DEMAM Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Hal itu karena penyakit ini sering menimbulkan
kematian bagi penderitanya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Deden Kuswan mengatakan, tahun
ini DBD di Pandeglang cenderung semakin luas penyebarannya. “Penyakit ini
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang telah terinfeksi virus
dengue,” ungkap Kadinkes Deden Kuswan usai membuka rapat Evaluasi Program DBD
Kabupaten Pandeglang yang diikuti 36 pengelola Program DBD Puskesmas, Selasa
(3/3/2015) kemarin.
Dia mengungkapkan, kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten
Pandeglang selama 2015 sudah ada 50 orang yang dirawat karena terjangkit
penyakit ini, dua diantaranya meninggal dunia.
“Pada 2014 lalu, sebanyak 208 kasus DBD ditemukan, tiga diantaranya
meninggal,” ungkapnya.
Berdasarkan beberapa kasus yang ditemukan di beberapa wilayah Puskesmas
inilah, maka Dinkes Pandeglang melakukan Evaluasi Penanggulangan DBD.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Dinkes Pandeglang dr. Firmansyah mengatakan, upaya penangggulangan DBD ini
diperlukan kerja sama antarlintas sektor dan lintas program. “Kecepatan tindak
lanjut penanggulangan dan pengendalian kasus DBD dipengaruhi ketepatan dan
kelengkapan laporan, khususnya dari puskesmas dan rumah sakit,” katanya.
Kepala Seksi Penanggulangan dan
Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Pandeglang Yudi Hermawan, SKM mengatakan, perencanaan
dalam upaya penanggulangan DBD dengan seluruh pengelola program di Puskesmas
sangat dibutuhkan, mengingat sekarang ini masih musim penghujan. “Bagi warga
masyarakat yang tinggal di wilayah rawan banjir dan endemis DBD agar cepat
tanggap untuk segera membersihkan lingkungan sekitar, serta membersihkan sarang
nyamuk dan tempat-tempat yang berpotensi berkembangbiaknya jentik nyamuk DBD,”
jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar