SETIAP tahun, Kementerian Kesehatan di
seluruh Tanah Air selalu melakukan kegiatan kesiapsiagaan bidang kesehatan
menjelang hari Raya Idul Fitri/lebaran. Ini diakukan pada fasilitas
kesehatan yang ada dan menyiagakan pos-pos kesehatan di tempat yang diperlukan
pada jalur angkutan lebaran.
Tahun ini, sebanyak 870 pos kesehatan, 1.094 Puskesmas serta 1.554 Rumah Sakit disiagakan 24 jam selama arus mudik di Sumatera, Jawa dan Bali. Selain itu ditambah dengan 21 ambulans dan 8 kendaraan khusus. Seperti kendaraan roda empat untuk Promosi Kesehatan, Logistik, dan Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan Prof Dr.dr.Nila F Moeloek Sp.M.(K) pada Apel Siaga Kesiapan Bidang Kesehatan Mudik Lebaran Tahun 2015/1436 H. di Kantor Kemenkes RI di Jakarta, Selasa pagi (30/6) Apel dihadiri dari Dinas Kesehatan se-Jabodetabek, Rumah Sakit, jajaran lintas program dan lintas sektor terkait.
Data Kementerian Perhubungan RI menunjukkan bahwa jumlah pemudik tiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan, yaitu: 17.615.197 pemudik (tahun 2012), 18.587.668 pemudik (tahun 2013),19.618.530 (tahun 2014) dan pada tahun 2015 diprediksi meningkat 1.96 % menjadi 20.002.724 pemudik. Arus mudik utamanya terjadi di 10 Provinsi, yaitu: Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Kecelakaan menimbulkan kematian atau kecacatan seumur hidup, itu yang harus kita cegah. Satu kecelakaan itu sudah terlalu banyak, karena satu saja kecacatan atau kematian akibat kecelakaan akan mempengaruhi kehidupan orang lain , kata Menkes.
Lebih lanjut Menkes menjelaskan, sebenarnya telah terjadi penurunan jumlah kecelakaan dan kematian pada tahun 2014. Menurut data Polri, pada tahun 2014 terjadi 3.122 kasus kecelakaan. Jumlah ini lebih rendah 15,04% dibanding jumlah kecelakaan di tahun 2013, namun masih berakibat 701 orang meninggal. Tahun 2014, jumlah orang meninggal akibat kecelakaan juga menurun 11,824% dibanding tahun 2013.
Penurunan jumlah kecelakaan dan kematian pada arus mudik dapat diwujudkan dengan melakukan upaya-upaya seperti: 1) Peningkatan kesadaran dan pemahaman para pemudik tentang mudik yang sehat, aman, dan selamat; 2) Kesiapan seluruh jajaran Pemerintah baik kesehatan maupun non-kesehatan dalam memberikan pelayanan publik termasuk pelayanan kesehatan terbaik bagi pemudik di sepanjang perjalanan. Selain itu enyediaan sarana dan prasarana transportasi yang aman, nyaman, terjangkau dan mencukupi, termasuk sopir yang sehat dan bertanggung-jawab.
Perjalanan mudik juga berisiko terjadinya keracunan makanan, infeksi berbagai penyakit menular, serta meningkatnya atau kambuhnya kejadian penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes melitus, dan asma. Selain itu, yang juga perlu diwaspadai oleh masyarakat adalah tindak kejahatan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretarian Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalu nomor hotline 500567, sms 081281562620, faksimili
(021) 52921669.
Tahun ini, sebanyak 870 pos kesehatan, 1.094 Puskesmas serta 1.554 Rumah Sakit disiagakan 24 jam selama arus mudik di Sumatera, Jawa dan Bali. Selain itu ditambah dengan 21 ambulans dan 8 kendaraan khusus. Seperti kendaraan roda empat untuk Promosi Kesehatan, Logistik, dan Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan Prof Dr.dr.Nila F Moeloek Sp.M.(K) pada Apel Siaga Kesiapan Bidang Kesehatan Mudik Lebaran Tahun 2015/1436 H. di Kantor Kemenkes RI di Jakarta, Selasa pagi (30/6) Apel dihadiri dari Dinas Kesehatan se-Jabodetabek, Rumah Sakit, jajaran lintas program dan lintas sektor terkait.
Data Kementerian Perhubungan RI menunjukkan bahwa jumlah pemudik tiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan, yaitu: 17.615.197 pemudik (tahun 2012), 18.587.668 pemudik (tahun 2013),19.618.530 (tahun 2014) dan pada tahun 2015 diprediksi meningkat 1.96 % menjadi 20.002.724 pemudik. Arus mudik utamanya terjadi di 10 Provinsi, yaitu: Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Kecelakaan menimbulkan kematian atau kecacatan seumur hidup, itu yang harus kita cegah. Satu kecelakaan itu sudah terlalu banyak, karena satu saja kecacatan atau kematian akibat kecelakaan akan mempengaruhi kehidupan orang lain , kata Menkes.
Lebih lanjut Menkes menjelaskan, sebenarnya telah terjadi penurunan jumlah kecelakaan dan kematian pada tahun 2014. Menurut data Polri, pada tahun 2014 terjadi 3.122 kasus kecelakaan. Jumlah ini lebih rendah 15,04% dibanding jumlah kecelakaan di tahun 2013, namun masih berakibat 701 orang meninggal. Tahun 2014, jumlah orang meninggal akibat kecelakaan juga menurun 11,824% dibanding tahun 2013.
Penurunan jumlah kecelakaan dan kematian pada arus mudik dapat diwujudkan dengan melakukan upaya-upaya seperti: 1) Peningkatan kesadaran dan pemahaman para pemudik tentang mudik yang sehat, aman, dan selamat; 2) Kesiapan seluruh jajaran Pemerintah baik kesehatan maupun non-kesehatan dalam memberikan pelayanan publik termasuk pelayanan kesehatan terbaik bagi pemudik di sepanjang perjalanan. Selain itu enyediaan sarana dan prasarana transportasi yang aman, nyaman, terjangkau dan mencukupi, termasuk sopir yang sehat dan bertanggung-jawab.
Perjalanan mudik juga berisiko terjadinya keracunan makanan, infeksi berbagai penyakit menular, serta meningkatnya atau kambuhnya kejadian penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes melitus, dan asma. Selain itu, yang juga perlu diwaspadai oleh masyarakat adalah tindak kejahatan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretarian Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalu nomor hotline
Tidak ada komentar:
Posting Komentar