MUSIM kemarau, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penularan berbagai penyakit yang kerap muncul seperti diare dan ISPA (inpeksi saluran pernapasan akut) maupun Demam Berdarah (DB)
Sekretaris Dinkes Pandeglang DR. H. Didi Mulyadi mengatakan, kewaspadaan warga masyarakat terhadap penyakit dampak musim kemarau itu, sebagai langkah pencegahan penyakit menular untuk menekan angka kesakitan maupun kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular.
“Walaupun dari laporan 36 Puskesmas belum ada peningkatan kasus penyakit akibat musim kemarau, tetapi kita imbau warga ikut melakukan pencegahan secara mandiri dengan tetap berperilaku hidup bersih dan sehat,” ujar Didi Mulyadi, kemarin.
Didi menjelaskan, penyebaran penyakit diare berpotensi muncul pada musim kemarau, biasanya terjadi pada warga yang mengalami krisis air bersih.
“ Umumnya pada musim kemarau penyakit diare berpotensi menyebar akibat penggunaan air sungai maupun air yang tidak layak dikonsumsi,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau warga tetap mengonsumsi air minum dengan cara dimasak sampai mendidih agar tidak tertular bakteri e-coli, karena bakteri e-coli bisa menyebabkan diare.
“Penyakit diare harus cepat ditangani tenaga medis untuk mencegah dehidrasi. Apabila warga terserang diare diminta segera berobat ke Puskesmas terdekat,” imbaunya.
Adapun penyakit ISPA, Didi mengungkapkan penyakit ini bisa menyerang setiap orang karena saat kemarau banyak debu yang beterbangan atau asap sehingga terhirup secara langsung ketika melakukan aktivitas di luar rumah.
"Masuknya debu ke rongga pernafasan maka tubuh akan menolaknya, sehingga bisa memunculkan batuk maupun bersin yang membuat rongga tersebut luka atau pun infeksi," katanya.
Dengan demikian, maka serangan batuk dan demam pada masyarakat juga akan tinggi kasusnya dan ini harus diwaspadai pula.
Didi Menambahkan, walaupun Demam Berdarah Dengue (DBD) sering terjadi di musim hujan dan pancaroba, tapi masyarakat harus tetap menjaga tempat penampungan air. “Di musim kemarau masyarakat kadangkala menjaga pasokan airnya hingga menampungnya di bak-bak atau wadah penampungan. Kondisi inilah yang membuat penyakit DBD berpotensi kalau penampungan air itu tidak dikuras seminggu sekali,” katanya.
Ia mengatakan, untuk mencegah penyebaran penyakit saat musim kemarau, petugas puskesmas akan lebih banyak memberikan penyuluhan terhadap masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Kita sudah instruksikan setiap puskesmas untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang PHBS baik kepada masyarakat maupun di sekolah-sekolah,” tegasnya.
Dengan demikian, maka serangan batuk dan demam pada masyarakat juga akan tinggi kasusnya dan ini harus diwaspadai pula.
Didi Menambahkan, walaupun Demam Berdarah Dengue (DBD) sering terjadi di musim hujan dan pancaroba, tapi masyarakat harus tetap menjaga tempat penampungan air. “Di musim kemarau masyarakat kadangkala menjaga pasokan airnya hingga menampungnya di bak-bak atau wadah penampungan. Kondisi inilah yang membuat penyakit DBD berpotensi kalau penampungan air itu tidak dikuras seminggu sekali,” katanya.
Ia mengatakan, untuk mencegah penyebaran penyakit saat musim kemarau, petugas puskesmas akan lebih banyak memberikan penyuluhan terhadap masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Kita sudah instruksikan setiap puskesmas untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi tentang PHBS baik kepada masyarakat maupun di sekolah-sekolah,” tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar