23 Des 2013

Perjuangan Khaerul Darajat Relawan Difabel Harfa Pandeglang

WALAUPUN memiliki keterbatasan fisik, Khaerul Darajat selalu berjuang agar bisa mengikuti proses pembelajaran layaknya mahasiswa lain. Dia bersikukuh kuliah, sebab menurut Khaerul,  setiap orang punya cita-cita dan oleh karena itu harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas, salah satu caranya dengan kuliah di perguruan tinggi.

"Walaupun begini (tuna daksa red) saya selalu berusaha untuk mengikuti pelajaran di kampus dan saya bisa," ujar Khaerul, mahasiswa difabel di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Banten ditemua saat acara peringatan Hari Difabel se-Dunia di halaman Bale Budaya, Pandeglang, yang digelar Lembaga Harfa Pandeglang, Minggu (22/12).
Mahasiswa yang terlahir dengan satu kaki itu, mengaku sedang menyelesaikan skripsinya. “Alhamdulillah sejak lahir saya sudah begini,” kata Khaerul yang juga bertindak selaku Ketua Panitia Hari Difabel se Dunia tingkat Kabupaten Pandeglang itu ketika ditanya perihal cacat di tubuhnya. 
Namun begitu, meski mempunyai kekurangan, tapi ia menegaskan orang difabel masih bisa melakukan sesuatu. “Sambil kuliah saya sejak  setahun lalu menjadi relawan Harapan Dhuafa (Harfa) Cabang Pandeglang,” terang pemuda kelahiran Mengger, Pandeglang tahun 1990 itu.
Ditengah keterbatasannya itu, Khaerul  yang harus bertongkat kalau berjalan, sejak April 2013 hingga kini mengabdi di Desa/Kecamatan Cigeulis sebagai salah seorang relawan Harfa Pandeglang yang bertugas membangun masyarakat setempat. “Banyak yang bisa saya lakukan untuk masyarakat seperti membina kelompok tani, koperasi, maupun beternak,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar