KEJADIAN luar biasa
(KLB) diare kembali menyerang salah satu wilayah di Kabupaten Pandeglang yakni Desa
Karyawangi Kecamatan Pulosari. Sebelumnya pada pertengahan Maret 2012 telah
terjadi KLB Diare di Kecamatan Sukaresmi yang mengakibatkan 72 orang warga
Kampung Sukajadi Desa Pasirkadu harus mendapat pertolongan medis karena
muntah-muntah disertai buang-buang air besar (berak red), karena itulah diare
sering diistilahkan muntaber (muntah dan berak red).
Kapala Dinas
Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar menyatakan, telah terjadi
peningkatan jumlah kasus diare secara mendadak (out berak) yang terkonsentrasi
di Kampung Retel Karyawangi Kecamatan Pulosari sejak Senin (2/4/2012) kemarin.
“Sebanyak 35 warga
dilaporkan mengalami gejala diare. 34 sudah ditangani tim medis di lokasi
kejadian dan seorang warga harus dirujuk ke Puskesmas dengan tempat perawatan
(DTP) Kecamatan Menes, karena mengalami dehidrasi berat sehingga harus dirawat
secara intensif,” ungkap Iskandar di Kantornya, Selasa (3/4/2012).
Iskandar
menjelaskan, informasi awal kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Pulosari sudah
terdetekasi secara dini sejak Sabtu (31/3/2012). Namun, baru pada Hari Senin
(2/4) atau 48 jam kemudian terjadi peningkatan kasus hingga mencapai 35 warga
yang menderita diare.
Oleh
karena itu, Dinkes segera mengirimkan bantuan medis dan logistik tambahan untuk
membantu Puskesmas menanggulangi KLB yang hingga Selasa (3/4) sore sudah mulai
reda.
Kadinkes Iskandar menduga, KLB diare terjadi karena faktor
kesehatan lingkungan dan perilaku warga setempat yang tidak sehat. “Penularan
diare mudah terjadi akibat perilaku hidup bersih dan sehat kurang membudaya.
Banyak penduduk buang air besar sembarangan, bukan di jamban sehat, sehingga
sumber-sumber air tercemar. Apabila buang air besar sembarangan, kotoran
mencemari air atau terbawa lalat lalu mencemari makanan,” ujarnya.
Iskandar mengakui angka kejadian diare di Pandeglang masih tinggi. “Dalam sebulan ini saja telah terjadi KLB diare dua kali,” katanya.
Iskandar mengakui angka kejadian diare di Pandeglang masih tinggi. “Dalam sebulan ini saja telah terjadi KLB diare dua kali,” katanya.
Kepala
Puskesmas Pulosari H. Ahmad Hidayat yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon
menjelaskan, Tim medis Puskesmas mendirikan Posko Mobile (Mobil Puskesmas Keliling) untuk mengobati seluruh penderita
diare. “Seluruh penderita sudah diberikan penanganan medis dan merujuk seorang
penderita ke Puskesmas DTP Menes karena harus diimpus,” jelasnya.
Untuk
mengantisipasi kejadian lebih lanjut, Ahmad mengaku telah menempatkan Posko
jaga di Puskesmas dan lokasi KLB untuk mencegah penyebaran diare. Selain itu
pihak Puskesmas mengintensifkan penyuluhan kesehatan masyarakat, untuk
menggugah kasadaran masyarakat agar membudayakan hidup bersih dan sehat dalam
perilaku hidup sehari-hari.
Sementara
itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (Kasi P2P) Dinkes
Pandeglang Rita Kusmawati menambahkan, pihaknya telah mengambil sampel makanan
penderita, feaces (kotoran penderita)
dan sampel usap dubur (rectal swab) untuk diperiksa di laboratorium. “Penyebab
diare secara pastinya akan ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes),” jelasnya.
Rencananya,
ujar Rita Tim Puslitbangkes Jakarta baru akan mengunjungi lokasi KLB untuk
mengambil sampel dan melakukan penyelidikan epidemiologi secara mendalam di Kampung
Retel Desa Karyawangi Kecamatan Pulosari, Rabu (4/4/2012)
Penderita diare tinggi
Lebih
lanjut Rita memaparkan, hingga saat ini penyakit diare diakui masih merupakan
masalah kesehatan di Pandeglang. Tercatat sebanyak 62.094 kasus diare terjadi
pada tahun 2010. Begitupun pada 2011, ditemukan 50.559 penderita diare,
setengahnya merupakan Balita.
“Beberapa
faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit diare disebabkan oleh kuman
melalui kontaminasi makanan dan minuman yang tercemar tinja atau kontak
langsung dengan penderita. Sedangkan faktor-faktor lainnya meliputi faktor
penjamu dan faktor lingkungan. Inilah yang menyebabkan penyakit menular diare
meluas dikalangan masyarakat,” paparnya.
Pentingnya oralit
Pentingnya oralit
Pada
bagian lain Rita menegaskan, pengobatan diare dengan oralit sangat penting dilakukan
penderita diare untuk mengurangi kekurangan cairan elektolit dalam tubuh yang
mdah menyebabkan dehidrasi. “Oralit ini obat sederhana, tetapi memang
manfaatnya tidak langsung dirasakan untuk menghentikan diare, malahan sering
membuat penderita muntah jika cara pemakaian oralit tidak benar,” tegasnya.
Dijelaskan, bila oralit dicampur
satu sachet dalam segelas (200 cc) air dan diteguk sekaligus maka sering
penderita akan muntah dan terasa akan buang air besar lagi. “Cara minum oralit
ini salah,” terangnya.
Menurutnya, yang benar adalah larutan
oralit harus diteguk sedikit demi sedikit, 2-3 teguk dan berhenti tiga menit
untuk memberi kesempatan oralit diserap oleh usus dan menggantikan garam dan
cairan yang hilang dalam feses. “Prosedur cara pemakaian oralit ini harus
diulang terus menerus sampai satu gelas habis pada setiap buang air besar,”
tandasnya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar