KEPALA Puskesmas Pulosari H. Ahmad Hidayat menyatakan, puluhan penderita diare yang terjadi diwilayah kerjanya telah ditanggulangi diantaranya dengan menggelar Posko Mobile (Mobil Puskesmas Keliling) untuk mengobati seluruh penderita
diare. “Seluruh penderita diare sebanyak 35 orang sudah diberikan penanganan medis dan merujuk seorang
penderita ke Puskesmas DTP Menes karena harus diimpus,” jelasnya.
Untuk
mengantisipasi kejadian lebih lanjut, Ahmad mengaku telah menempatkan Posko
jaga di Puskesmas dan lokasi KLB untuk mencegah penyebaran diare. Selain itu
pihak Puskesmas mengintensifkan penyuluhan kesehatan masyarakat, untuk
menggugah kasadaran masyarakat agar membudayakan hidup bersih dan sehat dalam
perilaku hidup sehari-hari.
Sementara
itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (Kasi P2P) Dinkes
Pandeglang Rita Kusmawati menambahkan, pihaknya telah mengambil sampel makanan
penderita, feaces (kotoran penderita)
dan sampel usap dubur (rectal swab) untuk diperiksa di laboratorium. “Penyebab
diare secara pastinya akan ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Puslitbangkes),” jelasnya.
Rencananya,
ujar Rita Tim Puslitbangkes Jakarta baru akan mengunjungi lokasi KLB untuk
mengambil sampel dan melakukan penyelidikan epidemiologi secara mendalam di Kampung
Retel Desa Karyawangi Kecamatan Pulosari, Rabu (4/4/2012)
Sebelumnya, Kapala Dinas
Kesehatan (Dinkes) Pandeglang H. Iskandar menyatakan, telah terjadi
peningkatan jumlah kasus diare secara mendadak (out berak) yang terkonsentrasi
di Kampung Retel Karyawangi Kecamatan Pulosari sejak Senin (2/4/2012) kemarin.
“Sebanyak 35 warga
dilaporkan mengalami gejala diare. 34 sudah ditangani tim medis di lokasi
kejadian dan seorang warga harus dirujuk ke Puskesmas dengan tempat perawatan
(DTP) Kecamatan Menes, karena mengalami dehidrasi berat sehingga harus dirawat
secara intensif,” ungkap Iskandar di Kantornya, Selasa (3/4/2012).
Iskandar
menjelaskan, informasi awal kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Pulosari sudah
terdetekasi secara dini sejak Sabtu (31/3/2012). Namun, baru pada Hari Senin
(2/4) atau 48 jam kemudian terjadi peningkatan kasus hingga mencapai 35 warga
yang menderita diare.
Oleh
karena itu, Dinkes segera mengirimkan bantuan medis dan logistik tambahan untuk
membantu Puskesmas menanggulangi KLB yang hingga Selasa (3/4) sore sudah mulai
reda.
Kadinkes Iskandar menduga, KLB diare terjadi karena faktor
kesehatan lingkungan dan perilaku warga setempat yang tidak sehat. “Penularan
diare mudah terjadi akibat perilaku hidup bersih dan sehat kurang membudaya.
Banyak penduduk buang air besar sembarangan, bukan di jamban sehat, sehingga
sumber-sumber air tercemar. Apabila buang air besar sembarangan, kotoran
mencemari air atau terbawa lalat lalu mencemari makanan,” ujarnya.
Iskandar mengakui angka kejadian diare di Pandeglang masih tinggi. “Dalam sebulan ini saja telah terjadi KLB diare dua kali,” katanya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***
Iskandar mengakui angka kejadian diare di Pandeglang masih tinggi. “Dalam sebulan ini saja telah terjadi KLB diare dua kali,” katanya. (mr.adesetiawan@gmail.com)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar