PENYAKIT gigi dan mulut
(gimul) yang sering dijumpai pada anak usia sekolah yakni karies. Kondisi
tersebut akibat terabaikannya kebersihan gimul.
Kendati
hasil survei menunjukan sebagian besar (91%) anak usia sepuluh tahun keatas
telah menggosok gigi setiap hari, namun hanya sebagian kecil (7%) yang
melakukannya di waktu yang benar.
Menurut
Drg Dede Fahrina, kurangnya pengetahuan dan kebiasaan anak yang salah dalam
memelihara gigi memperparah angka penyakit gigi.
Padahal,
kata Dokter gigi Puskesmas Menes itu, kondisi gigi yang buruk akan mempengaruhi
perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti.
Dijelaskan,
menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menggosok gigi di waktu yang benar
yakni sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur akan memperkecil terjadinya kerusakan
gigi.
Kebiasaan
itulah yang hingga sekarang dia coba terapkan dikalangan pelajar SD di
Kecamatan Menes. “Penanggulangan masalah kesehatan gigi pada anak sekolah sejak
dini bisa dilakukan melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) berupa
pendidikan kesehatan gigi dan perawatan gigi anak. Kalau perlu pencabutan gigi
yang sudah waktunya tanggal bisa dilakukan di sekolah,” jelas Drg Dede Fahrina
yang juga menyandang predikat sebagai dokter teladan Pandeglang tahun ini,
beberapa waktu lalu.
Untuk
mendukung langkahnya mencegah karies gigi, dia mengaku menggalang pihak sekolah
untuk memberdayakan guru serta anak didik sebagai dokter kecil. Sehingga
diharapkan dapat membantu dokter gigi atau perawat gigi dan menjadi pelopor
untuk mengurangi angka karies di setiap sekolah.
Keberhasilan
Dede Rina Fahrina dalam membina dan mengembangkan usaha kesehatan gigi
ditingkat sekolah (UKGS) telah menghantarkannya sebagai teladan untuk bersaing
dengan teladan lainnya di kabupaten/kota se Provinsi banten. Dia juga menjadi
contoh untuk model pemberdayaan kesehatan di sekolah dengan melibatkan peran
aktif guru UKS dan membina dokter kecil sebagai kader kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar