KEPALA Dinas
Kesehatan Kabupaten Pandeglang Hj. Indah Dinarsiani meminta petugas tenaga
pengelola gizi (TPG) Puskesmas lebih meningkatkan kinerja dalam penanggulangan
gizi buruk di wilayah kerjanya.
Indah
mengakui, anak yang menderita gizi buruk masih banyak hampir merata ada di
seluruh Puskesmas. "Upaya yang kita lakukan, Puskesmas telah
melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi masalah gizi di wilayahnya melalui
berbagai program yakni penjaringan balita kurang energy protein (KEP), kegiatan
penyuluhan kelompok pada ibu sasaran, pelacakan kasus, pemeriksaan kesehatan
oleh dokter di Puskesmas,rujukan balita gizi buruk ke rumah sakit, pemberian
obat cacing, pemberian suplemen gizi serta pemberian PMT pemulihan,” kata
Kadinkes Indah Dinarsiani, disela membuka pertemuan validasi data kasus gizi
buruk yang dihadiri 36 TPG Puskesmas se Kabupaten Pandeglang, di Aula Dinkes
Pandeglang, Rabu, (2/3/2016).
Dikatakan,
di antara berbagai program tersebut yang merupakan ujung tombak dalam penemuan
kasus balita KEP adalah program penjaringan serta pelacakan balita KEP yang
dilakukan dengan dua cara yaitu melalui penimbangan balita di Posyandu pada
setiap bulan dan melalui pemeriksaan di Puskesmas.
Kepala
Bidang Pelayanan Kesehatan Khusus Dinkes Pandeglang Hj. Enyati menambahkan, terjadinya
gizi buruk pada balita antara lain karena kurangnya asupan gizi dan
serangan penyakit infeksi. “Faktor penyebab tidak langsung adalah rendahnya
daya beli dan ketidaktersediaan pangan yang bergizi, keterbatasan pengetahuan
tentang pangan yang bergizi terutama untuk ibu dan anakbalita,” jelas Eni.
Oleh karena
itu kata Eni, berbicara soal gizi buruk itu terkait dengan berbagai hal seperti
sektor ketahanan pangan, ekonomi maupun pendidikan, juga pola asuh orang tua
atau perilaku, tidak cukup hanya Dinas Kesehatan atau Puskesmas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar