PANDEGLANG – Efek badai siklon tropis Narelle membuat cuaca buruk tetap
bertahan di Pandeglang hingga akhir bulan. Oleh karena itu, masyarakat
diminta waspada lantaran ancaman banjir, banjir bandang, puting
beliung, dan tanah longsor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Encep Suryadi saat ditemui di kantornya Senin (14/1) mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatkan dari BMKG, cuaca buruk masih akan mengancam Banten, termasuk Pandeglang. “Menurut pihak BMKG, siklon Narelle berdampak pada tinggi gelombang laut yang di wilayah Selat Sunda bagian selatan yang bisa mencapai tiga meter,” katanya sambil menambahkan, kondisi ini membuat tingginya gelombang di wilayah Selatan Pandeglang seperti Cibitung dan Cikeusik mencapai empat hingga tiga meter.
Kondisi itu, kata Encep, selain merugikan nelayan, juga patut diwaspadai sebagai pemicu bencana alam. Terutama bagi kecamatan yang ada di wilayah pesisir seperti Panimbang, Carita, Cibitung, dan Cikeusik. “Soalnya banjir kan bukan disebabkan luapan sungai tetapi bisa juga karena air laut yang pasang. Oleh karena itu, gelombang laut yang tinggi juga bisa jadi ancaman,” katanya.
Ditambahkan Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Aip Somahmud, ancaman bencana ini juga datang dari hujan. Hal ini karena curah hujan di Pandeglang bulan ini berkisar antara 155 hingga 193 mililiter per jam. “Bahkan pada pekan kemarin curah hujannya mencapai puncak yaitu 193 miliiter sehingga statusnya tak hanya siaga tetapi sudah masuk kategori bahaya,” ujarnya sambil menginformasikan banjir kali ini adalah banjir lima tahunan.
Sekadar informasi, curah hujan yang tinggi di atas 100 mililiter itu dikatakan bahaya dan berpotensi terjadinya banjir serta tanah longsor. “Masyarakat juga harus mewaspadai pohon atau bangunan tua karena kecepatan angin akibat badai Narelle ini cukup tinggi mencapai satu hingga 15 knot,” tandasnya. (wie/sr/ags)
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Encep Suryadi saat ditemui di kantornya Senin (14/1) mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatkan dari BMKG, cuaca buruk masih akan mengancam Banten, termasuk Pandeglang. “Menurut pihak BMKG, siklon Narelle berdampak pada tinggi gelombang laut yang di wilayah Selat Sunda bagian selatan yang bisa mencapai tiga meter,” katanya sambil menambahkan, kondisi ini membuat tingginya gelombang di wilayah Selatan Pandeglang seperti Cibitung dan Cikeusik mencapai empat hingga tiga meter.
Kondisi itu, kata Encep, selain merugikan nelayan, juga patut diwaspadai sebagai pemicu bencana alam. Terutama bagi kecamatan yang ada di wilayah pesisir seperti Panimbang, Carita, Cibitung, dan Cikeusik. “Soalnya banjir kan bukan disebabkan luapan sungai tetapi bisa juga karena air laut yang pasang. Oleh karena itu, gelombang laut yang tinggi juga bisa jadi ancaman,” katanya.
Ditambahkan Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Aip Somahmud, ancaman bencana ini juga datang dari hujan. Hal ini karena curah hujan di Pandeglang bulan ini berkisar antara 155 hingga 193 mililiter per jam. “Bahkan pada pekan kemarin curah hujannya mencapai puncak yaitu 193 miliiter sehingga statusnya tak hanya siaga tetapi sudah masuk kategori bahaya,” ujarnya sambil menginformasikan banjir kali ini adalah banjir lima tahunan.
Sekadar informasi, curah hujan yang tinggi di atas 100 mililiter itu dikatakan bahaya dan berpotensi terjadinya banjir serta tanah longsor. “Masyarakat juga harus mewaspadai pohon atau bangunan tua karena kecepatan angin akibat badai Narelle ini cukup tinggi mencapai satu hingga 15 knot,” tandasnya. (wie/sr/ags)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar