MESKI belum ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), serangan
demam berdarah di Kabupaten Pandeglang tahun ini boleh dibilang memperihatinkan.
Belum genap dua bulan saja, dua orang penderita diduga DBD telah meninggal.
Sementara selama Januari-Februari 2015 Dinkes Pandeglang mencatat sudah terjadi 52 penderita DBD yang
mendapatkan perawatan.
Oleh karena itu, Dinkes Pandeglang mengimbau masyarakat waspada
terhadap penyebaran penyakit yang bisa menimbulkan kematian ini.
“Dinkes sudah menginstruksikan seluruh jajaran Puskesmas waspada dan bersiap siaga sewaktu-waktu menghadapi KLB demam berdarah, karena menurut perkiraan, puncak siklus lima tahunan penyebaran DBD diperkirakan terjadi secara nasional pada 2015,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Pandeglang Yudi Hermawan, kemarin.
“Dinkes sudah menginstruksikan seluruh jajaran Puskesmas waspada dan bersiap siaga sewaktu-waktu menghadapi KLB demam berdarah, karena menurut perkiraan, puncak siklus lima tahunan penyebaran DBD diperkirakan terjadi secara nasional pada 2015,” ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Pandeglang Yudi Hermawan, kemarin.
Siklus ini, lanjut Yudi, menuntut kesiapan yang lebih, baik dari
pemerintah maupun masyarakat.
Untuk mencegah penyebaran penyakit yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti ini, masyarakat diminta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan kebersihan lingkungan.
Untuk mencegah penyebaran penyakit yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti ini, masyarakat diminta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan kebersihan lingkungan.
"Gerakan PSN lebih efektif untuk mematikan mata rantai penyebaran penyakit
DBD dibandingkan dengan pengasapan atau fogging," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar