraf Nasional, melainkan juga akan di kenal luas di dunia Internasional.
“Ini merupakan sebuah kebanggaan yang sangat luar biasa bagi Pemkab. Apalagi, awalnya jambore akan di laksanakan di tempat lain, tetapi akhirnya Kampung Domba Cinyurup yang di pilih,” tandasnya.
Pesan Perdamaian dari Pramuka Indonesia
Hidup itu menyenangkan jika hubungan manusia yang satu denga yang lainnya didasari oleh perdamaian. Perdamaian itu sangat mudah. Hanya bermodalkan senyum dan jabat tangan, perdamaian akan bermula. “Langkah awal perdamaian adalah senyum dengan mengembangkan bibir dan menggunakan kinestetis bersahabat,” ujar Chintya, salah satu utusan WOSM (World Organization Scout Movement) saat memfasilitasi para pembina pramuka dari 30 negara yang bersatu dalam workshop Scout Leader di Paddle Camp, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa, 26 Maret 2013.
Sebanyak 113 orang duta perdamaian dunia dari manca negara, utusan 30 negara mengikuti International Scout Peace Camp 2013 (ISPC 2013). Jumlah tersebut belum termasuk dari Gerakan Pramuka yang masing-masing Kwarda Gerakan Pramuka seluruh Indonesia.Peserta berkegiatan di Bumi Perkemahan untuk saling bersahabat dalam nuansa perdamaian dunia.
Mereka juga akan berada di tengah masyarakat tradisional, yang hidup berdamai sejak lama, bahkan menjadi cika bakal perdamaian alamiah. Di subcamp Sukaratu, Cianjur, subcamp Desa Juhut Kecamatan Karang Tanjung Pandeglang, dan di Situ Babakan, Jakarta Selatan. Peserta menyatu dengan penduduk, menghayati, dan turut serta dalam kegiatan sehari-hari penduduk.
Batas negara, beda bangsa, dan bahasa tidak menjadi kendala baginya. Mereka mencurahkan senyum dalam bahasa kepramukaan dapat menyatu penuh damai. Lalu, mengapa pertikaian antarsuku, antarbangsa, dan antarnegara masih berbau mesiu sampai sekarang. Padahal, kedamaian itu nikmat senikmat tawa anak-anak rpamuka dalam berkegiatan di alam yang sesungguhnya.

29 Mar 2013

Peserta Jambore Internasional Belajar Ngangon Domba di Cinyurup

SALAH satu kegiatan di Sub Camp Kampung Domba, Pandeglang, Banten adalah belajar mengangon domba. Para peserta International Scout Peace Camp 2013 (ISPC) tampak antusias melakukan kegiatan yang mungkin langka di lingkungan mereka, apalagi peserta dari luar negeri. Mulai dari memandikan domba, mencukur bulu domba, sampai memeluk domba kecil yang sangat menggemaskan merupakan bagian yang tak terhindarkan dari kegiatan yang bertajuk mengangon domba.
Jangan salah, berbeda dengan kambing, domba memiliki sifat yang lebih liar dan cenderung susah diatur. Untuk mengeluarkan dari kandangnya saja butuh tenaga yang sangat kuat. Walaupun aroma di sekitar kandang domba tidak sedap, tetapi peserta ISPC tetap semangat melakukan kegiatan ini.
Daging domba jauh lebih lezat dari pada daging kambing biasa, ujar Muhamad Djamaludin, anggota Dewan Kerja Cabang Gerakan Pramuka Pandeglang. Djamaludin yang memandu kegiatan ini mengatakan, selain dagingnya dimakan, bulu domba juga memiliki manfaat untuk bahan jaket, walau ia mengakui bahwa manfaat yang kedua ini belum dilakukan secara maksimal di Kampung Domba ini.
Muhamad Djamaludin menuturkan bahwa domba secara rutin dimandikan seminggu sekali dengan menyemprot, dan menyikatnya dengan sabun cuci. Secara rutin bulu domba dicukur tiga bulan sekali agar kelihatan bersih. Hal lain adalah domba jantan dan betina ditempatkan terpisah kecuali masa kawin, karena kalo disatukan, antara domba jantan dan betina akan bertengkar.
Dalam kegiatan mengangon domba, suasana lucu dan menggelikan terjadi. Melihat domba kecil yang imut membuat peserta ingin memegang dan memeluknya. Seperti yang dilakukan oleh salah satu peserta ISPC dari Thailan, Chanathip Eujongdee. Ia tampak sangat gemas dengan anak domba berbulu putih dan hitam tersebut. Anak domba tersebut adalah anak domba paling lucu dari yang lainnya. Chanathip menggendong dan memeluk domba tersebut dengan penuh kasih saying.
“kamu pasti kangen ibumu. Okeh..okeh.. aku akan mengantarkanmu padanya”, begitulah katanya ketika menggendong anak domba lucu tersebut.
Begitulah pengalaman mengasyikkan dari salah satu kegiatan yang paling menarik di Kampung Domba ini. Pastilah ISPC ini sangat mengesankan untuk mereka semua sebagaimana yang dikatakan oleh salah satu peserta dari Afrika Selatan, Nkuleko, “I AM LOVIN IT!”. (FH)

RSB Permata Ibunda Utamakan Pelayanan Prima

KECERIAAN tergambar dari wajah wanita paruh baya Nurafifah ketika baru saja memberikan pelayanan administrasi kepada pasien yang akan keluar dari kamar perawatan persalinan, di salah satu rumah sakit khusus kesehatan ibu dan anak di kawasan Saruni, Pandeglang, Selasa (19/3) beberapa waktu lalu.
Sementara wajah pasien masih terlihat pucat dan tenaganya belum kembali pulih seperti biasa. Hal itu karena sang pasien yang menggendong buah hatinya baru saja selesai menjalani  proses melahirkan dan harus dirawat di rumah sakit tersebut selama dua hari.
Kepada sang pasien yang didampaingi keluarga dan kerabatnya itu, Nurafifah, Kepala Bagian Umum dan Administrasi Rumah Sakit Bersalin (RSB) Permata Ibunda yang kerap disapa bu iif ini dengan fasih menganjurkan agar ibu dan bayinya untuk diperiksakan kembali dua pekan kemudian.
“Jangan lupa ya dua minggu lagi ibu dan bayinya dikontrol kesehatannya,” kata Iif dengan ramah. Ia mengatakan, pihaknya selalu berupaya memberikan pelayanan terbaik sesuai visi manajemen RSB permata Ibunda yakni sebagai rumah sakit terbaik melalui layanan prima. Menurutnya, pasien membutuhkan petugas yang ramah. ‘’Secara tidak langsung, itu bisa membantu proses penyembuhan,’’ katanya. 
Dikatakan, unsur keramahan perlu selalu diperhatikan dan yang tidak kalah penting adalah penanganan cepat yang harus dilakukan sesuai prosedur. “Kita sudah memiliki memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam memberikan pelayanan. Jadi tidak membedakan siapa dan status sosial,” tegasnya.

28 Mar 2013

Memperingati Hari TB Sedunia 24 Maret 2013

SEPERTINYA masih sedikit warga yang tahu bahwa pada Minggu (24/3) kemarin merupakan Hari Tuberkulosis (TB) Sedunia. Hal itu bila dilihat dari kurangnya publikasi ditingkat lokal (daerah red) yang memperingati hari tersebut. Tak ada peringatan secara khusus dari warga Pandeglang di hari minggu tersebut, kecuali terlihat hanya sebuah spanduk ukuran mini yang mengingatkan bahwa 24 Maret merupakan Hari TB Sedunia.
Padahal di dunia internasional  peringatan hari TB sedunia sudah dikampanyekan sejak tahun 1982. Bahkan, diungkapkan Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang Yudi Hermawan, SKM, sejak tahun 1993, organisasi kesehatan dunia WHO telah menyatakan, TB sebagai salah satu penyakit yang berbahaya.
“Saat ini, Indonesia menempati peringkat kelima untuk penyakit TB di dunia setelah India, China, Afrika Selatan, dan Nigeria. Diperkirakan jumlah pasien TB Indonesia mencapai 10 persen dari seluruh pasien TB dunia,” ungkap Yudi yang juga kerap menjadi Tim fasilitator provinsi untuk pelatihan program TB bagi petugas di fasilitas pelayanan kesehatan.
Dikatakan, untuk Kabupaten Pandeglang diproyeksikan sedikitnya ada 1.200 kasus warga yang positif TB. “Tingginya angka kesakitan tersebut diakibatkan cepatnya tingkat penularan dari orang ke orang,” katanya.
Sedangkan tanda-tanda gejala tertular tuberculosis jelas Yudi yang paling mudah dikenali adalah batuk-batuk. “Batuk yang tidak sembuh-sembuh hingga dua pekan harus segera diperiksakan karena selalu ada kemungkinan tertular TB,” katanya.
Selain itu tanda lainnya seperti demam, berat badan turun, sesak napas, lemas dan cepat letih serta, nyeri punggung mesti diwaspadai. “Gejala-gejala tersebut muncul ketika status infeksinya adalah TB Aktif, yakni sudah menyebabkan sakit. Dalam banyak kasus, infeksi TB tidak selalu menyebabkan sakit, sehingga tidak memunculkan gejala dan disebut TB laten,” jelas Yudi, kemarin.
Menurut Yudi, penyakit TB merupakan persoalan kesehatan masyarakat yang harus segera ditanggulangi bersama. "Oleh karena itu, diperlukan kepedulian yang tinggi untuk memberantas TB. Kami dari pihak pemerintah mengajak semua pihak untuk ikut berkonsentrasi dalam menanggulangi TB," tegasnya.
Lebih lanjut dia memaparkan, TB merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). "Sumber penularan TB adalah dahak penderita TB yang mengandung kuman TB melalui udara. TB merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian bagi penderitanya," paparnya.
Di Indonesia, masih masih menurut Yudi, banyak masyarakat beranggapan bahwa TB merupakan penyakit keturunan yang disebabkan kutukan atau guna-guna. Sehingga pasien yang terkena kuman TB banyak yang dikucilkan dalam lingkungan sosial.
"Padahal penyakit ini dapat menyerang siapa saja baik itu tua, muda, laki-laki dan perempuan," tuturnya.
Yudi juga menyampaikan, tidak hanya persolan diskriminasi terhadap pasien TB, namun nyatanya banyak dari pasien TB yang enggan untuk diobati. Yudi yang pernah menjadi program officer program TB selama belasan tahun mengaku tidak mudah mengajak pasien yang suspect TB agar mau disembuhkan.
“Kami akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya kuman TB serta senantiasa membantu pasien suspect TB agar bisa sembuh. Kami bekerjasama dengan kader TB dan PMO (Pembantu Menelan Obat) yang bertugas memastikan pasien TB rutin untuk meminum obat,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Deden Kuswan menyatakan bahwa pencegahan TB dapat dilakukan dengan imunisasi BCG pada bayi, menutup mulut saat batuk dan bersin, membuang dahak ke tempat yang benar, menjaga sirkulasi udara, dan mengobati pasien TB dengan meminum obat selama enam bulan sehingga bisa sembuh dari penyakit TB.
“Petugas pengelola TB Puskesmas dan Kader bertugas mendata masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka yang suspect TB agar segera dapat diberikan layanan kesehatan. Selain itu, petugas penyuluh Puskesmas juga memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga bisa memutus rantai penyebaran kuman TB,” tegas Deden.

Lounching Perdana Bidan Praktik Swasta Hj. Juju Rusjuana

KARIR sebagai bidan telah ia jalani hampir dua puluh tahun di Kabupaten Pandeglang. Bermula saat pertama kali ia ditempatkan sebagai bidan desa (bides) pegawai tidak tetap (PTT) di salah satu desa terpencil di Kecamatan Pagelaran pada tahun 1994.
Pasca pengabdian sebagai bidan PTT selama enam tahun, karir sebagai bidan ia lanjutkan dengan bertugas di Puskesmas Banjar. Terakhir perempuan kelahiran Bekasi 39 tahun lalu ini ditugaskan pada bagian kebidanan RSUD Berkah, sebelum akhirnya berlabuh di Seksi Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja (KIAR) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang sampai sekarang.
Menurut Bidan Hj. Juju Rusjuana, profesi bidan yang disandangnya merupakan cita-cita pengabdiannya sejak remaja. Hal ia buktikan dengan bergeming di urusan kebidanan dan kesehatan ibu anak dalam kiprah pengabdiannya selama 19 tahun terakhir.
"Satu hal yang belum kesampaian yaitu buka klinik bersalin di rumah," ungkap Juju ditemui usai lounching perdana klinik bidan praktik swasta (BPS) miliknya di kawasan Pasarheubeul Kota Pandeglang, Selasa (26/3) kemarin.
Dikatakan, momentum hari ini adalah saat yang membahagiakan bagi dirinya. "Setelah sekian puluh tahun akhirnya jadi juga punya klinik sendiri. Ini kebanggaan bagi profesi bidan dan InsyaAllah bermanfaat buat warga Pandeglang," ungkap Wakil Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang ini.
Acara lounching klinik papar Juju dilakukan oleh Ketua TP PKK Kabupaten Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan dengan ritual menggunting pita pertanda dimulai beroperasinya klinik yang diberi nama BPS Hj. Juju Rusjuana.
Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi, Kepala Kesbangpol dan linmas H. Iskandar yang juga Sang Suami, serta undangan kolega para bidan serta warga setempat.
"Setelah dinyatakann resmi beroperasi, kami langsung menggelar kegiatan kampanye kepada ibu-ibu hamil warga sekitar sekaligus pemeriksaan kesehatan kehamilan gratis," jelasnya.
Ditambahkan, dalam kesempatan tersebut diumumkan juga pelayanan program jaminan persalinan (Jampersal) berlaku gratis sesuai ketentuan, bagi warga yang hendak melahirkan di kliniknya.

27 Mar 2013

Lurah Juhut Bangga dan Senang Dikunjungi Orang Luar

LURAH Juhut, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang Ahmad Dumyati  mengaku sangat bangga dan senang kelurahannya khususnya di Desa Kampung Domba dijadikan tempat kegiatan International Scout Peace Camp Tahun 2013 (ISPC 2013).
Baru kali ini wilayahnya dikunjungi oleh duta-duta perdamaian dari manca negara dan bahkan menginap di rumah-rumah warga sebagai homestay mereka selama kegiatan yang berlangsung, tutur Lurah Juhut. Ia berharap semoga warga keluruhan Juhut dan khususnya warga Kampung Domba menjadi lebih maju khususnya dalam bidang pendidikan. Dengan kegiatan ISPC 2013 ini diharapkan dapat menggerakkan warganya untuk terus berinteraksi dengan orang luar.
Sebaliknya, para peserta ISPC 2013 ini dapat melihat langsung dan menyelami kehidupan warga Kampung Domba, yang kemudian hari muncul diantara mereka rasa perdamaian abadi sesuai dengan misi yang diusung dalam acara ISPC 2013 serta semakin banyak lagi duta perdamaian/Messanger of Peace di berbagai belahan dunia. Diceritakan oleh Fahsha, Tim Jurnal The Peace

26 Mar 2013

Bupati Pandeglang Sambut Kedatangan Peserta ISPC 2013

BUPATI Pandeglang Drs. H. Erwan Kurtubi, MM. menyambut langsung peserta International Scout Peace Camp Tahun 2013 (ISPC 2013), Selasa siang (26/3). Acara penyambutan ditandai dengan pengalungan Syal Tenun Badui kepada dua perwakilan peserta ISPC 2013, yaitu Gerardo Espino dari Meksiko dan Amanda Kierra dari Australia, serta Wakil Ketua Panitia/Wakil Pempinan Perkemahan ISPC 2013, Dr. Susi Yuliati, M.Sc.
Acara penyambutan juga dihadiri oleh Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Banten, Muspida Pandeglang serta adik-adik Pramuka dari Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Pandeglang. Penyambutan diiringi oleh kesenian khas Pandeglang, yaitu penampilan Rampak Bedug binaan bapak Tobriansyah. Di Sub Camp Kampung Domba, Pandeglang ini diikuti 124 peserta ISPC dari 18 negara.
Bupati Pandeglang, Drs. H. Erwan Kurtubi, M.M. menyampaikan rasa bangganya, karena merupakan sebuah kehormatan baginya, Pandeglang menjadi salah satu sub-camp acara ISPC yang baru pertama kali diselenggarakan di dunia. Beliau berharap para peserta dapat belajar dan membangun semangat kebersamaan menjalin perdamaian. Pada kesempatan tersebut Bupati Pandeglang menyerahkan buku panduan pariwisata Pandeglang kepada perwakilan peserta ISPC; Gerardo Espino dari Meksiko dan Amanda Kierra dari Australia.
Semantara itu, Kak Susi Yuliati yang mengiringi peserta menuju Sub Camp Kampung Domba, Pandeglang menyampaikan harapannya agar melalui ISPC ini, para peserta bisa saling berbagi pengalaman dan mempelajari kebudayaan tradisional. Hal senada juga disampaikan Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Banten, Drs. Mohammad Masduki, M.Si. bahwa ia merasa bangga dan senang menyambut para peserta ISPC dan berharap agar kegiatan ini dapat membawa manfaat bagi semua pihak.
Acara penyambutan juga dimeriahkan oleh Paduan Suara Gita Bahana Sembada, merupakan binaan Dinas Budaya dan Pariwisata Banten dan Dinas Budaya dan Pariwisata Pandeglang, menampilkan lagu berjudul Cinta Indonesia, dengan menyampaikan pesan-pesan perdamaian dalam lirik lagunya.

23 Mar 2013

Puskesmas Kadomas Perkuat Kerjasama Lintas Sektor Melalui Lokmin

GUNA memperkuat dukungan kerja sama dengan lintas sektor, Puskesmas Pandeglang kota menggelar Lokakarya mini (Lokmin) lintas sektor tingkat kecamatan. Hal itu dilakukan setelah sebelumnya, sejak awal tahun secara internal Puskesmas telah mengevaluasi kinerja selama 2012 dan evaluasi cakupan program bulanan tahun 2013 dalam Lokmin Puskesmas yang digelar rutin setiap bulan.
Menurut Kepala Puskesmas Kadomas Kecamatan Pandeglang, Hj. Umbiyati, SKM, kesempatan Lokmin Puskesmas dibahas permasalahan yang ditemui selama tahun berjalan baik di Puskesmas maupun di Pustu, sampai ditingkat Posyandu. Selanjutnya, kata dia,  berdasarkan permasalahan yang ada disusun rencana kerja tahunan yang akan dituangkan pula kedalam rencana bulanan.
“Lokakarya Mini Puskesmas juga merupakan bagian Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan dan merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK),” kata Umbiyati disela-sela pelaksanaan Lokmin lintas sektor di aula Kantor Kecamatan Pandeglang, Senin (11/3) beberapa waktu lau.
Dia mengatakan, hasil Lokmin Puskesmas inilah yang akan dibahas oleh Kepala Puskesmas dalam Lokmin dengan jajaran Lintas Sektor kecamatan. “Pada kegiatan tersebut kami akan memaparkan kontribusi apa yang diharapkan dari lintas sektor guna mendukung pencapaian target program kesehatan,” ungkapnya. 

22 Mar 2013

Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Melalui SMD dan MMD


KEBERHASILAN dalam memberdayakan masyarakat merupakan hasil kerja lapangan dan oleh karena itu diperlukan rangkaian proses yang panjang. Oleh sebab itu dalam praktiknya dituntut kreatifitas dan jalinan komunikasi yang efektif antara petugas dan warga setempat.
Menurut Kepala Seksi Peningatkatan Mutu Tenaga Kesehatan Dinkes Pandeglang Dede Kartedi, SKM, wadah yang tepat untuk membangun komunikasi tersebut diantaranya melalui proses musyawarah masyarakat desa (MMD). “Dalam MMD lah perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan ditentukan antara warga masyarakat dan petugas kesehatan,” kata Dede usai menutup praktik kerja lapangan (PKL) mahasiswi calon bidan Akbid Pelita Persada, di Desa Sukarame Kecamatan Carita, Jum’at (15/3).
Melalui musyawarah ujar Dede, masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan bersama-sama melalui forum desa siaga. “Jadi kegiatan kesehatan ditingkat desa benar-benar menjadi kebutuhan masyarakat,” ungkap Dede yang pernah lama bertugas sebagai Kepala Puskesmas Pagelaran itu.
Diakui peran mahasiswi dalam PKL cukup memberikan nuansa baru bagi para petugas kesehatan (bidan desa red) yang lebih dulu tinggal di desa. Pasalnya, para calon bidan tersebut telah berhasil melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat setempat melalui MMD yang dipadukan dengan aksi teatrikal dalam penyampaian hasil survey mawas diri (SMD) beberapa waktu lalu.
"Para mahasiswi yang telah melakukan PKL selama dua pekan di desa Sukarame bisa menjadi  contoh yang baik dalam proses pemberdayaan kesehatan masyarakat di desa lain di Kabupaten Pandeglang,” katanya.

16 Mar 2013

RAP Pandeglang Gelar Penyuluhan Kesehatan Jiwa


PULUHAN mantan penderita gangguan jiwa di sejumlah wilayah Kabupaten Pandeglang mendapat penyuluhan kesehatan jiwa dari tim psikiater  Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol Jakarta, bertempat di ruang aula Rumah Sakit Bersalin Permata Ibunda, Pandeglang, Senin (11/3) awal pekan kemarin.
Penyuluhan diikuti 97 orang mantan penderita gangguan jiwa yang sudah mendapatkan bantuan  perawatan oleh tim Relawan Anti Pasung (RAP) Kabupaten Pandeglang.
“Dalam dua tahun terakhir kami telah berhasil membantu menyembuhkan 42 orang penderita gangguan jiwa. Mereka semua pernah dipasung tapi sekarang sudah sehat. Bahkan banyak yang sudah bekerja normal,” Koordinator RAP Pandeglang Hj. Mei Wijaya, SKM, MARS.
Dia mengungkapkan, dari 97 mantan penderita gangguan jiwa yang diberikan penyuluhan sebagian diantaranya masih menjalani proses penyembuhan melalui pengobatan rawat jalan. “Masih ada 57 orang yang sedang dirawat jalan tetapi Insya Allah sembuh,” kata Mei yang juga Manager RSB Permata Ibunda itu.
Ditambahkan, penyuluhan kesehatan jiwa digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Permata Ibunda yang pertama bertepatan dengan Hari Senin 11 Maret 2013.
Sementara itu, Psikiater RSJ Grogol  Dr. Risa, SpKj mengatakan, warga yang menderita gangguan jiwa masih dapat disembuhkan. “Mereka akan cepat sembuh jika ditangani secara tepat dan kontinyu,” tutur Risa didampingi 7 anggota tim psikiater lainnya dari RSJ Grogol.
Menurut dia, dari pada dipasung, penderita gangguan mental sebaiknya dibawa ke RSJ untuk mendapatkan perawatan medis, mulai dari terapi sampai pemberian obat sesuai dengan diagnosa penyakitnya.
Namun demikian diakui Risa, penyembuhan untuk penderita gangguan jiwa harus mendapat dukungan keluarga dengan memberikan kasih sayang yang maksimal dan mengingatkan si pasien untuk rutin meminum obat sesuai petunjuk dokter. “Tujuannya agar si penderita bisa mengontrol dan mengelola emosinya dengan baik,” tandasnya.

15 Mar 2013

Dinkes Pandeglang – Balitbangkes Bersiap Lakukan Riskesdas 2013



BADAN Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) akan segera melaksanakan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) III tahun 2013. Riskesdas yang sering dijadikan rujukan capaian kesehatan di Indonesia, pendataan terakhir berlangsung tahun 2007 atau dikenal dengan Riskesdas 2007.
Riskesdas tahun ini sangat penting mengingat informasi hasil Riskesdas 2013 akan dijadikan bahan pertimbangan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan pembangunan kesehatan jangka menengah 2010-2014.
Selain itu, juga sebagai sarana untuk mengevaluasi perencanaan perkembangan status kesehatan masyarakat Indonesia di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota dalam tiga tahun terakhir.
Namun, sebelum kegiatan pengumpulan data dimulai, berbagai  persiapan telah dilakukan diantaranya sosialisasi dan rekrutmen petugas enumerator (petugas pengumpul data red). “Sebelum melakukan pengumpulan data, para enumerator juga akan diberikan Training Center (pelatihan red),” ungkap Sekretaris Dinkes Pandeglang, Hj. Nuriah, SKM, M.Si. Kamis (14/3).
Dijelaskan, tujuan dari Riskesdas diharapkan dapat menyediakan informasi berbasis bukti untuk perumusan kebijakan pembangunan kesehatan di berbagai tingkat administrasi mulai kabupaten/kota hingga pusat. “Termasuk juga informasi perubahan status kesehatan masyarakat yang terjadi dari tahun 2007 sampai 2013,” jelasnya.
Tujuan lain dari hasil Riskesdas nantinya dapat membandingkan status kesehatan  antar propinsi dan kabupaten/kota.
Diungkapkan, dengan dilaksanakannya Riskesdas, akan didapat data akses dan pelayanan kesehatan, farmasi dan pelayanan kesehatan tradisional, gangguan jiwa berat dalam keluarga, kesehatan lingkungan, pemukiman dan ekonomi, penyakit menular dan tidak menular, cedera, gigi dan mulut, disabilitas/ketidakmampuan, kesehatan jiwa, pengetahuan, sikap, dan perilaku, pembiayaan kesehatan, kesehatan reproduksi dan kesehatan anak dan imunisasi.
Riskesdas 2013 juga melakukan pengukuran dan pemeriksaan berat dan tinggi badan, lingkar perut, lingkar lengan atas, tekanan darah, mata, THT, status gigi permanen, sampel darah, sampel urin, sampel air, dan pengecekan garam beriodium.
Sementara pengumpulan data di Kabupaten Pandeglang rencananya akan dilakukan pada 1 Mei – 30 Juni 2013, melalui wawancara, pengukuran, pemeriksaan, pengambilan spesimen, dan data entry.

13 Mar 2013

Murni, Bayi Tersehat Tingkat Kabupaten Pandeglang



PENYELENGGARAAN lomba Bayi dan Balita Sehat tingkat Kabupaten tahun 2013 yang digagas Rumah Sakit Bersalin (RSB) Permata Ibunda dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pandeglang, Rabu (6/3) boleh dibilang sukses.
Sekitar seratusan anak dibawah umur lima tahun (Balita) dari berbagai wilayah kecamatan di Kabupaten Pandeglang membanjiri ruang tunggu RSB Permata Ibunda, tempat dimana lomba tersebut digelar.
Didampingi kedua orang tua masing-masing, sejak pagi hari para peserta lomba yang terbagi dalam dua kelompok umur (kategori red) yakni umur 6-23 bulan (bayi) dan umur 25-59 bulan (balita) sudah berdatangan. Dari wajah bayi dan balita itu tampak keceriaan terpancar dari matanya yang bening dan berbibir segar, ciri khas tanda sebagai anak sehat.
Meski terdengar ada satu dua peserta yang menangis, namun pada umumnya para balita sehat terbaik tingkat kecamatan itu perkembangan fisiknya sehat dan optimal.
Ketua Panitia Lomba Hj. Mei Wijaya mengatakan panitia mengundang peserta perwakilan bayi dan balita sehat terbaik tingkat kecamatan dari 35 kecamatan se-Kabupaten Pandeglang.
“Animo masyarakat mengikuti lomba ini cukup tinggi. Selain dari perwakilan kecamatan, peserta kami undang dari orang tua balita yang melahirkan di tempat kami,” tutur Mei Wijaya yang juga Manager RSB Permata Ibunda itu.
Dijelaskan, tim juri lomba berasal dari berbagai profesi kesehatan seperti dokter anak, ahli gizi, psikolog anak, Pokja IV TP PKK serta tim penilai independen. “Peserta terbaik tingkat kabupaten akan diikutsertakan dalam lomba bayi dan balita sehat di tingkat Provinsi Banten,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, hasil seleksi yang berlangsung selama sehari penuh itu, terpilih sembilan anak dari masing-masing kategori sebagai pemenang lomba bayi dan balita tingkat kabupaten mulai juara pertama hingga juara favorit III.
“Para juara lomba mendapatkan piagam penghargaan, trofi, bingkisan dan sepeda anak. Khusus untuk peringkat pertama dan kedua lomba mendapat hadiah tambahan berupa tabungan dari Bank BNI Pandeglang,” katanya.
Bayi dan Balita tersehat
Berikut para juara lomba bayi dan balita sehat tingkat Kabupaten Pandeglang tahun 2013 yang dirilis panitia penyelenggara untuk kategori bayi sehat terbaik yakni Juara pertama Murni (15 bulan) putri pasangan suami istri Santana dan Eha Sulaemah warga Kampung Sabang RT 01/06 Desa Sidamukti Kec. Sukaresmi, Juara II Gadiza Kirani Rahayu (21 bulan) putri Ahmad Slamet Rahayu dan Susan Noviyanti warga Kampung Cipacung Kel. Saruni Kec. Majasari, Juara III Aulia Febrianti (12 bulan) putri Maman dan Aas Asiah  warga  Kampung Ciherang Kelurahan/Kecamatan Pandeglang.
Untuk juara harapan pertama adalah Muhamad Alfian (10 bulan), haparan kedua Rizky Khoirul Annas (10 bulan) dan harapan ketiga Khoirudzikri (12 bulan). Adapun bayi sehat favorit I, II dan III terpilih berturut-turut Muhammad Yusuf At-taqwa (11 bulan), Naila Zahra Sifa (9 bulan), dan Nala Syarofa (12 bulan)
Sedangkan untuk kategori balita sehat terbaik juara I diraih Akhtar Nagatha Choiri (2 tahun), juara II Keyra Risty Putri (3,8 tahun), dan M. Kevin Pratama (2,8 tahun) juara ketiga.
Selanjutnya Alfian Dinova (3,9 tahun) sebagai juara haparan I, harapan II Mukhoyyaroh (2 tahun) dan harapan III Sherly Neyla Risydatika (3,1 tahun).
Sementara balita sehat favorit adalah Adinda Fatimah Az-zahra (2,6 tahun), Raisa Yulaica (3,9 tahun) dan Jainatul Adha (3,3 tahun).
Lomba yang dibuka Ketua TP PKK Pandeglang, Hj. Siti Erna Erwan tersebut dihadiri Ketua Darma Wanita Persatuan (DWP) Pandeglang Hj. Tuti Utami Dodo Djuanda, Sekretaris Dinkes Pandeglang Hj. Nuriah, Direktur RSB Permata Ibunda Dr. H. Suradal Sastradibrata, SpOG, para ibu camat, serta Kepala Puskesmas se Kabupaten Pandeglang.

12 Mar 2013

PKL Calon Bidan Gelar MMD di Kecamatan Carita



SEBANYAK 34 mahasiswi calon bidan asal Akademi Kebidanan (Akbid) Pelita Husada Jakarta sejak pekan lalu di terjunkan untuk melakukan praktek kerja lapangan (PKL) di Desa Sukarame Kecamatan Carita. Rencananya PKL  akan dilakukan selama dua pekan.
“Selama seminggu para mahasiswi melakukan survei mawas diri (SMD) di desa, dilanjutkan dengan kerja lapangan berdasarkan hasil kesepakatan dalam musyawarah masyarakat desa (MMD),” kata Kepala Puskesmas Carita H. Ajat, SKM, kemarin.
Dikatakan, MMD sudah digelar pada Sabtu (9/3) akhir pekan kemarin dengan pelibatan tokoh dan masyarakat setempat.
Hadir dalam MMD yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Muawanah Kampung Cibenda Desa Sukarame Kec. Carita itu, Camat Carita, Kepala Desa setempat, pengurus RT/RW, kader kesehatan, paraji serta Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang Yudi Hermawan, SKM
Menurut Ajat, kegiatan PKL yang digelar para mahasiswi kebidanan sangat bermanfaat tidak hanya bagi masyarakat, melainkan bagi petugas kesehatan juga terutama yang ada di desa (bidan desa red). “Bidan desa sebagai kepanjangan tangan dari Puskesmas tentu sangat terbantu dengan adanya praktek kerja lapangan calon bidan di desa Sukarame,” katanya.
Dia berharap keberadaan mahasiswi di desa selama dua pekan memberikan dampak positif bagi warga setempat. “Selain mendapatkan pelayanan kesehatan gratis selama PKL, minimal masyarakat mendapat pembelajaran bahwa untuk mengatasi masalah kesehatan, warga harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan,” kata Ajat.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Yudi Hermawan mengapresiasi pelaksanaan MMD yang digagas pihak Akbid Pelita Husada Jakarta. Dia menilai metode pelaksanaan MMD terbilang kreatif dan sangat menggugah peserta MMD yang sebagian besar adalah perwakilan warga Desa Sukarame.
"Cara yang ditampilkan para mahasiswi dalam MMD dengan penyajian data hasil SMD dibarengi dengan menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat Desa Sukarame secara 'teatrikal' sangat menyentuh peserta MMD," ungkap Yudi.

Sebelumnya, selama pada tanggal 4 sampai 8 Maret 2013 para Mahasisiwi dengan bimbingan dosen telah melakukan SMD di Desa Sukarame sepekan


Dijelaskan, MMD ditujukan untuk merumuskan dan penentuan prioritas masalah kesehatan ditingkat desa atas dasar pengenalan masalah kesehatan dan hasil SMD,”  katanya.
Selajutnya, tambah Yudi, hasil MMD diharapkan tersusun rencana kerja bersama antara mahasiswi dan masyarakat dalam penanggulangan masalah kesehatan yang dipimpin oleh kepala desa.