NAMA dokter Suradal memang sudah tidak akan asing lagi di
telinga masyarakat Pandeglang dan sekitarnya. Pria kelahiran Yogyakarta,
22 Juni 1954 ini merupakan salah seorang dokter spesialis kebidanan dan
penyakit kandungan yang paling betah menetap di Kabupaten Pandeglang sejak
tahun 1996.
Namun, mungkin tak banyak yang mengetahui kiprah lain dari sang pendiri
Rumah Sakit Bersalin (RSB) Permata Ibunda ini selama tiga tahun terakhir
sebagai penyandang dana aktivitas Relawan Anti Pasung (RAP) Kabupaten Pandeglang.
Aktivitas sosialnya menggalang para relawan membebaskan dan
mengevakuasi korban pemasungan menurut alumnus Fakultas Kedokteran UGM
Yogyakarta itu merupakan bagian dari kepedulian terhadap masyarakat Pandeglang
serta upayanya mendukung pemerintah daerah menyehatkan warganya.
“Penderita gangguan jiwa yang dipasung di Kabupaten Pandeglang ternyata
jumlahnya cukup banyak. Sejak tiga tahun ini kami sudah membebaskan 50 korban
pasung. Ini kami lakukan membantu program bebas pasung yang belum tersentuh
pemerintah,” ungkapnya disela membuka kegiatan revitalisasi Hotline Service
500-454 dan layanan rujukan bebas pasung, di aula RSB Permata Ibunda,
Pandeglang, Senin (18/11).
Suradal menambahkan, program yang dilakukan RAP merupakan lahan bagi
dirinya untuk membantu kalangan warga yang tidak mampu sekaligus bentuk
tanggung jawab sosial corporate social responsibility (CSR) RSB
Permata Ibunda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar