Tampilkan postingan dengan label puskesmas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puskesmas. Tampilkan semua postingan

20 Jul 2015

Limbah Puskesmas Akan Dijadikan Gas

DINAS Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang tahun ini berencana untuk menerapkan sistem pengelolaan limbah pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dengan teknologi biogas.

Program tersebut bertujuan agar limbah yang dihasilkan dapat digunakan menjadi sumber daya gas.

Sekretaris Dinkes Kabupaten Pandeglang DR. H. Didi Mulyadi, SKM, M.Kes, mengatakan, sebagai percontohan pengelolaan limbah dengan sistem biogas akan dilakukan di dua puskesmas, yakni Puskesmas Saketi dan Puskesmas Menes. 

Limbah yang dikelola dengan sistem biogas di dua puskesamas tersebut nantinya akan dijadikan sebagai bahan bakar gas untuk kepentingan laboratorium dan dapur puskesmas. “Jika di dua puskesamas tersebut berhasil, kemungkinan besar di tahun berikutnya akan diterapkan di puskesamas-puskesamas lain,” katanya kepada Radar Banten, kemarin.

Menurut Didi, saat ini limbah puskesamas masih dibuang begitu saja tanpa ke tempat penampungan tanpa ada upaya untuk memanfaatkannya kembali. “Limbah puskesamas seperti darah itu kan menghasilkan bakteri yang jika dikelola bisa menghasilkan gas,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Puskesmas Saketi Yani Sastra Negara menyambut baik rencana pembuangan limbah menggunakan sistem biogas karena bisa didaur ulang dan dikelola menjadi gas. “Kami sangat mendukung rencana itu, apalagi bila alatnya sudah ada di masing-masing puskesmas,” katanya. (RB/mg-11/zis/dwi)

Sumber : RadarBanten.Com

16 Jul 2015

Puskesmas Tetap Memberikan Pelayanan Selama Cuti Bersama Idul Fitri 1436 H

SEKRETARIS Dinkes Pandeglang  DR. H. Didi Mulyadi, SKM, M.Kes mengatakan, seluruh Puskesmas di lingkungan Dinas Kesehatan telah diinstruksikan tetap buka  selama cuti bersama tanggal 16-21 Juli 2015. Dia beralasan Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan publik dituntut tetap berfungsi memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat setempat.
"Kami tetap siaga selama lebaran di 36 puskesmas, sudah disampaikan kepada semua kepala Puskesmas agar ada petugas jaga selama cuti bersama lebaran," kata Didi, kemarin.
Menurut dia, petugas Puskesmas akan ditugaskan secara bergiliran selama 24 jam untuk melayani masyarakat, karena khawatir terjadi penyakit menular atau gangguan kesehatan lainnya di masyarakat, akibat mengkonsumsi makanan atau minuman saat dan pasca lebaran.
Biasanya, kata dia, penyakit yang menyerang saat Lebaran seperti diare, atau kencing manis, hipertensi karena pola makan yang tidak sehat. “Karena itu, kita tetap siap melayani baik fasilitas, obat-obatan juga tenaga medis untuk antisipasi,” katanya.


14 Jul 2015

36 Puskesmas Difungsikan Sebagai Posko Kesehatan Selama H-7 Hingga H+7 Idul Fitri 1436 H

DINAS Kesehatan (Dinkes) Pandeglang menyiagakan 36 Puskesmas sebagai Pos Kesehatan (Poskes) utama selama arus mudik dan arus balik  Lebaran, mulai H-7 hingga H+7 atau pada 10 Juli s/d 24 Juli 2015.
Selain itu, Dinkes Pandeglang juga mendirikan 8 Posko kesehatan tambahan yang tergabung bersama unsur  Kepolisian, Dishubkominfo, PMI maupun elemen masyarakat lainnya dalam rangka pengamanan arus mudik dan lebaran 1436 Hijriyah.
Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan mengungkapkan, kedelapan Posko kesehatan tambahan telah dioperasikan untuk mengantisipasi kesehatan pemudik yakni di seputar Alun-alun Kota Pandeglang, Terminal Kadubanen, Pertigaan Mengger Kecamatan Kaduhejo, Pustu Babakan Lor Kecamatan Cikedal, Terminal Tarogong Kecamatan Pagelaran, Pustu Banjarwangi Kecamatan Pulosari, lokasi pariwisata Lipo Kecamatan Carita, dan Posko kesehatan rujukan yang dipusatkan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Berkah.
H. Deden Kuswan menjelaskan, khusus untuk 20 Puskesmas yang terletak dijalur utama arus mudik yakni Puskesmas Cadasari, Karangtanjung, Kaduhejo, Cimanuk, Mandalawangi, Munjul, Cigeulis, Cibaliung, Cimanggu, Sumur Cisata, Jiput, , Saketi, Bojong, Picung, Menes, Labuan, Carita, Panimbang, dan Sobang, sudah diinstruksikan wajib jaga selama 24 jam.
“Untuk Puskesmas lainnya diinstruksikan siaga untuk melayani masyarakat setempat dengan membuat daftar piket petugas Puskesmas,” jelasnya.
Koordinator pelayanan kesehatan arus mudik 2015 Hj. Yeni Herlina menambahkan, masing-masing pos kesehatan akan dilayani oleh petugas medis/paramedis yang dilengkapi dengan logistik dan perbekalan kesehatan berupa sebuah tandu, obat-obatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), obat-obatan dasar, tensimeter, stetoskop serta sebuah tabung oksigen dan 1 unit ambulan.
“Selama bertugas tim kesehatan yang ditugaskan sebanyak 500 personil dijadwalkan dalam dua shif sehari mulai 07.00 – 19.00 Wib dan 19.00 – 07.00 Wib selama 24 jam, kecuali pada hari H saat hari pertama Hari Raya, petugas jaga dibagi menjadi tiga shift  pukul 07.00-14.00 Wib, pukul 14.00-21.00 Wib, dan pukul 21.00-07.00 Wib,” jelas Yeni yang juga Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Umum (Yankesum) Dinkes Pandeglang itu.

Dijelaskan, Pelayanan Pos Kesehatan ditujukan tidak hanya bagi pemudik dan pengemudi kendaraan, melainkan juga diperuntukan bagi masyarakat sekitar yang membutuhkan pertolongan kesehatan. “Pelayanan kesehatan meliputi pelayanan gawat darurat, pelayanan kesehatan dasar, dan rawat inap tingkat pertama, dan pelayanan rujukan jika diperlukan,” jelasnya.

13 Feb 2015

Selangkah Lagi Puskesmas 'Carita Wisata Sehat' Beroperasi Penuh 24 Jam



PUSAT Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Carita terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat. Salah satunya dengan mengembangkam ruang lingkup pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) dan fasilitas rawat inap yang kini baru saja selesai pembangunannya.
Jika awalnya hanya UGD 24 jam, sebentar lagi pelayanan Puskesmas Carita lebih dikembangkan dengan pelayanan rawat inap.
“Pelayanan rawat inap lebih ditekankan untuk persalinan normal dan antisipasi kunjungan wisatawan yang semakin ramai setiap akhir pekan,” terang Kepala Puskesmas Carita H. Ajat, SKM, Senin (9/2/2015)
Ajat mengaku gedung Puskesmas Carita yang kini berlantai II telah rampung dibangun sejak akhir tahun 2014 lalu. “Tinggal menunggu peresmian oleh Pemkab Pandeglang, Puskesmas Carita siap beroperasi 24 jam,” katanya.
Dijelaskan saat ini fasilitas yang tersedia di Puskesmas dengan motto Carita Wisata Sehat ini memiliki 56 tenaga kesehatan, dengan ambulans dua serta jumlah tempat tidur rawat inap sebanyak 4 tempat tidur. Jumlah tersebut menurut kepala Puskesmas yang sudah hampir tiga tahun menjadi kepala di Puskesmas Carita itu lebih dari memadai. Bahkan untuk Pembina desa di 10 desa kecamatan Carita dia mendistribusikan pegawainya setiap desa masing-masing tiga tenaga kesehatan.   “Supaya pelayanan merata tiga petugas kesehatan saya tempatkan di desa sebagai pembina desa,” tandasnya.

23 Sep 2014

Promkes Perkuat Paradigma Sehat di Puskesmas



TUJUAN pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan yakni meningkatkan kesadaran , kemauan dan kemampuan hidup sehat. Untuk mencapai tujuan tersebut setidaknya puskesmas telah melakukan 6 upaya kesehatan wajib  atau yang lebih popular dengan istilah ‘Basic Six’ yakni upaya promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang Yudi Hermawan mengatakan, persepsi sebagian besar masyarakat masih menganggap Puskesmas hanya sebagai penyedia pengobatan bagi orang sakit saja atau sebagai fasilitas orang sakit.
“Paradigma sehat yang selalu mengutamakan pendekatan promotif-preventif  (peningkatan dan pencegahan red) masih sangat perlu ditingkatkan pelayanannya di Puskesmas,” katanya usai menjadi fasilitator pelatihan promosi kesehatan bagi tenaga Puskesmas, akhir pekan kemarin.
Menurut Yudi, idealnya peran Puskesmas sebagai penyedia layanan kesehatan primer yang mampu menggeser paradigma sakit yang ada dengan mengedepankan paradigma sehat.
“Dan itu berarti harus ada penguatan layanan promotif dan preventif di Puskesmas,” tandasnya.

26 Jul 2014

Puskesmas di Jalur Utama Arus Mudik Jaga 24 Jam

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Umum (Yankesum) Dinkes Pandeglang Hj. Yeni Herlina menyatakan, selama pelaksanaan arus mudik dan lebaran ada 20 Puskesmas yang terletak dijalur utama arus mudik yakni Puskesmas Cadasari, Karangtanjung, Kaduhejo, Cimanuk, Mandalawangi, Munjul, Cigeulis, Cibaliung, Cimanggu, Sumur Cisata, Jiput, , Saketi, Bojong, Picung, Menes, Labuan, Carita, Panimbang, dan Sobang difungsikan sebagai Posko Kesehatan 24 jam dan wajib jaga selama 24 jam.
Adapun sebanyak 16 Puskesmas lainnya yakni Puskesmas , Cikole, Pandeglang, Majasari, Banjar, Bangkonol Cipeucang, Mekarjaya, Pulosari, Sindangresmi, Cikeusik, Sukaresmi, Cibitung, Cikedal, Pagelaran, Angsana dan Puskesmas Patia sudah di instruksikan untuk siaga melayani masyarakat dengan membuat daftar piket 24 jam. 
“Meskipun  tidak jaga selama 24 jam, tetapi jika  darurat dan sewaktu-waktu dibutuhkan Puskesmas harus siap untuk melayani warga yang membutuhkan pengobatan,” ungkap Kabid Yankesum Dinkes Pandeglang Hj. Yeni Herlina, Jumat (18/7).
Khusus untuk Posko Kesehatan tambahan yang tersebar di 7 lokasi yakni Alun-alun Pandeglang, Mengger, Terminal Kadubanen, Terminal Tarogong, Posko di Pustu Banjarwangi Kecamatan Pulosari, Lippo Carita, dan Posko di Pustu Babakan Lor Kecamatan Cikedal, menurut Koordinator Pelayanan Kesehatan Posko Kesehatan Kabupaten Pandeglang ini, jam operasionalnya mulai pukul 07.00 - 14.00 WIB (shift 1) dan pukul 14.00 - 21.00 WIB (shift 2), serta pada saat lebaran (Hari H Lebaran) ditambah shift 3 mulai pukul 21.00 -  07.00 WIB.


2 Mar 2014

Inilah Peserta Favorit Pelatihan Peningkatan Kapasitas Tenaga Promkes Puskesmas


PELATIHAN peningkatan kapasitas tenaga Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas yang dilangsungkan belum lama ini, mempunyai kesan mendalam bagi Wawan Hermawan, SKM, S.Kep, Koordinator Promkes Puskesmas Saketi yang menjadi salah seorang peserta pelatihan yang digelar selama tiga hari itu.
Saat itu memang ia menjadi salah satu peserta favorit yang diumumkan panitia penyelenggara diakhir acara penutupan. Wawan yang menekuni  bidang Promkes sejak lama itu mengaku bangga menjadi bagian dari petugas Promkes di Puskesmas Saketi. “Selain mendapatkan pengalaman keilmuan, menjadi petugas Promkes juga banyak dibekali wawasan bagaimana melakukan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan,” ujar Wawan yang juga berprofesi perawat itu, beberapa waktu lalu.
Pria dengan tiga anak kelahiran Lebak 13 April 1976 itu mengungkapkan, menjadi petugas Promkes sangat mendukung profesinya sebagai perawat, terutama dalam memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). “Saya bangga menjadi petugas promosi kesehatan oleh karena dapat membantu masyarakat agar sehat dan memberikan solusi agar tetap sehat, itu tantangannya,” tandas Wawan.
.

7 Feb 2014

Dinkes Pandeglang Siagakan Seluruh Puskesmas

SEKRETARIS Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang, dr. Hj. Asmani Raneyanti, MHA meminta kepada para kepala Puskesmas yang tersebar di 35 kecamatan siap siaga dalam menghadapi cuaca buruk dan musim banjir, khusunya dalam penanganan penyakit yang disebabkan kondisi cuaca.
“Kami sudah sampikan himbauan kepada seluruh kepala puskesmas untuk siaga dalam kondisi saat ini, baik yang rawat inap atau juga yang tidak karena bagimanapun saat ini kondisi cuaca masih belum bersahabat,” ungkap Asmani, kemarin.
Menurut dia, kesiapan ini bukan hanya pada saat ini saja, karena kata Asmani, melayani warga sudah menjadi kewajiban khusunya dalam bidang kesehatan masyarakat, apa lagi saat ini yang kondisinya memang harus siaga.
“Biasanya kalau ada bencana penyakit juga banyak menyebar, apa lagi bencana banjir, penyakit yang ada itu biasanya, kulit diare dan lainya, apa lagi bagi daerah-daerah yang berlangganan banjir,” katanya.
Terpisah Kepala Puskesmas Saketi, Yani Sastranegara mengatakan, perintah siaga itu memang sudah jelas harus dan bukan hanya pada saat kondisi sekarang saja. Karena melayani warga dalam bidang kesehatan itu tidak bisa di duga-duga peristiwanya.
“Mau kapan atau jam berapa jelas kami harus siaga, apa lagi saat ini cuaca yang kurang bersahabat dan biasanya menyebabkan bencana banjir atau lainya,” katanya.

8 Jan 2014

Puskesmas Masih Bingung BPJS

PENGELOLA Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) yang ada di Kabupaten Pandeglang mengaku kebingungan dalam menjalankan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Sebab, sampai saat ini belum mendapat kejelasan mengenai pelayanan 155 diagnosa secara spesifik, karena minimnya sosialisasi yang dilakukan PT Askes serta belum adanya distribusi sarana dan prasarana penunjang.
Jujur kami masih bingung untuk 155 diagnosa penyakit, karena minimnya sosialisasi mengani BPJS itu sendiri, bahkan sosialisasi internal pun belum ada. Memang untuk jenis 155 diagnosa itu kami hafal dan sudah kami layani di Puskesmas. Kami belum mengetahui lebih spesifik lagi, apakah penyakit komplikasi juga termasuk didalamnya, ujar seorang Kepala PKM di Kabupaten Pandeglang yang identitasnya minta dirahasiakan.
Menurutnya, hal lain yang membuatnya bingung adalah belum terealisasinya sarana dan prasarana penunjang pelayanan 155 diagnosa penyakit. Padahal pengajuannya sudah dilayangkan kepada pemerintah daerah dan PT Askes. Mau melayani 155 diagnosa penyakit juga tidak ada sarananya, sedangkan 155 diagnosa itu wajib ditangani di PKM. Kami bingung, di sisi lain kami wajib melayani 155 diagnosa, namun di sisi lain sarana pendukungnya belum ada, ungkapnya lagi.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan BPJS Kesehatan masih membuka kesempatan kepada masyarakat luas untuk mendaftarkan diri sebagai anggota. Terhitung 1 Januari 2014, sekitar 116,1 juta jiwa penduduk otomatis menjadi anggota BPJS Kesehatan. Sedangkan bagi yang belum mendaftar bisa dilakukan secara perseorangan maupun melalui perusahaan.
Bagi karyawan swasta, bisa mendaftar melalui perusahaan tempat bekerja. Kemudian perusahaan mendaftarkan ke kantor PT Askes yang sekarang sudah berganti nama jadi BPJS Kesehatan. Bisa juga melalui kantor cabang yang ada di provinsi, kabupaten maupun kota. Perusahaan kemudian membayar iuran sebesar yang sudah ditentukan pemerintah melalui bank yang ditunjuk BPJS Kesehatan, yaitu Bank Mandiri, BNI dan BRI.(ARI/MOR) Sumber : Banten Pos, edisi Selasa 7/1/2014

24 Nov 2013

Puskesmas Akan Layani Pasien Gangguan Jiwa


JUMLAH penderita gangguan jiwa di Indonesia masih tinggi. Kemenkes memperkirakan sebanyak 11,6 persen dari total penduduk indonesia atau sekitar 19 juta jiwa mengalami gangguan mental emosional termasuk depresi. Melihat tingginya angka penderita gangguan jiwa, Kemenkes akan menggiatkan layanan kejiwaan di Puskesmas.
Menkes Nafsiah Mboi menuturkan, nan­tinya puskesmas akan memberikan pela­yanan kesehatan jiwa. Setidaknya, pada tahun 2014 nanti, ditargetkan 60 persen Puskesmas bisa melayani pasien gangguan jiwa.””Kita akan berikan pelatihan tenaga kesehatan sehingga nantinya mampu me­la­kukan pelayanan pencegahan atau mem­bantu pasien gangguan jiwa. Mereka akan berikan konseling yang harus bermanfaat untuk kesehatan jiwa dari kandungan sampai orang tua,” jelas Nafsiah di Jakarta, kemarin (14/10).
Menteri 72 tahun tersebut, menuturkan, pelatihan yang diberikan baru sebatas pelayanan bagi pa­sien dengan gangguan jiwa ri­ngan. Se­men­tara pasien de­ngan gang­guan jiwa berat ha­rus dirujuk ke ru­mah sakit. ”Ke­tika masih tahap ri­ngan, tidak perlu dibawa ke rumah sakit dan cukup” men­dapatkan pera­watan atau kon­seling di rumah. Kalau sudah berat, harus dibawa ke rumah sakit,” tuturnya.
Selain itu, Nafsiah juga memaparkan bahwa peran teman atau keluarga sangat penting bagi kesembuhan para pasien gangguan jiwa. Dia mengingatkan, orang-orang terdekat juga harus mewaspadai gejala-gejala gangguan jiwa, baik berat maupun ringan. ”Penting sekali orang terdekat untuk mengetahui gejala gangguan jiwa sejak awal. Kalau memang sudah ada gejalanya, harus dibawa ke tenaga kesehatan terlatih untuk dilakukan konseling. Jangan sampai bunuh diri,”paparnya.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan World Federation of Mental Health, hasil survei yang dilakukan oleh dokter ke­­luarga, menunjukkan bahwa penderita depresi yang menunda berobat lebih dari 11 bulan, akan mengalami keterlambatan dalam pemulihan gangguan depresinya. Padahal, depresi dan gangguan mental emo­sional lainnya dapat dicegah melalui prog­ram promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. ”Sehingga tercapai kondisi jiwa sehat yang ditandai dengan perasaan sehat dan bahagia, mampu menghadapi tan­tangan hidup, dapat menerima orang lain, dan punya sikap positif,” kata Nafsiah.”
Untuk itu, Nafsiah menekankan, kepada seluruh masyarakat agar masalah kesehatan jiwa, diperhatikan sejak masa kehamilan sampai usia lanjut. (Sumber:www.radarbanten.com)

21 Nov 2013

Kemenkes Targetkan Puskesmas Layani Pasien Gangguan Jiwa


JUMLAH penderita gangguan jiwa di Indonesia masih tinggi. Kemenkes memperkirakan sebanyak 11,6 persen dari total penduduk indonesia atau sekitar 19 juta jiwa mengalami gangguan mental emosional termasuk depresi. Melihat tingginya angka penderita gangguan jiwa, Kemenkes akan menggiatkan layanan kejiwaan di Puskesmas.
Menkes Nafsiah Mboi menuturkan, nantinya puskesmas akan memberikan pelayanan kesehatan jiwa. Setidaknya, pada tahun 2014 nanti, ditargetkan 60 persen Puskesmas bisa melayani pasien gangguan jiwa.
"Kita akan berikan pelatihan tenaga kesehatan sehingga nantinya mampu melakukan pelayanan pencegahan atau membantu pasien gangguan jiwa. Mereka akan berikan konseling yang harus bermanfaat untuk kesehatan jiwa dari kandungan sampai orang tua,"jelas Nafsiah di Jakarta, kemarin (14/10).
Menteri 72 tahun tersebut, menuturkan pelatihan yang diberikan baru sebatas pelayanan bagi pasien dengan gangguan jiwa ringan. Sementara pasien dengan gangguan jiwa berat harus dirujuk ke rumah sakit. "Ketika masih tahap ringan, tidak perlu dibawa ke rumah sakit dan cukup" mendapatkan perawatan atau konseling di rumah. Kalau sudah berat, harus dibawa ke rumah sakit," tuturnya.
Selain itu, Nafsiah juga memaparkan bahwa peran teman atau keluarga juga sangat penting bagi kesembuhan para pasien gangguan jiwa. Dia mengingatkan, orang-orang terdekat juga harus mewaspadai gejala-gejala gangguan jiwa, baik berat maupun ringan.
"Penting sekali orang terdekat untuk mengetahui gejala gangguan jiwa sejak awal. Kalau memang sudah ada gejalanya, harus dibawa ke tenaga kesehatan terlatih untuk dilakukan konseling. Jangan sampai bunuh diri,"paparnya.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan World Federation of Mental Health, hasil survei yang dilakukan oleh dokter keluarga, menunjukkan bahwa penderita depresi yang menunda berobat lebih dari 11 bulan, akan mengalami keterlambatan dalam pemulihan gangguan depresinya. Padahal depresi dan gangguan mental emosional lainnya dapat dicegah melalui program promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
"Sehingga tercapai kondisi jiwa sehat yang ditandai dengan perasaan sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain, dan punya sikap positif," kata Nafsiah."
Untuk itu, Nafsiah menekankan, kepada seluruh masyarakat agar masalah kesehatan jiwa, diperhatikan sejak masa kehamilan sampai usia lanjut. "Sehingga masing-masing individu dapat hidup mandiri, produktif, dan berkualitas," jelasnya.
Sem entara itu, Kemenkes juga meluncurkan sarana mobile councelling. Sarana tersebut berupa sebuah bus yang dimodifikasi untuk memberikan pelayanan kesehatan jiwa remaja. Sarana ini disediakan sebagai usaha awal mencegah munculnya masalah kesehatan jiwa remaja sekaligus meningkatkan kepedulian remaja atas jiwa dirinya dan teman sebayanya.
"Bus konseling ini akan melayani jika ditangani sejak awal gangguan kesehatan jiwa bisa ditangani sehingga terbebas dari gangguan jiwa yang lebih besar. Dalam bus ini juga melayani pemeriksaan apakah remaja itu tengah dalam pengaruh narkoba dengan cara pemeriksaan atau test urine," imbuh dia. (sumber : JPNN)

4 Agu 2013

Puskesmas Siaga 24 Jam Selama Liburan Lebaran


KOORDINATOR pelayanan kesehatan arus mudik 2013 Hj. Yeni Herlina menegaskan, selama libur lebaran, pelayanan di 36 puskesmas se Kabupaten Pandeglang disiagakan melayani seperti biasa dan sebagian ada yang harus buka pelayanan 24 jam.
Kebijakan tersebut diakui Yeni yang juga Kabid Pelayanan Kesehatan Umum Dinkes Pandeglang ini dilakukan untuk tetap memberikan jaminan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, meski ada hak libur pegawai puskesmas selama enam hari kerja pada 5-10 Agustus 2013.
“Untuk pelayanan puskesmas siaga meskipun tidak jaga selama 24 jam, tetapi jika darurat dan sewaktu-waktu dibutuhkan harus siap untuk melayani, sedangan untuk puskesmas buka 24 jam wajib jaga selama 24 jam. Untuk tenaga medis dan paramedis sudah dibuat jadwal tersendiri baik puskesmas yang siaga maupun yang buka 24 jam, supaya mereka juga punya waktu merayakan Hari Raya Idul Fitri 1434 H,” ungkap Hj. Yeni Herlina usai melakukan monitoring kesejumlah pos kesehatan pada H-7, Kamis (1/8), kemarin.
Dijelaskan, ada 16 puskesmas yang berstatus siaga lebaran yakni Puskesmas Kadomas, Banjar, Bangkonol, Cikole,  Cipeucang,  Mekarjaya, Pulosari, Sindangresmi, Cikeusik, Sukaresmi, Cibitung, Sumur, Cikeudal, Pagelaran, Angsana, dan Puskesmas Patia.
Sementara 20 puskesmas lainnya, tambah Yeni sudah diinstruksikan untuk buka pelayanan 24 jam penuh yakni Puskesmas Majasari, Mandalawangi, Karangtanjung, Labuan, Cimanuk, Kaduhejo, Munjul, Cadasari, Cigeulis, Cimanggu, Cisata, Jiput, Cibaliung, Saketi, Bojong, Picung, Menes, Carita, Panimbang dan Puskesmas Sobang.

12 Mar 2013

PKL Calon Bidan Gelar MMD di Kecamatan Carita



SEBANYAK 34 mahasiswi calon bidan asal Akademi Kebidanan (Akbid) Pelita Husada Jakarta sejak pekan lalu di terjunkan untuk melakukan praktek kerja lapangan (PKL) di Desa Sukarame Kecamatan Carita. Rencananya PKL  akan dilakukan selama dua pekan.
“Selama seminggu para mahasiswi melakukan survei mawas diri (SMD) di desa, dilanjutkan dengan kerja lapangan berdasarkan hasil kesepakatan dalam musyawarah masyarakat desa (MMD),” kata Kepala Puskesmas Carita H. Ajat, SKM, kemarin.
Dikatakan, MMD sudah digelar pada Sabtu (9/3) akhir pekan kemarin dengan pelibatan tokoh dan masyarakat setempat.
Hadir dalam MMD yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Muawanah Kampung Cibenda Desa Sukarame Kec. Carita itu, Camat Carita, Kepala Desa setempat, pengurus RT/RW, kader kesehatan, paraji serta Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Pandeglang Yudi Hermawan, SKM
Menurut Ajat, kegiatan PKL yang digelar para mahasiswi kebidanan sangat bermanfaat tidak hanya bagi masyarakat, melainkan bagi petugas kesehatan juga terutama yang ada di desa (bidan desa red). “Bidan desa sebagai kepanjangan tangan dari Puskesmas tentu sangat terbantu dengan adanya praktek kerja lapangan calon bidan di desa Sukarame,” katanya.
Dia berharap keberadaan mahasiswi di desa selama dua pekan memberikan dampak positif bagi warga setempat. “Selain mendapatkan pelayanan kesehatan gratis selama PKL, minimal masyarakat mendapat pembelajaran bahwa untuk mengatasi masalah kesehatan, warga harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan,” kata Ajat.
Kepala Seksi Promosi Kesehatan Yudi Hermawan mengapresiasi pelaksanaan MMD yang digagas pihak Akbid Pelita Husada Jakarta. Dia menilai metode pelaksanaan MMD terbilang kreatif dan sangat menggugah peserta MMD yang sebagian besar adalah perwakilan warga Desa Sukarame.
"Cara yang ditampilkan para mahasiswi dalam MMD dengan penyajian data hasil SMD dibarengi dengan menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat Desa Sukarame secara 'teatrikal' sangat menyentuh peserta MMD," ungkap Yudi.

Sebelumnya, selama pada tanggal 4 sampai 8 Maret 2013 para Mahasisiwi dengan bimbingan dosen telah melakukan SMD di Desa Sukarame sepekan


Dijelaskan, MMD ditujukan untuk merumuskan dan penentuan prioritas masalah kesehatan ditingkat desa atas dasar pengenalan masalah kesehatan dan hasil SMD,”  katanya.
Selajutnya, tambah Yudi, hasil MMD diharapkan tersusun rencana kerja bersama antara mahasiswi dan masyarakat dalam penanggulangan masalah kesehatan yang dipimpin oleh kepala desa.
 



15 Jan 2013

Puskesmas Sobang Dirikan 3 Posko Antisipasi Penyakit Dampak Banjir



MUSIBAH banjir yang melanda sebagian besar wilayah Kecamatan Sobang kini mulai surut. Namun, dampak penyakit yang ditimbulkan akibat lingkungan yang kotor dan sarana air bersih yang tercemar perlu diwaspadai. Hal itu agar tidak menjadi sumber penyakit bagi masyarakat setempat.
Kepala Puskesmas Kecamatan Sobang Endang Mulyadi mengatakan, mengantasipasi pasca banjir, Puskesmas telah menempatkan Posko kesehatan utama yang ditempatkan ditiga titik lokasi yakni Puskesmas Sobang, Desa Teluk lada dan Desa Bojen. “Saat ini tim kesehatan sudah melayani 602 warga korban banjir, kebanyakan mereka menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), gatal-gatal dan gangguan pencernaan (gastritis red),” ,” ujar Endang Mulyadi, SKM, yang dihubungi via telepon, Senin (14/1).
Dia mengatakan, selain pelayanan pengobatan, petugas Posko kesehatan terus melakukan upaya pencegahan dampak banjir dengan membagikan kaporit, lisol dan bahan penjernih air cepat (PAC) kepada warga untuk antisipasi penyebaran penyakit. “Stok obat dari Dinkes Pandeglang masih cukup. Kita juga banyak mendapat bantuan dari Dinkes Provinsi, organisasi profesi kesehatan, klinik dan rumah sakit swasta, serta bantuan PT. Antam,” katanya.
Diungkapkan, banjir hebat yang sempat merendam Puskesmas Sobang setinggi  60 centimeter pada Rabu (9/1) lalu telah merendam enam desa yakni Desa Sobang, Pangkalan, Teluklada, Cimanis, Bojen, Bojen wetan dan hanya dua desa yakni Kertaraharja dan Kutamekar yang relatif aman dari banjir karena terletak pada dataran tinggi. “Ada beberapa alat kesehatan yang tidak berfungsi akibat puskesmas tergenang air, komputer dan jenset cadangan listrik juga rusak. Tetapi pelayanan puskesmas tetap beroperasi melayani masyarakat," tandasnya.