BUKAN perkara mudah untuk mendirikan sebuah rumah sakit apalagi sebuah
rumah sakit swasta. Namun, dengan kegigihan dan semangat juang yang tinggi, Dr.
H. Suradal Sastradibrata, SpOG atau yang kerap disapa dokter Suradal dikalangan
kolega dan para pasiennya ini berhasil mengembangkan
Rumah Sakit Bersalin (RSB) Permata Ibunda di Kabupaten Pandeglang sejak setahun
lalu.
“Modal awalnya nekat,” ujar dokter Suradal mengutarakan perihal
modalnya ketika mendirikan rumah sakit yang diresmikan pada 11 Maret 2012 lalu.
Hal itu ia ungkapkan saat memberikan sambutan dalam acara‘Siang Klinik’
(seminar sehari red) memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) pertama RSB Permata
Ibunda, di kawasan Saruni Kecamatan Majasari, Pandeglang, Rabu (27/2).
Menurut Direktur RSB Permata Ibunda ini, keberadaan rumah sakit swasta yang khusus melayani kesehatan ibu dan anak (bersalin red) diperlukan di Kabupaten Pandeglang. “Sebelum mendirikan RSB Permata Ibunda, dulu saya merintis klinik bersalin permata buda selama 8 tahun, dan klinik itu ternyata selalu penuh,” ungkap Suradal yang sehari-hari juga bertugas sebagai dokter spesialis kandungan pada RSUD Berkah, mengenang masa lalu.
Menurut Direktur RSB Permata Ibunda ini, keberadaan rumah sakit swasta yang khusus melayani kesehatan ibu dan anak (bersalin red) diperlukan di Kabupaten Pandeglang. “Sebelum mendirikan RSB Permata Ibunda, dulu saya merintis klinik bersalin permata buda selama 8 tahun, dan klinik itu ternyata selalu penuh,” ungkap Suradal yang sehari-hari juga bertugas sebagai dokter spesialis kandungan pada RSUD Berkah, mengenang masa lalu.
Beruntung, ia memiliki seorang istri yang mengecap pendidikan Magister
Administrasi Rumah Sakit (MARS). “Bersama istri saya Hj. Mei Wijaya, kami
merintis dari yayasan klinik permata
bunda menjadi perusahaan terbatas (PT) RSB Permata Ibunda,” kata dokter Suradal
dihadapan Bupati Pandeglang H. Erwan Kuntubi, para undangan dan peserta seminar
bertema Kejang pada Neonatus dan Teknik pemeriksaan USG pada kasus Kebidanan
bertempat di Aula Lt.II RSB Permata Ibunda.
Sekarang lanjut pria berputra tiga kelahiran Yogyakarta 24 Juni 1954
ini, RSB Permata Ibunda yang diresmikan oleh ibu mertua Direktur yakni Hj.
Rochaya Muchtar ini telah setahun beroperasi, berdiri di atas tanah seluas 4000
m² dengan luas bangunan 1335 m² , terdiri dari satu gedung rawat inap, satu
gedung rawat jalan dan tindakan serta satu gedung penunjang .
“Kunjungan kasus kebidanan yang datang ke RSB Permata Ibunda mencapai
seribu lebih berasal dari berbagai daerah di Provinsi Banten hingga Jawa Barat,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kedepan ia merencanakan untuk meningkatkan program
pelayanan yang semakin dibutuhkan masyarakat. “Diantaranya membuka program
Inseminasi Intra Uteri (IIU) yaitu pelayanan kedokteran dengan teknologi
reproduksi untuk membantu mengatasi masalah infertilitas (ketidaksuburan
pada wanita sehingga sulit hamil),” kata Suradal yang sehari-hari juga bertugas
sebagai dokter spesialis kandungan pada RSUD Berkah.
Tingkatkan pelayanan
Sementara Bupati Pandeglang H.
Erwan Kurtubi dalam sambutan membuka “Siang Klinik’ meminta agar setiap
pelayanan kesehatan lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (pasien
red). “Peningkatan pelayanan kesehatan terutama ditujukan dengan menunjukan
sikap dan perilaku yang nyaman kepada pengunjung yang datang hendak mendapat
perawatan,” kata Erwan.
Menurut Bupati, memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan
kewajiban setiap dokter maupun paramedis dan berlaku pada semua fasilitas
pelayanan kesehatan baik rumah sakit swasta, pemerintah maupun
Puskesmas.”Ciptakan pelayanan yang ramah dan santun, kalau bisa layani dulu
masyarakat dengan baik, perhitungan belakangan,” tegasnya.
Seminar sehari yang diadakan dalam rangka rangkaian kegiatan
setahunberoperasinya RSB Permata Ibunda di Kabupaten Pandeglang diikuti para
Dokter rumah sakit dan Dokter Puskesmas se Kabupaten Pandeglang.
Bupati dalam kesempatan tersebut hadir didampingi istri yang juga Ketua
TP PKK Pandeglang Hj. Siti Erna Erwan, Sekretaris Dinkes Pandeglang Hj. Nuriah,
Ketua Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Pandeglang Dr. H. Gatot Supriyadi, serta
jajaran pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pandeglang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar