KOMUNIKASI PUBLIK |
Gelap. Tak ada sinar. Semua diam, menunggu ketidakpastian. Itulah suasana batin kehumasan pemerintah. Sangat sedikit pencerahan, bahkan hanya berada dipojok-pojok kantor yang bau apek. Tidak sedikit yang mendapat ruang di bawah tangga, dari sebuah kantor yang besar dan megah. Seolah tak berguna.
Bahkan dibeberapa Dinas Kesehatan seperti anak ayam kehilangan induk. Bingung, entah kemana harus mengadu. Secara struktural tidak ada cantolannya, tapi funsionalnya harus dikerjakan, walau tak berjabatan fungsional. Seperti itulah kondisi humas kesehatan kita.
Ternyata, kebingungan itu masih terus berlanjut. Beberapa praktisi humas kesehatan daerah seperti terasing di institusinya. Sebab tugas pokok dan fungsi kehumasan tidak didukung pengetahuan dan sarana yang cukup. Lebih sering mereka sebagai petugas kliping koran. Sementara kliping itu tak pernah dijadikan acuan untuk mengambil kebijakan oleh pimpinan.
Ternyata, kebingungan itu masih terus berlanjut. Beberapa praktisi humas kesehatan daerah seperti terasing di institusinya. Sebab tugas pokok dan fungsi kehumasan tidak didukung pengetahuan dan sarana yang cukup. Lebih sering mereka sebagai petugas kliping koran. Sementara kliping itu tak pernah dijadikan acuan untuk mengambil kebijakan oleh pimpinan.
Bahkan ada yang berfungsi seperti petugas kebakaran. Jika sudah ada masalah dengan publik, maka petugas humas yang harus menghadapi. Ada juga praktisi humas kesehatan ini, secara fisik berada di Dinas Kesehatan, tapi secara fungsional kehumasan berhubungan dengan Pemerintah Daerah. Kalau kedua intitusi mendukung, memang untung. Repotnya, kalau keduanya saling lempar tanggung jawab, sehingga peran kehumasan tak terakomodir di Dinas Kesehatan maupun Pemda.
Keberadaan humas kesehatan di atas tidak boleh berkepanjangan. Hal itu terungkap dalam Pertemuan Nasional Humas Kesehatan, 19-22 oktober 2008 di Surabaya. Optimisme peserta pertemuan sangat besar untuk bangkit dari keterpurukan.
Keberadaan humas kesehatan di atas tidak boleh berkepanjangan. Hal itu terungkap dalam Pertemuan Nasional Humas Kesehatan, 19-22 oktober 2008 di Surabaya. Optimisme peserta pertemuan sangat besar untuk bangkit dari keterpurukan.
Apalagi setelah mendapat penjelasan Peran Humas Pemerintah dalam Keterbukaan Informasi Publik oleh Dr. Ermil Thabrani. Ermil menjelaskan bahwa keberadaan UU Keterbukaan Informasi Publik ( KIP) merupakan berkah bagi praktisi humas. Sebab dengan adanya UU KIP tersebut, humas harus selalu terlibat langsung atau tidak langsung dalam setiap pengambilan keputusan. Dengan demikian, humas akan selalu berdekatan dengan pimpinan, kapan dan dimanapun.
Wajar, jika peserta pertemuan humas kemudian merekomendasikan pembentukan kelembagaan humas kesehatan. Kelembagaan yang diusulkan adalah model struktural minimal unit humas kesehatan. Dengan kelembagaan ini diharapkan praktisi humas dapat mengembangkan kerja sama dalam bidang komunikasi, informasi dan pengembangan SDM humas kesehatannya. Bahkan mereka juga bersemangat untuk menggalang komunikasi intensif lewat dunia maya.
Kedepan, lembaga kehumasan menjadi bagian penting dalam kancah penyelenggaraan pemerintahan yang bersih. Oleh sebab itu, institusi dan fungsionalnya harus berubah. Terutama paradigma dan penampilan para praktisi kehumasannya, demikian penegasan Drs Subagiyo, Direktur Kelembagaan Komunikasi Pemerintah Dekominfo.
Wajar, jika peserta pertemuan humas kemudian merekomendasikan pembentukan kelembagaan humas kesehatan. Kelembagaan yang diusulkan adalah model struktural minimal unit humas kesehatan. Dengan kelembagaan ini diharapkan praktisi humas dapat mengembangkan kerja sama dalam bidang komunikasi, informasi dan pengembangan SDM humas kesehatannya. Bahkan mereka juga bersemangat untuk menggalang komunikasi intensif lewat dunia maya.
Kedepan, lembaga kehumasan menjadi bagian penting dalam kancah penyelenggaraan pemerintahan yang bersih. Oleh sebab itu, institusi dan fungsionalnya harus berubah. Terutama paradigma dan penampilan para praktisi kehumasannya, demikian penegasan Drs Subagiyo, Direktur Kelembagaan Komunikasi Pemerintah Dekominfo.
Praktisi humas harus tampil menarik, wangi dan simpatik. Siap memberi pelayanan informasi kepada publik dengan sepenuh hati. Keikhlasan dan profesionalisme sebagai acuan kinerjanya. Jika ini diterapkan, maka langkah mendobrak kebekuan humas kesehatan sudah dimulai.... bersambung
bagian pertama topik ini pernah dipublikasikan setahun lalu disitus jejaring sosial Facebook
Sumber: Bagian Humas Setda Pandeglang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar