WALAUPUN memiliki keterbatasan fisik, Khaerul Darajat
selalu berjuang agar bisa mengikuti proses pembelajaran layaknya mahasiswa
lain. Dia bersikukuh kuliah, sebab menurut Khaerul, setiap orang punya
cita-cita dan oleh karena itu harus memiliki ilmu pengetahuan yang luas, salah
satu caranya dengan kuliah di perguruan tinggi.
"Walaupun begini (tuna daksa red) saya selalu
berusaha untuk mengikuti pelajaran di kampus dan saya bisa," ujar Khaerul,
mahasiswa difabel di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Banten ditemua
saat acara peringatan Hari Difabel se-Dunia di halaman Bale Budaya, Pandeglang,
yang digelar Lembaga Harfa Pandeglang, Minggu (22/12).
Mahasiswa yang terlahir dengan satu kaki itu, mengaku
sedang menyelesaikan skripsinya. “Alhamdulillah sejak lahir saya sudah
begini,” kata Khaerul yang juga bertindak selaku Ketua Panitia Hari Difabel se
Dunia tingkat Kabupaten Pandeglang itu ketika ditanya perihal cacat di
tubuhnya.
Namun begitu, meski mempunyai kekurangan, tapi ia
menegaskan orang difabel masih bisa melakukan sesuatu. “Sambil kuliah saya
sejak setahun lalu menjadi relawan Harapan Dhuafa (Harfa) Cabang
Pandeglang,” terang pemuda kelahiran Mengger, Pandeglang tahun 1990 itu.
Ditengah keterbatasannya itu, Khaerul yang harus
bertongkat kalau berjalan, sejak April 2013 hingga kini mengabdi di
Desa/Kecamatan Cigeulis sebagai salah seorang relawan Harfa Pandeglang yang
bertugas membangun masyarakat setempat. “Banyak yang bisa saya lakukan untuk masyarakat
seperti membina kelompok tani, koperasi, maupun beternak,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar