5 Mar 2013

Jelang ISPC 2013, Suarakan Perdamaian dari Kampung Domba Cinyurup



SIAPA yang menyangka Kampung Domba Cinyurup, Kelurahan Juhut, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang dalam waktu dekat bakal dijadikan lokasi sebuah event internasional Jambore Pramuka.
Hal itu diketahui saat kedatangan rombongan  dari Direktorat Jendral (Dirjen) Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes RI yang berkunjung ke Kampung Domba Cinyurup, pada Selasa (26/2) awal pekan kemarin.
Kendati masih dalam taraf penjajakan lokasi, survei tim Dirjen P2PL telah memastikan kelayakan Kampung Domba Cinyurup yang terletak di kawasan hutan lindung Gunung Karang sebagai arena Jambore internasional.
Dilihat dari pemandangan dan kondisi wilayahg Kampung Domba Cinyurup yang berada pada ketinggian 250-700m diatas permukaan laut (DPL), lokasi ini terbilang indah luar biasa dan sejuk.
Maka tak salah, jika kemudian Pemkab Pandeglang menjadikan Kampung Domba Cinyurup sebagai objek wisata pendidikan, selain sebagai sentra ternak domba dan lahan uji coba penelitian dan pengembangan pertanian.
“Berkunjung ke Cinyurup, selain bisa melihat peternakan domba terpadu, ada banyak hasil pertanian seperti  sayuran serta strawbery, juga dapat menikmati pemandangan alam yang masih alami. Lokasi perkempungan ini berada di kaki Gunung Karang,” kata Doni Hermawan Camat Karangtanjung yang ikut mendampingi tim Dirjen P2PL saat itu.
Usaha peternakan domba, kata dia, sudah menjadi mata pencarian utama sebagian besar warga
kampung Cinyurup sejak lama. “Kegiatan jambore internasional ini merupakan bagian dari promosi wisata Pandeglang. Saya optimistis peternakan domba Cinyurup akan semakin berkembang, apalagi mendapat dukungan dari pemerintah kabupaten, provinsi dan Kementerian Pertanian," katanya.
Kepala Puskesmas Pagadungan Kecamatan Karangtanjung Hj. Eni Rohaniah mengatakan, tim survei Dirjen P2PL pada saatnya nanti akan merekomendasikan kelayakan Kampung Domba Cinyurup sebagai lokasi Jambore Internasional dari  aspek kesehatan lingkungan (Kesling).
Aspek Kesling yang diharapkan ujar Eni diantaranya tersedia air bersih dan sarana sanitasi, persediaan pangan dan pemenuhan gizi selama jambore, tempat menginap peserta (home stay) maupun kesiapan pelayanan kesehatan yang harus dipenuhi kepada peserta dari berbagai negara selama jambore berlangsung
“Dalam evaluasi hasil kunjungan survei kami mendapat masukan dari tim kementerian kesehatan, agar dilakukan upaya-upaya untuk mencegah risiko terjadinya penularan penyakit melalui media lingkungan akibat terbatasnya sarana kesehatan lingkungan yang ada di lokasi Jambore, melalui pengawasan dan perbaikan kualitas kesehatan lingkungan (Kesling),” katanya.
Sementara itu berdasarkan, informasi yang diperoleh melalui situs Gerakan Pramuka Indonesia (www.pramuka.or.id) dirilis bahwa pelaksanaan Jambore tersebut akan dilaksanakan kurang dari sebulan lagi.
Disebutkan, pelaksanaan kegiatan tingkat dunia yang bertajuk International Scout Peace Camp Tahun 2013 (ISPC 2013) akan akan diselenggarakan 25 – 31 Maret 2013 di Bumi Perkemahan (Buper) Pramuka Cibubur, Jakarta.
Kegiatan yang mengangkat tema “Scouting Builds Peace” dan sub tema Understand Peace Through Socio-Cultural Diversity diikuti sebanyak 500 orang anggota kepramukaan dunia usia 16-25 tahun dari 6 wilayah, yaitu Asia Pacific,  Africa, Arab, Eropa, Eurasia, dan Inter-America.  
Selama sepekan, duta-duta perdamaian  ini berkesempatan untuk mempelajari sekaligus memahami dunia yang memiliki keanekaragaman lingkungan sosial, budaya, etnik, ras, agama dan lainnya. Mereka dapat bertukar keberagaman budaya, informasi serta pengetahuan dari setiap negara. Selain kegiatan di Cibubur, para peserta juga akan hidup bersama masyarakat selama 3 hari, yaitu di Sub Camp Setu Babakan, Sub Camp Kampung Domba, Pandeglang, Banten, dan Sub Camp Desa Sukaratu, Cianjur, Jawa Barat.
Di sub camp para peserta akan tinggal bersama dengan warga masyarakat selama 3 hari. Disana mereka akan mempelajari budaya lokal, terdiri atas tarian, nyanyian, silat, masakan tradisional, dan duta-duta perdamaian dari kalangan generasi muda yang mewakili dunia ini akan mengajak masyarakat untuk memahami bahasa dan budaya asalnya.
Di sub camp juga mereka  akan berbagi pengetahuan tentang teknologi, permainan dan bahasa kepada anak – anak di sub-camp, bersama masyarakat melaksanakan karya bakti di setiap sub-camp, serta yang lebih penting lagi membawa pesan perdamaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar