LANGKAH Pemkab yang telah menyusun rencana strategi sanitasi
Kabupaten Pandeglang 2011- 2016 perlu dukungan semua pihak. Melalui strategi
sanitasi kabupaten (SSK) diharapkan menjadi pegangan dalam penanganan masalah
sanitasi di masyarakat, karena hal ini menjadi rencana pembangunan sanitasi
jangka menengah kabupaten yang bersifat komprehensif dan terintegrasi.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H.
Iskandar, isu strategis dan tantangan layanan sanitasi yang menjadi fokus
kinerja Dinkes Pandeglang dititikberatkan pada upaya pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan lingkungan diantaranya meningkatkan kesadaran masyarakat
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Upaya PHBS ini sudah kita tekankan kepada setiap petugas
puskesmas dalam kegiatan pemberdayaan desa siaga, penyuluhan-penyuluhan maupun
maupun pengawasan sanitasi dasar di rumah-rumah maupun sekolah,” kata Iskandar,
Rabu (21/12).
Namun begitu, Iskandar mengakui memberikan pemahaman PHBS
ditingkat masyarakat tidak cukup hanya dengan penyuluhan tanpa ada sarana
sanitasi yang memadai. Dia mencontohkan, betapa sulitnya meyakinkan warga untuk
stop buang air besar sembarangan (Stop BABs) karena sebagian besar warga tak
punya jamban, begitupun masalah air bersih, sampah, sarana pembungan air limbah
(SPAL) hingga persoalan rumah sehat.
Untuk itu dia berharap, adanya SSK kedepan intervensi
program sanitasi bisa lebih seimbang antara kegiatan penyuluhan dan penyediaan
sarana sanitasinya oleh lintas sektor terkait.
Dijelaskan Iskandar, saat ini jumlah kepemilikan jamban
masih harus ditingkatkan. “Keluarga yang
memiliki jamban sehat baru sekitar 30,76 persen. Selebihnya warga masih buang
tinja di kebon (dolbon), di suangai atau di kali,” katanya.
Begitupun warga yang berPHBS menurut dia masih 36 persen.
Sementara jumlah keluarga yang memiliki rumah sehat sudah lebih banyak yakni
55,75% persen.
Iskandarpun berharap dalam lima tahun kedepan, strategi
sanitasi kabupaten yang merupakan bagian dari program dan kegiatan percepatan
pembangunan sanitasi permukiman (PPSP), dapat memberikan pengaruh lebih
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). “Terutama meningkatkan IPM
kesehatan di Kabupaten Pandeglang yang
sekarang baru mencapai angka 67,99 dibawah Banten (70,06) dan angka IPM Nasional
(71,2),” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar