GUNA meningkatkan pengetahuan dan kemampuan keluarga (orang tua red) dalam
mendidik dan memotivasi anak yang berkebutuhan khusus (difabel), Yayasan Harapan
Duafa (Harfa) Banten Cabang Pandeglang menggelar pelatihan bagi keluarga
difabel di Cottage Villa Carita Asri, Pandeglang, Minggu (31/3) akhir pekan
kemarin.
Direktur Harfa Banten Cabang Pandeglang, Yudi Hermawan
dalam sambutan membuka pelatihan mengatakan, Allah SWT menciptakan segala
sesuatu di dunia ini tidak ada yang sia-sia. “Terkadang kita sendiri yang tidak
memahami bahwa dibalik kekurangan itu ada kelebihan,” ungkap Yudi. Oleh karena itu, menurutnya, sedikitnya dibutuhkan
tiga bekal dalam menjalani kehidupan ini yakni niat, tujuan dan ilmu. “Jika
ketiga hal itu dilakukan dengan baik maka kesuksesan akan dijalani sekalipun
mendapatkan ujian dengan kekurangan,” tandasnya.
Narasumber pelatihan
Dr. H. Achmad Chubaesi Yusuf,
Sp.KFR.M.Kes. menuturkan, orang dengan
berkebutuhan khusus (difabel) itu bukan aib atau produk gagal. “Karena sekali
lagi Tuhan tidak pernah menciptakan hamba-Nya dengan sia-sia,” jelas dokter Achmad Chubaesi
Yusuf.
Dalam pelatihan tersebut, sang dokter spesialis
rehabilitasi medik dengan cermat mengidentifikasi beberapa difabel dengan
masalah, sekaligus memberikan solusi secara psikis dan psikologis yang bisa
dilakukan keluarga. “Cara ini untuk memotivasi keluarga difabel untuk bisa
membimbing dan mengaplikasikan ilmu pelatihan dirumahnya masing-masing,” katanya.
Dia mencontohkan, bagi difabel Khaerudin (14 tahun) yang menderita down
syndrome (keterbelakangan mental red) dan sering mengeluarkan air liur, disarankan
kepada ibunya untuk mengatasi kekurangan anaknya yaitu
dengan memijat secara melingkar kebawah secara rutin setiap hari. “Selain itu
Khaerudin diupayakan sering mengunyah permen karet untuk melatih berbicara,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator lapangan (Korlap) Divisi
Environmental Services Program (ESP) Harfa Pandeglang Ii Irfan mengatakan
peserta yang hadir pada kegiatan ini sebanyak 40 keluarga, yang terdiri dari 25
anak laki-laki difabel dan 15 difabel anak perempuan. “Keluarga difabel yang hadir sangat antusias mengikuti
acara ini, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang melontarkan seputar kondisi
difabel anak-anak meraka,” kata Ii Irfan disela kegiatan berlangsung.
Dikatakan Ii, para keluarga difabel merasa senang dan
lebih termotivasi, sehingga tumbuh rasa percaya diri walaupun awalnya merasa
minder dengan memiliki anak atau keluarga yang difabel.
Ibu Kamah salah seorang keluarga difabel dari Kampung Cibodas Desa Sumurlaban mengatakan
harapannya agar ilmu yang didapat bisa memberikan gambaran bagaimana merawat
dan memotivasi anak difabel agar berdaya
guna kedepannya. “Sebelum mengikuti
acara ini, saya merasa tidak percaya diri, malu punya anak difabel dan
merasa yang paling menderita, tapi
setelah mengikuti acara ini, ternyata
ada orang yang lebih dari anak saya kekurangannya.” tutur Kamah. (red)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar