26 Feb 2014

Profesi Promosi Kesehatan Dimata Bidan Desa

PROFESI sebagai bidan tak menghalangi Aminah merangkap tugas sebagai Koordinator Promosi Kesehatan (Promkes) di Puskesmas Mandalawangi. Gadis kelahiran Cigeulis 25 tahun lalu itu telah menjadi Koordinator Promkes sejak tahun 2011. Dia mengaku menikmati tugas tambahannya itu, terlebih sebagai tenaga Promkes di Puskesmas sangat mendukung profesi utamanya sebagai bidan desa Curug Lemo, Kecamatan Mandalawangi.
“Dengan menjadi pemegang program Promkes, pengetahuan dan wawasan saya semakin luas, bahkan sangat menunjang tugas pokok dan fungsi sebagai bidan,” ungkap Bd. Aminah disela acara pelatihan peningkatan kapasitas petugas Promkes Puskesmas, kemarin.
Aminah memaparkan, lingkup promosi kesehatan bukan semata-mata pendidikan, penyuluhan, atau serangkaian kampanye mengenai masalah kesehatan. Menurut alumnus D-III Kebidanan STIKIM Jakarta 2011 ini, pendidikan atau penyuluhan kesehatan memang memiliki sasaran yang sama, yakni perubahan perilaku individu atau kelompok untuk peningkatan derajat kesehatan.
“Promosi kesehatan mencakup baik kegiatan promosi (promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif), maupun rehabilitasi,” ujar Aminah yang curhat hingga kini masih menyandang status kepegawaian sebagai Tenaga Kerja Sukarela (TKS) ini.
Diakui dirinya tertarik mendalami program Promkes, oleh karena ia bisa lebih berinteraksi dengan orang-orang yang sehat maupun mereka yang terkena penyakit.  “Semuanya merupakan sasaran kegiatan promosi kesehatan. Selain itu, promosi kesehatan dapat dilakukan di berbagai ruang kehidupan, dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum, dan tentu saja di Poskesdes maupun Puskesmas atau Rumah Sakit,” pungkasnya.

25 Feb 2014

Kadinkes Pandeglang Ajak Nakes Up Date Iptek Kesehatan



KEPALA Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang H. Deden Kuswan mengajak para tenaga kesehatan (Nakes) untuk senantiasa mengupdate ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) kesehatan yang dimiliki, agar mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat.
Hal itu diungkapkan Deden saat membuka pelatihan peningkatan kapasitas tenaga promosi kesehatan (promkes) Puskesmas se Kabupaten Pandeglang yang digelar di Aula Kharisma, Labuan, Pandeglang, Senin (24/2) sore.
Deden mengingatkan, peran nakes terutama petugas Promosi Kesehatan baik di Puskesmas maupun Dinkes sangat strategis merubah perilaku masyarakat.
”Sebagai petugas promkes dituntut banyak hal, pengetahuan harus di up date, ditambah terus dan jangan lupa penampilan juga harus menarik,” ungkapnya.
Menurut Kadinkes, menanamkan ide yang baik kepada masyarakat itu sangat sulit. “Dengan demikian untuk merubah pola perilaku hidup bersih dan sehat dimasyarakat juga membutuhkan waktu yang panjang,” tegas Deden.
Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggara pelatihan Yudi Hermawan, SKM dalam laporannya mengatakan, petugas promkes merupakan salah satu ujung tombak sekaligus pendukung utama program pelayanan kesehatan ditingkat Puskesmas.
“Untuk memaksimalkan hasil yang ingin dicapai, maka kita butuh sumber daya yang handal diantaranya melalui peningkatan sumberdaya tenaga promkes di Puskesmas,” terangnya.
Yudi menjelaskan, kegiatan pelatihan akan dilaksanakan selama tiga hari (24-26/2) diikuti 36 koordinator Promkes se Kabupaten Pandeglang.
“Dengan kegiatan ini, petugas promkes yang ada di Puskesmas Kabupaten Pandeglang akan lebih meningkat pengetahuan dan wawasan tentang pemberdayaan masyarakat,” jelas Yudi.
Dalam pelatihan ini, tambah Yudi, pihaknya mengundang nara sumber dari Dinkes Provinsi Banten serta Tim Empowering Brand Training (EBT) Kabupaten Pandeglang.

8 Feb 2014

Inspirasi Itu Bisa Datang Dari Mana Saja


INSPIRASI itu bisa datang dari mana saja. Tak jarang ide memulai peluang usaha muncul dari hal-hal sepele yang mungkin tak pernah disangka sebelumnya. Bahkan, ketika menghadapi masalah dan berupaya mencari solusinya seringkali ide baru itu tiba-tiba muncul.
Rupanya ini dialami dr. Hj. Dian Anggraeni, dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi), Jakarta angkatan 1995 yang beberapa tahun belakangan ini menggeluti  bidang Aesthetic (keahlian kecantikan red) selain sebagai dokter umum.
Dia sendiri tak pernah menyangka, karena idenya menekuni Aesthetic itu sebetulnya berawal dari masalah kesehatan para pasien yang kebanyakan keluhan kaum perempuan. “Awalnya karena banyak  pasien dengan kasus jerawat dan flek hitam di wajah. Mereka meminta diberikan obat dan cream penyembuhan,” ujarnya, Kamis (30/1).
Dari situlah, lanjut ibu dua putra dari Suami dr. Edwin Afrian kelahiran Menes 9 Mei 1977 ini akhirnya membuat keputusan untuk memperdalam bidang ini. “Saya juga mengikuti pelatihan perawatan kecantikan dan ditunjang dengan seminar/workshop, tanpa mengesampingkan pasien umum,” kata pemilik Menes Medical Center (MMC) yang mengaku sudah tiga tahun mendalami Aesthetic itu.

7 Feb 2014

Antisipasi Penyakit Musim Penghujan

MUSIM hujan khususnya dengan intensitas tinggi dapat berdampak pada kesehatan. Beberapa penyakit yang biasa muncul pada masa ini diantaranya adalag Diare, DBD, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut, penyakit kulit, Penyakit saluran cerna lain, dan Perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingering (P2PL) Kemenkes Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, menimbau masyarakat agar tetap sehat dengan senantiasa menjaga Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), antara lain dengan makan/minum yang baik dan bersih (selalu makanan yang sudah dimasak), jangan jajan sembarangan, istirahat yang cukup, tetap upayakan kebersihan diri dan lingkungan, jangan buang sampah sembarangan, senantiasa melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). 

Prof. Tjandra Yoga menyebutkan lima titik kritis CTPS, yaitu Sebelum makan, Sebelum mengolah makanan, Setelah BAB, setelah menceboki anak, dan Setelah memegang lingkungan yang kotor dan hewan. 

Pada musim banjir, banyak warga harus mengungsi. Di pengungsian ini Prof. Tjandra Yoga mengimbau agar warga menjaga kebersihan lokasi pengungsian, baik dari sisi pengolahan sampah, pengolahan limbah cair dan BAB serta BAK ditempat yang sudah disediakan. Anak Balita dan orang tua perlu mendapat prioritas tempat yang lebih baik dan sehat. 

Sebaiknya makanan segar agar segera dikonsumsi. Selain itu, kalau ada keluhan kesehatan berkepanjangan maka hubungi petugas kesehatan yang ada, ujar Prof. Tjandra.

Ditambahkan, bila banjir telah surut dan akan membersihkan sisa lumpur / air kotor di rumah, gunakan sepatu boot dan pelindung tangan, agar kulit tangan dan kaki sesedikit mungkin kontak dengan kotoran / lumpur sisa banjir 

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email kontak@depkes.go.id

Dinkes Pandeglang Siagakan Seluruh Puskesmas

SEKRETARIS Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, dr. Hj. Asmani Raneyanti, MHA meminta kepada para kepala Puskesmas yang tersebar di 35 kecamatan siap siaga dalam menghadapi cuaca buruk dan musim banjir, khusunya dalam penanganan penyakit yang disebabkan kondisi cuaca.
“Kami sudah sampikan himbauan kepada seluruh kepala puskesmas untuk siaga dalam kondisi saat ini, baik yang rawat inap atau juga yang tidak karena bagimanapun saat ini kondisi cuaca masih belum bersahabat,” ungkap Asmani, kemarin.
Menurut dia, kesiapan ini bukan hanya pada saat ini saja, karena kata Asmani, melayani warga sudah menjadi kewajiban khusunya dalam bidang kesehatan masyarakat, apa lagi saat ini yang kondisinya memang harus siaga.
“Biasanya kalau ada bencana penyakit juga banyak menyebar, apa lagi bencana banjir, penyakit yang ada itu biasanya, kulit diare dan lainya, apa lagi bagi daerah-daerah yang berlangganan banjir,” katanya.
Terpisah Kepala Puskesmas Saketi, Yani Sastranegara mengatakan, perintah siaga itu memang sudah jelas harus dan bukan hanya pada saat kondisi sekarang saja. Karena melayani warga dalam bidang kesehatan itu tidak bisa di duga-duga peristiwanya.
“Mau kapan atau jam berapa jelas kami harus siaga, apa lagi saat ini cuaca yang kurang bersahabat dan biasanya menyebabkan bencana banjir atau lainya,” katanya.

6 Feb 2014

Sudah Waktunya 'Melek' Bahaya Rokok


BEBERAPA orang mengenakan kostum  hitam dan baju  bertuliskan "Sudah  Waktunya Indonesia Melek Bahaya  Rokok"  dan berbagai pesan lainnya  tentang bahaya merokok, Minggu  (2/2) di  Bundaran Hotel Indonesia. Inilah  sosialisasi tentang  bahaya merokok  yang dimotori oleh Komunitas  Pengendalian  Tembakau. Ada yang unik  dari sosialisasi ini, yaitu penggunaan  kotak menyerupai box rokok dengan gambar-gambar penyakit  akibat merokok dengan peserta yang memakainya berdandan  ala zombie. Selain itu, beberapa aktivis komunitas membagi- bagikan brosur dan mewawancarai masyarakat yang sedang  olah raga di sekitar lokasi acara.
Melalui kampanye ini, diharapkan dukungan masyarakat untuk membangun kesadaran mereka akan bahaya rokok, juga memotivasi mereka agar berhenti merokok.
Untuk meningkatkan perlindungan masyarakat Indonesia, pemerintah sudah mengeluarkan Permenkes No 28 Tahun 2013 yang mewajibkan perusahaan rokok mencantumkan salah satu dari lima gambar bahaya merokok dalam bungkus rokok. Peraturan inilah yang diharapkan melalui kampanye ini sudah diterapkan pada 24 Juni 2014 mendatang.
Berdasarkan hasil survei Global Adult Tobacco Survey tahun 2011, Indonesia memiliki prevalansi perokok aktif tertinggi dimana 67,4 persen pria dewasa dan 4,5 perempuan dewasa atau secara keseluruhan sebanyak 36,1 persen orang dewasa mengkonsumsi tembakau baik dengan asap (merokok) maupun tanpa asap. Bahkan kebiasaan merokok di kalangan anak meningkat pesat dalam 10 tahun terakhir, dimana anak usia 13-15 tahun merupakan perokok aktif, demikian dicantumkan dalam rilis yang dikeluarkan Komunitas Pengendali Tembakau.
Dengan kondisi konsumsi rokok di Indonesia yang sudah sangat mengkhawatirkan ini, kampanye bertemakan "Sudah Waktunya Melek Bahaya Rokok" adalah sebagian kecil dari usaha-usaha guna menanggulangi gempuran strategi merketing rokok yang sangat agresif. Tentunya diharapkan kegiatan serupa yang lebih besar dan menyeluruh untuk menaggulangi masalah merokok di Indonesia.(sat) Sumber : Pusat Promkes

Tetap Cantik dan Sehat ala Dr. Dian

PROFESI sebagai dokter umum tak menghalangi dr. Hj. Dian Anggraeni untuk menekuni dunia Aesthetic (perawatan kecantikan red). Bahkan, kini ia menggabungkan tindakan medis dan perawatan kecantikan yang dilakukannya di Menes Medical Center (MMC) sejak tiga tahun lalu.
Dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsi), Jakarta 2002 ini mulanya tak pernah menyangka, karena idenya menekuni Aesthetic itu sebetulnya berawal dari masalah kesehatan para pasien yang kebanyakan keluhan kaum perempuan. “Awalnya karena banyak  pasien dengan kasus jerawat dan flek hitam di wajah. Mereka meminta diberikan obat dan cream penyembuhan,” ujar dr. Hj. Dian Anggraeni yang kini tengah menuntut ilmu sebagai Mahasiswa Program S-2 Uneversitas Respati Indonesia (Urindo) Jakarta jurusan Administrasi Rumah Sakit itu, Kamis (30/1).
Dari situlah, kata ibu dua putra dari Suami dr. Edwin Afrian kelahiran Menes 9 Mei 1977 ini akhirnya ia membuat keputusan untuk memperdalam bidang ini. “Saya juga ikut banyak mengikuti pelatihan perawatan kecantikan dan ditunjang dengan seminar/workshop, tanpa mengesampingkan pasien umum,” kata Dian yang juga dokter Puskesmas Kaduhejo, Pandeglang itu.
Diapun tak pelit memberikan saran praktis agar kulit tetap cantik dan sehat. “Tips kulit cantik dan sehat itu relatif mudah, murah dan alami diantaranya minum air putih minimal 8 gelas sehari, makan sayur dan buahan, hindari strees serta lindungi kulit terutama wajah dari sengatan terik matahari,”
pungkasnya.