Pertemuan Kemitraan Bidan Paraji di TMII |
KEBERADAAN dukun beranak (paraji red) sulit dipisahkan dalam kehidupan
masyarakat Pandeglang. Dinkes Kabupaten Pandeglang mencatat ada sebanyak 867
paraji di seluruh wilayah Pandeglang sementara jumlah bidan jumlahnya 689
orang.
Kadinkes Pandeglang H. Deden Kuswan mengatakan, besarnya jumlah paraji
hingga saat ini membuat pihaknya menginisiasi untuk menggalang kemitraan bidan
dan paraji, tanpa menghilangkan peran paraji itu sendiri di masyarakat baik
secara ekonomis maupun status sosial
“Kami ingin kerjasama ini bisa dilakukan menyeluruh sehingga risiko
kematian akibat persalinan benar-benar bisa ditekan,” terang H. Deden Kuswan
disela menerima kunjungan peneliti Centre for Strategic and Internasional
Studies (CSIS) di Kantornya, Kamis (4/12).
Hadir dalam acara tersebut Kabid Pelayanan Kesehatan Khusus Hj.
Eniyati, Kepala Subag Perencanaan dan Evaluasi Program Dinkes Pandeglang
Damanhuri, serta peneliti lokal dari CSIS Muhaemin, S.Sos
Deden menyebut, jalinan kerjasama antara paraji dan bidan ini sudah berhasil
dilakukan misalnya di Kecamatan Munjul dan Cikeusik yang sekarang menjadi
percontohan kemitraan bidan-paraji
“Kami yakin keberhasilan ini belum maksimal dan harus terus
digencarkan dengan dukungan lintas sektor dan masyarakat sehingga angka
kematian ibu dan bayi (AKI AKB) bisa ditekan ke titik paling rendah,” tegas
Deden yang mengaku untuk menurunkan AKI dan AKB tak cukup dilakukan oleh sektor
kesehatan.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Khusus (Yankesus) Dinkes Pandeglang
Hj. Eniyati, mengatakan paraji hingga saat ini masih yang mendapat kepercayaan
masyarakat bisa membantu dan melancarkan proses persalinan. Namun kata Eni
tidak jarang pula proses persalinan lewat paraji ini menimbulkan persoalan dan
berdampak langsung pada peningkatan angka kematian ibu an anak.
“Paraji saat bertugas mengandalkan kearifan lokal namun minim
pengetahuan medis. Ini berbahaya terutama saat menemukan situasi
kegawatdaruratan,” kata Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pandeglang ini.
Peneliti CSIS Muhaemin menerangkan, lembaga CSIS yang berpusat di
Jakarta saat ini tengah melakukan kajian guna memetakan kebijakan program
penurunan AKI di Indonesia. “Kabupaten Pandeglang menjadi bagian dari
penelitian ini yang direncanakan sampai bulan Juli 2015,” terangnya.
Ditambahkan, selain pengumpulan data dan wawancara di SKPD dinas
kesehatan, pihaknya juga melakukan hal sama kepada pemangku kepentingan lainnya
di lingkungan Pemkab Pandeglang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar