MASALAH gizi masyarakat
merupakan persoalan komplek, bukan masalah kesehatan saja. Banyak penyebab yang diluar jangkauan program
kesehatan seperti rendahnya asupan makanan, pola asuh maupun daya beli.
Oleh
karena itu, keberhasilan pemulihan penderita kurang gizi sangat ditentukan oleh
motivasi keluarga penderita dan keterlibatan lintas sektor.
Menyadari
hal tersebut, Petugas Gizi Puskesmas Pagelaran Setia Ningsih aktif melakukan
promosi keluarga sadar gizi (Kadarzi) terutama para ibu di wilayah kerjanya.
Dia
menjelaskan, kondisi lapangan menunjukan masalah kurang gizi lebih banyak
disebabkan belum terpenuhinya asupan makan dengan gizi seimbang.
“Khusus
pada ibu hamil dan menyusui, kebiasaan mengurangi konsumsi makanan justru
mengakibatkan kekurangan vitamin. Oleh karena itu kita anjurkan tidak perlu
mengurangi makanan,” jelas Setia Ningsih yang tahun ini dinobatkan sebagai
tenaga kesehatan (nakes) teladan tingkat kabupaten untuk kategori Nutrisionis.
Untuk
itulah dia menilai perlu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya
pemenuhan gizi mulai saat kehamilan, menyusui hingga bayi dengan asupan ASI
eksklusif selama dua tahun.
“Promosi
dilakukan untuk mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi setiap
anggota keluarga, makanya perlu didukung oleh tokoh masyarakat yang mendukung
upaya Kadarzi,” jelas Setia Ningsih disela pemaparan tentang layanan gizi
komunitas di wilayah kerjanya, beberapa waktu lalu.
Menurutnya,
promosi yang dilakukannya disasarkan kepada seluruh pengambil keputusan yang
terkait, mulai Camat hingga Kepala Desa dan tokoh agama agar mendukung Kadarzi.
Selain itu, termasuk juga seluruh kader kesehatan, tim penggerak PKK hingga
ditingkat keluarga sampai ibu sadar gizi (budarzi).
Keberhasilannya
sebagai sebagai tenaga gizi teladan patut ditiru oleh tenaga kesehatan yang
lainnya. Kegigihannya mengajak warga yang memiliki Bayi dan Balita untuk
menimbang berat badan secara teratur di Posyandu juga kerap digelutinya..
Baginya menimbang di Posyandu merupakan upaya deteksi dini masalah gizi yang terjadi.
Hal itu dia buktikan melalui layanan gizi komunitas di Desa Montor, semakin
tinggi tingkat partisipasi penimbangan secara teratur sangat berperan
menghindari masalah gizi anak lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar