BUPATI Pandeglang, H. Erwan Kurtubi melepas rombongan peserta jambore perdamaian Pramuka
Internasional di kawasan Kampung Domba Cinyurup, Desa
Juhut, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang.
Pelepasan peserta jambroe dari Manca Negara terdiri dari Negara Malayasia, Singapura, Muangthai, Filipina, Vietnam, China, Australia, Kenya, Zimbabwe dan Mexico itu, berlangsung di Gedung Pendopo Pemkab Pandeglang, Selasa (26/3).
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Pandeglang, Hj. Heryani, Sekda Pandeglang sekaligus Ketua Kwarcab Pandeglang, H. Dodo Djuanda, Ketua Mabida Pramuka Propinsi Banten, HM. Masduki, unsur Muspida, serta sejumlah kepala SKPD di Lingkungan Pemkab Pandeglang.
Bupati H. Erwan Kurtubi dalam sambutannya menyatakan apresiasi dan bangga dengan terpilihnya Kampung Domba Cinyurup sebagai sebagai salah satu lokasi dilaksanakannya jambore pramuka perdamaian Internasional. Menurutnya, ini akan memberikan efek yang sangat baik bagi Pandeglang, karena nantinya Pandeglang akan di kenal luas di dunia Internasional.
“Ini merupakan bagian dari bentuk kepercayaan kepada Pandeglang, sehingga Pemkab sangat mengapresiasi jambore ini. Terlebih, para peserta jambore disamping melaksanakan kegiatan, bisa mempelajari kebudayaan masyarakat Kampung Domba Cinyurup, termasuk cara mereka beternak maupun bertani, sehingga ini merupakan modal bagi Pemkab untuk lebih memperkenalkan potensi yang ada,” katanya.
Senada disampaikan, Ketua Kwarcab Pramuka Pandeglang, Dodo Djuanda. Menurut Dodo, dipilihnya Kampung Domba Cinyurup sebagai lokasi jambore akan memberikan dampak positif baik bagi Warga Pandeglang, dimana Pandeglang nantinya tidak hanya di kenal di taraf Nasional, melainkan juga akan di kenal luas di dunia Internasional.
“Ini merupakan sebuah kebanggaan yang sangat luar biasa bagi Pemkab. Apalagi, awalnya jambore akan di laksanakan di tempat lain, tetapi akhirnya Kampung Domba Cinyurup yang di pilih,” tandasnya.
Pesan Perdamaian dari Pramuka Indonesia
Pelepasan peserta jambroe dari Manca Negara terdiri dari Negara Malayasia, Singapura, Muangthai, Filipina, Vietnam, China, Australia, Kenya, Zimbabwe dan Mexico itu, berlangsung di Gedung Pendopo Pemkab Pandeglang, Selasa (26/3).
Hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Pandeglang, Hj. Heryani, Sekda Pandeglang sekaligus Ketua Kwarcab Pandeglang, H. Dodo Djuanda, Ketua Mabida Pramuka Propinsi Banten, HM. Masduki, unsur Muspida, serta sejumlah kepala SKPD di Lingkungan Pemkab Pandeglang.
Bupati H. Erwan Kurtubi dalam sambutannya menyatakan apresiasi dan bangga dengan terpilihnya Kampung Domba Cinyurup sebagai sebagai salah satu lokasi dilaksanakannya jambore pramuka perdamaian Internasional. Menurutnya, ini akan memberikan efek yang sangat baik bagi Pandeglang, karena nantinya Pandeglang akan di kenal luas di dunia Internasional.
“Ini merupakan bagian dari bentuk kepercayaan kepada Pandeglang, sehingga Pemkab sangat mengapresiasi jambore ini. Terlebih, para peserta jambore disamping melaksanakan kegiatan, bisa mempelajari kebudayaan masyarakat Kampung Domba Cinyurup, termasuk cara mereka beternak maupun bertani, sehingga ini merupakan modal bagi Pemkab untuk lebih memperkenalkan potensi yang ada,” katanya.
Senada disampaikan, Ketua Kwarcab Pramuka Pandeglang, Dodo Djuanda. Menurut Dodo, dipilihnya Kampung Domba Cinyurup sebagai lokasi jambore akan memberikan dampak positif baik bagi Warga Pandeglang, dimana Pandeglang nantinya tidak hanya di kenal di taraf Nasional, melainkan juga akan di kenal luas di dunia Internasional.
“Ini merupakan sebuah kebanggaan yang sangat luar biasa bagi Pemkab. Apalagi, awalnya jambore akan di laksanakan di tempat lain, tetapi akhirnya Kampung Domba Cinyurup yang di pilih,” tandasnya.
Pesan Perdamaian dari Pramuka Indonesia
Hidup itu menyenangkan jika hubungan manusia yang
satu denga yang lainnya didasari oleh perdamaian. Perdamaian itu
sangat mudah. Hanya bermodalkan senyum dan jabat tangan, perdamaian
akan bermula. “Langkah awal perdamaian adalah senyum dengan
mengembangkan bibir dan menggunakan kinestetis bersahabat,” ujar
Chintya, salah satu utusan WOSM (World Organization Scout Movement)
saat memfasilitasi para pembina pramuka dari 30 negara yang bersatu
dalam workshop Scout Leader di Paddle Camp, Cibubur, Jakarta Timur,
Selasa, 26 Maret 2013.
Sebanyak 113 orang duta perdamaian dunia dari manca negara, utusan 30 negara mengikuti International Scout Peace Camp 2013 (ISPC 2013). Jumlah tersebut belum termasuk dari Gerakan Pramuka yang masing-masing Kwarda Gerakan Pramuka seluruh Indonesia.Peserta berkegiatan di Bumi Perkemahan untuk saling bersahabat dalam nuansa perdamaian dunia.
Mereka juga akan berada di tengah masyarakat tradisional, yang hidup berdamai sejak lama, bahkan menjadi cika bakal perdamaian alamiah. Di subcamp Sukaratu, Cianjur, subcamp Desa Juhut Kecamatan Karang Tanjung Pandeglang, dan di Situ Babakan, Jakarta Selatan. Peserta menyatu dengan penduduk, menghayati, dan turut serta dalam kegiatan sehari-hari penduduk.
Batas negara, beda bangsa, dan bahasa tidak menjadi kendala baginya. Mereka mencurahkan senyum dalam bahasa kepramukaan dapat menyatu penuh damai. Lalu, mengapa pertikaian antarsuku, antarbangsa, dan antarnegara masih berbau mesiu sampai sekarang. Padahal, kedamaian itu nikmat senikmat tawa anak-anak rpamuka dalam berkegiatan di alam yang sesungguhnya.
Sebanyak 113 orang duta perdamaian dunia dari manca negara, utusan 30 negara mengikuti International Scout Peace Camp 2013 (ISPC 2013). Jumlah tersebut belum termasuk dari Gerakan Pramuka yang masing-masing Kwarda Gerakan Pramuka seluruh Indonesia.Peserta berkegiatan di Bumi Perkemahan untuk saling bersahabat dalam nuansa perdamaian dunia.
Mereka juga akan berada di tengah masyarakat tradisional, yang hidup berdamai sejak lama, bahkan menjadi cika bakal perdamaian alamiah. Di subcamp Sukaratu, Cianjur, subcamp Desa Juhut Kecamatan Karang Tanjung Pandeglang, dan di Situ Babakan, Jakarta Selatan. Peserta menyatu dengan penduduk, menghayati, dan turut serta dalam kegiatan sehari-hari penduduk.
Batas negara, beda bangsa, dan bahasa tidak menjadi kendala baginya. Mereka mencurahkan senyum dalam bahasa kepramukaan dapat menyatu penuh damai. Lalu, mengapa pertikaian antarsuku, antarbangsa, dan antarnegara masih berbau mesiu sampai sekarang. Padahal, kedamaian itu nikmat senikmat tawa anak-anak rpamuka dalam berkegiatan di alam yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar