SEBELUM kegiatan nasional
PIN Polio tanggal 8 s/d 15 Maret 2016 ini, berbagai gerakan anti vaksin dan
anti imunisasi bermunculan di media social. Pegiat-pegiat anti vaksin, yang
selama ini memang sudah berketetapan hati menggagalkan program imunisasi, hiruk
pikuk melancarkan hoax anti imunisasi. Diantaranya dengan mengunggah gambar
Inactive Polio Vaccine (IPV) dengan tulisan tendensius “Pada proses
pembuatannya bersinggungan dengan bahan bersumber babi”.
Hoax tersebut, selain kasar, juga tidak teliti. Mengapa?
Karena PIN tidak menggunakan IPV, namun Oral Polio Vaccine (OPV) alias
vaksin tetes
OPV yang digunakan merupakan produk dalam negeri, Bio Farma
Ambillah contoh di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, daerah ini
sudah menggunakan IPV untuk imunisasi polio rutin sejak tahun 2007
Dan tentu, dari beberapa fakta diatas, tidak ditemukan kalimat
provokatif pada bungkus vaksinnya.
Sebetulnya soal halal haram vaksin, atau soal teknis dan detail bahan,
proses produksi, atau manfaat imunisasi bisa kita perdebatkan. Tentu dengan
metodologi dan landasan berfikir ilmiah. Dengan argumen dan referensi yang
jelas. Tidak dengan memasang niat sejak awal untuk sekedar saling menghabisi,
debat kusir tiada ujung.
Jika dikaitkan dengan beberapa isu yang dilontarkan para penggiat anti
vaksin, entah itu soal halal haram, atau soal pelemahan generasi atau apalah
namanya, sangat bisa didiskusikan. Misalnya soal halal haram vaksin, fakta
dilapangan menunjukkan, Bio Farma secara statistik masih menunjukkan sebagai
salah satu produsen vaksin terbesar di dunia. Produk mereka sudah diekspor ke
hampir 120 negara, dengan 46 negara diantaranya Negara Muslim (Timur Tengah,
dan lainnya). Fakta juga menunjukkan, program imunisasi menjadi program wajib
di Arab Saudi. Ambil yang sering kita jumpai di Indonesia. Sertifikat imunisasi
Meningitis (International Serticate Vaccine/ICV), menjadi hal mutlak dimiliki
jamaah haji atau umroh untuk bisa diterima masuk ke Negara Arab Saudi. Dan masih
banyak contoh lagi lainnya, intinya mereka menerapkan kebijakan imunisasi
bahkan lebih ketat dari kita (walau representasi “Negara Muslim” juga masih
debatable.
Soal halal haram vaksin, kalau boleh dirujuk, bukankah Majelis Ulama
Indonesia (MUI) secara resmi mendukung program imunisasi di Indonesia? Beberapa
fatwa MUI terkait imunisasi sudah lama dikeluarkan, dan belum pernah ditarik
kembali, artinya masih berlaku. Terakhir fatwa MUI terkait PIN Polio 2016
(fatwa MUI Nomer 4 Tahun 2016) tentang Imunisasi, ditetapkan pada 23 Januari
2016. Memang perdebatan masih bisa terbuka, misalnya terkait representasi “umat
Islam” yang disandang MUI.
Soal hoax pelemahan generasi. Kita bisa juga mengomentari hal ini
sebagai terlalu lebai. Jika logikanya dibalik, bagaimana jika kampanye anti
imunisasi merupakan upaya sistematis pelemahan generasi?. Bukankah para ahli
imunologi atau imunisasi sangat yakin, jika imunisasi gagal maka wabah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiakan
meledak?. Pertanyaan lain bisa dilontarkan, misalnya mengapa Negara-negara maju
(Eropa-Amerika), cakupan imunisasinya sangat tinggi? Apakah Negara-negara
dimaksud lemah generasinya? .. Dan masih banyak pertanyaan lain yang dapat
didiskusikan.
Sumber : publichealth.com
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda
BalasHapus