14 Jan 2012

Banjir Pandeglang Rendam 2.323 Rumah


HUJAN tanpa henti yang mengguyur Kabupaten Pandeglang dan sekitarnya sejak sepekan ini mengakibatkan sejumlah wilayah kecamatan di Pandeglang terendam banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) merilis sekitar 2.323 unit rumah terendam banjir di beberapa kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.  Banjir yang mengenangi beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Munjul, Cigeulis, Sukaresmi, Sobang, dan Panimbang, terjadi sejak Jumat (13/1) pukul 09.30 WIB.

Dilaporkan, warga yang rumahnya tergenang air melakukan evakuasi dan memilih untuk tinggal di tetangga atau pun saudara terdekat. Sementara itu, akibat bencana banjir tersebut hingga saat ini tidak ada korban jiwa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten bersama Pemerintah Kabupaten Pandeglang telah melakukan koordinasi dengan camat setempat untuk melakukan penanganan. Di samping itu BPBD provinsi telah mengirimkan 2 buah perahu karet untuk evakuasi warga. Sembako dan makanan siap saji untuk warga juga telah disiapkan.
 
Banjir yang merendam rumah warga di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, berdampak pada 1.074 KK di Kecamatan Munjul, 102 KK di Cigeulis, 100 KK di Sukaresmi, 1.000 KK di Sobang, dan 47 KK di Panimbang.  

Selain rumah, banjir juga merendam lahan pertanian seluas 1.251 ha di Kecamatan Munjul dan 192 ha di Kecamatan Sobang. Sementara itu 1unit rumah rusak berat akibat tertimpa pohon di Kecamatan Cigelis.

Antisipasi Penyakit
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar mengatakan, musim hujan merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadinya penyakit. Karenanya, pihaknya melalui Puskesmas setempat telah mengantisipasi penyakit yang biasa muncul pada musim penghujan.

Beberapa penyakit yang perlu diwaspadai selama musim penghujan menurut Iskandar adalah penyakit akibat virus seperti influenza, diare;  penyakit akibat bakteri dan parasit, terutama pada daerah yang airnya meluap sehingga bakteri dan parasit dari septic tank dan kotoran hewan terangkat dan hanyut kemudian mengkontaminasi air, bahan pangan, atau menginfeksi langsung manusia, seperti  diare, disentri, kecacingan, leptospirosis; penyakit akibat jamur terutama akibat kelembaban pada pakaian; penyakit tidak menular seperti asma, rhinitis, perburukan penyakit kronik; dan penyakit demam berdarah, karena meningkatnya tempat perindukan nyamuk.

Sebagai antisipasi dengan datangnya musim penghujan, Dinkes Pandeglang menekankan berbagai upaya diantaranya meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), terutama dalam hal penggunaan air bersih; cuci tangan dengan air bersih dan sabun; penggunaan jamban sehat, pemberantasan jentik di rumah, sekolah, kantor, dan lingkungan sekitar; konsumsi buah dan sayur setiap hari; beraktivitas fisik setiap hari; membuang sampah pada tempatnya; tidak meludah sembarangan; serta penggunaan alat pelindung diri, misalnya memakai sepatu boot saat terjadi banjir untuk menghindari infeksi leptospira dan memakai lotion anti nyamuk di wilayah rawan/endemis demam berdarah.

Dia juga menginstruksikan kepada jajaran Puskesmas untuk meningkatkan kewaspadaan dini dengan surveilans (pengamatan penyakit red) melalui laporan mingguan kewaspadaan penyakit (W1), surveilans aktif mingguan baik melalui sms  maupun telepon tim gerak cepat (TGC) Dinkes Pandeglang dinomor 0812 8232 2221.

Disamping itu Kadinkes Iskandar mengingatkan Sanitarian di lapangan untuk meningkatkan pengawasan faktor risiko lingkungan seperti higiene sanitasi air dan lingkungan, tempat perindukan nyamuk, dan lain-lain terutama di daerah banjir dan rawan banjir oleh puskesmas setempat.

Untuk penanggulangan banjir, menurut Iskandar, Dinkes telah menyiapkan stock obat dan alat kesehatan yang memadai untuk Puskesmas dan Posko terdekat dilokasi banjir, menyediakan logistik kaporit maupun bahan penjernih air (PAC, pembersih air cepat) di wilayah yang sulit mendapatkan air bersih bila diperlukan, serta terus melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan Kementerian Kesehatan serta lintas sektor terkait untuk bersama-sama dalam penanggulangan bencana banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar