7 Nov 2015

214 CPNS Kategori-II Telah Jalani Tes Kesehatan

RATUSAN calon pegawai negeri sipil (CPNS) golongan I dan II yang telah mengikuti pra jabatan di lingkungan Pemkab Pandeglang, mengantre di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Dinkes Pandeglang sejak pekan kemarin. Kehadiran mereka di rumah sakit itu, untuk menjalani tes kesehatan sekaligus mengurus persyaratan administrasi yang diminta oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pandeglang.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Umum (Yankesum) Dinkes Pandeglang  Hj. Yeni Herlina mengatakan, kegiatan pemeriksaan kesehatan CPNS Kabupaten Pandeglang berdasarkan surat permohonan dari BKD Pandeglang no.800/1020-BKD/2015 tentang pelaksanaan uji kesehatan bagi CPNS Kabupaten Pandeglang serta surat dari Dinkes Banten no.821/0986/Kes-SDK tentang pengangkatan/penunjukan dokter penguji tersendiri.
“Untuk CPNS golongan I dan II dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan untuk CPNS golongan III pemeriksaan kesehatan di RSUD Berkah,” terang Kabid Yankesum Dinkes Pandeglang Hj.Yeni Herlina, Selasa (13/10/2015) kemarin.
Dijelaskan, tujuan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatan CPNS apakah layak menjadi PNS dan mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita. “Disamping itu sebagai salah satu persyaratan CPNS menjadi PNS,” terangnya.
Kepala Seksi Yankes dasar Dinkes Pandeglang Dede Permana menambahkan, hingga hari terakhir pemeriksaan CPNS yang sudah diperiksa sebanyak 214 orang yang telah dilakukan sejak 7 Oktober hingga 13 Oktober 2015.“Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya pemeriksaan fisik dan tes laboratorium, pemeriksaan narkoba,” ungkap Dede.
Sekretaris Dinkes Pandeglang H. Didi Mulyadi mengatakan, berkas hasil pemeriksaan kesehatan CPNS akan diserahkan langsung oleh Dinkes Pandeglang kepada BKD. “Jadi yang mengkoordinir dari dinas kesehatan untuk diserahkan seluruhnya ke BKD Pandeglang,” tandasnya.

Ela Laelasari, salah satu CPNS yang mengikuti tes kesehatan menjelaskan dirinya menjalani pemeriksaan fisik meliputi tes mata, berat badan, tinggi badan dan tekanan darah serta diambil urine dan sampel darahnya. Ela yang merupakan CPNS kategori-2 ini berharap dirinya dapat lolos dari tes kesehatan tersebut. “Saya berharap dapat lolos tes kesehatan sehingga bisa jadi PNS nantinya, setelah menjadi honorer bertahun-tahun,” tukasnya. (Ade Setiawan)***

6 Nov 2015

Memasuki Musim Penghujan, Kadinkes Imbau Warga Waspada DBD

KEPALA Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang Hj. Indah Dinarsiani mengimbau warga untuk mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Menurutnya, penyakit demam berdarah sering muncul saat musim hujan, dan hujan kali ini sudah mulai turun di beberapa wilayah Pandeglang.
Imbauan tersebut telah disampaikan Kadinkes Pandeglang kepada petugas kesehatan di Puskesmas-Puskesmas, serta sosialisasi melalui berbagai kegiatan dalam upaya pencegahan penyakit yang dibawa nyamuk Aedes Aigyfti itu.
Ia menuturkan, dalam melakukan penanggulangan penyakit DBD, masyarakat hendaknya melakukan tindakan 4 M plus seminggu sekali untuk pencegahan.
“Kewaspadaan tersebut diantaranya menggiatkan kembali gotong royong untuk membersihkan lingkungan yang berpotensi menampung air dan berkembangbiaknya nyamuk jenis Aedes Aegypti,” kata Indah Dinarsiani didampingi Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit, dr. Firmansyah, di ruang kerjanya, Selasa (3/11/2015).
Ia menegaskan, pihaknya telah menginstruksikan para kepala Puskesmas agar berkoordinasi dengan camat  setempat dan kepala desa  untuk melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) atau gotong goyong secara massal membersihkan, mengubur, menutup benda-benda yang menampung air sehingga tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti yang berkembangbiak ditempat air yang bersih itu.
“Menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung, penampung air kulkas agar telur dan jentik Aedes Aegypti mati serta menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes tidak dapat masuk dan bertelur,” jelasnya.
Selain itu tambah Indah, mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti ban bekas, kaleng bekas, pecahan botol. “Agar tidak menjadi sarang dan tempat bertelurnya nyamuk Aedes,” tegas Indah.
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Dinkes Pandeglang dr. Firmansyah menambahkan, pihaknya melalui petugas Puskesmas terus Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk Aedes berkembang biak. “Serta jangan menggantung baju, memelihara Ikan pemakan jentik, hindari gigitan nyamuk, serta membubuhkan abate,” katanya.

Firman mengungkapkan peran media massa sebagai penyampai pesan layanan kesehatan masyarakat diharapkan mampu merubah sikap dan perilaku masyarakat  dalam melakukan pemberantasan dengue. “Bagaimanapun juga, Dinkes yang bertanggung jawab dalam hal promosi kesehatan dan media massa harus dilibatkan untuk melakukan koordinasi keluarnya pesan-pesan pencegahan dan pemberantasan penyakit,” tandasnya.

14 Okt 2015

1.600 Warga Banten Mengidap Gangguan Jiwa

SEBANYAK 1.600 warga Banten mengidap gangguan jiwa dan kini belum ada penanganan khusus dari Pemerintah Provinsi Banten, sehingga banyak yang di pasung akibat dari tidak adanya Rumah Sakit khusus penderita gangguan jiwa.
Kepala Dinas Kesehatan Banten Sigit Wardojo mengakui penanganan kepada pengidiap gangguan jiwa masih terkendala belum adanya rumah sakit jiwa dan minimnya tenaga medis untuk penderita gangguan jiwa.
“Gubernur (Rano Karno) menargetkan 2019 (Banten) bebas pasung, saat inji masih ada sekitar 1600 warga yang mengalami gangguan jiwa se Banten,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Banten, Sigit Wardojo, Selasa (13/10/2015).
Untuk saat ini, kata Sigit, pihaknya kini mengoptimalkan peran Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang ada, dengan menyediakan obat secara gratis dan juga menjadi pusat konsultasi para penderita gangguan jiwa.
“Paling tidak seharusnya, ada rumah sakit rujukan dan di daerah-daerah terdapat rumah sakit yang menangani masalah kesehtan tersebut,” tegasnya. (CR-8/RD)
Sumber : bantenpos.co

3 Okt 2015

Bupati Ajak Ormas Keagamaan di Pandeglang Dukung Program Pentavalen

BUPATI Pandeglang melalui Stap Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia (SDM) H. Abdul Gaffar Alkatiri mengajak seluruh komponen organisasi kemasyarakatan (ormas) keagamaan yang ada di Pandeglang untuk mendukung program imunisasi dengan mengajak masyarakat untuk membawa anaknya ke fasilitas kesehatan untuk diimunisasi. “Mari kita mengajak masyarakat untuk memberikan imunisasi anak-anak kita, mengingat ini merupakan tugas dan wujud kepedulian kita bersama,” kata H. Abdul Gaffar Alkatiri saat membuka kegiatan advokasi dan sosialisasi imunisasi Pentavalen (DPT-HB-Hib) melalui peran pengajian Al-Hidayah Kabupaten Pandeglang, di Sofyan Inn Altama, Kamis (1/10/2015).
Kegiatan yang dilaksanakan Pengurus Cabang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Keagamaan Al-Hidayah Pandeglang itu bekerja sama dengan The Global Alliance for Vaccines and Immunizations (GAVI) Jakarta dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) diikuti dua ratusan peserta dari berbagai kalangan diantaranya pengurus cabang dan ranting Alhidayah, Pengurus Majlis Taklim Alhidayah, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang, Tokoh agama serta Tim Penggerak PKK kecamatan se Kabupaten Pandeglang.
Narasumber Pusat Promkes Kemenkes RI Hj, Muhani, SKM, M.Kes dalam pemaparannya mengungkapkan, tujuan kegiatan Advokasi dan Sosialisasi Imunisasi Pentavalen melalui peran pengajian Al-Hidayah yakni untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemberian imunisasi terhadap anak-anak dengan menggunakan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat, serta melakukan promosi kesehatan tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar serta pentavalen bagi bayi tiga tahun (Batita) kepada masyarakat.
“Cakupan imunisasi di Kabupaten Pandeglang perlu ditingkatkan agar anak-anak mendapatkan perlindungan dari berbagai ancaman penyakit,” ungkapnya.
Ditambahkan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yakni Dufteri, pertusis, tetanus, hepatitis-B, tuberculosis, polio dan campak. “Sekarang ada lagi tambahan imunisasi penyakit menular yakni infeksi Haemophylus Influenza Type B (Hib), itulah yang kita lakukan sosialisasinya,” tandasnya.
Ketua Pengurus Cabang Al-Hidayah Kabupaten Pandeglang Hj.Nurhidayah Suwondo mengatakan, Al-Hidayah sebagai ormas keagamaan yang memiliki basis massa hingga ke akar rumput tergerak untuk melakukan  kegiatan advokasi dan sosialisasi imunisasi Pentavalen bekerja sama dengan Kemenkes RI dalam rangka mencegah penularan penyakit pada anak.
“Peran Al-Hidayah ini bisa dalam bentuk melakukan advokasi kepada pengambil kebijakan, sosialisasi langsung kepada masyarakat, serta melakukan pemantauan,” katanya.
Kepala Bidang Sumberdaya dan Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang dr. H. Kodiat Juarsa, M.Kes menjelaskan, vaksin Pentavalen merupakan jenis imunisasi baru kombinasi  5 jenis antigen dalam satu vial yakni DPT HB-Hib yang bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi dan balita akibat pneumonia dan meningitis.
“Untuk mengurangi suntikan, vaksin Hib dikombinasikan dengan vaksin DPT HB sehingga menjadi vaksin Pentavalen (DPT HB Hib),” jelasnya.
Dia menuturkan, semua imunisasi pada anak sampai umur 9 bulan diberikan melalui suntikan, kecuali polio diteteskan kedalam mulut. Dengan demikian, tambah Kodiat, meski ada vaksin Pentavalen jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap tetap seperti biasa yakni Imunisasi Hepatitis-B (umur 0-7 hari), BCG, Polio 1 (umur 1 bulan), DPT-HB-Hib 1, Polio 2 (umur 2 bulan), DPT-HB-Hib 2, Polio 3 (umur 3 bulan), DPT-HB-Hib 3, Polio 4 (umur 4 bulan) dan terakhir imunisasi Campak pada umur 9 bulan.
Ikut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua TP PKK Kabupaten Pandeglang yang juga Anggota DPRD Banten Hj. Siti Erna Nurhayati, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan Dinkes Pandeglang, Pengurus Pusat Al-Hidayah, Ketua PD Al-Hidayah Banten Hj. Sumi Hardiningsih, SE, jajaran PC Al-Hidayah Pandeglang, serta Konsultan GAVI Jakarta. (Ade Setiawan)***



2 Okt 2015

Ormas Al-Hidayah Pandeglang Sosialisasikan Vaksin Baru Pentavalen

Stap Ahli Bupati Pandeglang Bidang Kemasyarakatan dan Sumberdaya Manusia (SDM) H. Abdul Gaffar Alkatiri, SQ secara resmi membuka kegiatan advokasi dan sosialisasi imunisasi Pentavalen (DPT-HB-Hib) melalui peran pengajian Al-Hidayah Kabupaten Pandeglang, di Sofyan Inn Altama, Kamis (1/10/2015).
Kegiatan yang dilaksanakan Pengurus Cabang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Keagamaan Al-Hidayah Pandeglang itu bekerja sama dengan The Global Alliance for Vaccines and Immunizations (GAVI) Jakarta dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) diikuti dua ratusan peserta dari berbagai kalangan diantaranya pengurus cabang dan ranting Alhidayah, Pengurus Majlis Taklim Alhidayah, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang, Tokoh agama serta Tim Penggerak PKK kecamatan se Kabupaten Pandeglang.
Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua TP PKK Kabupaten Pandeglang Hj. Siti Erna Nurhayati, Nara sumber Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI Hj. Muhani, SKM, M.Kes, perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Banten dan Dinkes Pandeglang, Pengurus Pusat Al-Hidayah, Ketua PD Al-Hidayah Banten Hj. Sumi Hardiningsih, SE, jajaran PC Al-Hidayah Pandeglang, serta Konsultan GAVI Jakarta.
Dalam sambutannya Abdul Gafar atas nama Bupati Pandeglang H. Erwan Kurtubi mengapresiasi kiprah Ormas Al-Hidayah Pandeglang yang telah memberikan kontribusi nyata dalam membantu program Pemkab Pandeglang dalam bidang kesehatan,terutama untuk memberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat.
Dia mengajak kepada seluruh peserta yang hadir untuk mendukung program imunisasi dengan mengajak masyarakat untuk membawa anaknya ke fasilitas kesehatan untuk diimunisasi. “Mari kita mengajak masyarakat untuk memberikan imunisasi anak-anak kita, mengingat ini merupakan tugas dan wujud kepedulian kita bersama,” katanya.
Perwakilan Kemenkes RI Hj, Muhani, SKM, M.Kes dalam sambutannya mengungkapkan, tujuan kegiatan Advokasi dan Sosialisasi Imunisasi Pentavalen melalui peran pengajian Al-Hidayah yakni untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemberian imunisasi terhadap anak-anak dengan menggunakan peran tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat, serta melakukan promosi kesehatan tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar serta pentavalen bagi bayi tiga tahun (Batita) kepada masyarakat.
“Cakupan imunisasi di Kabupaten Pandeglang perlu ditingkatkan agar anak-anak mendapatkan perlindungan dari berbagai ancaman penyakit,” ungkapnya.
Ditambahkan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yakni Dufteri, pertusis, tetanus, hepatitis-B, tuberculosis, polio dan campak. “Sekarang ada lagi tambahan imunisasi penyakit menular yakni infeksi Haemophylus Influenza Type B (Hib), itulah yang kita lakukan sosialisasinya,” tandasnya.
Ketua Pengurus Cabang Al-Hidayah Kabupaten Pandeglang Hj.Nurhidayah Suwondo mengatakan, Al-Hidayah sebagai ormas keagamaan yang memiliki basis massa hingga ke akar rumput tergerak untuk melakukan  kegiatan advokasi dan sosialisasi imunisasi Pentavalen bekerja sama dengan Kemenkes RI dalam rangka mencegah penularan penyakit pada anak.
“Peran Al-Hidayah ini bisa dalam bentuk melakukan advokasi kepada pengambil kebijakan, sosialisasi langsung kepada masyarakat, serta melakukan pemantauan,” katanya.
Kepala Bidang Sumberdaya dan Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang dr. H. Kodiat Juarsa, M.Kes menjelaskan, vaksin Pentavalen merupakan jenis imunisasi baru kombinasi  5 jenis antigen dalam satu vial yakni DPT HB-Hib yang bertujuan menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi dan balita akibat pneumonia dan meningitis.
“Untuk mengurangi suntikan, vaksin Hib dikombinasikan dengan vaksin DPT HB sehingga menjadi vaksin Pentavalen (DPT HB Hib),” jelasnya.

Dia menuturkan, semua imunisasi pada anak sampai umur 9 bulan diberikan melalui suntikan, kecuali polio diteteskan kedalam mulut. Dengan demikian, tambah Kodiat, meski ada vaksin Pentavalen jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap tetap seperti biasa yakni Imunisasi Hepatitis-B (umur 0-7 hari), BCG, Polio 1 (umur 1 bulan), DPT-HB-Hib 1, Polio 2 (umur 2 bulan), DPT-HB-Hib 2, Polio 3 (umur 3 bulan), DPT-HB-Hib 3, Polio 4 (umur 4 bulan) dan terakhir imunisasi Campak pada umur 9 bulan. (Ade Setiawan)***

1 Okt 2015

Kemenpan RB akan Angkat 16.000.000 Bidan PTT Jadi PNS

Menteri Yuddy menerima bunga dari perwakilan bidan PTT, sesaat sebelum pertemuan dengan perwakilan bidan desa PTT berlangsung, Senin (28/09)

MENTERI Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi memberikan kabar gembira kepada ribuan bidan desa pegawai tidak tetap (PTT) yang melakukan demo di seputaran Monas, Senin (28/09). Menteri mengamini tuntutan mereka untuk diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
"Secara prinsip, saya bisa menerima aspirasi untuk mempertimbangkan pengangkatan 16 ribu bidan PTT," kata Menteri Yuddy saat menemui perwakilan Forum Bidan PTT di kantornya, Jakarta, Senin (28/9).
Menurut Yuddy, pertimbangan untuk merekrut semua Bidan PTT menjadi CPNS karena sudah memenuhi tiga hal. Selain memiliki SK dari Menteri Kesehatan, keberadaannya terindentifikasi dan memiliki rekomendasi dari masing-masing kepala daerah. Selain itu, perjuangan para bidan yang bekerja 24 jam sehari, tidak memikirkan gaji yang kecil dan memperjuangkan serta menjadi ujung tombak pelaksanaan kebijakan pemerintah mengenai Kartu Indonesia Sehat (KIS).
"Teknisnya serahkan pada kami. Jadi ibu-ibu tidak perlu terlibat secara detail dan jangan khawatir mengenai adanya seleksi atau tidak. Intinya, pemerintah akan merekrut 16 ribu bidan PTT tersebut," tegas Yuddy. 
Menteri yang sempat menerima bunga dari salah satu para bidan tersebut mengatakan, terkait dengan data bidan PTT ini, dalam waktu dekat pihaknya akan segera bertemu dengan Menteri Kesehatan, serta Menteri Hukum dan HAM untuk membicarakan landasan hukum perekrutan bidan PTT. Menurutnya, landasan hukum bidan PTT sudah cukup karena mereka diangkat berdasarkan SK Menteri Kesehatan yang sesuai dengan Keputusan Presiden No 23 Tahun 1994 yang diperbarui dengan Keppres No. 77 Tahun 2000.
"Prosesnya akan kami laksanakan secepatnya karena tidak terlalu sulit. Disamping jumlahnya tidak sefantastis dengan jumlah eks honorer K2, identifikasi keberadaannya sudah lebih terverifikasi, sehingga prosesnya relatif lebih cepat," kata Yuddy.
Sementara itu, Ketua Umum Forum Bidan PTT, Lilik Dian Ekasari mengucapkan rasa terimakasih terhadap keputusan yang diberikan Menteri Yuddy. Menurutnya, persyaratan untuk dipekerjakan dimana pun jika sudah menjadi PNS bukan hal yang sulit.
"Kami mengucapkan terimakasih. Terimakasih karena sudah ada keputusan atau solusi akan segera menyelesaikan permasalahan kami. Semoga memang benar-benar di awal tahun akan segera ada rekrutmen CPNS terhadap bidan desa PTT, khususnya terhadap 16 ribu bidan ini," kata Lilik. 
Sumber : Menpan.Go.Id