PERINGATAN Hari Difabel Internasional yang jatuh setiap 3 Desember
mengingatkan kita bahwa masih banyak orang berkebutuhan khusus atau sekarang
lebih dikenal dengan istilah difabel (different ability people) seperti
tunanetra (buta red), tunarungu-wicara (bisu-tuli red), tunagrahita
(keterbelakangan mental red) dan lain-lain banyak dijumpai di lingkungan
masyarakat.
Dulu kebanyakan orang menyebut mereka dengan “Orang Cacat”,
walaupun sebenarnya mereka yang difabel sama seperti orang normal
lainnya. Tinggal bagaimana mengembangkan potensi yang dimiliki dengan bantuan
orang terdekat.
Menurut Dr. H. Achmad Chubaesi Yusuf, Spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi (Sp.KFR) RSUD Berkah Pandeglang dibalik kekurangan seorang difabel
terdapat kelebihan. Orang difabel dengan kondisi terbatas ini harus memilih
untuk mengoptimalkan kelebihannya daripada meratapi kekurangannya. “Jangan
pernah memandang Orang difabel sebelah mata, karena mereka bisa berkarya dan
berprestasi seperti warga lain yang normal,” ungkap praktisi medis yang kerap
disapa dokter Ubes itu, kemarin.
Pegiat anak difabel itu menegaskan, anak penyandang difabel memerlukan perlakuan khusus dari orang terdekat. “Kita harus merubah ‘mintsed’ (cara pandang red) yang beranggapan difabel itu lemah. Disinilah pentingnya motivasi dan perhatian dari keluarga,” tuturnya.
Pegiat anak difabel itu menegaskan, anak penyandang difabel memerlukan perlakuan khusus dari orang terdekat. “Kita harus merubah ‘mintsed’ (cara pandang red) yang beranggapan difabel itu lemah. Disinilah pentingnya motivasi dan perhatian dari keluarga,” tuturnya.
Jalan Sehat Difabel Sukses
Peran masyarakat pada difabel sangat penting untuk memberikan pengaruh
yang baik pada difabel. Koordinator Lapangan (Korlap) pada Divisi Environmental
Services Program (ESP) Yayasan Harapan Duafa (Harfa) Cabang Pandeglang Ii Irfan
mengatakan, pihaknya telah membina puluhan difabel di Kabupaten Pandeglang.
“Banyak diantara mereka yang boleh dikatakan sudah sukses, artinya
mereka yang tadinya tidak beraktivitas dan dianggap tidak berdaya sekarang
mereka sudah bisa memiliki usaha dan tidak malu berinteraksi dengan
masyarakat,” terang pria berputra tiga itu, Kamis (19/12).
Ii mengaku melalui Harfa Pandeglang ia banyak berinteraksi dengan para
difabel terutama yang berdomisili di wilayah empat Kecamatan diantaranya Cigeulis,
Saketi, Angsana, dan Kecamatan Sukaresmi. “Tugas kami memberikan pelatihan,
memotivasi difabel dan keluarga untuk tetap semangat sampai mereka bisa
mandiri,” ungkapnya.
Dijelaskan, dalam rangka memperingati Hari Difabel se-Dunia, Harfa
Pandeglang akan mengadakan Jalan Sehat bersama para Difabel Sukses binaan Harfa
Pandeglang pada Minggu (22/12). “Dengan Tema Stop!! untuk tidak Peduli, Mereka
ada disekitar kita", jelasnya.
Ditambahkan, jalan sehat yang akan digelar di Alun-alun Kota Pandeglang
mulai pukul 07.00 Wib itu gratis ditujukan juga bagi masyarakat umum warga
Pandeglang lainnya. “Insya Allah ada Doorprize berupa kulkas, rice cooker,
kipas angin, setrika, jam dinding, payung, kaos dan hadiah menarik lainnya,”
tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar