BERAGAM cara dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.
Salah satu yang sedang diupayakan Pemkab Pandeglang diantaranya melalui Gerakan
Sayang Ibu (GSI). Gerakan ini pada dasarnya merupakan mobilisasi potensi sumber
daya yang ada guna memperbaiki kualitas perempuan, khususnya penurunan kematian
ibu dan anak dalam rangka pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.
Menurut Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana (BP3AKB) Kabupaten Pandeglang Hj. Tati Suwagiharti, GSI
merupakan gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat bersama-sama dengan
pemerintah melalui program kegiatan lintas sektoral.
“Mengingat penyebab kematian ibu karena berbagai faktor seperti
pendidikan, pengetahuan, sosial budaya, sosial ekonomi, geografis, dan
lingkungan yang semuanya di luar aspek kesehatan, maka penanggulangannya pun
harus melibatkan sektor di luar kesehatan,”
,” kata Tati disela-sela memimpin penilaian lomba GSI tingkat Kabupaten
Pandeglang yang dipusatkan di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kamis (11/3).
Dengan adanya GSI, kata Tati yang juga istri Kadinkes Pandeglang H.
Deden Kuswan ini, diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk aktif terlibat
dalam berbagai kegiatan seperti pemetaan bumil, bina keluarga balita hingga meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran warga akan pentingnya mengupayakan kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana.
Dalam kesempatan pembinaan sekaligus penilaian lomba GSI tingkat
Kabupaten Pandeglang, tim lintas sektor kabupaten yang diketuai Hj. Tati Suwagiharti beserta rombongan
mengunjungi Desa Ciburial Kecamatan Cimanggu dan Desa Kertamukti Kecamatan
Sumur.
Ditegaskan, hal-hal yang dapat dipelajari dari keberhasilan program GSI adalah adanya komitmen yang tinggi dari kepala daerah dan jajarannya dengan terbentuknya kelompok kerja tetap di tingkat kabupaten dan satuan tugas di tingkat kecamatan maupun desa.
Ditegaskan, hal-hal yang dapat dipelajari dari keberhasilan program GSI adalah adanya komitmen yang tinggi dari kepala daerah dan jajarannya dengan terbentuknya kelompok kerja tetap di tingkat kabupaten dan satuan tugas di tingkat kecamatan maupun desa.
Selain itu, tersedianya bantuan biaya bagi ibu yang memerlukan,
termasuk terbentuknya jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat dan tabungan
ibu bersalin (tabulin), tersedianya bantuan darah bagi ibu yang memerlukan,
termasuk pembentukan paguyuban donor darah di tingkat desa, tersedianya bantuan
transportasi bagi ibu yang memerlukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan medis,
termasuk pembentukan sistem ambulans desa, tersedianya sistem pendataan,
pencatatan dan pelaporan termasuk pemetaan sasaran risiko tinggi dan kantong
persalinan.
“Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat perlu kegiatan penyuluhan
antara lain melalui kampanye Suami Siaga dan meningkatnya pelayanan kesehatan
melalui berbagai fasilitas kesehatan, antara lain Rumah Sakit Sayang Ibu dan
Bayi, Puskesmas Sayang Ibu dan Bayi, serta Bidan di Desa,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar