PEMASUNGAN akibat gangguan jiwa masih bisa ditemukan di
banyak tempat, termasuk di wilayah Kabupaten Pandeglang. Sebab utama pemasungan
pasien berpenyakit mental tersebut ditengarai akibat faktor kemiskinan dan
ketidaktahuan, selain karena faktor ketakutan keluarga akibat seringnya
mengamuk yang bisa melukai diri sendiri atau orang lain.
Koordinator Relawan Anti Pasung Kabupaten Pandeglang Hj. Mei
Wijaya mengatakan, Jumlah rata-rata pasien gangguan jiwa saat ini diperkirakan
mencapai angka satu persen dari jumlah penduduk. Sementara dari catatan tak
resmi diperoleh data sedikitnya terdapat 25.000 kasus pemasungan akibat penyakit
jiwa di indonesia.
“Angka korban pasung inilah yang sekarang sedang diperangi
melalui kampanye nasional Indonesia Bebas Pasung pada tahun 2014,” ujar Hj. Mei Wijaya, SKM,
MARS, Rabu(16/5).
Dijelaskan, hingga saat ini jumlah pasien gangguan jiwa
dipasung asal Kabupaten Pandeglang yang sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Jiwa
(RSJ) Grogol sebanyak 24 orang. Sementara yang telah diintervensi untuk berobat
jalan sebanyak 86 orang penderita yang tersebar di delapan kecamatan yakni
Kecamatan Majasari, Pandeglang, Cadasari, Mekarjaya, Banjar, Kaduhejo, Saketi,
dan Jiput. “Sistem kerja kami mengevakuasi korban pasung ataupun mengintervensi
pasien gangguan jiwa untuk diobati di RSJ Grogol,” jelasnya.
Hal itu dia lakukan karena Pandeglang tidak memiliki rumah
sakit khusus gangguan jiwa. Padahal untuk memerangi kebiasaan pasung, menurut
Mei kampanye perlu dilakukan dengan edukasi dan pemberian fasilitas yang
memadai.
“Jadi, bila ada laporan Puskesmas, kader posyandu atau
kerabat pasien, kami akan melakukan kunjungan rumah korban pasung dan hasilnya
dilaporkan ke RSJ Grogol, kemudian tim medis akan datang menjemput ke rumah
korban,” terang Mei yang aktif mengkampanyekan anti pasung di wilayah Kabupaten
Pandeglang sejak tahun 2009.
Mei mengaku bersedia memfasilitasi pengobatan gangguan jiwa
yang ditanganinya sampai sembuh, baik menggunakan fasilitas pengobatan
Jamkesmas (gratis red) maupun atas biaya pengobatan yang menjadi tanggungannya
selaku relawan.
Menurut penjelasan Mei yang dirilis melalui email wijayamei@ymail.com, seluruh pasien yang
ditanganinya bisa disembuhkan, bahkan sudah banyak pasien gangguan jiwa yang
bekerja kembali seperti layaknya orang normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar