BERBAGAI upaya dilakukan pemerintah untuk pengembangan layanan
masyarakat penderita gangguan jiwa diantaranya dengan membuka layanan hotline
500454 untuk konsultasi selama 24 jam.
Menurut Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Masyarakat (Keswamas) Rumah Sakit
Jiwa (RSJ) Soeharto Heerdjan Jakarta, dr. Isa Multazam, SpKJ., Hotline 500-454
merupakan saluran telepon yang memberikan pelayanan bagi masyarakat yang
membutuhkan pelayanan konseling khusus tentang berbagai masalah kejiwaan dari
Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (Kemenkes RI). “Nomor telepon ini merupakan layanan konseling yang
dibuka oleh Kemenkes. Siapapun yang ingin sekedar bertanya maupun konsultasi
mengenai persoalan gangguan kejiwaan dapat menghubung nomor ini,” ujar dr. Isa
Multazam, SpKJ saat memaparkan makalahnya dalam pertemuan revitalisasi Hotline
Service 500454 dan layanan rujukan bebas pasung, di aula Rumah Sakit Bersalin
(RSB) Permata Ibunda, Pandeglang, Senin (18/11/2013).
Kegiatan yang dilaksanakan kerja sama RSJ Jakarta dan RSB Permata
Ibunda ini diikuti oleh puluhan peserta terdiri dari unsur dinas kesehatan
setempat, puskesmas, RSUD Berkah, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Dinsosnakertran) Kabupaten Pandeglang, serta para Relawan Anti Pasung (RAP)
Kabupaten Pandeglang.
Dokter spesialis kesehatan jiwa itu mengungkapkan, program ini dilatar
belakangi oleh adanya kecenderungan peningkatan angka gangguan jiwa berat dari
tahun ke tahun. “Kasus pemasungan secara nasional di masyarakat diperkirakan
sekitar 1 persen dari 77,280 orang dengan gangguan jiwa berat yang terjadi di
Indonesia atau prediksi dipasung 18.800 Jiwa,” ungkapnya.
Dia menjelaskan selama ini penanganan penderita gangguan jiwa
menggunakan sistem rujukan kesehatan jiwa di Puskesmas, Rumah Sakit Umum maupun
RSJ serta layanan hotline service 500454.
Namun hotline tersebut diakui hingga kini belum optimal menampung
keluhan masyarakat. “Kendala utama dalam penyelenggaraan hotline tersebut
adalah kurangnya publikasi. Itulah mengapa kami hadir disini untuk
mensosialisasikan hotline service 500454,” jelasnya.
Menurutnya, depkes saat ini sedang merevitalisasi fungsi hotline 500454
agar lebih baik diantaranya dengan melatih lebih banyak relawan lagi yang
nantinya akan membentuk jaringan crisis center yang tersebar di seluruh
Indonesia.
Tanggungjawab sosial
Sementara itu, Direktur RSB Permata Ibunda dr. H. Suradal
Sastradibrata, SpOG selaku penyandang dana Relawan Anti pasung (RAP) Pandeglang
mengatakan pembebasan penderita gangguan jiwa yang dipasung di Pandeglang
jumlahnya cukup banyak. “Sejah tiga tahun ini kami sudah membebaskan 50 korban
pasung. Ini kami lakukan membantu program bebas pasung yang belum tersentuh
pemerintah,” ungkapnya.
Dikatakan Suradal, program yang dilakukan RAP merupakan lahan
bagi dirinya untuk membantu yang tidak mampu sekaligus bentuk tanggung jawab
sosial (Corporate social responsibility/CSR) RSB Permata Ibunda.
Evakuasi 5 korban pasung
Usai memberikan pembekalan materi, siang hari sekitar pukul 13.00 Wib Tim
RSJ Jakarta yang membawa dua unit Mobil Psikiatri Keliling kembali mengevakuasi
lima korban pasung yang sebelumnya telah ditemukan oleh para Relawan Anti
Pasung (RAP) Kabupaten Pandeglang. Mereka yang berhasil dibebaskan dan
dievakuasi untuk mendapatkan perawatan di RSJ Jakarta yakni EN (51 tahun) warga
Kampung/Desa Cipeucang yang telah dipasung selama 20 tahun oleh keluarga.
AF (40) warga Kampung Cipacung Desa Saruni Kecamatan Majasari yang
telah dipasung tujuh tahun.
EB (28) warga Kampung Balapunah Desa Ciputri Kecamatan Kaduhejo yang
telah dipasung selama 10 tahun. AM (26) warga kampung Cikole kelurahan Kabayan
Kecamatan Pandeglang yang 10 tahun dipasung serta warga Kampung/Desa Cadasari
Kabupaten Pandeglang berinisial MI.
Evakuasi oleh Tim RSJ yang didampingi Tim RAP Pandeglang berlangsung
hingga empat jam mulai pukul 13.00 Wib hingga sekitar pukul 16.00 Wib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar