Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengajukan permohonan diri dari jabatannya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono per Kamis 26 April 2012 karena sedang berjuang untuk mengobati penyakit kanker parunya.
"Saya sudah melihat keadaan Bu Menteri dan sudah ngobrol panjang lebar dan berdoa bersama. Beliau mengajukan permohonan pengunduran diri agar lebih berkonsentrasi ke pengobatan," kata Presiden SBY.
Masa kerjanya cukup singkat hanya 2,5 tahun sejak diangkat menjadi pembantu SBY pada 22 Oktober 2009. Namun masa kerja yang singkat itu telah menelurkan beberapa hasil karya yang cukup monumental.
Beberapa karya monumentalnya adalah seperti mewajibkan pemberian ASI eksklusif yang dikuatkan dalam Peraturan Pemerintah, melarang iklan dan tenaga medis menyebarkan pemberian susu formula, mewajibkan perkantoran untuk membuat ruang menyusui.
Endang juga menggolkan Jampersal (jaminan persalinan) yang membuat ibu melahirkan dari keluarga tak mampu bisa bersalin gratis dengan imbalan mau ikut KB. Endang juga fokus pada masalah penyakit flu burung yang sewaktu-waktu bisa mewabah lagi di Indonesia. Tenaga medis baik di rumah sakit, bandara maupun pelabuhan dilatih untuk bisa menangani kasus Flu Burung. Rumah sakit utama di daerah kini juga sudah memiliki ruang isolasi Flu Burung.
Di forum internasional, Endang berhasil membuat angota WHO menyepakati resolusi virus sharing yang diperjuangkan Indonesia sejak 2007. Dalam sidang WHO yang berlangsung 16 Mei 2011 itu, negara-negara anggota WHO telah menetapkan kerangka kerjasama multilateral dalam mekanisme virus sharing, akses pada vaksin dan manfaat lainnya.
Penyakit-penyakit dasar rakyat seperti Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), Filariasis (kaki gajah), Frambusia juga terus dicarikan akar permasalahnnya, agar Indonesia bisa mencapai target MDG's. Begitu juga dengan penyakit HIV AIDS dan penyakit-penyakit tidak menular seperti kanker atau penyakit langka GBS mendapat bantuan untuk pengobatan gratis atau dengan subsidi.
Endang tak perlu melakukan pencitraan untuk menunjukkan bahwa ia bekerja untuk rakyat. Dengan sikap tenangnya, ia ikhlas bekerja baik ketika disorot media maupun tidak disorot media. Lambat laun, publik pun mengakui bahwa ia sosok yang pantas menjabat sebagai Menteri Kesehatan bukan orang yang disorot karena kontroversinya saat ia ditunjuk menjadi Menteri.
Sumber : DetikHealth.Com
"Saya sudah melihat keadaan Bu Menteri dan sudah ngobrol panjang lebar dan berdoa bersama. Beliau mengajukan permohonan pengunduran diri agar lebih berkonsentrasi ke pengobatan," kata Presiden SBY.
Masa kerjanya cukup singkat hanya 2,5 tahun sejak diangkat menjadi pembantu SBY pada 22 Oktober 2009. Namun masa kerja yang singkat itu telah menelurkan beberapa hasil karya yang cukup monumental.
Beberapa karya monumentalnya adalah seperti mewajibkan pemberian ASI eksklusif yang dikuatkan dalam Peraturan Pemerintah, melarang iklan dan tenaga medis menyebarkan pemberian susu formula, mewajibkan perkantoran untuk membuat ruang menyusui.
Endang juga menggolkan Jampersal (jaminan persalinan) yang membuat ibu melahirkan dari keluarga tak mampu bisa bersalin gratis dengan imbalan mau ikut KB. Endang juga fokus pada masalah penyakit flu burung yang sewaktu-waktu bisa mewabah lagi di Indonesia. Tenaga medis baik di rumah sakit, bandara maupun pelabuhan dilatih untuk bisa menangani kasus Flu Burung. Rumah sakit utama di daerah kini juga sudah memiliki ruang isolasi Flu Burung.
Di forum internasional, Endang berhasil membuat angota WHO menyepakati resolusi virus sharing yang diperjuangkan Indonesia sejak 2007. Dalam sidang WHO yang berlangsung 16 Mei 2011 itu, negara-negara anggota WHO telah menetapkan kerangka kerjasama multilateral dalam mekanisme virus sharing, akses pada vaksin dan manfaat lainnya.
Penyakit-penyakit dasar rakyat seperti Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), Filariasis (kaki gajah), Frambusia juga terus dicarikan akar permasalahnnya, agar Indonesia bisa mencapai target MDG's. Begitu juga dengan penyakit HIV AIDS dan penyakit-penyakit tidak menular seperti kanker atau penyakit langka GBS mendapat bantuan untuk pengobatan gratis atau dengan subsidi.
Endang tak perlu melakukan pencitraan untuk menunjukkan bahwa ia bekerja untuk rakyat. Dengan sikap tenangnya, ia ikhlas bekerja baik ketika disorot media maupun tidak disorot media. Lambat laun, publik pun mengakui bahwa ia sosok yang pantas menjabat sebagai Menteri Kesehatan bukan orang yang disorot karena kontroversinya saat ia ditunjuk menjadi Menteri.
Sumber : DetikHealth.Com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar