Hingga Kamis (7/10), hujan masih turun dan mengakibatkan lingkungan
basah serta lembab disertai merebaknya bau busuk dari jenazah korban
banjir bandang di Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat.
Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama dan Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana diharapkan segera melakukan sanitasi lingkungan agar tak terjadi dampak penyakit infeksi akibat banjir bandang dan longsor di Wasior, 4 Oktober.
Hingga sore kemarin, jumlah korban yang ditemukan 92 jenazah, 837 orang luka, serta diidentifikasi 66 orang hilang.
Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Budihardja Singgih, saat meninjau penanganan pascabanjir di Wasior, mengatakan, langkah itu diperlukan sebab sejak banjir melanda empat hari lalu di wilayah itu, hingga kini belum ditempuh langkah disinfeksi atau sanitasi lingkungan.
Budihardja mengakui, jika kondisi lingkungan dibiarkan seperti ini, dikhawatirkan muncul potensi ancaman dampak ikutan seperti berbagai penyakit infeksi. Luasan bencana banjir-longsor diperkirakan mencapai 9 kilometer persegi.
Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Papua Barat Decky Ampnir di Wasior mengatakan, langkah disinfeksi dilakukan mulai Jumat ini.
Evakuasi korban
Usaha evakuasi kemarin hanya berhasil mengangkat empat jenazah di Kampung Sanduay dan satu jenazah anak balita di Muara Sungai Anggris.
Selain mencatat 92 korban tewas, 837 orang luka, dan sekitar 66 orang hilang, tercatat pula 126 korban luka berat dan ringan telah dievakuasi dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Nabire, Papua.
Di Manokwari, ibu kota Papua Barat, posko bencana Wasior mencatat 1.519 pengungsi telah tiba di Pelabuhan Manokwari menggunakan tiga kapal, KRI Kalakay-818, KM Papua 3, dan KM Gracelia.
Girah Sari (30), warga Wasior, saat menunggu kedatangan kapal perintis di Pelabuhan Wasior, mengaku memilih meninggalkan Wasior dan pulang ke kampung halamannya di Manokwari. Kondisi Wasior telah luluh lantak dan akan membuat hasil taninya tak akan terserap.
Di Cirebon, Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan, pihaknya telah mengirim bantuan makanan, obat- obatan, dan pakaian untuk korban banjir di Wasior dan dijadwalkan tiba Kamis malam.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menyumbang selimut, pakaian, obat-obatan, dan air, jumlahnya Rp 2 miliar.
Kementerian lain yang ikut membantu adalah Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Perhubungan serta PMI. Sementara BNPB telah membangun tenda-tenda darurat untuk korban banjir. (ICH/NAR/THT/HAR)
Sumber : Kompas Online
Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama dan Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana diharapkan segera melakukan sanitasi lingkungan agar tak terjadi dampak penyakit infeksi akibat banjir bandang dan longsor di Wasior, 4 Oktober.
Hingga sore kemarin, jumlah korban yang ditemukan 92 jenazah, 837 orang luka, serta diidentifikasi 66 orang hilang.
Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Budihardja Singgih, saat meninjau penanganan pascabanjir di Wasior, mengatakan, langkah itu diperlukan sebab sejak banjir melanda empat hari lalu di wilayah itu, hingga kini belum ditempuh langkah disinfeksi atau sanitasi lingkungan.
Budihardja mengakui, jika kondisi lingkungan dibiarkan seperti ini, dikhawatirkan muncul potensi ancaman dampak ikutan seperti berbagai penyakit infeksi. Luasan bencana banjir-longsor diperkirakan mencapai 9 kilometer persegi.
Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Papua Barat Decky Ampnir di Wasior mengatakan, langkah disinfeksi dilakukan mulai Jumat ini.
Evakuasi korban
Usaha evakuasi kemarin hanya berhasil mengangkat empat jenazah di Kampung Sanduay dan satu jenazah anak balita di Muara Sungai Anggris.
Selain mencatat 92 korban tewas, 837 orang luka, dan sekitar 66 orang hilang, tercatat pula 126 korban luka berat dan ringan telah dievakuasi dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Nabire, Papua.
Di Manokwari, ibu kota Papua Barat, posko bencana Wasior mencatat 1.519 pengungsi telah tiba di Pelabuhan Manokwari menggunakan tiga kapal, KRI Kalakay-818, KM Papua 3, dan KM Gracelia.
Girah Sari (30), warga Wasior, saat menunggu kedatangan kapal perintis di Pelabuhan Wasior, mengaku memilih meninggalkan Wasior dan pulang ke kampung halamannya di Manokwari. Kondisi Wasior telah luluh lantak dan akan membuat hasil taninya tak akan terserap.
Di Cirebon, Menko Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan, pihaknya telah mengirim bantuan makanan, obat- obatan, dan pakaian untuk korban banjir di Wasior dan dijadwalkan tiba Kamis malam.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menyumbang selimut, pakaian, obat-obatan, dan air, jumlahnya Rp 2 miliar.
Kementerian lain yang ikut membantu adalah Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Perhubungan serta PMI. Sementara BNPB telah membangun tenda-tenda darurat untuk korban banjir. (ICH/NAR/THT/HAR)
Sumber : Kompas Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar