Sungguh
menyedihkan. Kampanye antirokok yang menjelaskan efek negatif rokok
kini sudah tidak mempan akibat masifnya iklan rokok. Perokok masih
banyak yang tetap ‘ngebul’ di tempat umum, di rumah atau di dalam mobil,
padahal isteri dan anak-anak sebagai perokok pasif menanggung
akibatnya.
“Kini di bulan suci Ramadhan merupakan momentum yang pas bagi perokok
untuk berhenti. Menurut sebuah studi, 95 persen perokok muslim mengaku
lebih mudah berhenti ngebul selama bulan suci Ramadhan,” kata Direktur
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL),
Kemenkes RI, Prof. dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H,
DTCE, di Jakarta, Jumat.
Menurut Tjandra Yoga, berpuasa 14 jam secara tidak langsung membantu
perokok berhenti merokok lebih mudah karena mereka bisa mengendalikan
dorongan untuk merokok.
Dia mendorong masyarakat mengkampanyekan anti-merokok dengan mengusung slogan ‘Ramadhan Titik Awal Menuju Berhenti Merokok.”
Dikatakan Tjandra, jika kampanye anti-rokok efektif dilakukan saat
Ramadhan, dapat dipastikan pemerintah bisa mengurangi pengeluaran untuk
subsidi pasien jantung, kanker paru dan penyakit kronis lainnya.
5 JUTA TEWAS
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), lima juta orang di seluruh dunia
meninggal akibat merokok setiap tahunnya. “Jumlah ini tidak termasuk
600.000 non-perokok, termasuk 150.000 anak-anak yang akan mati dari
paparan asap rokok,” urainya.
Pada 2030 nanti, jumlah orang yang meninggal karena rokok akan meningkat
lagi mencapai 27.400 kematian setiap hari atau 2.280 kematian per jam
atau satu kematian setiap tiga detik.
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr. Prijo Sidipratomo, SpRad
(K) menambahkan, seorang ibu hamil akan memaparkan racun rokok kepada
janinnya, maka bayi akan lahir dengan berat di bawah normal.
“Bahkan bayi juga bisa mengalami sindroma kematian mendadak atau sudden
infant death syndrome (SIDS), serta mengalami gangguan kecerdasan dan
celebral palsi,” kata Prijo yang juga Ketua Komnas Pengendalian
Tembakau, Jumat.
IQ RENDAH
Berdasarkan penelitian, 86 persen anak yang IQnya rendah adalah anak
dari laki-laki perokok. Sedangkan 30 persen wanita yang terkena kanker
payudara adalah isteri perokok.
Menurut Prijo, kini anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang makin
disesaki risiko penyakit akibat rokok. Tak hanya sebagai perokok pasif
bahkan mereka sudah aktif merokok sejak dini.
Paparan asap rokok sejak dini akan mengantarkan anak-anak pada kondisi
membahayakan hidupnya. Ada lebih dari 20 jenis penyakit yang terkait
dengan tembakau efek adiksi-kecanduan merupakan jalan menuju pemakaian
narkoba. (aby)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar